29
maupun di luar Keraton sesuai dengan budaya yang dianut oleh masyarakat Jawa yaitu Budaya Jawa. Idrus 2004 mengemukakan, b
udaya Jawa merupakan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai atau adat istiadat dan unggah-ungguh yang sudah
diterapkan oleh masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa Budaya Keraton tidak terlepas dari Budaya Jawa.
D. Budaya Jawa
1. Pengertian Budaya Jawa
Menurut Koentjaraningrat 1985 kebudayaan Jawa merupakan konsep- konsep mengenai apa yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari
masyarakat mengenai apa yang dianggap bernilai, berharga, dan penting dalam hidup, sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman hidup. Menurut Idrus
2004 b
udaya Jawa merupakan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai atau adat istiadat dan unggah-ungguh yang sudah diterapkan oleh masyarakat. Selain itu
Suseno 1985 mengungkapkan bahwa salah satu tata krama Budaya Jawa adalah prinsip tidak boleh mengungkapkan segala sesuatu secara langsung karena dianggap
kurang sopan jika mengungkapkan sesuatu yang dikehendaki.
2. Perilaku Masyarakat Jawa
Nilai kebudayaan yang diperoleh dari proses belajar menghasilkan sikap dan perilaku tertentu dalam menjalaninya. Menurut Soekanto 1990 kebudayaan
30
mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia. Prinsip yang mengarahkan perilaku ini dikenal dengan istilah value atau nilai. Rokeach dalam
Muniarti dan Beatrix 2000 mendefinisikan nilai sebagai tujuan yang diharapkan seseorang. Nilai berfungsi sebagai prinsip yang mengarahkan perilaku, dan
memiliki derajat kepentingan yang berbeda-beda. Pandangan Moghaddam dan Studer dalam Utama 2003 menyebutkan bahwa perilaku manusia bukan dilihat
dari hubungan sebab akibat melainkan dari keterkaitan normatif manusia dan lingkungan sekitarnya, sehingga budaya menentukan perilaku yang dianggap tepat
tentang bagaimana seharusnya seseorang berperilaku. Menurut Hardjowirogo 1983 orang Jawa tidak bisa melepaskan diri dari
lilitan tradisinya sehinga perilaku-perilaku orang Jawa juga tidak lepas dari budaya Jawa. Manusia Jawa digambarkan sebagai makhluk yang tidak begitu
tertarik terhadap materi dan merasa bangga akan gambaran mengenai dirinya. Mulder 1984 menyebutkan kaidah-kaidah moril Javanisme yang menekankan
pada sikap narima, sabar, waspada-eling mawas diri, andap asor rendah diri, dan prasaja sahaja, serta dorongan-dorongan dan emosi-emosi pribadi. Mudler
juga mengatakan bahwa sumber budaya Jawa berpusat pada pendidikan budi pekerti, budi luhur, budi utama, sopan santun, lemah lembut, ramah tamah, sabar,
dan menerima diri apa adanya. Interaksi masyarakat jawa dalam kehidupan memiliki berbagai macam
peraturan dengan tujuan menjaga keselarasan dalam masyrakat. Greetz dalam Suseno 1996 menyebutkan bahwa terdapat dua kaidah yang paling menentukan
kaidah pergaulan dalam masyarakat Jawa. Kaidah pertama menyatakan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI