Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa SD kelas IV.

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MINAT DAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA SISWA SD KELAS IV

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Desi Natalia

091134100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

i

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MINAT DAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA SISWA SD KELAS IV

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Desi Natalia

091134100

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(3)

(4)

(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan rahmat dan kasih yang melimpah, serta menjaga dan menyertaiku dalam segala hal.

2. Papa dan Mamaku tercinta yang telah membesarkanku dan tak pernah berhenti memberikan doa serta dukungan padaku sampai saat ini.

3. Adik-adikku yang kukasihi 4. Keluargaku tercinta

5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

6. Sahabat dan orang-orang yang selalu memotivasiku dan menyayangiku


(6)

v

HALAMAN MOTO

“Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan

diberikan kepadamu” (Markus 11:24)

“Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah” (Lessing)


(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagai layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 30 Juli 2013 Penulis,


(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Desi Natalia

Nomor Mahasiswa : 091134100

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MINAT DAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA SISWA SD KELAS IV

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya meupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 30 Juli 2013 Yang menyatakan,


(9)

viii ABSTRAK

Natalia, Desi. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Minat dan Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Pada Siswa SD Kelas IV. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Model PBM, minat, kesadaran siswa akan nilai globalisasi, mata pelajaran PKn.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model PBM terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian Quasi eksperimental tipe non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa dan siswa kelas IV SDN Sinduadi 1 sebagai kelas kontrol berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data pada masing-masing kelas menggunakan pretest dan posttest dengan kuesioner, yaitu kuesioner untuk aspek minat dan kuesioner aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Kemudian hasilnya dianalisis menggunakan program komputer PASW (SPSS) 20 for Windowsdengan menggunakan tiga tahap yaitu : 1) Uji perbedaanpretestkelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2) uji perbedaan dari pretestke posttestantara masing-masing. 3) Uji perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 4) Uji besar pengaruh baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBM berpengaruh terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Hal itu ditunjukan dengan harga sig.(2-tailed) pada aspek minat <0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima maka Hnullditolak. Dengan kata lain model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap minat dengan besar pengaruhnya 23,04%. Begitu juga pada aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi hasil analisis statistik menunjukkan harga sig.(2-tailed)<0,05 yaitu 0,010. Sehingga Hi diterima maka Hnullditolak. Dengan kata lain model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi dengan besar pengaruh sebesar 80,4%.


(10)

ix ABSTRACT

Natalia, Desi.(2013). The Influence of Problem Based Learning Model toward Student’s Interest and Awareness of Globalization Value of Grade IV students .Yogyakarta:Sanata Dharma University

Keywords:Problem based learning Model, interest, awareness of globalization value, civics education.

The aim of the research was to find out the influence 0f problem based

learning model toward students’ interest and awareness of globalization value of

grade91 IV students of BOPKRI Demangan III year 2012/2013.

The type of the research was a non-equivalent control design typed quasi experimental research. The subjects of the research were 30 students of grade IV of BOPKRI Demangan III as the experimental class and 31 students of grade IV of Sinduadi I Public Elementary School as the controller class. Data sampling of each class was taken by using pretest and posttest using questionnaire, which were the interest aspect questionnaires and students’ awareness of globalization value aspects questionnaires. The result of the questionnaires was analyzed using the PASW (SPSS) 20 for Windows through several processes: 1)The test of the differences of pretest result of controller group and experimental group. 2) The test of the differences of pretest and posttest result og each group. 3) The test of the difference of posttest result of controller group and experimental grou., 4)The test of the lever in both controller group and experimental group.

The result of the research showed that the problem based learning model has

influenced students’ interest and awareness of globalization value. The conclusion

is showed through the sig. (2-tailed) value of the interest aspect < 0,05 which was at 0,000. So that Hi was accepted and Hnull wasreject. In other words, the problem

based learning model has significant influence toward students’ interest, showed

through the 23,04% level of influence. The students’ awareness of globalization value aspects showed that sig. (2-tailed) value < 0,05was at 0,010. So that Hi was accepted and Hnull was reject. In other words, the problem based learning model

has significant influence toward students’ awareness of globalization value


(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan segala berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model PBM Terhadap Minat dan

Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Pada Siswa Kelas IV SD BOPKRI

Demangan III” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah memberi bantuan, bimbingan serta masukan saran dan kritik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST.,M.A, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. E. Catur Rismiati, S.Pd.,M.A.,Ed.D selaku Wakaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Drs. Paulus Wahana, M. Hum., selaku dosen pembimbing I yang telah begitu baik bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan pengetahuan, dorongan, semangat serta masukan yang menginspirasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Elisabeth Desiana Mayasari S.Psi.,M.A selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing peneliti, serta selalu memotivasi serta penuh kesabaran dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

7. Ibu Jajuk Triningsih, S.Th selaku Kepala Sekolah SD BOPKRI Demangan III yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian di kelas IV.


(12)

xi

8. Ibu Endah selaku guru kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang telah memberikan bantuan sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar serta memberikan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis.

9. Siswa-siswi kelas IV SD BOPKRI Demangan III yang telah bekerjasama dalam penelitian ini sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar. 10.Papa Gregorius Gudau, Mama Genoveva G, Adik Damianus Gandi dan

Margaretha Phillea Putri terima kasih untuk cinta, kasih sayang, nasehat, kebaikan, dukungan serta doa untuk menyelesaikan skripsi.

11.Sahabat terbaikku Andriana Putri Arumsari terimakasih atas kebersamaan dan selalu membantu serta mengingatkanku untuk menyelesaikan skripsi. 12.Teman-teman satu kelompok payung PKn (Nila, Nia, Catrin, Mayang, Ita,

Ima, Putri, Vitalis) yang banyak memberi masukan dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan skripsi ini.

13.Para Frater Kongregasi CMM yang telah memberikan bantuan, dukungan serta semangat dan doa selama peneliti kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman-teman seperjuanganku PGSD kelas A angkatan 2009 terimakasih atas kebersamaan dan keceriaannya.

15.Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih. Tuhan memberkati.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.

Yogyakarta, 30 Juli 2013 Penulis,


(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .. Error! Bookmark not defined. HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Definisi Operasional ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II ... 9

LANDASAN TEORI ... 9

A. Kajian Pustaka ... 9

1. Teori-teori yang mendukung ... 9

a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ... 9

b. Minat ... 13


(14)

xiii

d. Pendidikan Kewarganegaraan ... 21

2. Penelitian Yang Relevan ... 24

3. Kerangka Berpikir ... 26

4. Hipotesis ... 28

BAB III ... 29

METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Setting Penelitian ... 30

1. Tempat Penelitian ... 30

2. Waktu Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Instrumen Penelitian ... 32

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 33

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data ... 44

BAB IV ... 51

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Peneltian ... 51

1. Pengaruh Model PBMTerhadap Minat Siswa ... 51

a. Perbandingan Skor Pretest Aspek Minat ... 54

b. Perbandingan Skor Pretestke Posttest Aspek Minat ... 55

d. Perbandingan Posttest Aspek Minat ... 59

e. Uji Besar Pengaruh Model PBM terhadap Minat ... 60

2. Pengaruh Penggunaan PBMTerhadap Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi ... 61

a. Perbandingan Skor Pretest Aspek Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi ... 63

b. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Aspek Kesadaran SiswaAkan ... 64

Nilai Globalisasi ... 64

d. Perbandingan Posttest Aspek Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi ... 67

e. Uji Besar Pengaruh Model PBM terhadap Kesadaran Siswa Akan ... 68

Nilai Globalisasi ... 68


(15)

xiv

B. Pembahasan ... 71

1. Aspek Minat ... 71

2. Aspek Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi ... 72

BAB V ... 75

KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Keterbatasan Penelitian ... 76

C. Saran ... 76


(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Langkah-langkah PBM ... 12

Tabel 2 Pengaruh Perlakuan ... 29

Tabel 3 Jadwal Penelitian ... 30

Tabel 4 Validitas Iem Kuesioner Minat ... 33

Tabel 5Validitas Item Kuesioner Kesadaran Siswa Akan Nilai Gloalisasi ... 34

Tabel 6 Kriteria Koefisien Reliabilitas ... 36

Tabel 7 Reliabilitas Aspek Minat ... 36

Tabel 8 Reliabilitas Aspek Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi ... 37

Tabel 9 Sebaran Item Kuesiner Minat ... 39

Tabel 10 Sebaran Item KuesinerKesadaran ... 42

Tabel 11 Kisi-kisi instrumen minat ... 43

Tabel 12 Kisi-kisi Instrumen Kesadaran ... 44

Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Aspek Minat Dengan Kolmogorov-Smirnov ... 53

Tabel 14 Perbandingan skor pretest pada aspek minat ... 55

Tabel 15 Perbandingan Skor Pretest ke Postest aspek minat ... 56

Tabel 16 Skor Perbandingan antara kelompok kontrol aspek minat ... 58

Tabel 17 Skor Perbandingan antara kelompok kelompok eksperimen aspek minat………58

Tabel 18 Perbandingan Skor Posttest Aspek Minat ... 60

Tabel 19 Hasil Uji Besar Pengaruh Model PBM terhadap Minat... 60

Tabel 20 Hasil Uji Normalitas Aspek Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Dengan Kolmogorov-Smirnov ... 62

Tabel 21 Perbandingan skor pretest kesadaran siswa akan nilai globalisasi. ... 63

Tabel 22 Perbandingan Skor Pretest ke Postest aspek kesadaran siswa akan nilai ………65 Tabel 23 Skor Perbandingan antara kelompok kontrol aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi ... 66

Tabel 24 Skor Perbandingan antara kelompok eksperimen aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi………...66

Tabel 25 Perbandingan Skor Posttest Aspek Kesadaran Siswa Akan Globalisasi. ... 68


(17)

xvi

Tabel 26 Hasil Uji Besar Pengaruh Model PBM terhadap Kesadaran Siswa akan Nilai 68

Tabel 27 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest Aspek Minat dan

Kesadaran……… 69

Tabel 28 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Aspek Minat dan Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi ... 69 Tabel 29 Rangkuman skor perbandingan antara kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen aspek minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi………….70 Tabel 30 Rangkuman Perbandingan Skor Posttest Aspek Minat dan

Kesadaran……...70 Tabel 31 Rangkuman Uji Besar Pengaruh Model PBM Terhadap Minat dan Kesadaran Siswa………..70


(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Variabel Penelitian ... 32 Gambar 2 Perbandingan skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan

eksperimen pada aspek minat... 57 Gambar 3 Perbandingan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan


(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus Kelompok Eksperimen ... 81

Lampiran 2 RPP Kelas Eksperimen ... 87

Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa ... 94

Lampiran 4 Instrumen Pengumpulan Data ... 97

Lampiran 5 Hasil SPSS Uji Validitas dan Reliabilitas ... 106

Lampiran 6 Hasil Analisis Data Dengan SPSS ... 111

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Siswa ... 120

Lampiran 8 Foto-foto Penelitian ... 125

Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ... 130

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 131


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dalam UU No 20/2003 tentang pendidikan Pasal 1 ayat 1 (dalam Aryani, 2010:10) mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sukmadinata (2007:24)juga mengemukakan bahwa Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan pola tingkah laku seorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui pembelajaran serta proses yang berjalan.

Pendidikan Kewarganegaraan atau yang lebih dikenal dengan istilah PKn merupakan salah satu mata pelajaran penting di tingkat sekolah yang ada diberbagai tingkatan, mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas. PKn merupakan program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para siswa, baik sebagai individu, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai umat manusia makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.


(21)

Dalam pembelajaran PKn hendaknya lebih memberikan kebebasan dalam berpikir dan mengarah kepada kemandirian siswa, dimana dalam proses pembelajaran tidak lagi hanya berpusat pada guru melainkan pembelajaran yang berpusat pada siswa, sehingga memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berperan aktif dalam memahami dan mendapatkan pengalaman belajar sesuai dengan kemampuannya sehingga dapat menemukan pengetahuan baru.

Hakikat dari pembelajaran PKn itu sendiri adalah nilai dan moral. Sebagai pendidikan nilai, pembelajaran PKn ini akan membantu siswa dalam mengembangkan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang termuat dalam hal pembelajaran PKn itu sendiri terkait dengan hal yang dipelajarinya.Nilai merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia (Wahana, 2004:84).Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai yang salah atau yang benar (Berkowitz dalam Kohlberg, 1994 : 44).

Adapun tujuan yang diharapkan dari pembelajaran PKn itu adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan kemampuan dalam memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai pancasila sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga menjadi warga negara yang bertanggungjawab dan dapat diandalkan.

Peranan pendidikan pada era globalisasi saat ini sangatlah penting, dimana pendidikan menjadi faktor utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang lebih baik, dimana pengaruh globalisasi, kemajuan teknologi


(22)

dan informasi serta perubahan nilai-nilai sosial harus diperhitungkan dalam penyelenggaran pendidikan, apalagi tanggung jawab dunia pendidikan untuk mencapai tujuan melahirkan manusia yang berkualitas.

Pada pengamatan yang dilakukan pada tanggal 18 dan 21 Februari tahun 2013, peneliti melihat pada kenyataannya pembelajaran PKn belum menerapkan model-model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran.Dalam proses pembelajaran guru cenderung menggunakan pembelajaran yang tradisional dimana lebih menekankan penggunaan metode ceramah dan tanya jawab. Keadaan tersebut membuat siswa tidak berminat dan cenderung diam, menjadi cepat bosan dan tidak aktif saat pembelajaran berlangsung, masih terlihat siswa yang bicara sendiri dengan temannya ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, ada yang mengantuk, dan mengobrol dengan teman sebangku. Dalam hal ini proses pembelajaran tidak hanya terjadi pada satu pihak saja akan tetapi adanya hubungan timbal balik antara guru dan siswa karena belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah ada dan yang hanya dibentuk oleh guru, tetapi belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. (Slameto, 2010: 2).

Pembelajaran hendaknya divariasi dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif agar siswa merasa senang saat mengikuti pembelajaran, berpartisipasi secara aktif dan tidak membosankan bagi siswa serta siswa terdorong untuk memiliki rasa ingin tahu. Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah model pembelajaran berbasis


(23)

masalah (PBM). Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu model dalam pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Dalam usaha memecahkan masalah tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan atas masalah tersebut.

Pada umumnya, seseorang merasa senang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan minatnya. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010:180). Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka minat akan semakin kuat. Apabila seseorang memiliki minat belajar yang tinggi maka orang tersebut akan berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mendapatkan hasil yang diinginkan dan tentunya hasil yang lebih baik sehingga prestasi belajar yang dicapai juga lebih baik.

Slameto (2010:57) mengemukakan bahwa minat juga besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Dalam mencapai prestasi belajar, minat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhinya. Siswa yang berminat dalam kegiatan pembelajaran akan nampak berbeda dengan siswa yang kurang berminat, dimana siswa yang memiliki minat belajar akan terus berusaha tekun dalam belajar dengan adanya dorongan dalam diri siswa dan tidak akan hanya menerima pelajaran yang diberikan begitu saja tanpa adanya perlakuan. Oleh karena itu,


(24)

siswa harus mempunyai minat terhadap pelajaran sehingga siswa akan terdorong terus untuk terus belajar.

Dewasa ini, kita tahu bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Oleh sebab itu, proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu menghasilkan manusia yang berkualitas dengan menanamkan nilai-nilai kepada siswa.

Kesadaran akan nilai itu merupakan hal yang penting dalam pembelajaran PKn sebagai pendidikan nilai, dimana diharapkan siswa mampu mengembangkan nilai-nilai yang terdapat dalam jati diri yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari siswa, maka perlu diusahakan persiapan, perencanaan, serta penyelenggaraan pembelajaran PKn yang sesuai dan mampu meningkatkan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan hal yang dipelajarinya. Kegiatan ini berusaha meneliti peningkatan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan hal yang dipelajarinya, setelah mengikuti pembelajaran PKn.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti melaksanakan penelitian tentang pengaruh penggunaan model PBMterhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Dengan model PBM diharapkan dapat memberi pengaruh terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pengaruh model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran PKn KD 4.1. Memberikan contoh


(25)

sederhana pengaruh globalisasi di lingkungan dan KD 4.3. Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap minat pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013 ?

2. Apakah penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013 ?

3. Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model PBM memiliki pengaruh terhadap minat lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab?

4. Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model PBM memiliki pengaruh terhadap kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab?

D. Definisi Operasional

1. Kesadaran Siswa akan Nilai adalah kesadaran akan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai, antara lain: menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi manusia untuk mewujudkannya, menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju, menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya


(26)

nilai yang diharapkan, serta menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuannya.

2. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

4. Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.

5. Globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengaruh penggunaan model PBM terhadap minat pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui pengaruh penggunaan model PBM terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD BOPKRI Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013.


(27)

3. Mengetahui apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model PBM memiliki pengaruh terhadap minat lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

4. Mengetahui apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model PBM memiliki pengaruh terhadap kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran inovatif.

2. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang berharga dapat belajar dengan model pembelajaran berbasis masalah.

3. Bagi Guru

Dapat menambah wawasan guru serta memberikan inspirasi bagi guru untuk mengembangkan model-model pembelajaran inovatif lainya dalam upaya mengembangkan sekolah sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan informasi dalam meningkatkan dan menentukan rencana pendidikan kedepannya serta menambah bahan bacaan yang terkait dengan pengaruh penggunaan model PBM dalam pembelajan.


(28)

9

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini akan membahas kajian pustaka, penelitian yang terdahulu atau relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka berisi teori-teori yang berkaitan dengan model pembelajaran, minat, kesadaran siswa akan nilai terkait dengan yang dipelajarinya, dan hakikat mata pelajaran PKn.

A. Kajian Pustaka

1. Teori-teori yang mendukung

a. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

1) Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

Model pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai titik pijak untuk melakukan kegiatan pembelajaran lebih lanjut, sebagai kegiatan berpikir untuk menemukan solusi yang tepat.

Dutch dalam Amir (2009:21) mengatakan bahwa PBL merupakan metode instruksional yang menantang mahasiswa agar “belajar untuk belajar”, bekerja sama dengan kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan análisis mahasiswa dan inisiatif atas materi pelajaran. PBL mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan análisis, dan untuk mencari serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai.

Menurut Tan dalam Rusman (2011:227), pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk


(29)

melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada.

Punaji Setyosari (2006: 1) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu metode atau cara pembelajaran yang ditandai oleh adanya masalah nyata, a real-world problems sebagai konteks bagi siswa untuk belajar kritis dan ketrampilan memecahkan masalah dan memperoleh pengetahuan.

Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2011:229) mengatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar.

Moffit dalam Rusman (2011:230) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran.

Pembelajaran berbasis masalah mempunyai tujuan untuk mengembangkan dan menerapkan kecakapan yang penting yaitu pemecahan masalah berdasarkan keterampilan belajar sendiri atau kerjasama kelompok dam memperoleh pengetahuan yang luas.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata agar siswa dapat berpikir kritis dalam menemukan pengetahuan yang baru.


(30)

2) Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah

Tan dalam Rusman (2011:232) mengatakan bahwa karakteristik dalam PBM adalah permasalahan menjadi starting point dalam belajar. Permasalahan yang diangkat merupakan permasalahan dunia nyata yang tidak terstruktur dan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective). Selain itu juga menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yeng kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang emosional dalam PBM.

Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar, dan PBM juga melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar.

3) Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Amir (2009:24-26),ada tujuh langkah yang dilakukan dalam setiap kelompok kecil yaitu yang pertama mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas. Setelah itu merumuskan masalah dan menganalisis masalah. Langkah selanjutnya adalah menata gagasan dan menganalisisnya secara sistematis. Selanjutnya memformulasikan tujuan pembelajaran kemudian mencari informasi tambahan dan yang terakhir adalah mensintesa (menggabungkan) dan menguji informasi baru, dan membuat laporan.


(31)

Langkah-langkah PBM menurut Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002:1) dalam Rusman dapat diuraikan dalam tabel berikut :

Tabel 1: Langkah-langkah PBM

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan

pembelajaran,menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

2 Mengorganisasi siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman individu atau kelompok

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melakukan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan hasil karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dengan proses yang mereka gunakan


(32)

b. Minat

1) Pengertian Minat

Winkel (1984:30) menyatakan minat adalah kecenderungan yang menetap terhadap objek untuk merasa tertarik pada bidang/hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. Minat sangat berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang berpengaruh terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan perasaan, siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang diperolehnya. Perasaan senang akan menimbulkan minat yang positif atau baik, jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan minat yang negatif atau kurang baik.

Slameto (2010:57) mengemukakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Seiring dengan ini Slameto (2010: 180) juga mennyatakan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka minat akan semakin kuat.

Moh. Surya (2003:67) minat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya ialah bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.

Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu objek yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang. Rasa tertarik pada suatu objek


(33)

mempengaruhi semangat dan gairah terhadap suatu objek. Semakin tertarik dengan suatu objek, maka semakin kuat minat terhadap objek tersebut dimana didalamnya terdapat unsure rasa senang terhadap objek tersebut.

2) Cara Meningkatkan Minat Siswa

Slameto (2010:180-181), beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada.

Di samping memanfaatkan minat yang telah ada, Tanner & Tanner (1975) dalam Slameto (2010:181) menyarankan agar para pengajar juga berusaha membentuk minat-minat baru pada diri siswa dengan jalan memberikan informasi pada siswa mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaannya bagi siswa si masa yang akan datang.

Sardiman (1986:95) menjelaskan beberapa cara untuk menciptakan minat, antara lain:

(a) Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar.

(b) Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada masa lampau.

(c) Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil yang lebih baik .

(d) Menggunakan berbagai macam cara mengajar 3) Ciri-ciri Minat

Hurlock (1995:115) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut.


(34)

(a) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental

Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah. Perubahan minat terjadi selama perubahan fisik dan mental siswa berkembang. Dengan demikian perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan dengan minat siswa.

(b) Minat bergantung pada kesiapan belajar

Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental untuk belajar. Misalnya: siswa tidak akan mempunyai minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai siswa tersebut memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar IPA sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.

(c) Minat bergantung pada kesempatan belajar

Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat, baik siswa maupun orang dewasa. Minat berasal dari lingkungan, dimana siswa tinggal. Lingkungan siswa sebagian besar terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan bertambah luasnya lingkup sosial, siswa lebih tertarik pada minat orang yang berada di luar rumah, yang mulai mereka kenal. Jadi, minat bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.

(d) Perkembangan minat mungkin terbatas

Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang terbatas akan membatasi minat siswa. Misalnya pada siswa yang memiliki cacat fisik, siswa tersebut mungkin mempunyai minat yang terbatas dibandingkan dengan teman sebayanya yang memiliki perkembangan fisik normal.


(35)

(e) Minat dipengaruhi pengaruh budaya

Siswa mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai apa saja oleh kelompok budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian, siswa tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka anggap tidak sesuai. Minat siswa tergantung pada lingkup budayanya yang mereka tekuni dengan baik.

(f) Minat berbobot emosional

Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang menentukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan akan melemahkan minat siswa. Sebaliknya, jika bobot emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang siswa tersebut.

(g) Minat itu egosentris

Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya. Misalnya, minat siswa pada mata pelajaran tertentu, kepandaian mereka di bidang tersebut di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang yang diminati siswa.

4) Aspek-aspek Minat

Hurlock (1978: 116) menjelaskan adanya dua sapek minat belajar, yaitu : (a) Aspek kognitif

Aspek kognitif didasarkan atas konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Sebagai contoh, bila anak menganggap sekolah sebagai tempat dimana ia dapat belajar tentang semua hal yang yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu mereka sebagai tempat bagi mereka untuk


(36)

dapat berinteraksi dengan teman sebaya yang tidak mereka dapatkan di bangku prasekolah.

(b) Aspek afektif

Aspek afektif atau bobot emosional adalah konsep yang membangun aspek kognitif minat yang dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Seperti halnya aspek kognitif, aspek afektif juga berkembang dari pengalaman pribadi.

c. Kesadaran Siswa Akan Nilai 1) Kesadaran

Sadar diartikan merasa, tahu, ingat kepada keadaan yang sebenarnya, atau ingat (tahu) akan keadaan dirinya. Kesadaran diartikan keadaan tahu, mengerti dan merasa. Widjaja (1984:14) mengatakan bahwa “Kesadaran merupakan sikap/perilaku mengetahui atau mengerti taat dan patuh pada peraturan dan ketentuan perundangan yang ada pula merupakan sikap/perilaku mengetahui atau mengerti, taat dan patuh pada adat istiadat dan kebiasaan yang hidup dalam masyarakat.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1983:1820) kesadaran mempunyai arti (1) keinsafan; keadaan mengerti: akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; (2) hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. Kesadaran moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila, lagi pula tindakannya akan sesuai dengan norma yang berlaku (Zubair,1987: 51). Kesadaran moral didasarkan atas nilai-nilai yang benar-benar esensial, fundamental.


(37)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran adalah suatu keadaan mengerti, merasakan akan keadaan yang terjadi pada dirinya, sadar akan berbagai hal yang perlu diusahakanserta menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya suatu tujuan.

2) Nilai

(a) Pengertian Nilai

Syahrial (2009:33) mengatakan bahwa “Nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia.

Nilai merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia (Wahana, 2004:84).

Menurut (Takdir,1966:3) Teori nilai menyelidiki proses dan isi penilaian, yaitu proses yang mendahului dan menentukan semua kelakuan manusia. Karena itu teori nilai menghadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya. Dibandingkan dengan kelakuan hewan yang menggunakan insting yang membuat hubungan antara hewan dan sekitarnya saling melengkapi, kemampuan manusia yang menggunakan akal budi berada dalam suasana kebebasan yang lebih besar. Kehidupan hewan dengan instingnya lebih tetap terikat pada sekitarnya, dalam hidup manusia selalu ada proses pengaruh-mempengaruhi yang dinamik antara akal budinya dengan lingkungan alamnya, lingkungan masyarakatnya dan lingkungan kebudayaannya.


(38)

(b) Peranan Nilai dalam Kehidupan Manusia

Wahana (2004:70-94) mengatakan bahwa peranan nilai dalam kehidupan sehari-hari itu sangatlah penting untuk pembentukan diri manusia melalui tindakan-tindakannya.

(1) Tanggapan Manusia Terhadap Nilai a. Cara manusia memahami nilai

Dalam perwujudannya nilai tidak berada pada dirinya sendiri, melainkan selalu tampak pada kita sebagai yang ada pada pembawa nilai, atau objek bernilai. Untuk menemukan dan memahami nilai, kita dapat dan harus memisahkan antara pemahaman terhadap objek nyata dengan nilai yang termuat di dalamnya, dan mempertanyakan apakah keduanya dapat diketahui dengan cara yang sama, misalnya secara rasional indrawi. Misalnya, kila kita melihat dua buah apel, kita melihat masing-masing buah tersebut dengan mata, tetapi kesamaan antara kedua buah apel tersebut dapat diketahui hanya dengan mata, melainkan perlu juga dengan pikiran.

b. Sarana manusia memahami nilai

Hati manusia merupakan suatu kesejajaran yang tepat antara keteraturan hati yang bersifat apriori dengan susunan nilai yang bersifat hierarkis objektif. Hati memiliki dalam dirinya sendiri suatu analog yang tepat dengan pikiran, meskipun tidak dipinjam dari logika pikiran. Terdapat hukum yang ditulis dalam hati yang berhubungan dengan rencana yang sesuai dengan dunia yang dibangun, yaitu dunia nilai.


(39)

c. Sikap manusia terhadap nilai

Nilai harus dicintai dan diwujudkan dalam hidup manusia sesuai dengan tingkatan tinggi rendahnya; tingkatan yang lebih tinggi harus didahulukan daripada yang lebih rendah.

(2) Peranan Nilai bagi Manusia

Nilai memiliki peranan sebagai daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia, serta mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-nilai yang ditemukannya dalam tindakan-tindakannya.

a. Peranan nilai bagi tindakan manusia

Nilai merupakan objek sejati bagi tindakan merasakan yang terarah. Tersedianya nilai positif memungkinkan orang menangkap dan merasakan nilai tersebut, dan mendorong bertindak untuk mewujudkannya dalam realitas, sedangkan terwujudnya nilai egatif mendorong orang yang merasakannya untuk bertindak menghapuskannya dari realitas kehidupan.

b. Peranan nilai bagi pembentukan diri manusia

Segala tindakan manusia terarah untuk merespon nilai yang ditemukan dan dirasakannya, yang mengandung suatu keharusan untuk mewujudkannya (terhadap nilai positif) serta untuk menghilangkannya atau menghapuskannya (terhadap nilai negatif). Ini berarti bahwa nilai-nilai memeiliki peran mengarahkan dan memberi daya tarik pada manusia dalam membentuk dirinya melalui tindakan-tindakannya.


(40)

Ada 5 nilai tipe person, yaitu (1) nilai kesenangan artis, (2) niali kegunaan pemimpin, (3) nilai kehidupan pahlawan, (4) nilai kehidupan pahlawan, (5) nilai spiritual jenius, dan (6) nilai kekudusan santo.

3) Kesadaran Siswa Akan Nilai

Kesadaran siswa akan nilai adalah kesadaran akan berbagai hal yang berkaitan dengan nilai, antara lain: menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan, menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik bagi manusia untuk mewujudkannya, menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju, menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan, serta menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuannya.

d. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Fathurrohman dan Wuryandami (2011:1-7) mengatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Menurut wahab (1995:11) PKn dapat diartikan sebagai mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat, dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.


(41)

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah membawa peserta didik untuk menjadi ilmuan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis dan berkeadaban; dan menjadi warganegara yang memiliki daya saing; berdisiplin, berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan system nilai pancasila (Wiharyanto, 2007: 5).

Wahab (2011:315) mengemukakan bahwa dalam sistem pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan saat ini, tujuan PKn mengacu pada standar isi mata pelajaran PKn. Mata pelajaran PKn bertujuan agar peserta didik :

1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti-korupsi.

3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.


(42)

c. Materi Ajar (Globalisasi) 1) PengertianGlobalisasi

Sumiati (2008:77) mengatakan bahwa kata “globalisasi” yang diamnil dari kata globe yang artinya bola bumi tiruan atau dunia tiruan. Kemudian kata globe menjadi global, yaitu berarti universal atau keseluruhan yang saling berkaitan. Jadi, globalisasi adalah proses menyatunya warga dunia secara umum dan menyeluruh menjadi kelompok masyarakat.

Sunarso (2009:68) mengatakan bahwa istilah globalisasi berasal dari kata

“globe” (peta dunia yang berbantuk bola). Dari kata “globe”yang selanjutnya lahir istilah “global” (yang artinya meliputi seluruh dunia). Globalisasi berasal dari kata

global (meliputi seluruh dunia)dan sasi (proses). Jadi, globalisasi berarti proses yang melanda seluruh dunia.

2) Dampak positif dari globalisasi

Dampak positif yang merupakan pengaruh yang menguntungkan bagi seluruh masyarakat. Dampak positif globalisasi antara lain :

(a) Hubungan Komunikasi Menjadi Lebih Mudah

Kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi memudahkan semua orang melakukan hubungan dengan orang lain meskipun berbeda tempat.

(b) Pertukaran Informasi Antarnegara Sangat Lancar

Kemajuan dibidang informasi menyebabkan kita dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di negara lain dengan mudah dan cepat.

(c) Harga Barang Menjadi Lebih Murah

Globalisasi menjadikan banyak Negara berlomba memproduksi barang yang murah. Meski murah, mutu tetap terjamin.


(43)

3) Dampak negatif globalisasi

Dampak negatif merupakan pengaruh yang merugikan hampir seluruh masyarakat di dunia. Dampak negatif dari globalisasi antara lain :

(a) Jati Diri Bangsa Terkikis

(b) Industri Dalam Negeri Terancam

(c) Batas-batas Antarnegara Menjadi Tidak Jelas 2. Penelitian Yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

Fachrurazi (2011) meneliti penerapan model PBM untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan nonequivalent control group design. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1)

perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis berdasarkan pembelajaran menunjukkan bahwa nilai t sebesar 6,042 dengan nilai signifikan sebesar 0,000. Nilai signifikan ini kurang dari taraf signifikan 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat perbedaan peningkatan kemampuan berpikir kritis berdasarkan faktor pembelajaran ditolak. Ini berarti bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang belajar matematika menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional. (2) peningkatan kemampuan komunikasi matematis berdasarkan pembelajaran pada siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terdapat perbedaan dengan siswa yang memperoleh pembelajaran secara konvensional dengan nilai


(44)

rata-rata pada kelas eksperimen 0,414 sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 0,241.

Ambarsari (2012) meneliti Pengaruh Model Problem Based Learning dan Cooperative Learing tipe Think Pair Share Terhadap Prestasi Belajar IPA ditinjau Dari Minat Siswa Kelas V SD Kecamatan Bulukerto Tahun Pelajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada pengaruh positif menggunakan model Problem Based Learning dan model Coperative Learning tipe Think Pair Share terhadap prestasi belajar IPA siswa (F hitung> F tabel atau 15, 48> 4.07), (2) Ada pengaruh siswa yang memiliki minat tinggi, sedang, rendah terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (F hitung> F tabel atau 17,7281> 3,21), (3) Tidak ada interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan minat siswa terhadap prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (F hitung> F tabel atau 2,36 <3,21).

Penelitian yang dilakukan oleh Windu Pratama (2012) program studi

Pendidikan Sejarah dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Siswa

Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Siswa Kelas XI IPS-2 SMAN 1

Godean”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat peningkatan minat

belajar sejarah dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah yaitu sebesar 4,7% dengan kondisi awal minat belajar dengan skor rata-rata mencapai 180,83% (75,34%) menjadi 192,09% (80,04%) pada keadaan akhirnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Agustinus Ari Fajar Kristiawan (2012)

dengan judul “Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar Materi Globalisasi

Menggunakan Media Audiovisual Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Kledokan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012. Hasil penelitiannya adalah


(45)

penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan minat pada materi globalisasi dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari: (1) perolehan minat rata-rata kondisi awal adalah 8,5, sedangkan perolehan minat pada siklus I sebesar 12,78 dengan kriteria tinggi. Pada siklus II diperoleh rata-rata minat sebesar 14,34 yang termasuk dalam kriteria tinggi, sehingga dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II menunjukan perubahan minat yang signifikan. (2) perolehan nilai rata-rata pada kondisi awal tahun 2010/2011 yaitu sebesar 70,93 dan siswa yang mencapai KKM sebesar 43,75%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012 meningkat menjadi 78,33 dan siswa yang telah mencapai KKM sekitar 68,75%. Pada siklus II terjadi peningkatan dari siklus I dengan nilai rata-rata sebesar 81,85 dan siswa yang mencapai KKM sebesar 81,25%.

Kekhasan dalam penelitian ini adalah meneliti tentang pengaruh model PBM terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi, dimana peneliti ingin melihat apakah penggunaan model PBM berpengaruh terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi dan seberapa besar sumbangan pengaruh dari model yang digunakan dalam penelitian terkait dengan apa yang dipelajarinya.

3. Kerangka Berpikir

Model PBM yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai langkah-langkah yaitu : 1) Orientasi siswa pada masalah, 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) Membimbing pengalaman individu atau kelompok, 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu


(46)

model dalam pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Dalam usaha memecahkan masalah tersebut siswa akan mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan atas masalah tersebut. Langkah-langkah pada model PBM dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) materi globalisasi akan membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan suatu permasalahan yang nyata di sekitar siswa serta memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pemecahan suatu permasalahan. Belajar dengan PBM juga mendorong siswa untuk bisa mengumpulkan informasi yang sesuai serta membantu siswa merencanakan dan menyiapkan hasil seperti laporan dari suatu permasalahan yang telah disajikan dengan bekerja secara kelompok.

Melalui model PBM ini siswa dapat terlibat secara aktif di kelas dengan melihat suatu permasalahan yang nyata sehingga siswa berminat dalam mengikuti proses pembelajaran, dilihat dari sikap siswa yang cenderung memperhatikan (Slameto, 2010) karena minat memainkan peran yang penting dalam kehidupan seseorang yang mempunyai dampak yang besar atas perilaku dan sikap (Hurlock, 1978:114). Siswa juga memiliki kesadaran akan nilai terkait dengan apa yang dipelajarinya. Kesadaran moral merupakan faktor penting untuk memungkinkan tindakan manusia selalu bermoral, berperilaku susila, lagi pula tindakannya akan sesuai dengan norma yang berlaku (Zubair, 1987: 51).

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti ingin melihat lebih jauh, apakah penggunaan model PBM berpengaruh terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan yang dipelajarinya. Penggunaan model PBM bertujuan untuk mendorong siswa untuk lebih mudah belajar dengan menggunakan permasalahan


(47)

yang nyata yang ada di sekitar mereka sehingga siswa lebih berminat dalam kegiatan pembelajaran serta memiliki kesadaran akan nilai terkait dengan apa yang dipelajarinya.

4. Hipotesis

a. Penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap minat pada siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013.Hi diterima maka Hnull ditolak.

b. Penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013.Hi diterima maka Hnull ditolak.

c. Penggunaan model PBM pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh terhadap minat lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013.

d. Penggunaan model PBM pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh terhadap kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada siswa yang menggunakan metode ceramah dan tanya jawab pada siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III semester genap tahun ajaran 2012/2013.


(48)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental jenis quasi-experimental design dengan tipe non-equivalent control group design) (Sugiyono, 2010:114-116). Penelitian ini mengambil dua kelompok

yang tidak dipilih secara random atau acak yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Eksperimen ini disebut kuasi, karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi tetap seperti murni, seolah-olah murni (Sukmadinata, 2008:207). Eksperimen ini bisa disebut eksperimen semu. Pada awal penelitian siswa diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal siswa apakah ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan. Pada kelompok eksperimen diberikan perlakuan yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan mengunakan model PBM, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan. Setelah diberikan perlakuan, dilakukan posttest pada masing-masing kelompok. Posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang telah dilakukan pada kelas eksperimen.

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan

Keterangan : X= Perlakuan dengan model PBM O1 = Rerata pretest kelompok eksperimen O2 = Rerata posttest kelompok eksperimen O3 = Rerata pretest kelompok kontrol O4 = Rerata posttest kelompok kontrol

O1 x O 2 O3 O 4


(49)

B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SD BOPKRI Demangan III Yogyakarta yang beralamatkan di Jalan Ampel 4 Papringan, Caturtunggal, Depok, Sleman.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari-Agustus 2013. Berikut adalah susunan jadwal kegiatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penelitian:

Tabel 3. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agts. 1. Pemilihan judul

2. Penyusunan proposal

3.

Penyusunan kuesionerdan perangkat pembelajaran 4. Validasikuesioner 5. Pengumpulan

data penelitian 6. Analisis data 7. Ujian 8. Revisi


(50)

C. Populasi dan Sampel

Menurut sugiyono (2010:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD.

Menurut Sugiyono(2010:118)sampel adalah sebagian jumlah dan karakteristik dari populasi yang dipilih oleh peneliti untuk diamati yang dapat mewakili populasi. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III yang berjumlah 30 siswa, sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas IV SDN Sinduadi I yang berjumlah 31 siswa.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable)

Menurut Sugiyono(2010:61) variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi dan menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran berbasis masalah (PBM).


(51)

2. Variabel terikat (dependent variable)

Menurut Sugiyono (2010: 61) variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat siswa dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 1: Variabel Penelitian E. Instrumen Penelitian

Menurut Margono (2003:115) instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang digunakan untuk mengukur minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Peneliti membuat instrumen penelitian dengan menggunakan 2 kuesioner yaitu kuesioner aspek minat yang berjumlah 30 pernyataan dan kuesioner aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi berjumlah 25 pernyataan.

Penggunaan PBM

Minat Siswa


(52)

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Menurut Sukardi (2008:30) instrumen dikatakanvalid jika instrumen digunakan dapat mengukur apa yang akan diukur, sedangkan Furchan (2007:310) mengemukakan bahwa reliabilitas suatu alat ukur derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya.

Dalam penelitian ini, jenis validitas yang digunakan adalah validitas konstruk dan validitas isi. Menurut Sugiyono (2010:177) untuk menguji validitas konstruk, dapat digunakan pendapat dari ahli (experts judgment). Azwar (2013:45) untuk menguji validitas isi dapat lewat pengujian terhadap isi tes dan analisis rasional/lewat professional judment. Untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program SPSS 16 untuk menghitung kuesioner kesadaran dan menggunakan SPSS 20 untuk menghitung minat siswa, dengan hasil perhitungan sebagai berikut:

Tabel 4. Validitas Item Kuesioner Minat Belajar Siswa

No. Indikator

Jumlah pernyataan favorable Jumlah pernyataan unfavorable Jumlah Keterangan

Valid Tidak Valid 1 Lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya

6 6 12

1, 4, 27, 30, 33, 36 7, 10, 13, 16, 39, 42

2 Partisipasi dalam suatu aktivitas

7 7

14 5, 8, 14, 17, 19, 28, 31, 37, 2, 11, 39, 50


(53)

No. Indikator Jumlah pernyataan favorable Jumlah pernyataan unfavorable Jumlah Keterangan

Valid Tidak Valid 43,45 3 Memberik an perhatian yang lebih besar terhadap subyek

13 13 26

9, 20, 21, 22, 23, 32, 35, 44, 48, 49, 50, 26, 51, 52 3, 6, 12, 15, 18, 24, 29, 38, 41, 46, 47, 25

Jumlah 26 26 52 30 22

Tabel 5. Validitas Item Kuesioner Kesadaran Siswa Akan Nilai Gloalisasi

No. Indikator

Jumlah pernyataan favorable Jumlah pernyataan unfavorable Jumlah Keterangan

Valid Tidak Valid

1

Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

7 7 14

15, 22, 21, 44, 43, 42, 41 1,6,19 ,20, 23, 28, 37 2 Menyadari akan peranan nilai yang menjadi

4 4 8

7, 16, 44, 29,

38

2, 11, 33,


(54)

No. Indikator Jumlah pernyataan favorable Jumlah pernyataan unfavorable Jumlah Keterangan

Valid Tidak Valid daya tarik manusia untuk mewujudkan nya 3 Menyadari akan sarana-sarana / penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

3 3 6 12, 25,

30, 34 3, 8

4 Menyadari sikap / sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

4 4 8 13, 17,

31, 39

4, 9, 35, 26


(55)

No. Indikator Jumlah pernyataan favorable Jumlah pernyataan unfavorable Jumlah Keterangan

Valid Tidak Valid 5 Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

4 4 8

5, 14, 27, 36,

40

10, 18, 32

Jumlah 26 26 52 30 22

Numally (dalam Ghonzali, 2009:46) menyatakan bahwa suatu konstruk disebut reliabel atau memiliki reliabilitas jika memenuhi harga Alpha Cronbach’s>0,60.

Tabel 6. Kriteria Koefisien Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

negatif – 0,20 Sangat rendah

Tabel 7: Reliabilitas Aspek Minat

Cronbach Alpha Kualifikasi


(56)

Tabel 8: Reliabilitas Aspek Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi

Cronbach Alpha Kualifikasi

0,869 Sangat Tinggi

Berdasarkan tabel diatas, reliabilitas pada aspek minat yaitu 0,957 dengan kualifikasi sangat tinggi, sedangkan pada aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi yaitu 0,869 dengan kualifikasi sangat tinggi. Setelah melalui uji validitas dan reliabilitas deperoleh kesimpilan bahwa instrumen yang digunakan untuk penelitian dinyatakan valid dan reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang akan digunakan sebagai pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dilakukan pada awal pertemuan di kelas kontrol dan kelas eksperimen, kemudian hasil pretest dianalisis dengan uji normalitas data, uji statistik untuk uji beda. Setelah itu diberikan perlakuan yang membedakan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yaitu pada pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran berbasis masalah(PBM) sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran yang tidak menggunakan model PBM atau hanya menggunakan metode pembelajaran yang tradisional seperti ceramah.Pada akhir pertemuan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut diberikan diberikan posttest untuk mengetahui pengaruh PBM terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

Menurut Margono (2007:167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner adalah sebuah daftar


(57)

pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur / responden (Mustaqim, 2011:171).Menurut Margono (2007:167), kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara meyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Begitu pula Masidjo (1995:70) mengatakan bahwa angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.

Kuesioner yang digunakan padapenenlitian ini merupakan kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Kuesioner berstruktur berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Furchan, 2007:260). Pada penelitian ini, responden membubuhkan tanda

cek (√) pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.

Pada penelitian ini kami menggunakan dua kuesioner, yaitu kuesioner untuk minatdankuesioner kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Kuesioner minat terdiri dari tiga indikator yang kemudian dijabarkan kedalam 54 pernyataan, sedangkan kuesioner kesadaran akan nilai globalisasi terdiri lima indikator yang dijabarkan kedalam 44 pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini terdiri dari pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable.

Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Skala Likert disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Terdapat empat alternatif jawaban yaitu “Sangat Setuju (SS)”, “Setuju (S)”,


(58)

“Tidak Setuju (TS)”, “ Sangat Tidak Setuju (STS)”. Berikut ini skor untuk

pernyataan favourable dan pernyataan unfavourable:

1) Pernyataan favourable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 4

b. Setuju (S) : skor 3 c. Kurang Setuju (KS) : skor 2 d. Tidak Setuju (TS) : skor 1

2) Pernyataan unfavourable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 1

b. Setuju (S) : skor 2 c. Kurang Setuju (KS) : skor 3 d. Tidak Setuju (TS) : skor 4

Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner yang akan divaliditas kepada responden.

Tabel 9. Sebaran Item Kuesiner Minat

Indikator Yang Disukai Yang Tidak Disukai

1. Lebih menyukai suatuhal daripada hal lainnya

 Saya menyukai pelajaran PKn daripada pelajaran lainnya

 Saya senang ketika pelajaran Pkn usai  Saya suka jika diberi PR

PKn daripada pelajaran lainnya

 Saya malas mengerjakan PR PKn

 Saya suka belajar PKn daripada belajar pelajaran lainnya

 Saya kurang berminat belajar PKn

 Saya memperhatikan guru saat pelajaran PKn daripada saat pelajaran lainnya

 Saya memikiran hal lain ketika guru sedang menjelaskan materi PKn

 Sayamembicarakan

pelajaran PKn di luar kelas daripada pelajaran lainnya

 Saya tidak membicarakan pelajaran PKn di luar kelas


(59)

Indikator Yang Disukai Yang Tidak Disukai  Saya menyukai membaca

buku tentang PKn daripada membaca buku pelajaran lainya

 Saya kurang tertarik

membaca buku 2. Partisipasi

dalam suatu aktivitas

 Saya mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru

 Saya tidak mengerjakan latihan soal yang diberikan guru.

 Saya memperhatikan guru saat kegiatan pembelajaran

 Berbicara atau ramai saat kegiatan pembelajaran

 Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru

 Saya acuh ketika tidak

dapatmenjawab pertanyaan dari guru  Saya mengerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru

 Saya malas mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru

 Saya aktif bertanya dalam pembelajaran PKn

 Saya hanya diam saat mengikuti pembelajaran PKn  Saya senang membaca

buku PKn

 Saya malas membaca buku PKn  Saya mencatat materi

penting tentang pelajaran PKn

 Saya malas mencatat materi tentang pelajaran PKn.  Saya belajar dengan teman

untuk mencari jawaban atas pertanyaan guru.

 Saya kurang berminat mencari jawaban atas pertanyaan yang diberikan guru 3. Memberikan

perhatian yang lebih besar terhadap subyek

 Saya bertanya tentang materi yang belum saya pahami kepada orang lain

 Saya tidak mau bertanya untuk materi yang belum saya pahami

 Saya akan mengulang kembali materi yang belum saya pahami

 Saya malas belajar untuk materi PKn yang belum saya pahami

 Saya akan bertanya tentang materi yang saya anggap sulit sampai mendapat jawaban

 Saya enggan bertanya ketika ada materi yang saya angap sulit


(60)

Indikator Yang Disukai Yang Tidak Disukai mendiskusikan materi

pembelajaran Pkn

mendiskusikan materi pembelajaran PKn

 Selalu memperhatikan guru ketika guru sedang menjelaskan pelajaran PKn

 Saya mengerjakan hal lain ketika guru sedang menjelaskan pelajaran PKn  Saya mencari buku untuk

memahami materi PKn yang sulit

 Saya tidak berusaha memahami materi yang sulit

 Saya mempelajari pelajaran PKn sebelum pembelajaran di mulai

 Saya kurang berminat

mempersiapkan diri mempelajari materi yang akan diajarkan.  Saya mengulang kembali

materi yang sudah diajarkan oleh guru

 Saya tidak pernah mengulang materi yang sudah disampaikan oleh guru

 Saya mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru secara tepat waktu

 Saya terlambat mengumpulkan tugas yang diberikan guru

 Saya belajar dengan sunguh-sunguh untuk mendapatkan nilai yang memuaskan

 Saya tidak peduli terhadap nilai PKn yang akan saya peroleh

 Saya rajin membaca buku di perpustakaan untuk mendukung prestasi belajar PKn

 Saya malas membaca buku di perpustakaan dalam mendukung prestasi belajar PKn

 Saya senang belajar PKn  Saya tidak berminat mempelajari PKn


(61)

Tabel 10. Sebaran Item Kuesioner Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi

Indikator Yang Disukai Yang Tidak Disukai

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

 Makanan cepat saji (KFC, Pizza Hut, dll) adalah makanan yang tidak sehat

 Permainan tradisional adalah permainan yang menarik

 Saya menyadari bahwa tarian tradisional merupakan salah satu kekayan budaya Indonesia

 Saya selalu membeli pakaian model terbaru  Saya

menggunakan internet untuk membuka

permainan online dan hal-hal yang tidak bermanfaat  Bermain

playstastion hingga lupa waktu  Tarian tradisional

adalah tarian kuno yang tidak layak dipelajari

 Pakaian buatan luar negeri lebih baik daripada buatan dalam negeri

2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya

 Pakaian buatan luar negeri lebih baik daripada buatan dalam negeri

 Saya bersemangat untuk mempelajari tarian tradisional Indonesia

 Saya memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan aturan/tata tertib sekolah  Malu mempelajari

tarian negeri sendiri

 Tarian tradisional kurang menarik 3. Menyadari akan

sarana-sarana /

 Mengambil hal-hal positif dari internet

 Saya tidak pernah mencuci baju


(62)

Tabel 11. Kisi-kisi instrumen minat. No

Indikator Favorable Unfavorable

1 Lebih menyukai suatu hal daripada hal lainnya

1, 4, 7, 10, 13, 16 27, 30, 33, 36, 39, 42

2 Partisipasi dalam suatu aktivitas

2, 5, 8, 11, 14, 17, 19, 28, 31, 34, 37, 40, 43, 45

3

Memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek

3, 6, 9, 12, 15, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26

29, 32, 35, 38, 41, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52

Jumlah 26 26

penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi

terwujudnya nilai yang akan dituju

 Mencontoh hal-hal yang buruk dari siaran TV

 Menggunakan internet untuk melakukan hal yang kurang baik (menggunakan facebook untuk mengejek teman) 4. Menyadari sikap

/ sebelum

melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

 Menggunakan internet sesuai dengan tujuan yang positif

 Memiliki sikap ramah dan hormat terhadap orang lain

 Senang menonton televisi secara berlebihan

 Saya tidak suka membantu orang lain yang kesusahan 5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

 Bangga menggunakan produk dalam negeri  Saya menggunakan

telepon dengan seperlunya

 Lebih bangga menggunakan produk luar negeri  Menggunakan

telepon dengan boros

 Saya tidak suka mengenakan pakaian batik


(63)

Tabel 12. Kisi-kisi Instrumen Kesadaran

No Indikator Favorable Unfavorable

1

Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

1, 6, 15, 19,20, 21, 22

23, 26, 28, 37, 41, 42, 43, 44 2 Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk

mewujudkannya

2, 7, 11, 16, 24, 29, 33, 38

3

Menyadari akan sarana-sarana / penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

3, 8, 12 25, 27, 30, 34

4 Menyadari sikap / sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

4, 9, 13, 17 31, 35, 39

5 Menyadari dilakukan demi terwujudnya nilai yang tindakan yang perlu menjadi tujuan

5, 10, 14, 18 32, 36, 40

Jumlah 22 22

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 20 forWindows. Teknik analisis data meliputi beberapa langkah, yaitu:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas data dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Peneliti menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov dengan tujuan untuk menentukan jenis ststistik yang akan digunakan (Sarwono, 2010:27), kriteria yang digunakan dalam teknik Kolmogorov-Smirnov antara lain:

a. Jika harga sig.(2-tailed)> 0,05, distribusi data normal. Jika distribusi data normal, teknik statistik yang digunakan adalah statistik parametik uji t atau t-test.


(1)

Siswa mengerjakan LKS dalam kelompok


(2)

(3)

(4)

Lampiran 11 : Riwayat Hidup Penulis

Riwayat Hidup Penulis

Desi Natalia merupakan anak pertama dari pasangan Gregorius Gudau dan Genoveva Genok. Penulis lahir di Nusa Kenyikap, 25 Desember 1991. Pendidikan awal dimulai di SDN 12 Nusa Kenyikap. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Setya Budi Nanga Pinoh dan melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMAN 01 Nanga Pinoh, Melawi, Kalimantan Barat. Kemudian menempuh pendidikan di Universitas Sanata Dharma pada Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di PGSD, banyak pengalaman yang penulis dapatkan diantaranya menjadi pribadi yang baik dan bertanggungjawab. Pengalaman yang penulis dapatkan selama menempuh pendidikan seperti mengikuti seminar-seminar pendidikan, PPKM, serta mengikuti kegiatan kampus yang mendukung.


(5)

viii ABSTRAK

Natalia, Desi. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Minat dan Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Pada Siswa SD Kelas IV. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Model PBM, minat, kesadaran siswa akan nilai globalisasi, mata pelajaran PKn.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model PBM terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III Yogyakarta pada tahun ajaran 2012/2013.

Penelitian yang dilakukan menggunakan jenis penelitian Quasi eksperimental tipe non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Bopkri Demangan III sebagai kelas eksperimen berjumlah 30 siswa dan siswa kelas IV SDN Sinduadi 1 sebagai kelas kontrol berjumlah 31 siswa. Teknik pengumpulan data pada masing-masing kelas menggunakan pretest

dan posttest dengan kuesioner, yaitu kuesioner untuk aspek minat dan kuesioner aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Kemudian hasilnya dianalisis menggunakan program komputer PASW (SPSS) 20 for Windowsdengan menggunakan tiga tahap yaitu : 1) Uji perbedaanpretestkelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 2) uji perbedaan dari pretestke posttestantara masing-masing. 3) Uji perbedaan posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 4) Uji besar pengaruh baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model PBM berpengaruh terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Hal itu ditunjukan dengan harga

sig.(2-tailed) pada aspek minat <0,05 yaitu 0,000. Sehingga Hi diterima maka Hnullditolak. Dengan kata lain model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap minat dengan besar pengaruhnya 23,04%. Begitu juga pada aspek kesadaran siswa akan nilai globalisasi hasil analisis statistik menunjukkan harga sig.(2-tailed)<0,05 yaitu 0,010. Sehingga Hi diterima maka Hnullditolak. Dengan kata lain model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap kesadaran siswa akan nilai globalisasi dengan besar pengaruh sebesar 80,4%.


(6)

ix ABSTRACT

Natalia, Desi.(2013). The Influence of Problem Based Learning Model toward

Student’s Interest and Awareness of Globalization Value of Grade IV

students .Yogyakarta:Sanata Dharma University

Keywords:Problem based learning Model, interest, awareness of globalization value, civics education.

The aim of the research was to find out the influence 0f problem based

learning model toward students’ interest and awareness of globalization value of

grade91 IV students of BOPKRI Demangan III year 2012/2013.

The type of the research was a non-equivalent control design typed quasi experimental research. The subjects of the research were 30 students of grade IV of BOPKRI Demangan III as the experimental class and 31 students of grade IV of Sinduadi I Public Elementary School as the controller class. Data sampling of each class was taken by using pretest and posttest using questionnaire, which were the interest aspect questionnaires and students’ awareness of globalization value aspects questionnaires. The result of the questionnaires was analyzed using the PASW (SPSS) 20 for Windows through several processes: 1)The test of the differences of pretest result of controller group and experimental group. 2) The test of the differences of pretest and posttest result og each group. 3) The test of the difference of posttest result of controller group and experimental grou., 4)The test of the lever in both controller group and experimental group.

The result of the research showed that the problem based learning model has

influenced students’ interest and awareness of globalization value. The conclusion

is showed through the sig. (2-tailed) value of the interest aspect < 0,05 which was at 0,000. So that Hi was accepted and Hnull wasreject. In other words, the problem based learning model has significant influence toward students’ interest, showed

through the 23,04% level of influence. The students’ awareness of globalization value aspects showed that sig. (2-tailed) value < 0,05was at 0,010. So that Hi was

accepted and Hnull was reject. In other words, the problem based learning model has significant influence toward students’ awareness of globalization value


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Negeri Kledokan.

0 1 169

Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012/2013.

0 0 132

Pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1.

0 0 146

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa SD kelas IV.

0 0 148

Pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013.

0 1 129

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Negeri Kledokan

0 0 167

Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012 2013

0 0 130

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa SD kelas IV - USD Repository

0 0 145

Pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1 - USD Repository

0 0 144

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MINAT DAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI GLOBALISASI PADA SISWA SD KELAS IV

0 0 153