1
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Menurut Kadir 2012:75, pendidikan adalah kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik.
Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. fungsi utama pendidikan adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan, supaya terwujudnya pendidikan yang
baik setiap siswa harus memiliki kesadaran .
Kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi
positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan lebih selektif dalam menentukan arah untuk meraih
tujuan Given, 2007:213. Kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai, contohnya dalam
menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas, siswa harus menyadari bahwa tarian tradisional merupakan kekayaan budaya Indonesia, diperlukan kesadaran nilai
yang menyadarkan siswa untuk mengetahui bahwa tarian tradisional merupakan kekayaan budaya Indonesia. Dari salah satu contoh tersebut diketahui kesadaran
akan nilai perlu diterapkan melalui mata pelajaran yang sesuai, yaitu mata
2 pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan PKn. PKn termasuk salah satu mata
pelajaran yang penting, karena PKn diajarkan diseluruh tingkat pendidikan, dimulai dari Sekolah Dasar SD sampai Perguruan Tinggi. Kesadaran akan nilai
perlu diterapkan melalui mata pelajaran PKn karena dapat mengembangkan dan melestarikan nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan mampu menjadi manusia yang menyadari nilai-nilai yang ada di dalam pribadi
masyarakat dengan PKn, maka hakikat atau intisari PKn adalah pendidikan nilai dan moral. Sebagai pendidikan nilai, PKn akan membantu siswa dalam
mengembangkan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang termuat dalam hal yang menjadi objek pembahasannya. Tujuannya adalah agar para siswa dapat
meningkatkan kesadaran kualitas berpikir dan kesadaran kualitas perasaannya. Sebagai bangsa yang memiliki ideologi dan dasar negara Pancasila, tentu saja
PKn merupakan program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral
yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menyadarkan dan mewujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para siswa,
baik kesadaran sebagai individu, kesadaran sebagai anggota masyarakat, dan kesadaran sebagai umat manusia makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
Wiharyanto 2008:5. Pada kenyataannya di sekolah yang peneliti temukan, pembelajaran PKn
kurang disertai dengan penanaman kesadaran nilai yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Pendidik belum mengikutsertakan kesadaran siswa akan nilai,
3 hanya sebatas penanaman konsep mengenai materi saja. Hal itu nampak pada saat
guru mengajar, siswa terlihat kurang antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar KBM. Mengingat pelajaran PKn di kelas tersebut dilaksanakan pada siang hari,
dan guru kurang kreatif dalam mengemas pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran tradisional, sehingga siswa tampak kurang
bersemangat dalam belajar. Kesadaran akan pendidikan nilai yang seharusnya ditanamkan pada siswa saat pembelajaran, menjadi tidak terealisasikan.
Menurut Syarbaini 2011:190, tanpa disadari budaya asing yang masuk ke Indonesia telah mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari,
dan ini merupakan proses globalisasi. Maka khususnya pada siswa SD perlu menyadari nilai-nilai globalisasi. Untuk menghadapi globalisasi siswa dituntut
untuk menaikkan kualitas kompetensi terhadap pelajaran yang dihadapi. Siswa dipersiapkan untuk memasuki era globalisasi dengan cara terlibat dan mengalami
langsung proses nilai-nilai globalisasi ketika mereka berada di dalam proses pembelajaran di kelas.
Untuk mengatasi era globalisasi pada siswa SD, peneliti bemaksud menerapkan pendidikan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Peneliti berusaha
meneliti peningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi, melakukan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah PBM. Menurut
Tan dalam Rusman 2011:232, PBM merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan
dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Model PBM adalah model pembelajaran yang
4 menggunakan media nyata sebagai bahan pelajaran. Peneliti merasa bahwa model
pembelajaran berbasis masalah cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran PKn. Sebagai penelitian eksperimen, selain disiapkan kelompok-kelompok
eksperimen untuk diteliti, juga disiapkan kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositoris ceramah
dalam pembelajaran PKn. Menurut Sanjaya 2006:145, metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan
langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Guru biasanya
belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh
karena itu sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah dan guru kelas mengajar sendiri materi globalisasi. Sementara kelompok
eksperimen, peneliti sendiri yang mengajar PKn menggunakan model PBM, sebagai usaha meningkatkan kesadaran siswa akan nilai terkait globalisasi. Model
pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung bagi peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.
1.2 Rumusan Masalah