dapat menuliskan pendapatnya yang berbeda dengan putusan dalam buku khusus yang dikelola oleh ketua pengadilan negeri dan bersifat rahasia.
Kebebasan hakim independency of judiciary dalam berpendapat terkait perkara yang ditangani dan pencantuman perbedaan pendapat sebagaimana
diatur dalam KUHAP dan Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009 sebagai payung hukum pranata dissenting opinion tersebut, pada
dasarnya merupakan hakikat kebebasan eksistensial hakim yang disertai rasa kesadaran dan tanggung jawab sosial sesuai dengan etika, norma, hukum, dan
kesadaran akan tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada sesama manusia, serta bangsa dan negara.
Dalam penelitian ini penulis akan mengkaji bagaimana pengaturan tentang konsepsi dissenting opinion dan penerapannyadalam peraturan
perundang-undangandalam membuat putusan pengadilan dan mengkaji mengenai kebebasan hakim dalam membuat putusan pengadian guna
menemukan kebenaran materiil Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan, maka penulis
tertarik untuk membahas permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi dengan
judul: “Dissenting opinion sebagai Bentuk Kebebasan Hakim dalam Membuat Putusan Pengadilan guna Menemukan Kebenaran Materiil ”.
B. Perumusan Masalah
Berangkat dari uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Bagaimanakah konsepsi dissenting opiniondalam peraturan perundang-
undangandalam membuat putusan pengadilan?
2. Bagaimanakah konsepsi kebebasan hakim dalam membuat putusan
pengadilan guna menemukan kebenaran materiil?
3. Bagaimanakah penerapan konsepsidissenting opinion dalam berbagai
putusan pengadilan di Indonesia sebagai bentukkebebasan eksistensial
hakim?
C. Tujuan Penelitian
Perumusan tujuan penulisan berkaitan erat dalam menjawab permasalahan yang menjadi fokus penulisan. Adapun tujuan yang ingin dicapai
dari penulisan ini adalah: 1.
Untuk mengetahui dan menganalisis konsepsi dissenting opiniondalam peraturan perundang-undangandalam membuat putusan pengadilan.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis konsepsi kebebasan hakim dalam
membuat putusan pengadian guna menemukan kebenaran materiil. 3.
Untuk mengetahui, memahami, dan menganalisis penerapan konsepsidissenting opinion dalam berbagai putusan pengadilan di Indonesia
sebagai bentukkebebasan eksistensial hakim.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ilmu hukum mempunyai dua aspek yaitu praktikal dan teoritis. Menurut Alvi Syahrin, Fungsi praktikal memberdayakan
sistem hukum dalam menyelesaikan problem hukum yang penelitiannya menjadi dasar bagi profesi hukum untuk meligitimasi
kasusnya dengan kegiatan argumentasi dengan mengacu kepada
Universitas Sumatera Utara
bahan-bahan hukum. Sedangkan fungsi teoritikal bertujuan menghasilkan doktrin yang memberikan preskripsi tentang
bagaimana interpretasi seharusnya dilakukan terhadap suatu kaidah dalam sistem hukum yang penelitiannya akan lebih banyak
mengacu kepada doktrin-doktrin hukum yang dikembangkan oleh yuris terkemuka dalam rangka menghasilkan konsepteori baru
atau mempertajam konsepteori lama dengan mengacu kepada bahan-bahan hukum yang kebayakan berupa buku-buku hukum
seperti treatise, rechtsboek bukan wetboek, tulisan pada jurnal hukum, hasil penelitian hukum dari para yuris.
1
1. Menjawab rumusan masalah yang diajukan penulis terkait konsepsi
dissenting opinion dalam putusan pengadilan, persfektif kebebasan hakim dalam penemuan kebenaran materiil dan konsepsidissenting opinion
sebagai bentukkebebasan eksistensial hakim.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini antara lain:
2. Memberikan sumbangsih pemikiran akademis atau teoritis terhadap upaya
pengkajian, penelaan, pengembangan ilmu hukum yang berkaitan dengan substansi penerapan konsep dissenting opinion, kebebasan hakim dalam
penemuan kebenaran materiil di Indonesia.
3. Menstimulus akademisi untuk lebih giat lagi dalam mengkaji dan menelaah
konsep dissenting opinion, kebebasan hakim dalam penemuan kebenaran materiil dalam sistem hukum Indonesia.
E. Metodologi Penelitian