Praktik Penerapan Dissenting Opinion dalam Berbagai Putusan Pengadilan.

hakim sebagai putusan final, hal ini sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa penerapan dissenting opinion pada dasarnya tidak menyebabkan terjadinya perpecahan pandangan majelis hakim. Artinya, putusan pengadilan hasil musyawarah hakim merupakan putusan final yang memiliki kekuatan mengikat, sementara dissenting opinion dapat dipandang sebagai bagian dari putusan yang timbul sebagai akibat dari upaya penemuan kebanran materiil.

E. Praktik Penerapan Dissenting Opinion dalam Berbagai Putusan Pengadilan.

Mesikupun pengaturan tentang konsep dissenting opinion belum diatur dalam peraturan perundnag-undangan secara tegas, tapi dalam praktik pelaksanaannya hakim telah menerapkan konsep tersebut.Hal ini tidak terlepas dari konsep kebebasan eksistensial hakim.Dalam mewujudkan kebebasan eksistensial hakim tersebut, maka pengadilan pada dasarnya harus independen yakni memperoleh kebebasan dari pengaruh yang tidak selayaknya. Pengaruh tersebut dapat bersumber dari luar kekuasaan kehakiman, baik yang bersumber dari lembaga legislatif maupun eksekutif atau dari kelompok yang kuat yang ada dalam masyarakat atau dari opini publik yang mungkin disuarakan oleh media massa. Independesi kekuasaan kehakiman tersebut meliputi independensi individu atau independensi internal, atau independensi fungsional atau independensi normatif.Independensi personal dapat dipandang dalam dua aspek yaitu independensi seorang hakim terhadap pengaruh sesame hakim atau Universitas Sumatera Utara koleganya, independensi substantif, yaitu independensi hakim terhadap kekuasaan manapun baik ketika memutuskan perkara maupun ketika menjalankan tugas dan kedudukannya sebagai hakim. Sedangkan independensi institusional memandang lembaga peradilan sebagai suatu intitusi atau struktur kelembagaan. Sehingga penegrtian independensi adalah kebebasan intitusi peradilan dari penagruh lembaga lain. sedangkan independensi individu meletakkan hakim sebagai titik sentral dari seluruh penegrtian independensi yaitu kebebasan dari segala penagruh dari dalam maupun dari luar dala bentuk apapun. Independensi kekuasaan kehakiman akan dapat mendorong lahirnya indpendensi personal hakim. Hakim sebagai penggerak lembaga kekuasaan kehakiman harus benar-benar bebas dari segala bentuk tekanan, pengekangan, ancaman, intimidasi, dan lain sebagainya baik dari dalam lembaga struktur organisasi peradilan maupun dari luar lembaga peradilan yang membuat jiwa dan perasaan hakim merasa tidak nyaman, tidak bebas dalam menjalankan tugasnya. Hakim bebas membuat putusan netral yang dilandasi oleh faktor- faktor kejadian yag ditemukan dipersidangan dan norma hukum yang relevan tanpa harus terpengaruh oleh kepentingan lain. Kebebasan personal hakim dapat juga dipandang sebagai keadaan dimana hakim mampu membuat putusan bebas di atas kebenaran tanpa takut dari segala bentuk pembalasan. Inti persoalan dalam kajian independensi kekuasaan kehakiman terletak pada kebebasan personal hakim dalam proses pengambilan keputusan. Hakim sebagai garda terdepan dalam penegakan hukum harus benar-benar bebas dari Universitas Sumatera Utara segala bentuk tekanan, pengekangan, ancaman, intimidasi dan lain sebagainya baik dari dalam lembaga struktur organisasi peradilan, maupun berasal dari lembaga peradilan yang membuat jiwa dan perasaan hakim merasa tidak nyaman, tidak bebas dalam melaksanakan tugasnya serta mendapatkan jaminan atas kebebasan secara politik, konstitusional, yuridis, dan sosiologis atas kebebasan eksistensial hakim. Dissenting opinion tersebut dapat kita lihat dalam putusan: 1. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia MARI Nomor 1688KPid2000. 95 2. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia MARI Nomor 572KPid2003. 96 3. Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia MARI Nomor 06KPid2005. 97 4. Putusan Pengadilan Negeri PN Jakarta Pusat Nomor 01Pid.B2005PN.Jkt.Pst. 98 5. Putusan Pengadilan Negeri PN Yogyakarta Nomor 62Pid.B2006PN.Yk. 99 6. Putusan Pengadilan Negeri PN Sleman Nomor 217Pid.B2009PN.Slmn. 100 95 Tata Wijaya dan Hery Firmansyah, Perbedaan Pendapat Dalam Putusan-Putusan Di Penagdilan Negeri Yogyakarta dan Penagdilan Negeri Sleman, Mimbar Hukum Volume 2, Nomor 1, Februari 2011 96 Ibid. 97 Ibid. 98 Ibid. 99 Ibid. 100 Ibid. Universitas Sumatera Utara 7. Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 19Pid.BTpk2011Pn.Jkt.Pst. 101 Jadi, kebebasan personal hakim dalam melakukan publisitas dissenting opinionsebagai mana yang diterapkan hakim dalam berbagai putusan pada dasarnya sesuai dengan nilai pertanggungjawaban hakim serta nilai-nilai kebebasan yang pancasilais.

F. Makna Penting Penerapan Dissenting Opinion Dalam Putusan Pengadilan