60 Berdasarkan Tabel 4.8 dapat diperoleh hasil klasifikasi daya pembeda tiap
butir soal. Karena nilai indeks daya pembeda tiap butir soal berada pada rentang 0,25 sampai 0,35, maka soal tersebut dapat dikategorikan soal yang baik. Dengan
demikian, aspek soal tersebut layak untuk dijadikan instrumen penelitian.
4.2 Deskripsi Data
Data dalam penelitian ini yaitu hasil belajar Bahasa Indonesia materi menulis narasi di kelas IV A dan IV B MIN Pecabean. Data hasil belajar siswa
kelas IV A dan IV B pada keterampilan menulis ada pada lampiran 34. Deskripsi hasil belajar tersebut dapat dibaca pada Tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9 Deskripsi Data No. Aspek
Data Hasil Belajar Siswa
Eksperimen Kontrol 1. Jumlah
siswa 21
23 2. Nilai
rata-rata 78,76
71,84 3. Median
78,6 72,2
4. Nilai minimal
65,8 62,8
5. Nilai maksimal
89 88,2
6. Rentang 23,2
25,4 7. Varians
34,67 53,86
8. Standar deviasi
5,88 7,33
Dari Tabel 4.9 diketahui rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen 78,76 dan nilai rata-rata hasil belajar kelas Kontrol 71,84. Hasil
belajar siswa selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 35 dan 36. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari pada hasil belajar pada kelas kontrol.
Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa model pembelajaran picture and picture
sedangkan kelas kontrol diberikan perlakuan berupa model pembelajaran
61 konvensional. Kedua kelas memiliki nilai hasil belajar yang berbeda.
4.3 Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 11 Mei 2013 sampai 15 Mei 2013 di kelas IV MI Negeri Pecabean. Peneliti menggunakan kelas IV A sebagai kelas
kontrol dan kelas IV B sebagai kelas eksperimen. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti membuat instrumen penelitian terlebih dahulu. Instrumen
penelitian yang digunakan antara lain kisi-kisi soal, soal-soal tes dan RPP. Sebelum melaksanakan pembelajaran, peneliti memberikan soal-soal pretes untuk
mengukur kemampuan awal kedua kelas. Pengukuran kemampuan awal ini dilakukan dalam hal mengukur kesetaraan kedua kelas terdapat perbedaan atau
tidak. Apabila terdapat perbedaan kemampuan awal antar kedua kelas maka kedua kelas tersebut tidak dapat dilakukan penelitian. Namun apabila kedua kelas tidak
terdapat perbedaan yang signifikan maka kedua kelas tersebut dapat digunakan dalam penelitian. Kesetaraan diperlukan agar pengaruh dari perlakuan dapat
diketahui. Soal-soal pretes yang digunakan berjumlah 20 soal pilihan ganda dengan 4
alternatif jawaban dan satu soal uraian dengan 8 aspek. Pemberian pretes dilakukan pada tanggal 10 Mei 2013. Kedua kelas mengerjakan soal pretes secara
bersamaan. Seluruh siswa dapat mengerjakan soal-soal pretes dengan baik walaupun sebelumnya mereka belum mendapatkan materi menulis narasi. Ada
beberapa soal yang tidak dapat dikerjakan oleh siswa karena materi dalam soal- soal tersebut belum pernah dipelajari sebelumnya. Setelah diketahui hasil pretes
62 kedua kelas, nilai pretes diuji hipotesis untuk mengukur adanya perbedaan yang
signifikan atau tidak antara kedua kelas. Setelah diketahui bahwa kedua kelas memiliki kemampuan yang sama, peneliti melaksanakan pembelajaran bahasa
Indonesia. Dalam melaksanakan pembelajaran kedua kelas diberikan perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran picture and picture. Sedangkan kelas kontrol dengan menerapkan model pembelajaran konvensional yang sering digunakan
guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran dimulai pada kelas kontrol IV A pada hari Sabtu tanggal 11
Mei 2013. Pembelajaran berlangsung lancar, seluruh siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Pembelajaran pada kelas eksperimen IV B dilakukan
pada hari Senin tanggal 13 Mei 2013. Pembelajaran yang dilakukan pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran picture and picture
menggunakan media gambar sebagai medianya. Keesokan harinya pembelajaran dilakukan di kelas IV B sebagai kelas eksperimen dan pada kelas kontrol
pembelajaran dilaksanakan pada keesokan harinya juga. Masing-masing kelas sebelumnya diberi perlakuan yang sama yaitu pretes. Pretes digunakan untuk
mengetahui kemampuan awal masing-masing kelas. Selanjutnya kedua menerima pembelajaran sebanyak 2 kali pertemuan. Pertemuan 1 dilaksanakan untuk
membahas mengenai materi karangan dan pertemuan kedua untuk membahas tata penulisan karangan narasi. Satu kali pertemuan lagi untuk postes. Pengerjaan
postes dilakukan secara bersama-sama antara ke dua kelas. Hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat diketahui pada Tabel 4.10.
63 Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Belajar Kelas Kontrol dan Kelas
Eksperimen
No. Kelas
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai x f fx Nilai
x f fx
1 65,8 1
65,8 62,8
1 62,8
2 70,6 1
70,6 63,2
1 63,2
3 72,4 1
72,4 63,2
1 63,2
4 73,8 1
73,8 64,2
1 64,2
5 74 1
74 64,8
1 64,8
6 75,4 1
75,4 65
1 65
7 76,2 1
76,2 65,8
1 65,8
8 76,2 1
76,2 66,6
1 66,6
9 77 1
77 67,6
1 67,6
10 77,2 1
77,2 69
1 69
11 78,6 1
78,6 69,2
1 69,2
12 79,4 1
79,4 72,2
1 72,2
13 80,2 1
80,2 73,8
1 73,8
14 80,4 1
80,4 74
1 74
15 81 1
81 74
1 74
16 83,4 1
83,4 75,4
3 226,2
17 85 1
85 75,6
1 75,6
18 85,2 1
85,2 77,8
1 77,8
19 85,8 1
85,8 82,6
1 82,6
20 87,4 1
87,4 86,6
1 86,6
21 89 1
89 88,2
1 88,2
Jumlah 21
1654 23
1652,4 Rata-rata
78,76 71,84
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui rata-rata hasil belajar kelas eksperimen 78,76 dan pada kelas kontrol 71,84. Pada kelas kontrol diketahui nilai
terendah 62,8 dan nilai tertinggi 88,2 sedangkan pada kelas eksperimen nilai terendah 65,8 dan nilai tertinggi 89. Kedua kelas memiliki perbedaan yang cukup
signifikan. Nilai hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari nilai belajar kelas kontrol. Data hasil belajar siswa selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 35.
64
4.4 Uji Prasyarat Analisis