Wawancara Metode Pengumpulan Data

41

2. Observasi

Poerwandari 2005 mengemukakan bahwa observasi adalah metode pengumpulan data esensial dalam penelitian, apa lagi penelitian dengan pendekatan kualitatif. Observasi bertujuan mendeskripsikan setting yang dipelajari aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yangterlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Peneliti yang baik akan melaporkan hasil obsevasinya secara deskriptif, tidak secara interpretative. Deskripsi hendaknya memadai dalam detail dan ditulis sedemikian rupa untuk memungkinkan pembaca memvisualisasikan setting yang diamati. Peneliti melakukan observasi secara tertutup, observasi tertutup adalah observasi yang dilakukan tanpa diketahui oleh subyek dan dilakukan secara diam-diam. Hal ini dikarenakan bahwa manusia pada umumnya bertingkah laku berbeda bila tahu mereka diamati. Sebaliknya, individu yang tidak menyadari bahwa mereka diamati akan bertingkah laku biasa tidak dibuat-buat atau disesuaikan dengan harapan sosial. Selanjutnya peneliti mencatat segala sesuatu yang dilakukan subjek yang dapat memberikan makna dan informasi. Hal-hal yang perlu untuk diobservasi dalam penelitian ini yaitu :

a. Kesan umum terdiri dari kondisi fisik subyek serta lingkungan

tempat tinggal.

b. Kegiatan sehari-hari terdiri dari interaksi subyek dengan keluarga

danlingkungan sosial. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42

c. Ekspresi dan perilaku subyek saat proses wawancara.

D. Metode Analisis Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi terarah dengan penerapan kategori secara deduktif. Elo Kyngas dalam Supratiknya 2015 menjeaskan langkah pertama untuk menganalisis data dengan menyusun sebuah kerangka berdasarkan kategori. Hsieh dan Shannon dalam Supratiknya 2015 menambahkan pada langkah pertama, peneliti akan mengajukan pertanyaan terbuka tentang pengalaman atau perasaan informan yang sesuai konteks penelitian dan selanjutnya akan diajukan pula pertanyaan-pertanyaan terarah menuju kategori yang sudah ditetapkan. Pada langkah kedua peneliti akan melakukan coding data agar semua yang nampak dari data para informan dapat diidentifikasikan dan dibagi perkategori yang sejenis atau bermakna sama Hsieh dan Shannon dalam Supratiknya, 2015. Sebelum proses pengodean dilakukan, peneliti akan membaca seluruh transkrip wawancara kemudian menentukan kode-kode yang sesuai dengan teori yang ditetapkan oleh peneliti. Setelah proses pengodean dilakukan, peneliti akan memilah-milah bagian mana yang termasuk dalam satu kategori baru dan subkategori dari salah satu kode yang sudah ada sebelumnya.