Teknik Pengujian Instrumen METODE PENELITIAN

3 Menganalisis data 4 Mengenal adanya hubungan yang logis antara masalah-masalah Tabel 3.3 menunjukkan indikator-indikator berpikir kritis yang kemudian akan dikembangkan menjadi lembar pedoman observasi pada lampiran 17. 4. Soal Tes Soal tes pada instrumen pengumpulan data ini dibuat dalam bentuk soal uraian. Tujuannya adalah untuk mengukur hasil belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Soal evaluasi diujikan sebanyak dua kali yakni pada saat akhir siklus I dan akhir siklus II. Tabel 3.4 Kisi-kisi soal Evaluasi Siklus I Indikator Nomor Soal Jumlah Soal 1.3.1 Mengetahui konsep perkalian 1 dan 2 2 1.3.2 menerapkan sifat-sifat operasi hitung perkalian 3 dan 4 2 Jumlah 4 Tabel 3.5 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Indikator Nomor Soal Jumlah Soal 1.3.2 Menerapkan sifat pembagian 1 dan 2 2 1.3.3 Menyelesaikan operasi hitung pembagian sebagai pengurangan berulang 3 dan 4 2 Jumlah 4

G. Teknik Pengujian Instrumen

Perangkat pembelajaran yang dibuat peneliti berupa silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Lembar Kerja Siswa, bahan ajar, dan soal evaluasi. Peneliti perlu gambaran kriteria yang tepat dalam sebuah penelitian, maka diperlukan validasi perangkat pembelajaran. Peneliti menggunakan validitas jenis Content Validity dan Face Validity untuk validasi instrument penelitian. Suharsaputra 2014: 98, menjelaskan tentang jenis validitas: a. Validitas Isi Content Validity Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrument mengukur isi konsep yang harus diukur. b. Validitas Rupa Face Validity Validitas rupa adalah validitas yang menunjukkan apakah instrumen penelitian dari segi rupanya tampak mengukur apa yang ingin diukur, validitas ini lebih mengacu pada bentuk dan penampilan instrumen. Menurut Djamaludin Ancok dalam Suharsaputra, 2014: 99 validitas rupa amat penting dalam pengukuran kemampuan individu seperti pengukuran kejujuran, kecerdasan, bakat dan keterampilan. Dalam penelitian ini perangkat yang dibuat peneliti divalidasi oleh 2 dosen Universitas Sanata Dharma dan guru kelas III SD Kanisius Klepu. Kelayakan instrument dilihat dari kriteria PAP I menurut Masidjo 1995: 153 sebagai berikut: Tabel 3.6 Kriteria PAP I Masidjo, 1995: 153 Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 90 - 100 Sangat Baik 80 - 89 Baik 65 - 79 Cukup Baik 55 - 64 Tidak Baik di bawah 55 Sangat Tidak Baik Peneliti membuat rentang skor untuk menghitung kelayakan perangkat pembelajaran berdasarkan PAP I sebagai berikut: Tabel 3.7 Kriteria Kelayakan Instrumen Tingkat Penguasaan Kompetensi Skor Kriteria 90 - 100 4,5 – 5 Sangat Layak 80 - 89 4 – 4,4 Layak 65 - 79 3,25 – 3,99 Cukup Layak 55 - 64 2,75 – 3,24 Tidak Layak di bawah 55 1 – 2,74 Sangat Tidak Layak Adapun hasil perhitungan validasi perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran Hasil Penghitungan rata-rata validasi perangkat pembelajaran silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, LKS dan soal evaluasi, memperoleh rata-rata 4,15 maka perangkat ini layak digunakan sebagai instrumen penelitian sesuai dengan kriteria PAP I Masidjo, 1995: 153. Sedangkan hasil validasi kuesioner berpikir kritis siswa oleh dosen ahli Universitas Sanata Dharma sebagai berikut: Tabel 3.9 Hasil Validasi Kuesioner Berpikir Kritis Penilai Hasil Penilaian Dosen ahli 4 Berdasarkan tabel 3.9 lembar kuesioner berpikir kritis memenuhi kriteria layak digunakan sebagai instrumen penelitian sesuai dengan kriteria PAP I Perangkat Pembelajaran Expert Judgement Hasil Penilaian Rata-rata Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, dan Soal Evaluasi Dosen I Universitas Sanata Dharma 4,42 Dosen II Universitas Sanata Dharma 4,25 Guru Kelas III SD Kanisius Klepu 3,78 Jumlah 12,45 Rata-rata 4,15 Masidjo, 1995: 153 pada tabel 3.4 Lembar hasil validitas kemampuan berpikir kritis dapat dilihat di lampiran 14.

H. Teknik Analisis Data

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 5 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 3 14

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III A pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran PBL di SD Negeri Denggung.

0 1 232