Penelitian yang Relevan TINJAUAN PUSTAKA

guru, mengusulkan ide dan terbentuknya keberanian menghadapi soal sulit dapat dijadikan modal untuk menghadapi soal ujian nasional dan atau tes olimpiade. Penelitian serupa yang dilakukan Afifah et al. 2014 menunjukkan bahwa pembelajaran yang berorientasi student center yang didukung dengan pemberian teknologi simulasi dapat digunakan untuk merangsang siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Berdasarkan penelitian di atas jelas bahwa kemampuan tingkat tinggi higher order thinking sangat penting dalam pembelajaran. Di sisi lain, proses berpikir yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan masalah juga penting diketahui. Dengan mengetahui proses berpikir yang dialami siswa dapat diketahui penyebab kesalahan yang dilakukan siswa, kesulitan siswa, dan bagian-bagin yang belum dipahami siswa. Berbagai penelitian tentang proses berpikir juga mulai dilakukan oleh para ahli. Hasil penelitian Istiqomah dan Rahaju 2013 menunjukkan bahwa setiap siswa memiliki proses berpikir yang berbeda-beda. Dari penelitian tersebut, dihrapkan bahwa dengan mengetahui proses berpikir siswa dapat dipilih metode pengajaran yang tepat bagi setiap siswa dengan gaya kognitif yang berbeda dan memberikan perhatian pada tiap siswa sesuai proses berpikir yang dimiliki. Penelitian yang dilakukan Sukowiyono pada tahun 2012 tentang proses berpikir siswa kelas VII SMP dalam memecahkan masalah matematika berdasarkan perspektif gender juga menunjukkan bahwa siswa laki-laki dan perempuan memiliki proses berpikir yang berbeda. Selain itu, metode atau stategi dan sarana pembelajaran yang digunakan juga mempengaruhi hasil dan proses pembelajaran. Hasil penelitian Bakke Gharo Afifah et al., 2014 menyebutkan bahwa pembelajaran siswa menggunakan inkuiri terbimbing memiliki nilai prestasi yang lebih baik dari pada pembelajaran siswa dengan menggunakan metode konvensional. Penelitian Agustin Supardi 2014 menyatakan penggunaan Lembar Kerja Siswa LKS yang komunikatif, terarah, dan terbimbing akan lebih mudah dimengerti dan dipahami siswa, sehingga siswa tidak kesulitan dan kebingungan dalam mengisi LKS.

2.3 Kerangka Berpikir

Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya untuk memberikan pengetahuan dan keahlian tertentu kepada manusia untuk mengembangkan potensi diri agar mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelajaran dalam dunia pendidikan yang berkualitas akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Suatu pembelajaran yang tepat akan memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi kemampuan yang dimilikinya. Pendidikan formal yang berlangsung kini cenderung terjebak hanya berkutat mengasah aspek mengingat remembering dan memahami understanding, yang merupakan kemampuan berpikir rendah low order thinking. Hal ini ditunjukkan pula melalui prestasi siswa dalam TIMMS 2011 yang memperoleh hasil yang masih dibawah rata-rata internasional. Padahal, tantangan masa depan menuntut pembelajaran, khususnya sains lebih mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi higher order thinking- HOT. Keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan keterampilan yang penting dikuasai untuk pembelajaran sepanjang hayat long learning. Dengan keterampilan berpikir tingkat tinggi siswa akan dapat menghubungkan, memanipulasi, dan mentransformasi pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki untuk berpikir secara kritis dan kreatif dalam upaya menentukan keputusan dan memecahkan masalah pada situasi baru. Keterampilan berpikir tingkat tinggi memiliki pengaruh positif terhadap capaian hasil belajar. Oleh karena itu, keterampilan berpikir tingkat tinggi dan proses berpikir siswa merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Informasi keterampilan berpikir tingkat tinggi dan proses berpikir siswa dapat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan. Di dalam kurikulum 2013 juga dijelaskan bahwa IPA sebagai prosesmetode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap, dan langkah-langkah kegiatan saintis untuk memperoleh produk-produk IPA atau ilmu pengetahuan ilmiah. Dengan demikian, untuk mengetahui keterampilan berpikir tingkat tinggi dan proses berpikir siswa dalam pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan analisis tes keterampilan berpikir tingkat tinggi dan wawancara mendalam. Sebagai alat bantu untuk memudahkan alur pola pikir pada penelitian ini maka dapat dilihat skema berpikir pada Gambar 2.1.