2.2.5.3. Pengendalian diri
2.2.5.3.1. Pengertian pengendalian diri
Mengelola emosi berarti menangani perasaan agar perasaan dapat terungkap dengan tepat, hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung
pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila : mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan,
kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan
terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-
hal negatif yang merugikan dirinya sendiri.Suryana,2009.
Menurut Nuraini, 2007 Pengendalian diri merupakan sikap hati-hati dan cerdas dalam mengatur kehidupan, keseimbangan dan kebijakan yang
terkendali, dan tujuannya adalah untuk keseimbangan emosi, bukan menekan emosi, karena setiap perasaan mempunyai nilai dan makna.
Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely 1987: 74, didalam kepribadian itu ada tempat pengendalian individu menentukan kadar sejauh
mana mereka percaya bahwa perilaku mereka mempengaruhi apa yang terjadi terhadap mereka.
2.2.5.3.2. Tujuan pengendalian diri
Tujuan pengendalian diri adalah keseimbangan emosi, bukan menekan emosi setiap perasaan mempunyai nilai dan makna Goleman, 2004 : 77
dalam Fransiscus 2009.
Menurut Goleman 2003:79, dalam Herawati 2005 pengendalian diri mempunyai tujuan:
1. Mampu mengelola emosi dan desakan hati yang merusak.
2. Memiliki sifat yang dapat dipercaya.
3. Mempunyai rasa tanggung jawab atas kinerja pribadi.
4. Mempunyai keluesan dalam menghadapi perubahan yang terjadi.
5. Mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan informasi
baru.
2.2.5.3.3. Teori Pengendalian diri
Menurut Teori Psikodinamis yang dikemukakan oleh Freud 1960 dalam Widiastuti 2009: 27 menyatakan bahwa seorang dalam menghadapi
perangsang itu berbeda-beda, seperti halnya dengan pengendalian diri. Terdapat beberapa bagian dalam kepribadian diantaranya yaitu :
1. Id identitas diri diartikan sebagai bagian tidak sadar dari
kepribadian yang bekerja secara tidak rasional tanpa mempertimbangkan apakah yang diinginkan itu dapat diterima dari
segi moral. 2.
Superego adalah tempat penyimpanan nilai – nilai individu, termasuk sikap moral yang dibentuk oleh masyarakat. Superego sering
kali bertentangan dengan Id. Id ingin mengerjakan apa yang dirasakan baik, sedangkan superego mendesak mengerjakan apa yang benar.
3. Ego bertindak sebagai penengah konflik.
Menurut Teori Humanistik yang dikemukakan oleh Carl Rogers 1997 dalam Widiastuti 2009: 27 menyatakan bahwa kepribadian
dicirikan oleh penekanannya atas perkembangan dan perwujudan dari individu. Teori ini menekankan pada pentingnya cara orang berpresepsi
terhadap dunia mereka dan semua kekuatan yang mempengaruhinya. Keterampilan ini tidak mudah untuk dilakukan terutama untuk
mewujudkan emosi yang tidak mencolok, tanda-tandanya meliputi ketegaran saat menghadapi stress atau menghadapi seseorang yang bersikap
bermusahan tanpa membalas sikap yang serupa. Prinsip kecakapan harus dimiliki oleh setiap mahasiswa karena dengan dimilikinya prinsip tersebut
maka ia akan mampu menyeimbangkan semangat, ambisi dan kemampuan keras mereka dengan kendali diri, sehingga mampu memadukan kebutuhan
pribadi dalam meraih prestasi belajar Praptiningsih,2009 :31. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian diri
dapat mempengaruhi tingkat pemahaman akuntansi. Pengendalian diri mampu membuat mahasiswa menjadi seorang yang bertanggung jawab,
berhati-hati dan teliti dalam mengerjakan tugas-tugasnya sehingga mahasiswa dapat memperoleh pemahaman akuntansi yang lebih baik.
Widiastuti, 2009: 27
2.2.5.4. Motivasi