Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi

kemampuan menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru. Proses berpikir tingkat tinggi HOT adalah proses berpikir yang mengharuskan murid untuk memanipulasi informasi dan ide-ide dalam cara tertentu yang memberi mereka pengertian dan implikasi baru Gunawan, 2003. Contohnya adalah saat mensintesis, melakukan generalisasi, menjelaskan, melakukan hipotesis dan analisis, dan akhirnya murid sampai pada suatu kesimpulan. Keterampilan berpikir tingkat tinggi memiliki pengaruh positif terhadap capaian hasil belajar Lissa et al., 2012. Sejalan dengan pendapat Richmond 2007 dalam penelitiannya yang menyatakan, keterampilan berpikir yang baik dapat menjadi modal kuat bagi siswa di Asia untuk dapat menghadapi permasalahan kompleks yang ada pada perkembangan jaman yang modern. Tuntutan jaman seperti itu tentu tidak dengan mudah dapat kita hadapi tanpa melalui proses latihan, hal ini sesuai dengan pendapat Yildirim Ozkahraman 2011, yang menegaskan keterampilan berpikir dapat dikembangkan melalui suatu pengkondisian untuk berpikir. Oleh karena itu dibutuhkan proses latihan berpikir melalui menjawab soal yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi sehingga siswa mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Gunawan 2003, untuk mengarahkan siswa masuk ke dalam pola pikir tingkat tinggi kita dapat menggunakan pertanyaan yang diawali dengan kata: 1 who siapa, 2 when kapan, 3 how bagaimana, 4 why mengapa, 5 which yang mana, 6 where dimana, 7 what apa. Dengan HOT siswa akan belajar lebih mendalam, knowledge is thick, siswa akan memahami konsep yang lebih baik Widodo Kadarwati, 2013. Dengan HOT siswa dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik, maupun memecahkan masalah, mampu mengkontruksi penjelasan, mampu berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas. Dikatakan pula dengan HOT siswa menjadi pemikir yang mandiri, argumen yang dikemukakan siswa dapat merupakan petunjuk kualitas kemampuan siswa. Proses berpikir tingkat tinggi harus dilatih, karena kita dapat menggunakan proses berpikir tingkat tinggi untuk mengerti informasi, untuk proses berpikir yang berkualitas, dan untuk hasil akhir yang berkualitas Gunawan, 2003. Proses berpikir HOT dibutuhkan untuk menjalani suatu proses berpikir yang berkualitas. Proses berpikir HOT akan mengarahkan siswa untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Salah satu cara untuk mendapatkan hasil atau produk yang berkualitas adalah dengan menggunakan taksonomi Bloom sebagai parameter. Dengan menggunakan taksonomi Bloom, guru dapat memberikan pada siswa ekspektasi yang tinggi. Dalam taksonomi Bloom terevisi Anderson Krathwohl, 2001, kemampuan berpikir mencakup dimensi proses mengingat remember, mengerti understand, menerapkan apply; kemampuan menganalisis analyze, mengevaluasi evaluate, dan menciptakan create. Berdasarkan kualifikasi ini, kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini mencakup kemampuan dalam cakupan dimensi proses menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan dengan dasar-dasar proses mengingat yang baik. Tabel 2.1 berikut menunjukkan proses menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan. Tabel 2.1 Dimensi Proses Kognitif Kategori dan Proses Kognitif Nama-Nama Lain Definisi 3. Menganalisis Analyze --- Memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

3.1 Membedakan

differentiating Menyendirikan, memilah, memfokuskan, memilih Membedakan bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting Membedakan antara bilangan yang relevan dan bilangan yang tidak relevan dalam cerita soal matematika.

3.2 Mengorganisasi

organizing Menemukan koherensi, memadukan, membuat garis besar, mendeskripsikan peran, menstrukturkan Menentukan bagaimana elemen- elemen bekerja atau berfungsi dalam sebuah struktur Misalnya menyusun bukti-bukti dalam cerita sejarah jadi bukti-bukti yang mendukung dan menentang suatu penjelasan historis.

3.3 Mengatribusikan

attributing Mendekonstuksi Menentukan sudut pandang, bias, nilai, atau maksud di balik materi pelajaran Misalnya menunjukkan sudut pandang penulis suatu esai sesuai dengan pandangan politik si penulis. 4. Mengevaluasi Evaluate --- Mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar.

4.1 Memeriksa

checking Mengkoordinasi, mendeteksi, memonitor, menguji Menemukan inkonsistensi atau kesalahan dalam suatu proses atau produk, menentukan apakah suatu proses atau produk memiliki konsistensi internal; menemukan efektifitas suatu prosedur yang sedang dipraktikkan Misalnya memeriksa apakah kesimpulan- kesimpulan seorang ilmuwan sesuai dengan data-data amatan atau tidak.

4.2 Mengkritik

critiquing Menilai Menemukan inkonsistensi antara suatu produk dan kriteria eksternal; menentukan apakah