Kerangka Berpikir Definisi Konseptual

28

2.2 Kerangka Berpikir

Pembahasan prihal kemunculan dan kelangsungan gerakan petani dapat dipilah dalam dua alur yang berjalan secara paralel, yaitu basis material atau tanah dan aspek politik petani. Pada periode kemunculan gerakan, terdapat beberapa hal yang dapat dilihat sebagai faktor – faktor penyebab terjadi gerakan petani, yaitu pada faktor - faktor meterialnya seperti sejarah penguasaan tanah, serta makna tanah bagi petani dan pada faktor – fakto subyektif, seperti radikalisasi petani, serta pengorganisiran petani. Pasca terbetuknya organisasi gerakan dan terjadinya redistribusi tanah, pembahasan selanjutnya berfokus pada dinamika atau kelangsungan dari gerakan petani, baik yang dipengaruhi oleh kondisi didalam organisasi gerakan ataupun pengaruh dari kekuatan sosial lain di luar gerakan petani. Lihat gambar 1. 29 Faktor – Faktor Material --------------------------------------------------------------------------------------------------- Faktor – Faktor Subyektif Keterangan : : Berhubungan : Meliputi -------- : Terpisah Gambar 1. Kerangka Berpikir Penelitian KEMUNCULAN GERAKAN KONDISI KONDUSIF ‐SEJARAH PENGUASAAN TANAH ‐MAKNA TANAH BAGI PETANI ‐AKSES TERHADAP TANAH ‐RADIKALISASI PETANI ‐PENGORGANISASIAN PETANI ‐KESADARAN POLITIK ‐PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN GERAKAN ‐REDISTRIBUSI TANAH ‐LIVELIHOOD GERAKAN PETANI : ‐ORGANISASI GERAKAN ‐STRATEGI GERAKAN ‐KEPEMIMPINAN GERAKAN ‐PENGARUH AKTOR LUAR PETANI 30

2.3 Definisi Konseptual

Petani : Individu atau sekelompok orang yang memiliki de facto, mengelola, dan mengembangkan sumberdaya agraria khususnya tanah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Radikalisasi Petani : Faktor – faktor atau kondisi yang dapat memicu terjadinya aksi perlawanan petani. Pada umumnya, kondisi tersebut berasal dari luar masyarakat petani, seperti penindasan, pungutan pajak, pengekangan hak, pembatasan kerja, dsb. Pengorganisiran Petani : Proses mobilisisasi petani, baik berupa sumberdaya yang bersifat terbatas seperti uang dan makanan ataupun individu petani itu sendiri, guna mencapai suatu tujuan tertentu, pengorganisiran dapat bersifat formal atau informal. Makna Tanah Bagi Petani : intepretasi yang timbul dari ikatan – ikatan yang ada antara petani dengan tanah, dapat bersifat ekonomi, sakral, ataupun kultural. Sejarah Penguasaan Tanah : catatan – catatan histografis atau dokumen sejarah yang berkisah tentang tanah, baik itu pembahasan soal kepemilikan, penyawaan, perebutan, ataupun alih fungsi tanah serta kaitannya dengan orang atau sekolompok orang disekitar tanah. Seringkali catatan histografis berbentuk sejarah lisan oral history. Gerakan Petani : suatu bentuk perlawanan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok petani yang terorganisir untuk menciptakan terjadinya perubahan dalam pola interaksi keadilan untuk petani di dalam masyarakat. Dalam gerakan tersebut diharapkan mempunyai ciri-ciri seperti halnya gerakan sosial yaitu 1 memiliki pengorganisasian internal yang rapi, 2 berlangsung lebih lama, 3 gerakan sengaja bertujuan melakukan reorganisasi kehidupan masyarakat internal maupun eksternal. 31 Organisasi Gerakan : betuk formal dari pengorganisiran petani, yang didalamnya terdapat struktur hierarki organisasi, memiliki tujuan yang jelas, dan adanya unsur kepemimpinan. Pemimpin Gerakan : orang atau sekelompok orang yang bertugas untuk memimpin suatu gerakan, pemimpin merupakan tokoh sentral atau motor penggerak pada sebuah gerakan petani. Strategi Gerakan : cara atau media yang digunakan gerakan petani guna mencapai suatu tujuan, dapat berupa aksi boikot, pemogokan, demonstrasi atau aksi massa, dsb. Redistribusi Tanah : Pembagian kembali objek redistribusi atau tanah kepada petani. Pola Pertanian : tata cara bercocok tanah yang dipergunakan oleh sekelompok orang atau masyarakat didalam suatu luasan lahan. Pola ini dapat berupa sistem kebun, perkebunan, ataupun persawahan. 32

BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda dalam fokus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretatif dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya. Ini berarti penelitian kualitatif bekerja dalam seting yang alami, yang berupaya untuk memahami, memberi tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya. Penelitian kualitatif melibatkan penggunaan dan pengumpulan berbagai bahan empiris seperti studi kasus, pengalaman pribadi, introspeksi, riwayat hidup, wawancara, pengamatan, teks sejarah, interaksional dan visual: yang menggambarkan momen rutin dan problematis, serta maknanya dalam kehidupan individual dan kolektif Denzin and Lincoln, 2009. Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipasi participant observation di lapangan. Metode observasi partisipasi merupakan sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti melibatkan diri dalam kehidupan masyarakat yang diteliti. Peneliti harus dapat memahami gejala-gejala yang ada, sesuai dengan maknanya dengan yang diberikan atau dipahami oleh warga masyarakat yang sedang diteliti, termasuk dalam pengertian metode ini adalah wawancara dan mendengarkan serta memahami apa yang didengarnya Denzin and Lincoln, 2009. Peneliti dalam upaya memahami kehidupan objek penelitian telah melakukan live in di lokasi tersebut, agar dapat melihat secara langsung mengetahui dan memahami berbagai kondisi masyarakat. Maka itu, scope temporal dalam penelitian ini akan dilaksanakan selama enam bulan yaitu April sampai Agustus 2010. Sementara scope spatial dalam penelitian ini terfokus pada masyarakat petani Desa Banjaranyar yang berlokasi di Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Dokumen yang terkait

Dinamika Organisasi Kelompok Tani Di Kabupaten Langkat (Kelompok Tani Kelas Pemula Dan Utama, Desa Kwala Begumit Dan Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat)

14 118 86

Pendapatan Usahatani Padi Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu Di Desa Purwasari, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat

2 9 69

KRIYA ANYAM LIDI DI DESA CIHERANG KECAMATAN BANJARSARI KABUPATEN CIAMIS.

0 31 48

Implementasi Peraturan Desa Imbanagara Raya Nomor 07 Tahun 2015 Tentang Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) Imbanagara Raya Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis | nurlela | DINAMIKA 393 1830 1 PB

0 0 13

Kinerja Penyuluh Pertanian BP3K Kecamatan Ciamis Dalam Rangka Pemberdayaan Petani Di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis | Mulyana | DINAMIKA 392 1829 1 PB

0 1 12

Pelayanan Kesehatan Oleh Poskesdes di Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis | maspupah | DINAMIKA 503 2040 1 PB

0 0 12

PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA MANGKUBUMI KECAMATAN SADANANYA KABUPATEN CIAMIS | Sulastri | DINAMIKA 673 2662 1 PB

0 0 8

EFEKTIVITAS KINERJA TENAGA PENGGERAK DESA DAN KELURAHAN DALAM REALISASI PROGRAM KB DI KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS | SUKMAWATI | DINAMIKA 670 2611 1 PB

0 0 7

KINERJA PERANGKAT DESA DI KANTOR KEPALA DESA KARANGAMPEL KECAMATAN BAREGBEG KABUPATEN CIAMIS | septiani | DINAMIKA 676 2583 1 PB

0 0 9

RENTABILITAS DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA AGROINDUSTRI TEMPE (StudiKasus Pada Seorang Perajin Tempe di Desa Sukasari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

0 0 5