70
a.  Pendekatan Histogram
Gambar 4.2  : Histogram Uji Normalitas Sumber         : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa residual data berdistribusi normal, hal ini ditunjukan  oleh  distribusi  data  yang  berbentuk  lonceng  dan  tidak  melenceng  ke
kiri atau ke kanan
b. Pendekatan Grafik
Gambar 4.3  : Histogram Uji Normalitas Sumber         : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Pada  Gambar  4.2  Normal  P-P  Plot  terlihat  titik-titik  yang  mengikuti  data disepanjang garis normal, hal ini berarti residual data berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
71
c. Pendekatan Kolmogorov-Smirnov
Uji  normalitas  dengan  grafik  bisa  saja  terlihat  berdistribusi  normal, padahal  secara  statistik  tidak  berdistribusi  normal.  Pengujuian  normalitas  yang
didasarkan  dengan uji  statistik  Non-parametik  Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut ini :
Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas Pendekatan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual N
51 Normal Parameters
a,b
Mean .00
Std. Deviation 1.529
Most Extreme Differences Absolute
.097 Positive
.070 Negative
-.097 Kolmogorov-Smirnov Z
.694 Asymp. Sig. 2-tailed
.721 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber         : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Pada Tabel 4.6 Terlihat bahwa nilai Asymp.sig 2 tailed adalah 0,721 dan nilai signifikan 0,05, karena nilai Asymp.sig 2 tailed di atas 0,05 yaitu
0, 721 hal ini berarti menunjukan bahwa  residual data berdistribusi normal.
4.3.2.  Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan  varians  dari  suatu  residual  pengamatan  ke  pengamatan  lain.
Jika    varians  dari  residual  satu  pengamatan  kepengamatan  yang  lain  tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedestisitas.
Universitas Sumatera Utara
72 Model  regresi  yang  baik  adalah  yang  homoskedestisitas  atau  tidak  terjadi
heteroskedestisitas. Untuk  mengatasi  kelemahan  pengujian  dengan  grafik  dapat
menggunakan  pendekatan  statistik  dengan  uji  glejser,  heteroskedestisitas tidak akan terjadi apabila tidak satupun varaibel independen signifikan secara
statistik    mempengaruhi  variabel  independen  signifikan  secara  statistik mempengaruhi  varaibel  dpenden  nilai  absolute  Ut  absUt.  Jika  probabilitas
signifikan  diatas  tingkat  kepercayaan  5  dapat  disimpulkan  model  regresi tidak mengarah pada heteroskedastisitas. Beberapa cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :
a. Metode Pendekatan Grafik
Dasar  analisis  adalah  tidak  ada  pola  yang  jelas,  serta  titik-titik  menyebar diatas  dan  dibawah  angka  0  pada  sumbu  Y,  maka  tidak  terjadi
heteroskedastisitas ,  sedangkan jika ada pola tertentu,  seperti  titik -titik,  yang membentuk  pola  tertentu  yang  teratur,  maka  mengindikasikan  telah  terjadi
heteroskedestis.
Gambar 4.4 :
Scatter Plot Uji Hetoroskedestisitas
Sumber       : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Universitas Sumatera Utara
73 Pada  Gambar  4.4  Grafik  Scatter  Plot  terlihat  titik-titik  menyebar  secara
acak  dan  tidak  membentuk  sebuah  pola  tertentu  yang  jelas,  serta  tersebar  baik diatas  maupun  dibawah  angka  0  pada  sumbu  Y.  hal  ini  berarti  tidak  terjadi
heteroskedestisitas  pada  model  regresi,  sehingga  model  regresi  layak  dipakai untuk  memprediksi  kinerja  karyawan  berdasarkan  masukan  variabel  sistem
rekrutmen dan penempatan kerja.
b.  Metode Pendekatan Statistik Uji Glejer Tabel 4.8.
Hasil Uji Glejer Heteroskedetisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant -1.746
3.221 -.542
.590 Sistem_Rekrutmen
.102 .108
.139 .940
.352 Penempatan_Kerja
.023 .093
.036 .244
.809 a. Dependent Variable: absut
Sumber       : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Pada  Tebel  4.7  terlihat  varaibel  Independent  sistem  rekrutmen  dan penempatan  kerja  yang  signifikan  secara  statistik  mempengaruhi  variabel
dependent absolute Ut AbsUt . Hal ini terlihat dari probabilitas X
1
dan X
2
0,352 dan 0.809 diatas tingkat kepercayaan 5 0,05, jadi disimpulkan model regresi
tidak mengarah adanya heteroskedestisitas.
Universitas Sumatera Utara
74
4.3.3. Uji Multikolinieritas
Uji  multikolinieritas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  pada  model regresi  ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  independen.  Pada  model
regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  di  antara  variabel independen.  Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari  tolerance value atau
nilai  variance  inflation  faktor   VIF.  Kedua  ukuran  ini  menunjukan  setiap variabel  independen  manakah  yang  dijelaskan  oleh  variabel  independen
lainnya.  Tolerance  adalah  mengukur  variabilitas  variabel  independen  yang terpilih dan tidak dijelaskan oleh variabel independen yang lain. Nilai  Cutoff
yang  umum  dipakai  untuk  menunjukkan  adanya  multikolinieritas  adalah apabila  Tolerance  Value,    0,1  sedangkan  VIF    5  maka  tidak  terjadi
multikolineritas. Berikut ini disajikan cara medeteksi multikolinieritas dengan
menganalisis matrik korelasi antar variabel independen dan perhitungan nilai tolerance
dan varianace inflation factor  VIF.
Tabel 4.9. Hasil Uji Nilai Tolerance dan VIF
Sumber       : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
16.091 5.135
3.133 .003
Sistem_Rekrutmen .557
.172 .394
3.230 .002
.930 1.075
Penempatan_Kerja .404
.148 .333
2.734 .009
.930 1.075
a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Universitas Sumatera Utara
75 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa :
1.  Nilai  VIF  dari  nilai  sistem  rekrutmen  dan  penempatan  kerja  lebih  baik  kecil atau dibawah 5 VIF5 yaitu  1,075, ini  berarti tidak terkena multikolinieritas
antara variabel independen dalam model regresi. 2.  Nilai  Tolerance  dari  sistem  rekrutmen  dan  penempatan  kerja  lebih  besar  dari
0,1  yaitu  0,930    ini  bearti  tidak  terdapat  multikolinieritas  antar  variabel independen dalam model regresi,
4.4.  Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis  regresi  linier  berganda  dilakukan  dengan  bantuan  SPSS  versi  20 for  windows
dengan  tujuan  untuk  mengetahui  seberapa  besar  pengaruh  variabel bebas  yang  terdiri  dari  sistem  rekrutmen  X
1
,  penempatan  kerja  X
2
terhadap kinerja  karyawan  Y  sebagai  variabel  terikat.  Persamaan  regresi  linier  berganda
yang digunakan adalah : Y= a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+e Dimana :
Y =   Kinerja karyawan
a =   Konstanta
b
1,
b
2
= Koefisien regresi
X
1
= Variabel Sistem rekrutmen
X
2
=  Variabel Penempatan kerja e
=  Standar error berdasarkan  pengujian  menggunakan  SPSS  versi  18    for  windows,  maka
hasil persamaan regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.8
Universitas Sumatera Utara
76
Tabel 4.10. Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 16.091
5.135 3.133
.003 Sistem_Rekrutmen
.557 .172
.394 3.230
.002 Penempatan_Kerja
.404 .148
.333 2.734
.009 a. Dependent Variable: Kinerja_Karyawan
Sumber       : Hasil Pengolahan SPSS 2015
Berdasarkan  Tabel  4.9  diketahui    kolom  kedua  Unstandardized Coefficients
bagian B diperoleh nilai b
1
variabel sistem rekrutmen  sebesar 0,557 nilai  b
2
variabel  penempatan  kerja  sebesar  0,404  dan  nilai  konstanta    a  adalah 16,091
maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y= 16,091+0,557 X +0,40X +e
1. Konstanta a =  16,091
ini mempunyai arti bahwa apabila variabel  sistem rekrutmen  dan  penempatan  kerja  dianggap  konstan  maka  tingkat  variabel
kinerja karyawan Y. 2.
koefisien  b
1
X
1
=  0,557  berarti  bahwa  variabel  sistem  rekrutmen mempunyai  pengaruh  yang  positif  terhadap  kinerja  karyawan  pada  PT.
Kantor Pos 3.
Koefisien  b
2
X
2
=  0,404,  berarti  bahwa  variabel  penempatan  kerja mempunyai  pengaruh  yang  positif  terhadap  kinerja  karyawan  pada  PT.
Kantor Pos.
Universitas Sumatera Utara
77
4.5.  Pengujian Hipotesis 4.5.1 Uji Signifikan Simultan Uji- F