Sejarah PDKB TTTET di Indonesia

PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 – Jakarta Selatan PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB pengoperasian saluran bertegangan pada 66kV, tidak lama kemudian menjadi 110 kV. Sampai akhir tahun tiga puluhan ada berita yang menakjubkan, yaitu bahwa Saluran West Coast 220 kV telah sukses dikerjakan dalam keadaan bertegangan. Tonggak bersejarah yang lain terjadi pada bulan Maret 1948 ketika OG Anderson dan MR Parkin, ahli peralatan Saluran Bertegangan Perusahaan AB Chance mengganti isolator pada tower suspension pada tegangan 287 kV penghantar Hoover Dam, Los Angeles. Pada tahun 1954, saluran 345 kV dikontruksi dan Chance sukses bekerja pada 330 kV untuk Listrik Indiana-Michigan dengan peralatan baru berupa alat kayu berlapis Maplac. Dengan datangnyamunculnya tegangan yang lebih tinggi dan stick yang lebih panjang, pencarian dimulai untuk peralatan yang baik, kuat dan ringan dengan kualitas dielektrik yang tinggi. Pada pertengahan 1950 stick isolasi dari bahan fiberglass telah digunakan sebagai peralatan saluran bertegangan; tahun 1959 Epoksiglas Chance muncul digunakan secara umum. Berat merupakan faktor yang penting pada pekerjaan saluran bertegangan, karena kelelahan harus ditekan sampai tingkat minimum. Akhirnya pada tahun 1947 muncul pemikiran untuk membuat peralatan yang lebih ringan, lebih kuat dan lebih aman yang dikenal dengan epoksiglas. Kemudian, untuk keamanan dan kenyamanan pelaksana PDKB, AB Chance mulai membuat conductive suite. Dalam perkembangannya, enginer merancang konstruksi tower yang lebih efisien dalam mendukung pelaksanaan pemeliharaan secara bertegangan. Berbagai program pelatihan pun diadakan untuk mengembangkan berbagai teknik pemeliharaan secara bertegangan, sehingga pemeliharaan secara bertegangan mulai diimplementasikan di berbagai belahan dunia.

1.3 Sejarah PDKB TTTET di Indonesia

Bagi karyawan PT Perusahaan Listrik Negara PLN di seantero nusantara ini, terutama di jajaran distribusi agaknya tidak asing lagi mendengar istilah Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan PDKB. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : Page 4 dari 131 PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 – Jakarta Selatan PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB Sejarah PDKB di PLN sebetulnya belum begitu panjang, kalau dihitung pelaksanaan pertamanya pada 10 November 1993 di PLN Udiklat Semarang yang dikenal dengan Pencanangan Pelaksanaan PDKB di Indonesia oleh Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi waktu itu, Prof Dr Artono Arismunandar. Pencanangan itu didahului dengan terbitnya Keputusan Dirjen Listrik dan Pengembangan Energi Nomor : 73-1240600.11993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan. Sejak tahun 1985 sebenarnya telah dilaksanakan pelatihan PDKB secara ” off- line” di Udiklat Cibogo, namun belum dapat diaplikasikan secara “on line” karena belum adanya undang – undang atau peraturan yang menunjang pelaksanaan pemeliharaan bertegangan. Sementara itu, dibelahan dunia lain, terutama negara-negara maju, bahkan sejumlah perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia, sudah lebih dulu melaksanakan PDKB. PLN sudah memiliki rencana untuk melaksanakan pemeliharaan dengan cara PDKB bersamaan dengan dibangunnya SUTET 500 kV. Di negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand sudah jauh-jauh hari melakukan PDKB dan di dalam negeri sendiri pun, untuk PT Caltex Pasifik Indonesia CPI di Propinsi Riau telah melaksanakan PDKB meskipun hanya memiliki daya listrik 500 Mega Watt MW atau jauh di bawah milik PLN P3B – JB yang mempunyai beban puncak mencapai 16 ribu MW. Pembentukan tim PDKB diawali dengan Surat Keputusan SK Nomor : 152.K020DIR2003 tanggal 6 Juni 2003 tentang Tim Persiapan dan Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan untuk Tegangan Tinggi dan Tegangan Ekstra Tinggi. Tim tersebut adalah Berlin Simarmata Kantor Pusat sebagai Ketua, Basuki Prayitno P3B sebagai anggota. Sedangkan Tim Implementasinya diketuai oleh Djoko Hastowo P3B, sekretaris Yanuar Hakim P3B dan anggota lainnya sebanyak sembilan orang. Tim tersebut selanjutnya bertugas mempelajari perlu tidaknya tim PDKB di PLN. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : Page 5 dari 131 PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 – Jakarta Selatan PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB Dari hasil kajian di dapat bahwa PLN sudah sangat memerlukan Tim PDKB guna pemeliharaan transmisi, kemudian pada tahap awal manajemen berpendapat diperlukan sedikitnya personil baru sebanyak empat grup yang masing-masing terdiri 6-7 orang sehingga diperlukan sebanyak 24 orang tenaga inti. Mereka yang akan disaring dalam rekrutmen personil PDKB Transmisi ini harus memenuhi kualifikasi yang relatif ketat karena jenis pekerjaannya memang sedikit berbeda dengan pekerjaan karyawan PLN lainnya. Pada Mei 2003, tim bayangan implementasi yang sebagian besar dari P3B juga telah melakukan serangkaian persiapan antara lain pendataan dan pencarian pegawai PLN yang untuk dilibatkan dalam pekerjaan itu, termasuk penjajakan ke sejumlah pegawai yang terlibat di PDKB Distribusi. Dari langkah tersebut akhirnya, dihasilkan gambaran kebutuhan SDM awal dari PDKB Transmisi ini yakni sebanyak 36 personil SDM baru. Sejak 30 juni sampai dengan 4 juli 2003 Tim Implementasi melaksanakan benchmark ke PT.Caltex Pasifik Indonesia, kemudian dilanjutkan benchmark ke EGAT Thailand tanggal 14 sd 17 juli 2003. Dalam proses seleksi dari 36 orang pegawai PLN yang berminat di dapat 10 orang untuk dididik menjadi supervisor PDKB, sedangkan dari 400 orang pelamar yang masuk kualifikasi terpilih 36 orang yang akan di didik sebagai pelaksana linesman PDKB. Pelatihan pengawas supervisor PDKB dilaksanakan di Omaka Training Centre - New Zealand selama 25 hari dari tanggal 3 juli sd 9 september 2003 yang dilanjutkan pelatihan di Udiklat Bogor pada 16 april sd 24 mei 2004. Tepatnya 9 september 2003 persiapan SDM pelaksana sebanyak 36 orang hasil seleksi, yang diawali pendidikan kesamaptaan selama 1 satu bulan di SPN Banyu Biru, dilanjutkan pendidikan transmisi off-line di Udiklat Semarang selama 6 enam bulan, kemudian para calon pelaksana PDKB melaksanakan On Job Training di 3 tiga Region, yaitu Region Jakarta dan Banten, Region Jawa Barat, dan Region Jawa Timur dan Bali selama 1 satu bulan. Pendidikan pemeliharaan secara berteganganPDKB dilaksanakan di Udiklat Bogor selama 2 dua bulan. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : Page 6 dari 131 PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 – Jakarta Selatan PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB Sejak 8 september 2004, supervisor dan pelaksana PDKB melaksanakan Pekerjaan Dalam Keadaan bertegangan PDKB di Region Jakarta dan Banten, Region Jawa barat, Region Jawa Tengah DIY, dan Region Jawa Timur dan Bali. Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mendeklarasikan operasional PDKB TTTET secara resmi pada 27 Oktober 2004 bertepatan dengan HLN ke – 58. Terhitung saat itu PT PLN Persero telah memiliki Tim PDKB TTTET yang tersebar di 4 region P3B Jawa Bali. Edisi : 01 Revisi : 00 Halaman : Page 7 dari 131 PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI Cinere 16514 – Jakarta Selatan PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB

BAB II PERSYARATAN UMUM PELAKSANAAN PDKB TT TET