Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

Masidjo, 1995: 153 pada tabel 3.4 Lembar hasil validitas kemampuan berpikir kritis dapat dilihat di lampiran 14.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan penelitian Sanjaya 2009:106. Penghitungan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Kanisius Klepu dari kondisi awal sampai setelah siklus ke- 2 dilakukan perindikator dengan menggunakan tabel kriteria PAP tipe I. Dalam setiap tabel per indikator kemampuan berpikir kritis, macam perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Jumlah skor kelas = jumlah skor siswa dalam satu kelas 2. Rata-rata skor kelas = 3. Nilai rata-rata kelas = 4. Rentang skor berdasarkan kriteria = persentase dalam tabel x skor maksimal Berikut ini adalah tabel kriteria berdasarkan PAP I menurut Masidjo 1995: 153: Tabel 3.10 Penilaian Acuan Patokan PAP I Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria 90 - 100 Sangat Baik 80 - 89 Baik 65 - 79 Cukup Baik 55 - 64 Tidak Baik di bawah 55 Sangat Tidak Baik 5. Jumlah siswa yang minimal cukup kritis = Jumlah siswa yang termasuk dalam kriteria cukup kritis ke atas 6. Presentase jumlah siswa yang minimal cukup kritis = Untuk menghitung rentang skor keseluruhan indikator peneliti menggunakan penghitungan sebagai berikut: 1. Indikator Berpikir Kritis Indikator berpikir kritis dihitung dengan cara sebagai berikut: a. Indikator 1 Mengenal Masalah Terdapat 4 soal yang termasuk dalam indikator 1 ini. Penghitungannya adalah sebagai berikut: Skor maksimal = 4 soal x 5 sangat baik = 20 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal yang terdapat pada indikator 1 adalah 20. Selanjutnya peneliti menentukan rentang nilai untuk menentukan kriteria tentang berpikir kritis. Berdasarkan kriteria PAP I, rentang skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.11 Rentang skor indikator 1 Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90 - 100 18 – 20 Sangat Kritis 80 - 89 16 – 17 Kritis Dari tabel 3.11 diketahui bahwa pada indikator 1 ini dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 13. Dilihat dari kondisi awal terdapat 48 atau 12 dari 25 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. b. Indikator 2 Terdapat 7 soal yang termasuk dalam indikator 2 ini. Penghitungannya adalah sebagai berikut: Skor maksimal = 7 soal x 5 sangat baik = 35 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal yang terdapat pada indikator 2 adalah 35. Selanjutnya peneliti menentukan rentang nilai untuk menentukan kriteria tentang berpikir kritis. Berdasarkan criteria PAP I, rentang skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.12 Rentang skor indikator 2 65 - 79 13 – 15 Cukup Kritis 55 - 64 11 – 12 Tidak Kritis Di bawah 55 Di bawah 11 Sangat Tidak Kritis Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90 - 100 32 – 35 Sangat Kritis 80 - 89 28 – 31 Kritis 65 - 79 23 – 27 Cukup Kritis 55 - 64 19 – 22 Tidak Kritis Di bawah 55 Di bawah 19 Sangat Tidak Kritis Dari table 3.12 diketahui bahwa pada indikator 2 ini dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 23. Dilihat dari kondisi awal terdapat 36 atau 9 dari 25 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. c. Indikator 3 Terdapat 6 soal yang termasuk dalam indikator 3 ini. Penghitungannya adalah sebagai berikut: Skor maksimal = 6 soal x 5 sangat baik = 30 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal yang terdapat pada indikator 3 adalah 30. Selanjutnya peneliti menentukan rentang nilai untuk menentukan kriteria tentang berpikir kritis. Berdasarkan kriteria PAP I, rentang skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.13 Rentang skor indikator 3 Dari tabel 3.13 diketahui bahwa pada indikator 3 ini dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 20. Dilihat dari kondisi awal terdapat 32 atau 8 dari 25 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90 - 100 27 – 30 Sangat Kritis 80 - 89 24 – 26 Kritis 65 - 79 20 – 23 Cukup Kritis 55 - 64 17 – 19 Tidak Kritis Di bawah 55 Di bawah 17 Sangat Tidak Kritis d. Indikator 4 Terdapat 3 soal yang termasuk dalam indikator 4 ini. Penghitungannya adalah sebagai berikut: Skor maksimal = 3 soal x 5 sangat baik = 15 Dari data tersebut dapat diketahui bahwa skor maksimal yang terdapat pada indikator 4 adalah 15. Selanjutnya peneliti menentukan rentang nilai untuk menentukan kriteria tentang berpikir kritis. Berdasarkan kriteria PAP I, rentang skor dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.14 Rentang skor indikator 4 Dari table 3.14 diketahui bahwa pada indikator 4 ini dapat dikatakan memiliki kemampuan berpikir kritis jika mendapat minimal skor 10. Dilihat dari kondisi awal terdapat 28 atau 7 dari 25 siswa yang memiliki kemampuan berpikir kritis. Keseluruhan indikator berdasarkan PAP I menggunakan kriteria sebagai berikut: Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90 - 100 14 – 15 Sangat Kritis 80 - 89 12 – 13 Kritis 65 - 79 10 – 11 Cukup Kritis 55 - 64 8 – 9 Tidak Kritis Di bawah 55 Di bawah 8 Sangat Tidak Kritis Tabel 3.15 Rentang Skor untuk Seluruh Indikator Untuk melihat nilai kemampuan berpikir kritis dan skor rata-rata secara keseluruhan adalah: Nilai setiap indikator: 2. Observasi Peneliti membuat kriteria untuk kemampuan berpikir kritis berdasarkan hasil observasi menggunakan PAP I, sebagai berikut: Skor maksimal = 3 x n jumlah siswa 3 x 25 = 75 Tabel 3.16 Kriteria Observasi Dari tabel 3.16 tersebut dapat dilihat bahwa siswa dikatakan berpikir kritis jika mencapai skor minimal 49 atau 65. Sedangkan siswa dikatakan Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90 - 100 90 – 100 Sangat Kritis 80 - 89 80 – 89 Kritis 65 - 79 65 - 79 Cukup Kritis 55 - 64 55 - 64 Tidak Kritis Di bawah 55 55 Sangat Tidak Kritis Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90 - 100 68 - 75 Sangat Kritis SK 80 - 89 60 - 67 Kritis K 65 - 79 49 - 59 Cukup Kritis CK 55 - 64 41 - 48 Tidak Kritis TK Di bawah 55 41 Sangat Tidak Kritis STK tidak berpikir kritis jika mencapai skor kurang dari 41 atau kurang dari 55. Sedangkan untuk melihat rata-rata observasi secara keseluruhan, menggunakan kriteria PAP I sebagai berikut: Tabel 3.17 Rentang Skor Rata-Rata Observasi Hasil Obsevasi untuk setiap pertemuannya dapat dilihat di lampiran 18. 3. Hasil Belajar Penghitungan hasil belajar siswa dilakukan dengan membandingkan nilai pada kondisi awal dengan nilai-nilai pada setiap siklusnya. Tes yang digunakan yaitu tes tertulis. Penghitungan hasil belajar dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menghitung nilai yang diperoleh Nilai Akhir : x 100 b. Menghitung nilai rata-rata kelas Nilai rata-rata kelas : c. Menghitung presentase ketuntasan belajar siswa Presentase Ketuntasan: Tingkat Penguasaan Kompetensi Rentang Skor Keterangan 90 - 100 2,7 – 3 Sangat Kritis 80 - 89 2,4 – 2,6 Kritis 65 - 79 1,95 – 2,3 Cukup Kritis 55 - 64 1,65 – 1,94 Tidak Kritis Di bawah 55 – 1,64 Sangat Tidak Kritis

I. Indikator Keberhasilan

Peneliti sudah menetapkan target-target yang akan dicapai dalam penelitian ini, baik target hasil belajar maupun target kemampuan berpikir kritis. Target- target tersebut ditulis dalam bentuk tabel sebagi berikut: Tabel 3.18 Indikator Keberhasilan Penelitian No Variabel Indikator Deskripsi Kondisi awal Target Siklus I Target Siklus II Hasil Belajar 1 Rata-rata kelas 63,33 65 70 Jumlah nilai seluruh kelas : jumlah seluruh siswa x 100 Persentase Siswa yang mencapai KKM 50 76 80 Jumlah siswa mencapai KKM : jumlah seluruh siswa x 100 Kemampuan Berpikir Kritis Variabel Kondisi Awal Target Kondisi Akhir Deskripsi 2 Nilai kemampuan berpikir kritis 56,2 65, 28 Rata-rata skor kelas : skor maksimal keseluruhan x 100 Persentase Siswa Minimal Cukup Kritis 8 48 Jumlah siswa minimal cukup kritis : jumlah seluruh siswa x 100 Tabel 3.18 menunjukan indikator keberhasilan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis. Peneliti menentukan target presentase indikator keberhasilan berdasarkan kesepakatan anatara peneliti dengan guru kelas. Guru kelas menentukan presentase tersebut berdasarkan kondisi awal dan kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. 59

J. Jadwal Pelaksanaan

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 5 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Keaktifan Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Pembelajaran Matematika (PT

0 3 14

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VB pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 7 291

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III C pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Perumnas Condong Catur.

0 0 288

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui model pembelajaran kontekstual SD Kanisius Ganjuran.

0 15 303

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas IIIA pada materi perkalian dan pembagian melalui model pembelajaran kontekstual di SD Negeri Jongkang.

0 0 249

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas IV pada materi KPK dan FPB melalui pembelajaran kontekstual SD Kanisius Klepu.

3 61 297

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika siswa kelas III pada materi operasi hitung campuran melalui model pembelajaran kontekstual SD Negeri Plaosan 1.

0 5 393

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III SD Negeri Karangmloko 1 pada materi operasi hitung perkalian dan pembagian melalui pendekatan pembelajaran kontekstual.

1 9 359

Peningkatan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis Matematika kelas III A pada materi perkalian dan pembagian melalui pembelajaran PBL di SD Negeri Denggung.

0 1 232