16
2.1.5. Hambatan-HambatanRekrutmen
Berdasarkan  pengertian  bahwa  rekrutmen  merupakan  upaya  untuk mendapatkan  sejumlah  calon  karyawanyang  berpotensi  dan  memenuhi  syarat
untuk  menjadi  karyawan,  terdapat  sejumlah  hambatan  dalam  perekrutan. Hambatan-hambatan tersebut dapat bersumber dari :
1.Kebijaksanaan organisasi organizational policies Kebijakan  organisasi  merupakan  arah  tindakan  yang  dipakai  oleh  organisasi
dalam pengelolaan kegiatan sumber daya manusia, yang meliputi : a. Kebijakan promosi dari dalam
b. Kebijaksanaan kompensasi c. Kebijaksanaan penarikan tenaga lokal.
2.Perencanaan sumber daya manusia human resource plan. Perencanaan  sumber  daya  manusia  sebagaimana  telah  dijelaskandifokuskan
untuk  menentukan  kebutuhan  sumber  daya  manusia  pada  masa  yang  akan datang,  dan  untuk  menentukan  berbagai  program  dan  kebijakan  yang  akan
membantu pelaksanaan perekrutan. Perencanaan sumber daya manusia ini dapat juga  menjadi  hambatan,  misalnya  hasil  perencanaan  sumber  daya  manusia
menentukan  bahwa  perekrutan  karyawan  dilakukan  dengan  mengutamakan sumber internal untuk memenuhi kebutuhan. Perencanaan sumber daya menjadi
hambatan untuk merekrut calon karyawan yang berpotensi
Universitas Sumatera Utara
17 3.Affirmatif action plan.
Affirmatif  action  plan adalah  tindakan  yang  harus  menyesuaikan  dengan
peraturan yang
ditetapkan pemerintah,
seperti tidak
dibolehkan mendiskriminasi  calon karyawan berdasarkan jenis kelamin,  etnis, agama,  dan
lain-lain,  yang  dapat  menghambat  proses  penarikan  karyawan  yang  paling berpotensi.
4. Persyaratan job requirement. Persyaratan jabatan yang ditentukan untuk menjadi landasan dalam proses
rekrutmen  dapat  tidak  menunjukkan  hubungan  yang  kuat  dengan  unjuk kerjanya.  Persyaratan  jabatan  yang  tidak  akurat  ini  tentu  saja  akan
mempengaruhi proses pencapaian calon yang potensial bagi perusahaan. 5.Kebiasaan perekrut recruiter habits.
Kebiasaan  perekrut  adalah  suatu  kebiasaan  yang  dilakukan  ketika  melakukan proses  perekrutan  pada  masa-masa  yang  lalu.  Kebiasaan  ini  dapat
meningkatkan  keahlian  seorang  perekrut  sehingga  dalam  pelaksanaan rekrutmen menjadi lebih baik.
6.Kondisi lingkungan eksternal environment condition. Kondisi lingkungan tempat organisasi berada tentu saja mempengaruhi berhasil
tidaknya  proses  perekrutan,  sebab  organisasi  sangat  tergantung  pada lingkungan untuk tenaga kerja.  Kondisi lingkungan disini  menyangkut  faktor-
faktor  tenaga  kerja  seperti  tingkat  pengangguran  dan  tingkat  persaingan. Perusahaan  tidak  akan  mengalami  kesulitanuntuk  mendapatkan  tenaga  kerja
dalam  situasi  tingkat  pengangguran  tingkat  tinggi,tetapi  dalam  kondisi
Universitas Sumatera Utara
18 pengangguran  rendah  atau  nol,  perusahaan  akan  mengalami  kesulitan  untuk
mendapatkan  tenaga  kerja.Tingkat  persaingan  yang  tinggi  berarti  terdapat banyak  perusahaan  sejenis  yang  beroperasi  dalam  bidang  yang  sama,  yang
tentu  saja  juga  menginginkan  jenis  tenaga  kerja  yang  sama.  Perusahaan- perusahaan  dalam  hal  ini  akan  bersaing  untuk  mendapatkan  tenaga  kerjayang
terbaik 7. Biaya penarikan cost.
Biaya yang diperlukan untuk proses penarikan bisa sangat besar, yang mungkin tidak tersedia dalam anggaran perusahaan.
8.Perangsang incentive. Perangsang  atau  insentif  yang  diberikan  agar  para  calon  yang  baik
tertarikuntuk menjadi karyawan perusahaan dapat kurang menarik. Hal initentu saja ada kaitannya  dengan biaya atau perusahaan yang kurang memperhatikan
berbagai  kemungkinan  perangsang  yang  lain,  yang  dapat  meningkatkan ketertarikan calon karyawan untuk menjadi karyawan perusahaan
2.2. Penempatan Kerja