Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko penyebab kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian adalah faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk menganalisa faktor risiko apa saja yang berpengaruh terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar Tahun 2014

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengaruh riwayat keluarga terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar tahun 2014. b. Untuk mengetahui pengaruh asupan pangan asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, asupan lemak dan asupan serat terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar tahun 2014. c. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar tahun 2014. Universitas Sumatera Utara

1.4. Hipotesis

1. Ada pengaruh riwayat keluarga terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar tahun 2014. 2. Ada pengaruh asupan pangan asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, asupan lemak dan asupan serat terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar tahun 2014. 3. Ada pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian gizi lebih pada mahasiswa Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar tahun 2014

1.5. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain : 1. Bagi Akademi Kebidanan Agatha Pematangsiantar menjadi bahan masukan dalam melakukan upaya promotif dan preventif masalah gizi lebih serta ancaman penyakit degeneratif. 2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar menjadi masukan untuk menyusun program pencegahan dan promotif masalah gizi lebih dan ancaman penyakit degeneratif di Kota Pematangsiantar. 3. Bagi pengembangan ilmu gizi dapat dijadikan bahan masukan untuk melakukan upaya promotif dan pencegahan masalah gizi lebih dan ancaman penyakit degeneratif. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Gizi Lebih Status gizi lebih merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat badan, yang terjadi karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa lemak. Ada yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih identik dengan kegemukan. Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya yaitu dengan munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan ginjal dan masih banyak lagi. Gizi lebih merupakan kondisi ketidaknormalan atau kelebihan akumulasi lemak pada jaringan adiposa. Gizi lebih tidak hanya berupa kondisi dengan jumlah simpanan kelebihan lemak, namun juga distribusi lemak di seluruh tubuh.Distribusi lemak dapat meningkatkan risiko yang berhubungan dengan berbagai macam penyakit degeneratif WHO, 2000. Masalah gizi lebih ada dua jenis yaitu overweight dan gizi lebih. Batas IMT untuk dikategorikan overweight adalah antara 25,1-27,0 kgm2, sedangkan gizi lebih adalah ≥ 27,0 kgm2. Kegemukan gizi lebih dapat terjadi mulai dari masa bayi, anak-anak,sampai pada usia dewasa. gizi lebih pada masa bayi terjadi karena adanya penimbunan lemak selama dua tahun pertama kehidupan bayi. Bayi yang menderita gizi lebih maka ketika menjadi dewasa akan mengalami gizi lebih pula. pada masa 9 Universitas Sumatera Utara anak-anak terjadi sejak anak tersebut berumur dua tahun sampai menginjak usia remaja dan secara bertahap akan terus mengalami gizi lebih sampai usia dewasa. Gizi lebih pada usia dewasa terjadi karena seseorang telah mengalami gizi lebih dari masa anak-anak Suyono, 2006.

2.2. Pengukuran dan Klasifikasi Gizi Lebih