Dampak Kepuasan Kerja pada Kinerja Karyawan Cara Karyawan Mengungkapkan Ketidakpuasan

40 dan sama dalam lingkup kerja. Upaya pemimpin transformasional dalam menpengaruhi bawahannya dapat melalui tiga cara yaitu: a. Mendorong bawahan untuk lebih sadar akan pentingnya hasil suatu pekerjaan. b. Mendorong bawahan untuk lebih mementingkan organisasi daripada kepentingan individu. c. Mendorong dan meningkatkan kebutuhan bawahan menuju tingkat yang lebih tinggi. Antara pemimpin dan bawahan dalam konteks organisasional merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena keduannya bekerja dalam kerangka tujuan yang sama. Karakteristik seorang pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya demikian pula para bawahan dapat mempengaruhi pendekatan dan gaya yang dipakai pemimpinnya.

4. Dampak Kepuasan Kerja pada Kinerja Karyawan

Menurut Robbins 2007 Ketertarikan para manajer terhadap kepuasan kerja cenderung berpusat pada dampaknya terhadap kinerja karyawan yaitu: a. Kepuasan dan produktifitas Para pekerja yang bahagia tidak selalu menjadi pekerja yang produktif, pada level individu, bukti tersebut menunjukan bahwa pernyataan kebalikannya justru lebih akurat, bahwa produktivitas berkemungkinan membuahkan kepuasan. commit to user 41 Jika bergerak dari level individu ke level organisasi, terdapat pendukung baru terhadap hubungan kepuasan kinerja asli. Ketika data kepuasan dan produktifitas dikumpulkan pada organisasi secara keseluruhan, bukanya pada level individu, kita menemukan bahwa organisasi yang mempunyai lebih banyak karyawan merasa puas cenderung lebih efektif daripada organisasi yang mempunyai lebih sedikit karyawan yang puas. b. Kepuasan dan keabsenan Para karyawan yang tidak puas berkemungkinan lebih besar absenya, para karyawan yang memiliki scor kepuasan tinggi mempunyai angka kehadiran lebih tinggi daripada mereka yang mempunyai level kepuasan lebih rendah c. Pengunduran diri Kepuasan kerja lebih penting dalam mempengaruhi karyawan yang berkinerja buruk untuk bertahan daripada karyawan yang berkinerja baik. Terlepas dari level kepuasan, karyawan yang berkinerja baik kemungkinan lebih besar untuk bertahan pada organisasi, karena menerima pengakuan, pujian, dan hadiah lain yang memberi mereka lebih banyak alasan untuk bertahan.

5. Cara Karyawan Mengungkapkan Ketidakpuasan

a. Keluar Prilaku diarahkan ke mininggalkan organisasi, yang meliputi mencari posisi baru sekaligus mengundurkan diri. commit to user 42 b. Suara Secara aktif dan konstruktif berupaya memperbaiki kondisi, yang meliputi menyarankan perbaikan, mendiskusikan masalah dengan atasan, dan sebagian bentuk kegiatan perserikatan. c. Kesetiaan Secara pasif namun optimis menunggu perbaikan kondisi, yang meliputi membela organisasi dari kritikan eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemenya untuk melakukan hal yang benar. d. Pengabaian Secara pasif membiarkan keadaan memburuk, yang meliputi keabsenan atau keterlambatan kronis, penurunan usaha, dan peningkatan tingkat kesalahan. G. Humor Menurut kamus psikologi Drever, 1996, humor merupakan sifat dari sesuatu dan suatu situasi yang komplek yang menimbulkan keinginan untuk tertawa. Penelitian Vinton dan Colinson dalam Hughes dan Avey, 2008 membuktikan bahwa h umor dapat mengurangi jarak sosial antara manajer dengan pekerja. Tetapi menurut Colinson dalam Hughes dan Avey, 2008 humor akan dapat meningkatkan jarak sosial antara pekerja dengan manajer. Guna menilai manfaat humor di tempat kerja secara tepat, humor tidak boleh commit to user 43 dipahami dalam konteks organisasi saja, melainkan harus dipahami kaitannya dengan bagaimana para pemimpin menggunakan humor untuk mempengaruhi pengikutnya. Humor bisa dimanfatkan di lingkup tempat kerja, karena suasana di tempat kerja tidak selalu dituntut untuk serius, tegang dan terisolasi. Dengan adanya humor para karyawan dapat lebih santai. Humor dapat memberikan fungsi sebagai pelumas sosial, menghindari kesenjangan sosial dan mampu memperlancar komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan, Vinton, dalam Hughes, 2009. Sebaliknya, humor juga bersifat subversive, walaupun menggunakan humor di tempat kerja dengan tujuan agar tidak terjadi kesenjangan sosial, tetapi humor juga memiliki batasan, yaitu humor membedakan status antara atasan dan bawahan, Collinson et al, dalam Romero dan Pescosolido 2008. Menurut Decker 1987 bahwa bawahan menilai atasan yang memiliki humor yang tinggi akan memberikan kontribusi yang besar dan pengaruh positif terhadap kepuasan kerja, dibandingkan dengan atasan yang memilki rasa humor yang rendah. Frankl dalam Hartanti, 2008 humor adalah suatu cara yang dapat digunakan oleh manusia untuk mengambil jarak terhadap sesuatu yang ada pada dirinya. Humor memungkinkan manusia tampil di atas kesulitan yang dialaminya dan kesulitannya sebagai sesuatu yang terpisah dari atau yang berjarak terhadap dirinya sendiri. Kesanggupan manusia melakukan pemisahan diri atau commit to user 44 mengambil jarak terhadap dirinya supaya dapat menentukan sikap terhadap fakta, keadaan atau situasi yang dihadapinya dan melaui sikap itu dapat mengubah dirinya sendiri. Kemampuan seseorang menertawakan sesuatu dipengaruhi oleh sence of humor selera humor. Selera humor meliputi lima aspek dimensi, yaitu kemampuan memahami, menikmati atau menghargai humor, membuat humor, menyukai humor dan orang-oarng humoris, menggunakan humor untuk mencapai tujuan social Abel, 2002. Humor yang ditujukan pada diri sendiri adalah humor yang paling dapat diterima oleh orang lain. Kemampuan untuk menertawakan diri sendiri dan situasi yang sedang dihadapi membantu seseorang meredakan ketegangan, mendapatkan kembali perspektif yang obyektif dan menerima hal-hal yang tidak mungkin diubah. Menertawakan diri sendiri juga memberi energi fisik dan ketahanan yang sangat diperlukan untuk bertahan dalam situasi sesulit apapun. MC. Ghee dalam Hartanti, 2008 humor dapat dibedakan menjadi tiga yaitu 1. Humor yang mengandung rasa permusuhan hostile humor, yaitu humor biasanya jarang digunakan untuk tujuan mengurangi ketegangan yang berhubungan dengan agresivitas dan rasa bermusuhan. 2. Humor yang tidak mengandung rasa permusuhan unhostile humor yaitu humor yang digunakan untuk hal biasanya cenderung mengandung commit to user 45 rasa bermusuhan, humor demikian biasanya kehilangan kemampuan untuk meredakan kemarahan. 3. Nonsense humor karena dianggap tidak melibatkan perasaan seperti hostile maupun unhostile.

H. Penelitian Terdahulu