Gangguan Pendengaran Campuran Gangguan Pendengaran

Daun telinga berfungsi menangkap gelombang tekanan suara dan meneruskan gelombang tersebut ke gendang telinga. Ketika gelombang tekanan suara mencapai gendang telinga, maka gendang telinga akan bergetar. Getaran suara itu akan diteruskan sampai ke telinga tengah. Getaran suara yang sampai pada tulang- tulang tersebut akan diteruskan sampai ke telinga bagian dalam. Suara yang sampai ke telinga bagian dalam akan diterima oleh membran oval window. Membran ini meneruskan gelombang suara ke dalam koklea, dimana di dalamnya terdapat cairan dan 25.000 sel-sel saraf. Selanjutnya gerakan fluida ini akan menggetarkan ribuan sel berbentuk rambut halus hair cells yang akan mengonversi getaran yang diterimanya menjadi implus bagi saraf pendengaran. Oleh saraf pendengaran audiory nerve, implus tersebut akan dikirim ke otak untuk diterjemahkan menjadi suara yang kita dengar Bridger R.S, 1995.

2.3 Mekanisme Pendengaran Pearce, 2002.

Suara ditimbulkan oleh getaran atmosfer yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Gelombang suara bergerak melalui rongga telinga luar yang menyebabkan membrana tympani bergetar. Getaran tersebut selanjutnya diteruskan menuju inkus dan stapes, melalui malleus yang terikat pada membrana itu. Karena gerakan-gerakan yang timbul pada setiap tulang ini sendiri, maka tulang-tulang itu memperbesar getaran. Yang kemudian disalurkan melalui fenestra vestibuler menuju perilimfe. Getaran perilimfe dialihkan melalui membran menuju endolimfe dalam saluran kokhlea dan rangsangan mencapai ujung-ujung akhir saraf dalam organ corti, untuk kemudian diantarkan menuju otak oleh nervus auditorius. Perasaan pendengaran ditafsirkan otak sebagai suara yang enak atau tidak enak, hingar bingar atau musikal. Istilah-istilah ini digunakan dalam artinya yang seluas-luasnya. Gelombang suara yang tidak teratur menghasilkan keributan atau kehingarbingaran, sementara gelombang suara berirama teratur menghasilkan bunyi musikal enak. Suara merambat dengan kecepatan 343 mdetik dalam udara tenang pada suhu 15, 50 C. Menurut Budiono 2003 apabila telinga memperoleh rangsang suara, maka sesuai dengan besarnya rangsangan akan terjadi proses: a. Adaptasi, yang berlangsung 0-3 menit, yakni berupa kenaikan ambang dengar sesaat. Jika rangsangan berhenti, ambang dengar akan kembali seperti semula. b. Pergeseran ambang dengar sementara temporary threshold shift, sebagai kelanjutan proses adaptasi akibat rangsang suara yang lebih kuat dan dapat dibedakan dalam dua tahap yakni kelelahan fatigue dan tuli sementara terhadap rangsangan temporary stimulation deafness. Kelelahan tersebut akan pulih kembali secara lambat dan akan semakin bertambah lambat lagi jika tingkat kelelahan semakin tinggi. Sedang tuli sementara akibat rangsang suara terjadi akibat pengaruh mekanisme vibrasi pada koklea yang mengalami rangsang suara dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama.