Membran Mikrofiltrasi TINJAUAN PUSTAKA

dengan tiamin vitamin B 12 dan gula pentosa yakni Xylosa digunakan sebagai pembentuk rasa daging. Beberapa prekusor yang biasa digunakan dalam proses reaksi flavor seperti terlihat pada Tabel 3. Tabel 3. Prekusor dasar dalam reaksi flavoring No. Golongan Prekusor Jenis Prekusor 1 Asama Amino Sistein, asam glutamat, valin, glisisn, Hidrolized Vagatable Protein HVP, yeast extract, Hidrolized Animal Protein dan lain-lain. 2 Gula pereduksi Glukosa, Xylosa, Ribosa, Ribosa-5-fosfat 3 Vitamin Thiamin 4 Senyawa sulfur Furanon, Sulfida, Thiol Cystein, Thiamin 5 Nukleotida Inosin 5’-monofosfat, Guanosin 5’-monofosfat 6 Asam Asam laktat, asam α-karboksilat, asam asetat dan lain-lain. Sumber : Nagodawithana 1994 Pembentukan flavor dipengaruhi oleh jenis gula, asam amino, pH, suhu dan lama proses. Pada umumnya, industri penghasil flavor analog daging menggunakan rentang pH antara 4 sampai 5,5 dan rentang suhu antara 100-140°C Kerler, 2000.

2.3. Membran Mikrofiltrasi

Kata membran berasal dari bahasa latin membrane yang berarti kulit. Sekarang membran bisa diartikan selaput tipis yang berfungsi sebagai lapisan selektif untuk memisahkan dua fase karena sifatnya yang semipermeabel 14 Wenten,1999. Membran merupakan lapisan permeabel atau semipermeabel, berupa lapisan polimer yang tipis yang memiliki ukuran tertentu. Membran digunakan sebagai pembatas antara bahan yang dimasukkan dengan produk yang diinginkan Scott dan Hugges, 1996. Membran merupakan aplikasi dari proses filtrasi untuk memisahkan padatan yang tidak terlarut pada suatu produk cair. Lapisan media menolak padatan tersuspensi dan menghasilkan cairan yang jernih Cheryan, 1992. Pemisahan dengan membran merupakan pemisahan material dengan mengalirkan umpan melalui suatu membran, dan merupakan pemisahan molekul ukuran besar yang tertahan pada permukaan membran. Umpan feed adalah larutan yang berisi satu atau lebih campuran molekul atau partikel yang akan dipisahkan. Proses filtrasi dengan membran dihasilkan permeat dan retentat. Permeat adalah bagian yang melewati membran, sedangkan retentat merupakan bagian yang tertahan oleh membran Paulson, 1995. Unit terkecil dimana membran ditempatkan disebut modul. Menurut Mulder 1996, kemampuan membran untuk memisahkan komponen disebabkan karena perbedaan sifat fisik atau kimia antara membran dengan komponen tersebut. Prinsip operasi pemisahannya adalah memisahkan satu atau lebih komponen pada suatu aliran fluida. Secara umum, proses ini digunakan untuk memisahkan makromolekul, substansi biologi serta komponen yang tidak terlarut suspensi dan koloid. Prinsip operasi membran secara skematis ditunjukkan pada Gambar 2. 15 Membran Retentat Permeat Umpan feed Modul Gambar 2. Skema proses pemisahan dengan membran Mulder,1996 Berdasarkan ukuran partikel yang dipisahkan, membran dapat dibedakan atas mikrofiltrasi, ultrafiltrasi dan reverse osmosis Mulder, 1996. Membran mikrofiltrasi berfungsi menyaring makromolekul 500.000 gmol atau partikel dengan ukuran 0,1-10 µm, membran ultrafiltrasi berfungsi untuk menyaring makromolekul 5000 gmol atau partikel dengan ukuran partikel 0,001-0,1 µm, sedangkan reverse osmosis dapat menghalangi partikel yang berukuran lebih kecil dari 0,001 µm. Membran mikrofiltrasi dapat memisahkan partikel kecil seperti sel, bakteri, dan virus. Membran mikrofiltrasi umumnya berupa cartridge yang berukuran pori-pori 0,1 – 10 µm. Bahan cartridge bisa berasal dari katun, wool, rayon, selulosa, fiberglass, polipropilen, akrilik, nilon, ester selulosa, dan polimer hidrokarbon. Lemak serta partikel-partikel kecil seperti mikroorganisme tertahan di membran, sementara senyawa makromolekul protein, karbohidrat, gula, garam mineral dan air lolos lewat membran. Mulder, 1996. Peptida-peptida terlarut yang berfungsi sebagai penyusun fraksi gurih serta beberapa senyawa dengan berat molekul yang relatif kecil akan lolos lewat membran. Bagian yang terpenting dari mikrofiltrasi adalah media penyaring yaitu membran. Membran 16 tersebut tipis dan mikroporus. Pori-porinya sangat kecil dan monodispersi, pori- pori tersebut menahan partikel-partikel yang akan tersaring, tetapi dapat dilalui dengan cepat oleh cairan dan zat terlarut yang kecil. Hal ini menunjukan bahwa membran mikrofiltrasi berbeda dengan kebanyakan media penyaring konvensional. Membran mikrofltrasi dan pemasangan membran mikrofiltrasi pada modul ditunjukkan pada Gambar 3. a b Gambar 3. Membran mikrofiltrasi a, pemasangan membran mikrofltrasi pada modul b Menurut Wenten 1999, parameter utama yang digunakan dalam penilaian kinerja membran adalah fluks dan selektifitas rejeksi. Secara umum, fluks didefinisikan sebagai volume aliran yang melalui membran per unit luas permukaan membran dan satuan waktu. Fluks volume dapat dinyatakan sebagai berikut: V J = A x t dimana: J = Fluks volume Lm 2 .Jam A = Luas permukaan membran m 2 t = Waktu Jam V = Volume permeat L 17 Fluks dipengaruhi beberapa faktor antara lain konsentrasi umpan, tekanan membran, temperatur umpan dan waktu. Faktor tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda bagi fluks. Konsentarsi umpan yang tinggi menyebabkan penurunan fluks sehingga suatu saat fluks akan bernilai nol. Pada tekanan rendah, fluks akan meningkat, sedangkan pada tekanan tinggi fluks relatif konstan Mulder, 1996. Rejeksi selektivitas menurut Wenten 1999 adalah kemampuan membran untuk menahan suatu komponen agar tidak melewati membran. Nilai rejeksi dinyatakan sebagai berikut : R = 100 1 x C C feed permeat ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − dimana: R = Rejeksi C permeat = Konsentrasi partikel dalam permeat C retentat = Konsentrasi partikel dalam umpan feed Nilai R tidak tergantung dari satuan konsentrasi. Nilai R bervariasi antara 0- 100. Nilai R 100 artinya pemisahan partikel sempurna, dalam hal ini membran ideal dan nilai R sama dengan 0 artinya partikel larutan bebas melewati membran. Penurunan kinerja membran ditunjukkan dengan fluks yang semakin menurun seiring dengan semakin lama waktu filtrasi. Penurunan fluks dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain polarosasi konsentrasi, adsorbsi, pembentukan lapisan gel dan penyumbatan pada membran. Faktor–faktor tersebut menyebabkan terjadinya fouling pada membran Mulder, 1996. 18 Polarisasi konsentrasi merupakan tahap awal dari fouling berupa peningkatan konsentrasi bahan terlarut pada permukaan membran yang dapat menurunkan fluks. Efek dari polarisasi konsentrasi dapat dikurangi atau dihilangkan dengan menurunkan tekanan operasi atau konsentrasi umpan Wenten,1999. Menurut Wenten 1999, mekanisme penyumbatan atau penyempitan pori membran pada perstiwa fouling dapat dibedakan menjadi empat macam: 1. Complete pore blocking Jenis fouling seperti ini dapat terjadi jika ukuran partikel tepat menyumbat lingkaran pori membran sehingga pori menutup total. Gambar 4. Complete pore blocking 2. Intermediate pore blocking Terakumulasinya partikel-partikel bahan terlarut di permukaan membran, karena ukuran partikelnya yang lebih kecil dari pada pori membran sehingga membran terlapisi oleh hamparan partkel-partikel tersebut. Gambar 5. Intermediate pore blocking 3. Internal pore blocking Penyempitan ukuran pori membran akibat teradsorpsinya partikel-partikel di sekeliling bagian dalam pori membran. Penyempitan diameter pori ini akan menyebabkan banyak partikel terlarut tertahan di membran. 19 Gambar 6. Internal pore blocking 4. Cake filtration Terjadi jika ukuran partikel sangat kecil dan memiliki sifat-sifat gel jika berada dalam keadaan terakumulasi. Gambar 7. Cake filtration Keunggulan penggunaan membran untuk operasi-operasi pengolahan pangan adalah tidak membutuhkan energi yang terlalu besar karena tidak menggunakan energi dalam bentuk panas sehingga komponen di dalamnya dapat dipertahankan Aspiyanto, 2002. Menurut Cheryan 1992, teknologi membran telah digunakan pada teknologi proses pengolahan susu dan pengolahan sari buah, namun sekarang penggunaan membran di bidang pangan semakin meluas, misalnya pemekatan makanan cair, penghilangan warna dan gula berantai panjang.

2.5. Gas Cromatograph-Mass Spectroscopy GC-MS