Tabel 3. Penilaian risiko secara semi kuantitatif dari bahaya histamin pada tuna loin bagi penduduk Amerika Serikat.
No. Kriteria risiko dan keterangannya
A. Tingkat keparahan dan populasi yang dapat terkena. 1.
Tingkat keparahan dari bahaya Sedang mild
2. Persentase populasi yang dapat
terkena bahaya histamin 100 dari populasi seluruh
populasi dapat terkena bahaya histamin
B. Kemungkinan terkena dari makanan 3.
Frekuensi konsumsi produk Beberapa kali dalam 1 tahun a few
times per year 4.
Proporsi populasi yang yang mengkonsumsi produk
Sangat sedikit 5 5.
Ukuran populasi
yang dapat
mengkonsumsi Amerika Serikat 300.000.000 jiwa
C. Kemungkinan dari makanan yang terdapat dosis yang dapat membahayakan
6. Peluang kontaminasi pada awal
proses pengolahan 1 dalam frekuensi yang sangat
kecil 7.
Pengaruh proses pengolahan Meningkatkan
jumlah histamin
sebanyak 14. 8.
Potensi terkontaminasi
setelah proses pengolahan
Minor 1 9.
Efektivitas kontrol setelah pasca proses pengolahan
Terkontrol 10.
Besar kenaikan kadar histamin yang dapat menyebabkan
keracunan pada rata-rata konsumen dari jumlah kadar
histamin pada akhir proses. 54 kali kenaikan kadar histamin.
11. Pengaruh preparasi pemasakan
sebelum dikonsumsi Proses pemasakan tidak dapat
mengurangi kandungan histamin.
Kemungkinan terjadinya penyakit per hari per konsumen yang dapat terkena
bahaya 4,57 x 10
-6
Prediksi total yang dapat terkena bahaya dalam populasi
24.200 dari
total penduduk
290.000.000 Amerika Serikat
Ranking risiko 0 – 100
45 sedang Beradasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa perkiraan ranking risiko
bahaya histamin bagi penduduk Amerika Serikat masih tergolong dalam kategori sedang dengan nilai ranking risiko sebesar 45. Dari total penduduk Amerika
Serikat sebesar 290.000.000 290 juta jiwa perkiraan jumlah penduduk yang
dapat terkena bahaya adalah sebesar 24.400 jiwa. Perkiraan risiko tersebut berdasarkan sejumlah asumsi, yaitu:
1 Jumlah penduduk yang mengkonsumsi tuna adalah 5 dari total populasi. 2 Frekuensi konsumsi produk tuna adalah beberapa kali dalam 1 tahun.
3 Peluang kontaminasi pada bahan baku adalah 1 . 4 Proses pengolahan mempengaruhi kenaikan jumlah kadar histamin sebesar
14 awal proses kadar histamin 8,03 ppm dan akhir proses menjadi 9,18 ppm.
5 Potensi terjadinya kontaminasi pada produk akhir 1 . 6 Efektifitas kontrol pada produk akhir terkontrol, yang artinya hampir
keseluruhan sistem bekerja dengan baik kemungkinan dapat meningkatkan sebesar 3 kali.
7 Besar kenaikan kadar histamin yang dapat menyebabkan keracunan pada rata- rata konsumen dari jumlah kadar histamin pada akhir proses adalah 54 kali.
Besar kadar histamin pada akhir proses adalah 9,18 ppm, sedangkan kadar histamin yang dapat menyebabkan bahaya bagi konsumen adalah sebesar
500 ppm 50 mg100 gram US-FDA 1996 diacu dalam Lehane and Olley 1999, hal itu berarti kenaikan sebesar 54 kali dari kadar histamin pada produk
akhir dapat membahayakan bagi konsumen. 8 Proses pengolahan tidak dapat memberikan pengaruh berkurangnya bahaya
yang ditimbulkan dari histamin. Histamin tidak dapat dihilangkan dengan berbagai proses pengolahan Taylor 1983.
Hasil yang diperoleh dari evaluasi risiko risk assesment perlu didiskusikan untuk dijadikan dasar pada risk management. Risk management
merupakan suatu proses lanjutan dalam sistem risk analysis dari adanya suatu risk assesment
mengenai kandungan histamin pada produk tuna loin. Tiga komponen Risk analys risk assessment,risk management
dan risk communication tidak sepenuhnya berbeda, tetapi saling melengkapi, karena pertukaran informasi dan
data diantara
semua subjek
yang berpartisipasi
dalam proses
Giacone dan Ferri 2005. Risk management memerlukan partisipasi dari berbagai pihak yang terkait dalam masalah ini seperti pemerintah, peneliti, industri,
konsumen, ahli kesehatan, dan lain-lain sehingga diperoleh risk management dari
masalah kandungan histamin pada produk tuna tersebut. Risk management dimaksudkan untuk mempertimbangkan hasil analisis bahaya dan faktor lain yang
relevan dalam hubungannya dengan perlindungan konsumen dan promosi perdagangan jika diperlukan, serta memilih pencegahan yang sesuai Sumner et
al . 2004.
5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan