menggunakannya dalam penemuan hukum. Padahal metode ini dianggap paling baik sebab ia merupakan sutau metode menginterpretasikan teks
hukum yang tidak semata-mata melihat teksnya saja, tetapi juga kontek- kontek hukum itu dilahirkan serta bagaimana kontektualisasi atau penerapan
hukumnya dimasa kini dan masa mendatang.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Penemuan Kebenaran Materiil
Dalam pembuatan putusan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hakim. Faktor-faktor tersebut menurut Loebby Luqman
meliputi: a raw in put, yakni faktor yang berhubungan dengan suku, agama, pendidikan informal, dan sebagainya; b Instrument input, yakni faktor yang
berhubungan dengan pekerjaan dan pendidikan formal: c enviromental input, yakni faktor lingkungan, sosial budaya yang berpengaruhi dalam
kehidupan seorang hakim, seperti lingkungan organisasi dan seterusnya.
82
Selanjutnya Yahya Harahap sebagaimana dikutip oleh Moerad M.B., memerinci lebih lanjut terkait faktor tersebut menjadi faktor subjektif dan
faktor objektif. Faktor subjektif meliputi: a Sikap perilaku yang apriori, yakni adanya sikap hakim yang sejak semula telah menganggap bahwa
terdakwa bahwa yang diperiksa dan diadili adalah orang yang memang telah bersalah sehingga harus dipidana. b Sikap perilaku emosional, yakni bahwa
putusan pengadilan akan dipengaruhi oleh perangai hakim. Hakim yang mempunyai perangai mudah tersinggung akan berbeda dengan perangai
hakim yang tidak mudah tersinggung. Demikian pula putusan hakim yang
82
Loebby Luqman, Delik-Delik Politik, Indonesia-Hill Co, Jakarta, 1990, hlm. 123.
Universitas Sumatera Utara
mudah marah dan pendendam akan berbeda dengan putusan hakim yang sabar. c sikaparrogance power, yakni sikap lain yang mempengaruhi suatu
putusan adalah “kecongkakan kekuaasaan”, disini hakim merasa dirinya berkuasa dan pintar, melebihi orang lain. d Moral, yakni moral seorang
hakim karena bagaimanapun juga pribadi hakim diliputi tingkah laku yang didasarkan kepada moral pribadi hakim tersebut terlebih dahulu dalam
memeriksa serta memutuskan suatu perkara.
83
Faktor yang objektif meliputi: a latar belakang budaya yakni kebudayaan, agama, pendidikan seseorang tentu ikut mempengaruhi suatu
putusan hakim. Meskipun latar belakang hidup budaya tidak bersifat determinis, tetapi faktor ini setidaknya ikut mempengaruhi hakim dalam
mengambil suatu putusan. b Profesionalisme, yakni kecerdasan serta profesionalisme seorang hakim ikut mempengaruhi putusannya. Perbedaan
suatu putusan pengadilan sering dipengaruhi oleh profesionalisme hakim tersebut.
84
Selanjutnya Antonius Sudirman mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi putusan seseorang yakni dinamika diri
individu, dinamika para kelompok orang dalam organisasi, dinamika dari para lingkungan organisasi, adanya tekanan dari luar, adanya pengaruh
kebiasaan lama, adanya pengaruh sifat pribadi, adanya pengaruh dari kelompok luar, dan adanya pengaruh keadaan masa lalu. Lebih lanjut
dikatakan bahwa keputusan seseorang dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai
83
Pontang Moerad, B.N., Op. Cit., hlm. 117-118.
84
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
yang hidup ditengah masyarakat yang ada dilingkungan sekitarnya. Nilai- nilai tersebut seperti: a nilai politis, yakni nilai dimana keputusan dibuat
atas dasar kepentingan politik dari partai politik atau kelompok kepentingan tertentu; b nilai organisasi, yaitu nilai dimana keputusan dibuat atas dasar
nilai-nilai yang dianut oleh organisasi, seperti balas jasa dan sanksi yang dapat mempengaruhi anggota organisasi untuk menerima dan
melaksanakannya. c nilai pribadi, yaitu nilai dimana keputusan dibuat atas dasar nilai-nilai pribadi yang dianut oleh pribadi pembuat keputusan untuk
mempertahankan status quo, reputasi, kekayaan dan sebagainya. d nilai kebijaksanaan, yaitu nilai dimana keputusan dibuat atas dasar persepsi
pembuat kebijaksanaan terhadap pertimbangan public. e nilai ideologi, yaitu nilai-nilai seperti nasionalisme yang dapat menjadi landasan
pembuatan kebijaksanaan.
85
C. Kendala Kebebasan Hakim dalam Penemuan Kebenaran Materiil