9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 1. Pendidikan Menengah Kejuruan
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun 1990, tentang pendidikan kejuruan, menjelaskan bahwa pendidikan menengah kejuruan
adalah pendidikan
pada jenjang
menengah yang
mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan menengah kejuruan atau lebih dikenal dengan nama sekolah menengah kejuruan SMK pada dasarnya dirancang
secara khusus guna menyediakan lulusan pada jenjang menengah untuk siap memasuki dunia industri. Menurut United States Congress 1976 dalam
Wardiman 1998: 34 mendefinisikan pendidikan kejuruan adalah program pendidikan yang secara langsung dikaitkan dengan penyiapan seseorang untuk
suatu pekerjaan tertentu atau untuk persiapan tambahan karier seseorang. Berdasarkan keterangan sumber tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang melatih peserta didik untuk terampil di dalam bidangnya masing-masing supaya pada saat lulus
mereka akan siap memasuki lapangan pekerjaan. Hal ini senada dengan keputusan Mendikbud No. 0490U1990 mengenai tujuan pendidikan menengah
kejuruan seperti berikut ini: 1. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih
dan atau meluaskan pendidikan dasar.
10 2. Meningkatkan kemampua siswa sebagai anggota masyarakat dalam
mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan sekitar.
3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan kesenian.
4. Menyiapkan siswa untuk memasuki laangan kerja dan mengembangkan sikap profesional.
Secara umum kegiatan pembelajaran di SMK memang lebih condong ke arah pembelajaran praktis tetapi juga tidak mengabaikan pembelajara teoritis,
karena semua kegiatan praktik juga mempunyai dasar yang dipelajari melalui pembelajaran teoritis. Tujuannya yaitu supaya siswa lebih terasah dalam hal
untuk melakukan jenis pekerjaan tertentu sesuai dengan keahliannya masing- masing sehingga potensi mereka bisa dimunculkan pada saat lulus nantinya.
Pendidikan menengah kejuruan memiliki perbedaan dengan sekolah pada umumnya. Wardiman 1998: 37, menjelaskan bahwa SMK memiliki
karakteristik tersendiri yang membedakan dengan sekolah umum. Karakteristik tersebut adalah pendidikan kejuruan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan
dunia kerja. Dalam memenuhi kebutuhan kerja tersebut harus disesuaikan dengan “deman driven” kebutuhan tenaga kerja. Fokus pendidikan kejuruan
ditekankan pada penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang dibutuhkan dalam dunia kerja dengan cara “learning by doing” dan “hands
on eperience”. Pendidikan menengah kejuruan tidak hanya mengutamakan keahlian
secara praktik, artinya bahwa pendidikan kejuruan tetap menanamkan nilai-nilai norma dan adab. Oleh karena itu kurikulum pendidikan menengah kejuruan