Pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1.

(1)

vi ABSTRAK

Nugrahaningsih, Brigitta Petrasari. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Sinduadi 1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Mata Pelajaran PKn, model Pembelajaran Berbasis Masalah, nilai globalisasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IVA SD N Sinduadi 1 tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design.Subjek penelitian ini adalah kelas IV B SD N Sinduadi 1 (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD N A Sinduadi 1 sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk

pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSSStatistic 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalahberpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol adalah 0,358 atau >0,05 , maka Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan (homogen) antara skor pretest dan

posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan uji perbandingan skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimendiperoleh hasil perhitungan Sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol yaitu 0,000 dan kelompok eksperimen 0,000. Kedua kelompok memiliki harga sig. (2-tailed) < 0,05 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan. Kenaikan skor pada kelompok kontrol dari 2,65 menjadi 3,49, berarti persentase kenaikan skor pada kelompok kontrol yaitu sebesar 31,69 % sedangkan kelompok eksperimen, dari 2,76 menjadi 3,89 berarti persentase kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 40,94 %.


(2)

vii ABSTRACT

Nugrahaningsih, Brigitta Petrasari. 2013. The Effect of Using Problem-Based Learning To Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKnAtSD Negeri Sinduadi 1 Grade IV A. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value

This research purpose is to determine the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Negeri Sinduadi 1 grade IV A year 2012/2013.

The kind of this research is conducted on experimental quasi typenon-aquivalent control group design. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi 1 grade IV B (controled group) and the students of SD Negeri Sinduadi 1 grade IV A as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.

The result showed that the problem-based learning model is significantly affect the ability to the increase of globalization awareness significantly. This result of this research could be proved using the value of sig. (2-tailed) was 0,358 or > 0,05 so H0 was accepted and H1 was rejected. It means that there was no

significant (homogen) differences between pre-test in controled group and experimental group. In other words, those two pre-test scores had equivalent level so the writer used the comparison analysis of pre-test score from controled group and experimental group. The result of comparison test from pre-test score to post-test between controlled group and experimental group was sig. (2-tailed); 0,000 for controlled group and 0,000 for experimental group. Those two groups had sig. (2-tailed) < 0,005. It means that the increase of score percentage in controlled group was 31,69%; from 2,65 to 3,49. While in the experimental group, it was 40,94%; from 2,76 to 3,89.


(3)

i PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN SISWA AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IV A SD NEGERI SINDUADI 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh:

Brigitta Petrasari Nugrahaningsih NIM : 091134077

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(4)

(5)

(6)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh cinta, karya ini kupersembahkan untuk :

1. Tuhan Yesus Kristus karena selalu memberikan rahmat dan kasih yang melimpah di dalam kehidupan ini.

2. Kedua orang tuaku (Margareta Ambar W S.Pd) dan (Andreas Legawa Agung J. SE) yang selalu memberikan dukungan, doa dan semangat untuk diriku.

3. Kedua adikku (Elizabeth Meira Devi Astuti) dan (Yohanna Fransiska Silvy Oktawuri) yang telah mendukung saya selama ini.

4. Keluarga kecilku , Didik Arifin dan A. Naswa Vely Anjani 5. Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma.


(7)

v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 11 Oktober 2013 Penulis,


(8)

vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Brigitta Petrasari Nugrahaningsih

NIM : 091134077

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN SISWA AKAN NILAI

GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SD NEGERI SINDUADI 1

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 11 Oktober 2013 Yang menyatakan,


(9)

vii ABSTRAK

Nugrahaningsih, Brigitta Petrasari. 2013. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Sinduadi 1. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci: Mata Pelajaran PKn, model Pembelajaran Berbasis Masalah, nilai globalisasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IVA SD N Sinduadi 1 tahun ajaran 2012/2013.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental tipe

non-equivalent control design. Subjek penelitian ini adalah kelas IV B SD N Sinduadi 1 (Kelompok kontrol) dan siswa kelas IVA SD N A Sinduadi 1 sebagai kelas eksperimen. Pengumpulan data dilakukan dengan memberi kuesioner untuk

pretest dan posttest. Pengumpulan data ini kemudian diolah menggunakan program SPSS Statistic 18 for Windows dengan menggunakan tahap untuk kedua kelompok tersebut yakni: 1) uji homogenitas skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, 2) uji perbandingan skor pretest ke posttest.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis masalahberpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran akan nilai globalisasi. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol adalah 0,358 atau >0,05 , maka Ho diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan (homogen) antara skor pretest dan

posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sedangkan uji perbandingan skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil perhitungan Sig. (2-tailed) untuk kelompok kontrol yaitu 0,000 dan kelompok eksperimen 0,000. Kedua kelompok memiliki harga sig. (2-tailed) < 0,05 yang berarti terjadi peningkatan yang signifikan. Kenaikan skor pada kelompok kontrol dari 2,65 menjadi 3,49, berarti persentase kenaikan skor pada kelompok kontrol yaitu sebesar 31,69 % sedangkan kelompok eksperimen, dari 2,76 menjadi 3,89 berarti persentase kenaikan skor kelompok eksperimen sebesar 40,94 %.


(10)

viii ABSTRACT

Nugrahaningsih, Brigitta Petrasari. 2013. The Effect of Using Problem-Based Learning To Level of Awareness of The Value of Globalization on The Subjects of PKn At SD Negeri Sinduadi 1 Grade IV A. Yogyakarta: Sanata Dharma University.

Keywords: PKn, problem-based learning model, globalization value

This research purpose is to determine the increase of globalization awareness using problem based-learning model toward students at SD Negeri Sinduadi 1 grade IV A year 2012/2013.

The kind of this research is conducted on experimental quasi typenon-aquivalent control group design. The subject of this research was the students of SD Negeri Sinduadi 1 grade IV B (controled group) and the students of SD Negeri Sinduadi 1 grade IV A as the experimental class. The data was collected by giving pre-test and post-test in form of questionnaire. The data was processed by using SPSS 18 for Windows program by using two steps; (1) pre-test score of homogeneity test between controled group and experimental group, (2) comparison test from pre-test to post-test.

The result showed that the problem-based learning model is significantly affect the ability to the increase of globalization awareness significantly. This result of this research could be proved using the value of sig. (2-tailed) was 0,358 or > 0,05 so H0 was accepted and H1 was rejected. It means that there was no

significant (homogen) differences between pre-test in controled group and experimental group. In other words, those two pre-test scores had equivalent level so the writer used the comparison analysis of pre-test score from controled group and experimental group. The result of comparison test from pre-test score to post-test between controlled group and experimental group was sig. (2-tailed); 0,000 for controlled group and 0,000 for experimental group. Those two groups had sig. (2-tailed) < 0,005. It means that the increase of score percentage in controlled group was 31,69%; from 2,65 to 3,49. While in the experimental group, it was 40,94%; from 2,76 to 3,89.


(11)

ix PRAKATA

Puji syukur kepada Tuhan yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul : Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Tingkat Kesadaran Siswa Akan Nilai Globalisasi Pada Mata Pelajaran PKn Kelas IVA SD Negeri Sinduadi 1 Tahun Ajaran 2012/2013, dengan baik. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihat maka skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J.,S.S.,BST.,M.A, selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi.,M.A selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan.

4. Sudiyo, S.Ag, M.Pd, selaku kepala SD Negeri Sinduadi 1 yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di SD Negeri Sinduadi 1.

5. Drs. Riyamto, selaku guru mata pelajaran PKn SD Negeri Sinduadi 1 yang sudah banyak membantu peneliti sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.

6. Siswa kelas IV A dan siswa kelas IV B SD Negeri Sinduadi 1 yang telah bekerjasama dalam penelitian ini sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

7. Sekretariat PGSD yang telah membantu proses perijinan hingga skripsi ini dapat selesai dengan baik.

8. Kedua orang tua, kedua adikku, yang telah mau bekerjasama dengan baik sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancer.

9. Sahabatku Elsa Serafina, Christina Devi Linawati, Chatarina Dewi Utari, dan Rischa Kristiana yang selalu membantu dan menyemangati sehingga karya ilmiah ini dapat selesai.


(12)

x 10.Teman-teman satu kelompok payung PKn (Nila, Nia, Ima, Mayang, Chatarina, Desi, Putri, Vitalis) yang banyak memberi masukan dan bantuan kepada peneliti dalam melakukan penelitian dan memberikan dukungan dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

11.Teman-teman PGSD USD kelas A 2009 yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

12.Didik Arifin yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam mengerjakan karya ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa isi dalam karya ilmiah ini banyak sekali kekurangan karena penulis tahu bahwa manusia tidak luput dari kesalahan. Penulis sangat menerima semua kritik dan saran dari semua pihak. Penulis juga berharap karya tulis ini berguna bagi semua pembaca.


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 4

1.3Tujuan penelitian ... 5

1.4Manfaat Penelitian ... 5

BAB II. LANDASAN TEORI ... 7

2.1Kajian Pustaka ... 7

2.1.1 Kesadaran ... 7

2.1.2 Nilai ... 8

2.1.2.1Pengertian Nilai ... 8

2.1.2.2Jenis-Jenis Nilai ... 10

2.1.2.3Pendidikan Nilai ... 11

2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 13

2.1.3.2 Karateristik PBM ... 15

2.1.3.3 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ... 16

2.1.3.4 Tujuan PBM ... 17

2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ... 19

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 19

2.1.4.2 Ruang Lingkup Pkn ... 20

2.1.4.3 Standar Kompetensi dan kompetensi Dasar PKn di SD ... 21

2.1.5 Globalisasi ... 22

2.1.5.1 Pengertian Globalisasi ... 22

2.1.5.2 Proses Globalisasi ... 23

2.1.5.3 Ciri-Ciri Globalisasi ... 24

2.1.5.4 Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar ... 25


(14)

xii

2.1.5.6 Sikap Menghadapi Globalisasi ... 27

2.2Hasil Penelitian Sebelumnya ... 27

2.3Kerangka Berpikir ... 29

2.4Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Jenis Penelitian ... 32

3.2 Populasi dan Sampel ... 33

3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 34

3.4 Rencana Tindakan ... 35

3.5 Variabel Penelitian ... 37

3.6 Definisi Operasional ... 37

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 38

3.8 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 43

3.8.1 Validitas ... 43

3.8.2 Reliabilitas ... 48

3.9 Teknik Analisis Data ... 49

3.9.1 Uji Normalitas Data ... 49

3.9.2 Uji Statistik ... 50

3.9.2.1Uji Homogenitas Skor Pretest ... 50

3.9.2.2 Uji Kenaikan Skor Pretest Dan Posttest ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

4.1Hasil Penelitian ... 52

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Model PBM Terhadap Tingkat Kesadaran Akan Nilai Globalisasi ... 52

4.1.2 Uji Normalitas Data ... 53

4.1.3 Uji Homogenitas Skor Pretest Antara Kelompok Kontrol dan Eksperimen ... 55

4.1.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest ... 57

4.2 Pembahasan ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63

5.1Kesimpulan ... 63

5.2Keterbatasan Penelitian ... 64

5.3Saran ... 64

DAFTAR REFERENSI ... 66


(15)

xiii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Langkah-langkah PBM ... 16

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan ... 33

Tabel 3. Jadwal Penelitian ... 34

Tabel 4. Penjabaran Indikator ... 41

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Kuesioner ... 43

Tabel 6. Kisi-kisi Pernyataan Kuesioner untuk Mencari Validitas Item ... 45

Tabel 7. Hasil Uji Validitas Instrumen ... 47

Tabel 8. Kriteria Koefisien Reliabilitas. ... 48

Tabel 9. Reliabilitas ... 48

Tabel 10. Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 11. Perbandingan Skor pretest ... 56

Tabel 12. Perbandingan Skor Pretest ke Postest ... 58


(16)

xiv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Variabel dependent dan variabel independent ... 37 Gambar 2. Perbandingan skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan eksperimen.. 58


(17)

xv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Silabus Kelompok Eksperimen ... 69

Lampiran 2 : RPP Kelompok Eksperimen ... 76

Lampiran 3 : Kuesioner ... 88

Lampiran 4 : Analisis SPSS ... 93

Lampiran 5 : Uji Validitas ... 96

Lampiran 6 : Uji Reliabilitas ... 97

Lampiran 7 : Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol ... 98

Lampiran 8 : Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 100

Lampiran 9 : Lembar Kuesioner Validitas Siswa ... 102

Lampiran 10 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol .... 104

Lampiran 11 : Lembar Kuesioner Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ... 106

Lampiran 12 : Lembar Kerja Siswa ... 109

Lampiran 13 : Lembar Evaluasi Pertemuan 1 ... 121

Lampiran 14 : Lembar Evaluasi Pertemuan 2 ... 123

Lampiran 15 : Foto-Foto Penelitian ... 124

Lampiran 16 : Surat Izin Penelitian ... 127

Lampiran 17 : Surat Keterangan Penelitian ... 128


(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada BAB I ini akan dikemukakan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Menurut Kadir (2012:75), pendidikan adalah kegiatan mengoptimalkan perkembangan potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut tujuan pendidikan. fungsi utama pendidikan adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak, kepribadian serta peradaban yang bermartabat dalam hidup dan kehidupan, supaya terwujudnya pendidikan yang baik setiap siswa harus memiliki kesadaran. Kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai untuk menyusun rencana dengan sengaja, mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan lebih selektif dalam menentukan arah untuk meraih tujuan (Given, 2007:213).

Kesadaran memungkinkan siswa memiliki nilai, contohnya dalam menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas, siswa harus menyadari bahwa tarian tradisional merupakan kekayaan budaya Indonesia, diperlukan kesadaran nilai yang menyadarkan siswa untuk mengetahui bahwa tarian tradisional merupakan kekayaan budaya Indonesia. Dari salah satu contoh tersebut diketahui kesadaran akan nilai perlu diterapkan melalui mata pelajaran yang sesuai, yaitu mata


(19)

2 pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). PKn termasuk salah satu mata pelajaran yang penting, karena PKn diajarkan diseluruh tingkat pendidikan, dimulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi. Kesadaran akan nilai perlu diterapkan melalui mata pelajaran PKn karena dapat mengembangkan dan melestarikan nilai luhur yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diwujudkan dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari. Siswa diharapkan mampu menjadi manusia yang menyadari nilai-nilai yang ada di dalam pribadi masyarakat dengan PKn, maka hakikat atau intisari PKn adalah pendidikan nilai dan moral. Sebagai pendidikan nilai, PKn akan membantu siswa dalam mengembangkan kesadaran siswa akan nilai-nilai yang termuat dalam hal yang menjadi objek pembahasannya. Tujuannya adalah agar para siswa dapat meningkatkan kesadaran kualitas berpikir dan kesadaran kualitas perasaannya. Sebagai bangsa yang memiliki ideologi dan dasar negara Pancasila, tentu saja PKn merupakan program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat menyadarkan dan mewujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para siswa, baik kesadaran sebagai individu, kesadaran sebagai anggota masyarakat, dan kesadaran sebagai umat manusia makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa (Wiharyanto 2008:5).

Pada kenyataannya di sekolah yang peneliti temukan, pembelajaran PKn kurang disertai dengan penanaman kesadaran nilai yang terkandung dalam materi yang diajarkan. Pendidik belum mengikutsertakan kesadaran siswa akan nilai,


(20)

3 hanya sebatas penanaman konsep mengenai materi saja. Hal itu nampak pada saat guru mengajar, siswa terlihat kurang antusias mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM). Mengingat pelajaran PKn di kelas tersebut dilaksanakan pada siang hari, dan guru kurang kreatif dalam mengemas pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran tradisional, sehingga siswa tampak kurang bersemangat dalam belajar. Kesadaran akan pendidikan nilai yang seharusnya ditanamkan pada siswa saat pembelajaran, menjadi tidak terealisasikan.

Menurut Syarbaini (2011:190), tanpa disadari budaya asing yang masuk ke Indonesia telah mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, dan ini merupakan proses globalisasi. Maka khususnya pada siswa SD perlu menyadari nilai-nilai globalisasi. Untuk menghadapi globalisasi siswa dituntut untuk menaikkan kualitas kompetensi terhadap pelajaran yang dihadapi. Siswa dipersiapkan untuk memasuki era globalisasi dengan cara terlibat dan mengalami langsung proses nilai-nilai globalisasi ketika mereka berada di dalam proses pembelajaran di kelas.

Untuk mengatasi era globalisasi pada siswa SD, peneliti bemaksud menerapkan pendidikan kesadaran siswa akan nilai globalisasi. Peneliti berusaha meneliti peningkatkan kesadaran siswa akan nilai globalisasi, melakukan pembelajaran PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Menurut Tan dalam Rusman (2011:232), PBM merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada. Model PBM adalah model pembelajaran yang


(21)

4 menggunakan media nyata sebagai bahan pelajaran. Peneliti merasa bahwa model pembelajaran berbasis masalah cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran PKn.

Sebagai penelitian eksperimen, selain disiapkan kelompok-kelompok eksperimen untuk diteliti, juga disiapkan kelompok kontrol sebagai pembanding. Kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran ekspositoris (ceramah) dalam pembelajaran PKn. Menurut Sanjaya (2006:145), metode ceramah adalah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Guru biasanya belum merasa puas manakala dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena itu sepenuhnya kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah dan guru kelas mengajar sendiri materi globalisasi. Sementara kelompok eksperimen, peneliti sendiri yang mengajar PKn menggunakan model PBM, sebagai usaha meningkatkan kesadaran siswa akan nilai terkait globalisasi. Model pembelajaran ini diharapkan dapat mendukung bagi peningkatan kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan diatas, secara lebih rinci masalah ini dirumuskan sebagai berikut :

1.2.1 Apakah penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dapat berpengaruh pada tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi terhadap siswa kelas IVA SD Negeri Sinduadi 1 Tahun Ajaran 2012/2013?


(22)

5 1.2.2 Apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada menggunakan metode ceramah?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang hendak dicapai dalam penelitian. Setelah menguraikan rumusan masalah penelitian secara umum ialah memperoleh gambaran umum mengenai pengaruh penggunaan model PBM terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1. Sementara tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut.

1.3.1 Mengetahui pengaruh tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi, setelah mengikuti pembelajaran PKn dengan model pembelajaran berbasis masalah kelas IVA SD Negeri Sinduadi 1 Tahun Ajaran 2012/2013.

1.3.2 Mengetahui apakah kelompok eksperimen yang menggunakan model pembelajaran berbasis masalah memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah. 1.4 Manfaat Penelitian

Harapan peneliti selama melakukan proses penelitian dan hasil dari penelitian ini akan bermanfaat bagi berbagai pihak, di antaranya:

1. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman kolaborasi yang dapat digunakan untuk pengembangan diri dalam berkarya sebagai guru dikemudian hari. Penelitian


(23)

6 ini dapat menjadi acuan dan pijakan dalam melakukan penelitian lebih lanjut, khususnya terkait dengan penelitian tentang kesadaran akan nilai.

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapakan mampu berkontribusi bagi guru-guru yang bersangkutan sehingga guru memiliki variasi mengajar yang dapat menciptakan suasana pembelajaran PKn agar lebih kondusif.

3. Bagi Siswa

Penggunaan model PBM dapat menjadi inspirasi bagi siswa untuk lebih aktif dalam mendukung pembelajaran khususnya pada mata pelajaran PKn.


(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian. Pembahasan landasan teori terdiri dari lima bagian yaitu: kajian pustaka, penelitian terdahulu, kerangka berpikir, dan hipotesis penelitian.

2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kesadaran

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:765) mendefinisikan secara bahasa kata kesadaran berasal dari kata sadar yang mendapat imbuhan ke – an yang berarti insyaf; yakin; merasa; tahu dan mengerti; 1. Keinsyafan; keadaan mengerti: ~ akan harga dirinya timbul karena ia diperlakukan secara tidak adil; 2. Hal yang dirasakan atau dialami oleh seseorang. Kesadaran merupakan suatu yang dimiliki oleh manusia dan tidak ada pada ciptaan yang lain. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia merupakan bentuk unik dimana ia dapat menempatkan diri manusia sesuai dengan yang diyakininya.

Menurut Hobson (dalam Given 1994:88-209), kesadaran merupakan pemahaman otak-pikiran tentang sebagian informasinya sendiri. Kesadaran merupakan sikap sadar dan ingat pada keadaan yang sebenarnya yang secara langsung tersedia bagi kita. Kesadaran sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia, dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup


(25)

8 yang sadar akan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya.

Menurut Given (2007:213), kesadaran berarti memahami beragam perasaan, pikiran, hasrat, tindakan, reaksi, dan secara sadar memanipulasi. Kesadaran memungkinkan memiliki niat untuk menyusun rencana dengan sengaja. Kesadaran mempertimbangkan sisi positif dan negatif suatu situasi sebelum mengambil tindakan atau membiarkan keadaan mereda sendiri, dan untuk secara selektif dan berarti menentukan arah tindakan untuk meraih tujuan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan kesadaran merupakan sikap sadar dan ingat pada keadaan yang sebenarnya yang secara langsung tersedia bagi kita. Kesadaran sangat berkaitan dengan manusia bahkan yang membedakan manusia dengan binatang. Kesadaran merupakan unsur dalam manusia, dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas. Manusia dengan dikaruniai akal budi merupakan makhluk hidup yang sadar akan dirinya. Kesadaran yang dimiliki oleh manusia dalam diri, akan diri sesama, masa silam, dan kemungkinan masa depannya.

2.1.2 Nilai

2.1.2.1 Pengertian Nilai

Wahana (2004:84) mendefinisikan nilai merupakan kualitas yang memiliki daya tarik serta dasar bagi tindakan manusia serta untuk mendorong manusia untuk mewujudkannya, karena nilai memiliki kesesuaian dengan kecenderungan kodrat manusia. Nilai memiliki peranan sebagai daya tarik serta dasar bagi


(26)

9 tindakan manusia. Nilai mendorong manusia untuk mewujudkan nilai-nilai yang ditemukannya dalam tindakan-tindakannya.

Menurut Syarbaini (2011:33), nilai adalah sesuatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai sebagai suatu sistem (sistem nilai) merupakan salah satu wujud kebudayaan, di samping sistem sosial dan karya. Dalam pelaksanaannya, nilai-nilai dijabarkan dalam wujud norma, ukuran, dan kriteria sehingga merupakan suatu keharusan anjuran atau larangan, tidak dikehendaki, atau tercela. Nilai berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai berada dalam hati nurani, kata hati, dan pikiran sebagai suatu keyakinan, dan kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem nilai.

Menurut Takdir (1966:3), teori nilai menyelidiki proses dan isi penilaian, yaitu proses yang mendahului dan menentukan semua kelakuan manusia. Karena itu teori nilai menghadapi manusia sebagai makhluk yang berkelakuan sebagai objeknya. Dibandingkan dengan kelakuan hewan yang menggunakan insting yang membuat hubungan antara hewan dan sekitarnya saling melengkapi, kemampuan manusia yang menggunakan akal budi berada dalam suasana kebebasan yang lebih besar. Kehidupan hewan dengan instingnya lebih tetap terikat pada sekitarnya, dalam hidup manusia selalu ada proses pengaruh-mempengaruhi yang dinamik antara akal budinya dengan lingkungan alamnya, lingkungan masyarakatnya dan lingkungan kebudayaannya.


(27)

10 Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah acuan setiap manusia yang berfungsi sebagai pendorong dan mengarahkan di kehidupan manusia dalam bersikap dan perilaku yang sesuai dengan harkat dan martabatnya. Dalam pelaksanaanya, nilai-nilai dijabarkan dalam wujud norma, ukuran, dan kriteria sehingga merupakan suatu keharusan anjuran atau larangan, tidak dikehendaki, atau tercela. Nilai berperan sebagai dasar pedoman yang menentukan kehidupan setiap manusia. Nilai berada dalam hati nurani, kata hati, dan pikiran sebagai suatu keyakinan, dan kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem nilai.

2.1.2.2 Jenis-jenis Nilai

Menurut Syarbaini (2011:35-36), dalam kaitannya dengan penjabarannya, nilai dapat dikelompokkan kepada tiga macam, yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis.

1. Nilai dasar

Sekalipun nilai bersifat abstrak, yaitu tidak dapat diamati melalui panca indera manusia, tetapi dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku atau berbagai aspek kehidupan manusia. Setiap nilai memiliki nilai dasar, yaitu berupa hakikat, esensi, intisari, atau makna yang dalam dari nilai-nilai tersebut. Nilai dasar itu bersifat universal karena menyangkut kenyataan objektif dari segala sesuatu. Contohnya, hakikat Tuhan, manusia, atau makhluk lainnya.

Apabila nilai dasar itu berkaitan dengan hakikat Tuhan, maka nilai dasar itu bersifat mutlak, karena Tuhan adalah kausa prima (penyebab pertama), dan segala sesuatu yang diciptakan berasal dari kehendak Tuhan. Nilai dasar itu juga


(28)

11 berkaitan dengan hakikat manusia, maka nilai-nilai tersebut harus bersumber kepada hakikat kemanusiaan itu dijabarkan dalam norma hukum yang dapat diistilahkan dengan hak dasar (hak asasi manusia).

2. Nilai Instrumental

Nilai instrumental ialah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila nilai dasar tersebut belum memiliki formasi serta parameter atau ukuran yang jelas dan konkret. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari, maka nilai tersebut akan menjadi norma moral. Akan tetapi, jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau negara, maka nilai-nilai instrumental itu merupakan suatu arahan kebijakan atau strategi yang bersumber pada nilai dasar, sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu eksplementasi dari nilai dasar.

3. Nilai Praksis

Nilai praksis merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan lebih nyata. Nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai dasar dan nilai instrumental. Berhubung fungsinya sebagai penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental, maka nilai praksis dijiwai oleh nilai-nilai dasar dan instrumental tersebut.

2.1.2.3 Pendidikan Nilai

Wahap (1995:56) memaparkan bahwa pendidikan nilai paling tidak meliputi empat dimensi utama. Dimensi-dimensi yang dimaksud adalah: menemukan nilai-nilai inti pribadi dan masyarakat, inkuiri filosofis dan rasional


(29)

12 terhadap nilai-nilai inti tersebut, respon positif atau negatif terhadap nilai-nilai inti tersebut, pembuatan keputusan yang berkaitan dengan nilai-nilai dasar berdasarkan inkuiri dan respon. Melalui pendidikan nilai, anak akan menyadari apa yang oleh hati nurani masing-masing dapat dipandang sebagai hal yang benar secara moral.

Menurut Sastrapratedja dalam Kaswardi (1993:3), yang dimaksud pendidikan nilai ialah penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri seseorang. Dalam pengertian yang hampir sama, Mardiatmadja dalam Mulyana (2004:119) mendefinisikan pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya. Jadi pada kesimpulannya, pendidikan nilai adalah pendidikan yang mensosialisasikan nilai-nilai kepada peserta didik. Pendidikan nilai sangatlah penting untuk diajarkan di seluruh program pendidikan, agar peserta didik tidak hanya mendapatkan ilmu, keterampilan dan teknologi saja, melainkan dapat mengembangkan aspek kepribadian, moral dan etik.

Adapun tugas dari pendidikan nilai menurut Benoit dalam Kaswardi (1993:101) yaitu membuat orang sadar, bahwa nilai sebagai pedoman bertindak bersifat mendua, ada nilai positif dan nilai negatif, oleh karena itu sebagai pendidik, harus berusaha sebaik mungkin mengarahkan, dan menjelaskan nilai-nilai positif kepada peserta didik. Benoit juga mengatakan bahwa pendidikan nilai-nilai tampil dalam cara yang berbeda-beda, tergantung dari apakah diberikan dalam keluarga, media massa, dalam gerakan remaja di sekolah, dan lain-lain.


(30)

13 Dalam pelajaran PKn, nilai difungsikan untuk mengarahkan, mengendalikan, dan menentukan kelakuan seseorang karena nilai dijadikan standar perilaku. Demikian juga yang dikatakan Djahiri (1991:6), bahwa PKn hendaknya tidak sekedar disampaikan arti, rumusan, percontohannya semata. Hendaknya juga dikaji isi pesan, semangat jiwanya (nilai) untuk selanjutnya disampaikan tatanan moralnya berikut acuan normatif/hukum keharusannya dan tata cara pelaksanaannya. Oleh karena itu, pendidikan nilai sangatlah penting untuk diajarkan dalam PKn. Nilai-nilai pancasila yang dimasukkan dalam pelajaran PKn digali dari kebudayaan-kebudayaan, nilai agama, dan adat istiadat bangsa Indonesia merupakan pandangan hidup atau menjadi panutan hidup bangsa Indonesia. Nilai pancasila secara individu dimaknai sebagai cermin perilaku kehidupan sehari-hari yang terwujud dalam cara bersikap dan bertindak.

2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah

2.1.3.1 Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Tan dalam Rusman (2011:229) pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Pada kenyataannya, tidak semua guru memahami konsep PBM tersebut, baik disebabkan oleh kurangnya keinginan dan motivasi untuk meningkatkan kualitas keilmuan maupun karena kurangnya dukungan sistem untuk meningkatkan kualitas keilmuan tenaga pendidik. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu


(31)

14 sekiranya ada sebuah bahan kajian yang mendalam tentang apa dan bagaimana PBM ini untuk selanjutnya diterapkam dalam sebuah proses pembelajaran, sehingga dapat memberi masukan, khususnya kepada guru tentang PBM, yang merupakan pendekatan pembelajaran yang relevan dengan tuntutan abad ke-21 dan umumnya kepada para ahli dan praktisi pendidikan yang memusatkan perhatiannya pada pengembangan dan inovasi sistem pembelajaran.

Rusman (2011:232) mengemukakan PBM untuk membantu menunjukkan dan memperjelas cara berpikir serta kekayaan dari struktur dan proses kognitif yang terlibat di dalamnya. PBM mengoptimalkan tujuan, kebutuhan, motivasi yang mengarahkan suatu proses belajar yang merancang berbagai macam kognisi pemecahan masalah. Dalam proses PBM, siswa belajar bahwa bekerja dalam tim dan kolaborasi itu penting untuk mengembangkan proses kognitif yang berguna untuk meneliti lingkungan, memahami permasalahan, mengambil dan menganalisis data penting, dan mengelaborasi solusi.

Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2011:241), mengemukakan bahwa PBM merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensi dari materi pelajaran. PBM merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. PBM menggunakan berbagai kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata,


(32)

15 kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kopleksitas yang ada.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa PBM adalah pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata yang dimaksudkan agar siswa dapat berpikir kritis dan analitis dalam mencari solusi dan menemukan pengetahuan yang baru. PBM menuntut aktivitas mental siswa dalam memahami suatu konsep, prinsip, dan keterampilan melalui situasi atau masalah yang disajikan di awal pembelajaran. PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterprestasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena itu.

2.1.3.2 Karakteristik PBM

Dalam PBM ada beberapa karakteristik yang dapat membedakan PBM dengan pendekatan lainnya. Seperti yang dikatakan Tan dalam Rusman (2011:232-233) bahwa karakteristik PBM adalah:

1. Permasalahan yang menjadi strating point dalam belajar;

2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur;

3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspektive);

4. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar;


(33)

16 6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaannya, dan

evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBM; 7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif;

8. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan;

9. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar dan,

10.PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses belajar. 2.1.3.3 Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Fogarty dalam Rusman (2011:243), langkah-langkah yang dilalui oleh siswa dalam sebuah proses sebuah proses PBM adalah : (1) menemukan masalah; (2) mendefinisikan masalah; (3) mengumpulkan fakta; (4) pembuatan hipotesis; (5) penelitian; (6) rephrasing masalah; (7) menyuguhkan alternatif; dan (8) mengusulkan solusi.

Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002:1) dalam Rusman (2011:243) mengemukakan bahwa langkah-langkah PBM adalah:

Tabel 1. Langkah-langkah PBM

Fase Indikator Tingkah Laku Guru

1 Orientasi siswa pada masalah

Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, dan memotivasi siswa yang terlibat pada aktivitas pemecahan masalah 2 Mengorganisasi

siswa untuk belajar

Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut

3 Membimbing pengalaman individu atau

Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan


(34)

17 kelompok pemecahan masalah

4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Membantu siswa dalam melaksanakan dan meyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya

5 Menganalsis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah

Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan

2.1.3.4 Tujuan PBM

Tan, Ibrahim dan Nur dalam Rusman (2011:242) mengemukakan tujuan PBM, yaitu: (1) membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir dan memecahkan masalah; (2) belajar berbagai peran orang dewasa melalui keterlibatan mereka dalam pengalaman nyata; (3) menjadi para siswa yang otonom. PBM melibatkan siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri yang memungkinkan mereka menginterprestasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya tentang fenomena itu.

Menurut Rusman (2011:238), tujuan PBM adalah penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan keterampilan pemecahan masalah. PBM juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide learning), keterampilan memakai informasi, kolaboratif dan belajar tim, dan keterampilan reflektif dan evaluatif. Tujuan PBM diharapkan dapat memberdayakan siswa untuk menjadi seorang individu yang mandiri dan mampu menghadapi setiap permasalahan dalam hidupnya di kemudian hari.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan tujuan model pembelajaran berbasis masalah dengan sendirinya akan mengembangkan kemampuan siswa


(35)

18 dalam menghadapi masalah. Siswa dilatih menemukan permasalahan dari hal yang dihadapinya serta merumuskan dengan jelas. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dengan jelas diharapkan siswa terlatih dalam kemungkinan-kemungkinan jawaban, dan mampu memilih jawaban yang terbaik, dan selanjutnya menguji jawaban tersebut, serta selanjutnya mengevaluasinya


(36)

19 2.1.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Wiharyanto (2008:5) mendefinisikan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan pendidikan pendahuluan bela negara. PKn dapat menumbuhkan dan mengembangkan rasa kecintaan terhadap tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan kebenaran Pancasila merupakan satu-satunya alat pemersatu bangsa yang paling mungkin, rela berkorban, dan memberikan kemampuan awal bela negara. PKn membawa peserta didik untuk menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis berkeadaban, berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

Utami (2010:66) mengemukakan PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. Mata pelajaran PKn ini berfokus pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila UUD 1945. PKn juga dapat digunakan untuk menumbuhkan dan kesadaran bernegara, serta membentuk sikap dan perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa.

Menurut Rosdijati (2010:66), PKn dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi kehidupan berbangsa. PKn disusun secara sistematis, komperensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan


(37)

20 bermasyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam dari PKn.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan Pendidikan Kewarganegaraan adalah satu bidang ilmu atau mata pelajaran yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan logika, daya nalar, dan kecerdasan peserta didik untuk dapat menentukan sikap dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai landasan penanaman dan pengembangan nilai serta perilaku demokrasi sebagai warga negara di masa depan. PKn membawa peserta didik untuk menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis berkeadaban, berdisiplin dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.

2.1.4.2 Ruang Lingkup PKn

Badan standar nasional pendidikan (BSNP) dalam Fathurrohman dan Wuri (2011:8), menjelaskan ruang lingkup mata pelajaran PKn meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda, keutuhan negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) , partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan; 2. Norma, hukum, dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata

tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional;


(38)

21 3. Hak asasi manusia (HAM), meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban warga masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM;

4. Kebutuhan warga negara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai anggota masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan negara;

5. Konstitusi negara, meliputi : proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi;

6. Kekuasaan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan, pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi;

7. Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi Negara, proses perumusan Pancasila dan dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka; 8. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri

Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, mengevaluasi globalisasi.

2.1.4.3 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PKn di SD

Standar kompetensi yang akan digunakan adalah 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya, dan kompetensi dasarnya adalah 4.1


(39)

22 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya, dan 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. 2.1.5 Globalisasi

2.1.5.1 Pengertian Globalisasi

Menurut Syarbaini (2011:190), definisi globalisasi dapat dirumuskan sebagai fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari aspek hubungan antara manusia karena perkembangan teknologi informasi. Globalisasi merupakan suatu proses untuk meletakkan dunia dibawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh kedudukan geografi suatu negara. Melalui proses ini dunia tidak lagi mempunyai perbatasan dengan ruang udara dan terbuka luas untuk memasuki oleh berbagai informasi yang disalurkan melalui media komunikasi, seperti internet dan media elektronik. Perkembangan ini memungkinkan hubungan antara sebuah negara dengan negara lain dan hubungan sesama manusia dilakukan secara singkat.

Menurut James Petras dalam Syarbaini (2011:190-191), proses globalisasi adalah aliran modal, komoditas, teknologi dan tenaga kerja berskala dan berjangka panjang melintasi perbatasan negara. Globalisasi dirumuskan sebagai fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari aspek hubungan antara manusia karena perkembangan teknologi informasi. Para pemikir Barat menyatakan bahwa globalisasi adalah sebagai suatu proses kehidupan, seperti politik, ideologi, sosial budaya, ekonomi yang dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia di dunia.

Sunarto (2006:102) mengemukakan globalisasi adalah proses mendunia atau menjadi satu dunia. Proses ini membuat dunia menjadi semakin kecil dan dekat. Semakin kecil dan dekat dalam artian hubungan antar-manusia kini dapat


(40)

23 dilakukan dengan mudah, cepat, dan murah. Jarak dan batas-batas geografi negara tidak lagi menjadi halangan untuk saling berhubungan. Semua ini menjadi mungkin berkat kemajuan teknologi.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup dunia menjadi satu karena perkembangan teknologi. Proses ini membuat dunia menjadi semakin kecil dan dekat. Semakin kecil dan dekat dalam artian hubungan antar-manusia kini dapat dilakukan dengan mudah, cepat, dan murah. Jarak dan batas-batas geografi negara tidak lagi menjadi halangan untuk saling berhubungan. Semua ini menjadi mungkin berkat kemajuan teknologi. 2.1.5.2 Proses Globalisasi

Akibat globalisasi ruang tempat kita hidup di dunia terasa sempit. Hal ini disebabkan menurut Robertson dalam Syarbaini (2011:191-192) karena keterkaitan dalam budaya dan sosial dalam empat unsur, yaitu sebagai berikut. 1. Individu yang menimbulkan individualisme;

2. Masyarakat nasional, yaitu menimbulkan pembentukan masyarakat sebagai negara bangsa yang modern;

3. Sistem masyarakat internasional, saling ketergantungan antarbangsa dalam berbagai pengaturan;

4. Kemanusiaan, yang menimbulkan humanisasi yang tidak membedakan ras, kelas dan gender dalam kaitan dengan kesempatan dan hak setiap manusia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan proses globalisasi berkembang pesat karena keterkaitan budaya dan sosial serta berkembangnya teknologi komunikasi


(41)

24 antarbangsa. Kontak melalui teknologi mutakhir menggantikan kontak fisik sebagai sarana utama komunikasi antarbangsa.

2.1.5.3 Ciri-Ciri Globalisasi

Menurut Cemara (2012:61), tanda-tanda dan ciri-ciri globalisasi dapat dilihat dari hal-hal berikut ini:

1. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; 2. Komunikasi yang semakin canggih;

3. Transportasi antarnegara semakin mudah; 4. Infomasi antarnegara cepat didapatkan.

Ciri-ciri yang menandakan berkembangnya globalisasi adalah sebagai berikut: 1. Adanya sikap ketergantungan suatu negara dengan negara lain, seperti

ketergantungan dalam bidang ekonomi;

2. Adanya persamaan masalah yang dihadapi oleh negara-negara di dunia, seperti pemanasan global, terorisme, krisis dunia, dan lain sebagainya;

3. Berkembangnya teknologi yang mampu meniadakan batas-batas geografis suatu negara;

4. Meningkatnya proses interaksi kultural melalui perkembangan media massa terutama televisi, film, musik, berita dan olahraga internasioanal.

Menurut Dewi (2008:44-45), beberapa ciri-ciri globalisasi yang menandakan semakin berkembangnya globalisasi di dunia:

1. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup. 2. Berkembangnya barang-barang seperti telepon genggam, televisi, satelit, dan


(42)

25 2.1.5.4 Pengaruh Globalisasi di Lingkungan Sekitar

Tanpa disadari budaya asing yang masuk ke Indonesia telah mempengaruhi perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Cemara (2012:61), pengaruh globalisasi di lingkungan sekitar dapat dilihat dalam hal-hal sebagai berikut:

1. Makanan

Perubahan sosial akibat globalisasi dapat dilihat dari hal makanan. Misalnya, munculnya makanan cepat saji atau instan. Masyarakat dapat menikmati makanan tanpa harus bersusah payah membuat dan memaksanya. Namun makanan tersebut berbahaya karena mengandung zat kimia, seperti zat pengawet, pewarna dan perasa.

2. Pakaian

Dalam hal pakaian, masyarakat di negara berkembang biasanya suka meniru perkembangan model dari negara maju sehingga mendorong industri pakaian berkembang pesat.

3. Komunikasi

Komunikasi adalah suatu hubungan seseorang dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan dengan dua orang atau lebih. Dahulu komunikasi antara wilayah menggunakan jasa pos yaitu surat yang sampainya bisa mencapai satu sampai dua hari, kemudian berkembang dengan telepon rumah. Namun, sekarang ini di era globalisasi jika akan berkomunikasi baik satu arah maupun dua arah dengan orang lain yang berbeda wilayah sangat mudah, cepat, dan murah. Sarana yang digunakan misalnya telepon kabel, telepon seluler,


(43)

26 internet, e-mail, dan faksimile. Dengan adanya alat komunikasi yang canggih kita dapat melakukan hubungan dengan siapa saja di dunia ini. Sekarang ini banyak ditemui warung-warung internet, maka orang akan mudah mencari segala macam informasi yang ada di seluruh dunia. Adanya telepon genggam merupakan alat komunikasi yang praktis, canggih, dan mudah dibawa ke mana saja.

4. Gaya hidup

Gaya hidup masyarakat mengalami pergeseran dari yang tradisional menjadi modern. Gencarnya iklan mempengaruhi keinginan masyarakat untuk memiliki barang-barang yang canggih dan modern.

2.1.5.5 Dampak Positif dan Dampak Negatif Globalisasi

Menurut Sriwilujeng (2006:333), globalisasi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya adalah kemudahan yang disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dampak negatifnya adalah yang berkaitan dengan perubahan sikap, perilaku, dan nilai-nilai yang dianut masyarakat. Perubahan tersebut tentunya sudah menyimpang dari nilai adat dan agama yang kita anut.

Cemara (2012:62), mendefinisikan globalisasi memiliki pengaruh positif di lingkungan masyarakat diantaranya sebagai berikut: (1) Masyarakat menjadi maju, (2) Semangat kerja meningkat, (3) Ruang sosial semakin terbuka, (4) Pertukaran budaya, (5) Pasar semakin luas. Pengaruh negatif di lingkungan masyarakat, di antaranya sebagai berikut: (1) Membanjirnya produk luar negeri,


(44)

27 (2) Ketergantungan terhadap negara maju, (3) Lapangan kerja semakin sempit, (4) Kerusakan lingkungan hidup, (5) Nilai-nilai sosial semakin hilang.

2.1.5.6 Sikap Menghadapi Globalisasi

Cemara (2012:63) mendefinisikan ada beberapa sikap yang harus dimiliki masyarakat Indonesia sebagai bangsa yang bermartabat dan memiliki jati diri luhur, diantaranya sebagai berikut:

1. Selektif dan tidak tergesa-gesa dalam menerima perubahan;

2. Mempertebal keimanan dan meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;

3. Mencintai dan menggunakan produk dalam negeri;

4. Mencintai kebudayaan bangsa sendiri daripada kebudayaan asing; 5. Melestarikan budaya bangsa baik seni maupun adat istiadatnya;

6. Belajar dengan giat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat berperan maksimal dalam menjalani era globalisasi.

2.2 Hasil Penelitian Sebelumnya

Dalam penelitian ini, peneliti akan memaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Mareta Puspitasari program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar tahun 2012 dengan judul “Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS tentang permasalahan sosial melalui model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Mlati Semester Genap Tahun pelajaran 2011/2012”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan minat


(45)

28 belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dan untuk mengetahui apakah model pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN Plaosan 1 Semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model PBM dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas IV SDN Plaosan 1 dari 71% menjadi 90%.

2. Kristina Windhi Eka Putri (2012) program studi Pendidikan Akuntansi 2012

dengan judul “Penerapan Model PBM dalam Meningkatkan Prestasi Belajar

dan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Tiga Maret

Yogyakarta”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

prestasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa : (1) penerapan model PBM cukup dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil pretest didapat rata-rata 45,54 dan

hasil posttest didapat rata-rata kelas 47,69. Nilai rata-rata dalam penerapan

PBM mengalami peningkatan angka sebesar 2,15, (2) penerapan PBM dapat meningkatkan keaktifan siswa aspek memberikan perhatian terhadap penjelasan awal yang diberikan guru dilakukan sebanyak 9 siswa atau 69,23%, 11 siswa atau 84,62% menunjukkan keaktifan dengan mampu melakukan kegiatan merumuskan permasalahan, menganalisis masalah, dan menyimpulkannya, 11 siswa atau 84,62% melakukan interaksi dengan teman satu kelompok, 8 siswa atau 61,54% menunjukkan keaktifannya dengan bertanya dengan teman satu kelompok atau dengan teman kelompok lain, 6


(46)

29

siswa atau 46,15% menanggapi masalah dengan mengaitkan pada fenomena yang terjadi, 8 siswa atau 61,54% mengemukakan masalah yang tersaji, 9 siswa atau 69,23% mampu menganalisis berbagai pendapat yang muncul atas masalah yang tersaji, 9 siswa atau 69,23% berpartisipasi dalam memberikan kesimpulan dari berbagai solusi yang muncul.

Berdasarkan hasil penelitian di atas penerapan model PBM cukup dapat meningkatkan keaktifan siswa, siswa mampu merumuskan permasalahan,

menganalisis masalah, dan menyimpulkannya. Usaha peningkatan kualitas belajar

siswa tersebut terbukti dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBM). Dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah (PBM) siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah serta merefleksikan permasalahan.

2.3 Kerangka Berpikir

Dalam era globalisasi ini, kesadaran sangat penting untuk menyaring segala bentuk informasi dan perkembangan jaman. Kesadaran muncul melalui refleksi dan pembelajaran yang bermakna. Dalam kenyataannya, kesadaran siswa menghadapi globalisasi sangat kurang, hal ini terbukti contohnya dari penggunaan alat telekomunikasi pada saat pembelajaran berlangsung, mereka asyik bermain

game saat guru menjelaskan atau sifat konsumenrisme alat telekomunikasi terbaru pun mereka miliki. Hal ini seharusnya dibutuhkan kesadaran dan kerjasama dari beberapa pihak, contohnya orangtua, guru, dan siswa itu sendiri. Proses pembelajaran yang baik seharusnya dimulai dari pembelajaran yang menyajikan permasalahan yang ada dilingkungan sekitar. Hal ini dapat mengasah kemampuan


(47)

30 siswa menganggapi setiap permasalahan dan realita yang ada. Pembelajaran berbasis masalah (PBM) merupakan pembelajaran yang mengacu pada setiap permasalahan atau realita yang ada, kemudian siswa diharapkan mencari pemecahan permasalahan tersebut dan bagaimana menyikapi setiap permasalahan yang ada. Dengan demikian membuka pemikiran siswa dalam setiap permasalahan yang ada, dan pembelajaran lebih bermakna.

Pembelajaraan PKn tentang globalisasi di kelas IV A akan sangat menarik jika siswa mengalami pembelajaran itu sendiri dan mendapat pengalaman tentang nilai yang dapat dipetik dari setiap permasalahan, maka dari itu metode PBM baik digunakan dalam penelitian ini. Pengaruh globalisasi memang sangat beragam dan meliputi banyak aspek, contohnya gaya hidup, komunikasi, transportasi, teknologi, makanan dan minuman. Peningkatan kualitas belajar siswa, yang ditandai dengan peningkatan partisipasi siswa dalam belajar, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi. Usaha peningkatan kualitas belajar siswa tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran berbasis masalah (PBM). Dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah (PBM) siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah serta merefleksikan permasalahan dan menyadari akan nilai globalisasi.


(48)

31 2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Penggunaan model PBM berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1 Tahun Ajaran 2012/2013.

2.4.2 Penggunaan model PBM pada kelompok eksperimen memiliki kesadaran akan nilai globalisasi lebih tinggi daripada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.


(49)

32 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada BAB III ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, populasi dan sampel, jadwal pengambilan data, rencana tindakan, variabel penelitian, definisi operasional, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, dan teknik analisis data.

3.1Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian quasi eksperimental tipe non-aquivalent control group design (Sugiyono 2010:144-116). Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental karena menggunakan desain penelitian dengan dua kelompok dengan pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara random. Kedua kelompok diberi pretest dengan tujuan untuk mengetahui keadaan awal dari masing-masing kelompok serta untuk mengetahui adanya atau tidaknya perbedaan kelompok kontrol dan eksperimen. Kelompok pertama (kelas eksperimen/kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1) diberi perlakuan atau treatment yaitu dengan menggunakan penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Kelompok kedua (kelas kontrol kelas IV B SDN Sinduadi 1) tidak diberi perlakuan dengan menggunakan penerapan pembelajaran berbasis masalah (PBM). Setelah diberikan perlakuan dilakukan posttest atau treatment pada masing-masing kelompok. Posttest untuk mengetahui treatment yang telah dilakukan pada kelas eksperimen. Pengaruh perlakuan yang diperoleh dihitung dengan cara : (O΍-OΌ)-(OΏ-OΎ).


(50)

33 Tabel 2 : Pengaruh perlakuan

Keterangan :

OІ = Rerata pretest kelompok eksperimen OЇ = Rerata posttest kelompok eksperimen OЈ = Rerata pretest kelompok kontrol OЉ = Rerata posttest kelompok control

XІ = Perlakuan atau treatment penerapan metode ceramah

XЇ = Perlakuan atau treatment penerapan model pembelajaran berbasis masalah (PBM)

3.2 Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2010:297), yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi meliputi orang, objek dan benda-benda yang ada, serta termasuk karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek tersebut. Populasi penelitian yang digunakan penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sinduadi 1 yang beralamatkan di jl. Magelang km 06 Karanganyar no. 59 A Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta, yang berjumlah 61 siswa. Terdiri dari 2 kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas IV A menjadi kelas eksperimen dengan

OІ xЇ OЇ ---


(51)

34 jumlah 30 siswa dan kelas IV B menjadi kelas kontrol dengan jumlah 31 siswa. Kegiatan pembelajaran di kelas eksperimen dilaksanakan oleh peneliti dan kelas kontrol dilaksanakan oleh guru mitra. Menurut Sugiyono (2010:81), sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan sampel kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1. 3.3 Jadwal Pengambilan Data

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Februari–Juli 2013. Berikut adalah susunan jadwal kegiatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penelitian :

Tabel 3 : Jadwal Penelitian

No Kegiatan Feb. Mar. Apr. Mei Juni Juli Agts. Sep. Okt. Nov. 1. Observasi pra

penelitian

2. Penyusunan

proposal

3. Permohonan

ijin penelitian √ 4. Pengumpulan

data

5. Pengolahan

data

6. Penyusunan

laporan

√ √ √

7. Ujian Skripsi √

8. Revisi √

9. Penulisan artikel


(52)

35 3.4 Rencana Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, masing-masing pertemuan 3jp. Pada pertemuan I akan mengunakan video tentang globalisasi dan menyajikan permasalahan serta realita globalisasi. Pertemuan II siswa diberi artikel globalisasi dan mencari permasalahan yang ada dalam artikel tersebut. Dari kedua pertemuan tersebut siswa akan dibagi dan bekerja dalam beberapa kelompok. Penelitian ini akan dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Memilih SK (Standar Kompetensi) serta KD (Kompetensi Dasar) terkait dengan mata pelajaran PKn di SD yang tersedia pada semestar genap tahun 2012/2013, khususnya yang akan diselenggarakan mulai bulan febuari 2013, yaitu : untuk kelas IV memilih SD “Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya”;

2. Menggali nilai-nilai yang termuat dalam materi pembelajaran yang berhubungan dengan SK globalisasi;

3. Menyusun instrumen untuk mengukur tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi;

4. Melakukan uji validitas serta uji reliabilitas terkait dengan instrumen yang selanjutnya dapat memperoleh butir-butir instrumen yang valid dan reliabel untuk digunakan dalam penelitian;

5. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen, sebelum kegiatan pembelajaran PKn, untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa tentang nilai globalisasi;


(53)

36 6. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pkn berdasarkan SK yang dipilih dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah (PBM);

7. Melaksanakan kegiatan pembelajaran PKn sesuai dengan RPP yang telah disusun termasuk menggunakan model pembelajaran berbasis masalah; 8. Menyebarkan instrumen yang telah valid dan reliabel untuk kelas kontrol,

maupun kelas eksperimen, setelah kegiatan pembelajaran PKn, untuk mengetahui tingkat kesadaran siswa akan nilai setalah pembelajaran PKn dilakukan;

9. Mengumpulkan data berdasarkan instrumen yang telah disebarkan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran PKn dilakukan;

10. Melakukan pengolahan data untuk mengetahui :

a. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen sebelum dilakukan pembelajaran PKn;

b. Deskripsi tentang tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait dengan materi globalisasi yang dibahas baik kelas kontrol maupun kelas eksperimen setelah dilakukan pembelajaran PKn;

c. Membandingkan antara tingkat kesadaran siswa akan nilai terkait materi globalisasi sebelum pembelajaran PKn dilakukan dengan pembelajaran PKn setelah dilakukan;

d. Membandingkan tingkat kesadaran akan nilai setelah pembelajaran PKn dilakukan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen.


(54)

37 3.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,2010:61). Variabel yang akan diteliti dibagi menjadi 2 yaitu, variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen merupakan atribut yang mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel dependen, dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBM). Variabel dependen merupakan atribut yang terikat karena merupakan atribut yang dipengaruhi oleh variabel independen, yang menjadi variabel dependen dalam penelitian ini adalah kesadaran siswa akan nilai globalisasi.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 1 : Variabel independen dan variabel dependen 3.6 Definisi Operasional

Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Kesadaran

Kesadaran merupakan unsur dalam manusia, dalam memahami realitas dan bagaimana cara bertindak atau menyikapi terhadap realitas.


(55)

38 2. Nilai

Dengan adanya kesadaran dan setelah direfleksikan, maka akan terwujud nilai. Kemudian nilai diusahakan, nilai yang baik harus dipertahankan dan nilai yang buruk dijauhkan atau ditinggalkan.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Model pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan realita tentang masalah yang ada, kemudian siswa mencari solusi, dan siswa menentukan sikap terhadap masalah tersebut.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner yang akan digunakan sebagai pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dilakukan oleh kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum pembelajaran dilaksanakan. Pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan skor pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Sedangkan posttest dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen setelah pembelajaran dengan menggunakan model PBM dilaksanakan, dan posttest dilakukan pembelajaran. Penelitian ini berdasarkan materi globalisasi pada Standar Kompetensi (SK) 4. Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkungannya dan KD 4.3 Menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi yang terjadi di lingkungannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan kuesioner. Menurut Jogiyanto (2008:17), kuesioner adalah instrumen survei untuk mendapatkan datanya, item-item kuesioner dibangun


(56)

39 untuk membentuk suatu konstruk, konstruk atau disebut juga dengan nama variabel laten adalah variabel yang masih belum diukur secara langsung.

Menurut Margono (2007:167), kuesioner atau angket merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis oleh responden. Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur/responden (Mustaqim, 2011:171). Begitu pula Masidjo (2010:70), mengatakan bahwa angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini merupakan kuesioner berstruktur atau kuesioner tertutup. Kuesioner berstruktur berisi pernyataan-pernyataan yang disertai dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Furchan, 2007: 260). Pada penelitian ini, responden membubuhkan tanda cek (√) pada kolom yang telah sesuai dengan pilihannya.

Pada penelitian ini kami menggunakan satu kuesioner, yaitu kuesioner kuesioner kesadaran akan nilai terdiri lima indikator yang dijabarkan kedalam 44 pernyataan. Pernyataan-pernyataan ini terdiri dari pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Kuesioner ini disusun berdasarkan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010:134). Skala Likert

disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan suatu tingkatan. Terdapat empat alternatif jawaban yaitu “Sangat


(57)

40 Setuju (SS)”, “Setuju (S)”, “Tidak Setuju (TS)”, “Sangat Tidak Setuju (STS)”. Berikut ini skor untuk pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable :

1. Pernyataan favorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 4

b. Setuju (S) : skor 3

c. Kurang Setuju (KS) : skor 2 d. Tidak Setuju (TS) : skor 1

2. Pernyataan unfavorable, dengan pilihan jawaban dan skor: a. Sangat Setuju (SS) : skor 1

b. Setuju (S) : skor 2

c. Kurang Setuju (KS) : skor 3 d. Tidak Setuju (TS) : skor 4

Berikut ini kisi-kisi dari kuesioner pengembangan yang akan digunakan untuk membuat instrumen penelitian:

1. Indikator

a. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan; b. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk

mewujudkannya;

c. Menyadari akan sarana-sarana serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju;

d. Menyadari sikap yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan;


(58)

41 e. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang

menjadi tujuan; 2. Penjabaran Indikator

Tabel 4 : Penjabaran indikator No Penjabaran

Indikator

Favorable Unfavorable

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

Globalisasi memperlancar hubungan manusia yang satu dengan yang lain

Globalisasi adalah proses yang merusak moral bangsa

Globalisasi bisa memperlancar kerjasama antar masyarakat dunia

Globalisasi adalah masuknya pengaruh budaya barat ke Negara-negara lain

Makanan cepat saji (KFC, Pizza Hut, dll) adalah makanan yang tidak sehat

Saya suka sekali mengkonsumsi makanan cepat saji karena praktis

Saya menyadari internet dapat

memperluas wawasan

pengetahuan

Saya menggunakan internet untuk membuka permainan online dan hal-hal yang tidak bermanfaat

Permainan tradisional adalah permainan yang menarik

Bermain playstastion hingga lupa waktu

Saya menyadari bahwa tarian tradisional merupakan salah satu kekayan budaya Indonesia

Tarian tradisional adalah tarian kuno yang tidak layak dipelajari Membeli pakaian buatan Indonesia Pakaian buatan luar negeri lebih baik daripada buatan dalam negeri

2. Menyadari akan

peranan nilai yang

menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkan nya

Saya suka menggunakan pakaian dengan rapi agar nyaman dilihat orang lain

Saya memakai seragam sekolah tidak sesuai dengan aturan/tata tertib sekolah

Mempelajari tarian negeri sendiri dengan tekun

Malu mempelajari tarian negeri sendiri

Saya menyisihkan uang jajan untuk ditabung

Saya selalu menghabiskan uang jajan

Saya bersemangat untuk mempelajari tarian tradisional Indonesia

Tarian tradisional kurang menarik

3. Menyadari akan sarana-sarana / penunjang / wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan

Merawat semua baju yang saya miliki agar terlihat rapih

Saya tidak pernah mencuci baju Mengambil nilai-nilai positif dari

siaran TV

Mencontoh hal-hal yang buruk dari siaran TV

Mengambil

hal-hal positif dari internet

Menggunakan internet untuk melakukan hal yang kurangbaik (menggunakan facebook untuk mengejek teman)


(59)

42 demi

terwujudnya nilai yang akan dituju 4. Menyadari

sikap / sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

Sebelum membeli pakaian harus di daftar terlebih dahulu sesuai dengan kebutuhan

Saya suka menghabiskan uang untuk membeli baju baru Saya bisa mengatur jam belajar

dengan baik

Senang menonton televisi secara berlebihan

Menggunakan internet sesuai dengan tujuan yang positif

Internet membuat saya malas berpikir

Memiliki sikap ramah dan hormat terhadap orang lain

Saya tidak suka membantu orang lain yang kesusahan

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

Bangga menggunakan produk dalam negeri

Lebih bangga menggunakan produk luar negeri

Menyaring kebudayaan luar negeri dengan nilai-nilai Pancasila

Kebudayaan luar negeri layak kita tolak

Saya menggunakan telepon dengan seperlunya

Menggunakan telepon dengan boros

Bangga menggunakan pakaian batik sebagai produk dalam negeri

Saya tidak suka mengenakan pakaian batik


(60)

43 3. Kisi-kisi instrumen kuesioner

Tabel 5 : Kisi-kisi instrumen kuesioner

No Indikator Favorable Unfavorable

1. Menyadari akan adanya nilai sebagai kualitas yang perlu diusahakan

1, 6, 15, 19, 20, 21, 22

23, 28, 37, 41, 42, 43, 44

2. Menyadari akan peranan nilai yang menjadi daya tarik manusia untuk mewujudkannya

2, 7, 11, 16 24, 29, 33, 38

3. Menyadari akan sarana-sarana/penunjang/wujud serta cara-cara yang perlu diusahakan demi terwujudnya nilai yang akan dituju

3, 8, 12 25, 30, 34

4. Menyadari sikap/sebelum melakukan yang diperlukan demi terwujudnya nilai yang diharapkan

4, 9, 13, 17 26, 31, 35, 39

5. Menyadari tindakan yang perlu dilakukan demi terwujudnya nilai yang menjadi tujuan

5, 10, 14, 18, 27, 32, 36, 40

Jumlah 22 22

3.8 Uji Validitas dan Reabilitas 3.8.1 Validitas

Soal-soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini diuji cobakan di SD Negeri Sinduadi I di kelas IVA dengan jumlah siswa 30 dan di kelas IV B dengan jumlah siswa 31. Tujuan dari uji coba ini untuk mencari validitas, daya beda, dan reliabilitas. Kuesioner yang telah valid akan digunakan untuk posttest

dan pretest untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen. Menurut Kountour (2003:152), suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Jadi bila instrumen tersebut digunakan


(61)

44 untuk mengukur aspek yang diukur beberapa kali maka hasilnya akan sama atau relatif sama.

Penyusunan butir-butir pernyataan atau item didasarkan pada bangunan pengertian (construct). Hal itu nampak pada indikator yang ada. Dari lima indikator mengenai kesadaran nilai cinta tanah air, dibuat 44 pernyataan yang terdiri dari pernyataan favorable dan unfavorable.

Azwar (2009:45) mengungkapkan bahwa validitas dibagi menjadi 3 macam, yaitu: validitas isi (content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas berdasar kriteria (criterion-related validity).

1. Validitas isi (content validity)

Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement. Hal ini dilakukan untuk mastikan tes yang dilakukan sesuai dengan keadaan yang akan diukur atau sesuai dan tidak keluar dari batasan yang akan diukur. 2. Validitas konstruk (construct validity)

Merupakan tipe validitas yang menunjukkan sejauhmana tes mengungkap suatu trait atau konstrak teoretik yang hendak diukur (Alen & Yen, 1979). Validitas konstruk dapat dilakukan dengan meminta pertimbangan dari ahli dan uji empiris instrument dengan analisis korelasi antara masing-masing item dengan skor total.


(1)

124


(2)

(3)

(4)

127


(5)

128


(6)

129

Lampiran 18 : Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Brigitta Petrasari Nugrahaningsih merupakan anak pertama dari pasangan Andreas Legawa Agung Jawata S.E dan Margarerha Ambar Widyastuti S.Pd. lahir di Sleman, 15 September 1990. Pendidikan awal dimulai di TK Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Dati II Bantul pada tahun 1997. Kemudian melanjutkan pendidikan dasar di SD Negeri Nyaen 1 Pandawa Sleman pada tahun 1997-2003. Dilanutkan ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Ngaglik tahun 2003-2006. Tahun 2006-2009 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) Santo Mikael Warak Mlati. Tahun 2009 masuk ke Universitas Sanata Dharma Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan, sudah banyak kegiatan atau organisasi yang telah diikuti penulis, antara lain saat SD penulis mengikuti kegiatan pramuka dan seni tari. Saat SMP penulis mengikuti kegiatan pramuka dan paduan suara. Kemudian saat SMA penulis aktif mengikuti kegiatan jurnalistik. Saat di Perguruan Tinggi kegiatan yang diikuti adalah mengajar pramuka di SD selama 1 semester dan kegiatan bimbingan belajar di SD selama 1 semester.


Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Negeri Kledokan.

0 1 169

Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012/2013.

0 0 132

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa SD kelas IV.

0 0 155

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa SD kelas IV.

0 0 148

Pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IVA SD Negeri Adisucipto 1 tahun ajaran 2012/2013.

0 1 129

Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap minat dan kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada siswa kelas IV SD Negeri Kledokan

0 0 167

Pengaruh penggunaan model pembelajarn berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV SD Kanisius Kadirojo tahun ajaran 2012 2013

0 0 130

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP TINGKAT KESADARAN AKAN NILAI GLOBALISASI PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SD NEGERI ADISUCIPTO 1 TAHUN AJARAN 20122013 SKRIPSI

0 2 127

Pengaruh penggunaan model pembelajaran berbasis masalah terhadap tingkat kesadaran siswa akan nilai globalisasi pada mata pelajaran PKn kelas IV A SD Negeri Sinduadi 1 - USD Repository

0 0 144

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP MINAT DAN KESADARAN SISWA AKAN NILAI GLOBALISASI PADA SISWA SD KELAS IV

0 0 153