PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
3.5. Penggunaan Static Shunt
Static shunt tidak boleh dipasang lebih dari 10 jumlah isolator. a
Penggunaan static shunt dilakukan secara bergantian pada satu string
isolator dalam satu waktu bergantian pada posisi hot maupun cold.
b Pada metode
barehand, pelaksana tidak boleh bersentuhan dengan isolator diluar area
static shunt baik bagian tubuh, pakaian konduktif maupun peralatan yang lain.
c Sisa kabel
static shunt harus digulung dan diikat dengan baik untuk mencegah terjadinya
flash over karena jatuhnya kepala static shunt. d
Static shunt harus dipasang dengan kuat dan aman untuk mencegah terjadinya
flash over.
3.6. Penopang Konduktor
a Ketika pekerjaan berada dalam posisi area jarak aman minimum yang
terbatas, maka jarak aman minimum dapat ditambah dengan cara mendorong sementara konduktor menggunakan
wire tong untuk menjauhkan konduktor.
b Pada pelaksanaan menopang konduktor, harus memperhatikan gaya-gaya
yang bekerja untuk menentukan SWL peralatan yang digunakan. c
Gaya yang bekerja pada alat penopang adalah jumlah dari berat konduktor ditambah dengan gaya vertikal ke bawah karena tarikan konduktor akibat
perbedaan ketinggian tower. Untuk tower dengan ketinggian yang sama gaya yang bekerja hanya berat konduktor tersebut.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 25 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
3.7. Pakaian Konduktif
Pakaian konduktif harus digunakan oleh semua pelaksanaperkerja yang bertugas di atas tower.
Karena kebutuhan untuk memposisikan pekerja PDKB berada lebih dekat ke daerah yang bertegangan. Pakaian ini dihubungkan ke konduktor, untuk
menghilangkan beda potensial sehingga tegangan konduktor sama dengan
pelaksanapekerja PDKB dan memungkinkan untuk bekerja dengan menggunakan tangannya pada konduktor bertegangan secara langsung sampai
dengan tegangan 765 kV. Pakaian konduktif terbuat dari campuran 2 jenis bahan yaitu :
i Serat
nomex aramid tahan api. ii
Serat baja mikroskopis anti karat. Hasil analisa dan pengujian menunjukan bahan tersebut :
i Sangat kuat dan tahan sobek.
ii Mempunyai konduktifitas tinggi yaitu 144 ohmsq IEC 895.
iii Tidak mengalami penyusutan karena sejumlah pencucian.
3.7.1.Penyimpanan
Pakaian, sarung tangan, dan kaos kaki konduktif harus disimpan dalam sebuah tempat bebas dari debu dan udara dapat bersirkulasi, seperti kanvas, tas vinil,
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 26 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
atau koper. Sirkulasi udara memungkinkan embun dalam pakaian konduktif menjadi kering, sehingga tidak menyebabkan jamur. Tempat penyimpanan harus
khusustersendiri dan disimpan dilokasi yang tidak panas dan berembun. Pada saat tranportasi pakaian konduktif harus dijaga dari kerusakan akibat benda lain.
Pakaian konduktif tidak boleh disimpan ketika basah karena keringat atau cairan lain.
3.7.2.Perawatan
Setiap pekerja harus memberikan perawatan ekstra pada pakaian konduktif, juga penanganannya harus dilakukan dengan baik. Sobek, berlubang, atau perubahan
bentuk harus diperbaiki. Sepatu boot, terutama sol, harus tetap bersih dan dalam keadaan yang baik.
Pakaian danatau alas kaki konduktif tidak boleh digunakan untuk tujuan lain, selain dari tujuan pembuatannya.
Setelan konduktif boleh dicuci dengan tangan atau dengan mesin cuci otomatis dengan deterjen dan tidak ada zat aditif lain seperti pemutih klorin dll dan
dikeringkan dengan pengering otomatis dengan panas rendah, atau pengering udara. Umur setelan mungkin lebih lama apabila dicuci dengan tangan dengan
deterjen lembut dan pengering udara. Setelan yang terkena minyak atau pelumas harus dicuci dalam keadaan kering
dry-cleaned.
3.7.3.Perbaikan
Robekan atau lobang dapat dijahit dengan benang tahan api flame retardant.
Lobang dapat diperbaiki tanpa efek negatif dengan menggunakan tambalan dari kain yang bertipe sama dan jahitan 2.5 cm dengan benang tahan api
flame retardant. Kaos kaki dan sarung tangan tidak dapat diperbaiki.
3.7.4.Inspeksi sebelum digunakan
Inspeksi visual harus dilakukan pada keseluruhan pakaian untuk memastikan bahwa semua bagian komponen pakaian konduktif dalam keadaan baik. Resleting
pengunci, kancing logam, mata dan pengait logam harus diperiksa untuk memastikan bahwa alat-alat tsb dipasang dengan benar sehingga aliran listrik
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 27 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
tidak terhambat. Jahitan harus diperiksa untuk memastikan bahwa dua atau lebih bagian yang digabungkan berada dalam kondisi yang baik.
a Pakaian konduktif
Pakaian konduktif harus diperiksa untuk memastikan bahwa tidak rusak dan ujung
sambungannya baik. Pakaian konduktif yang sobek harus diperbaiki sebelum dipakai, karena dapat
terjadi busur api pada bagian tersebut.
b Sepatu boot dan Penjepit
Penjepit sepatu boot ke betis harus diinspeksi kerusakannya yang akan menganggu kontinuitas
listrik. Penjepit tsb harus diganti jika dianggap tidak memadai. Sol sepatu boot harus diperiksa terhadap
kotoran dan zat yang mencemarkan kontaminan. So-sol harus tetap bersih. Kontinuitas antara
penjepit kaki dan sol sepatu boot harus dipastikan. c
Kaos Kaki Kaos kaki harus diperiksa dari kerusakan.
d Sarung Tangan
Sarung tangan harus diperiksa dari kerusakan.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 28 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
e Pemeriksaan Kontinuitas
Pakaian konduktif dan sepatu boot harus diuji kontinuitasnya menggunakan ohmmeter.
3.7.5.PENGUJIAN YANG TIDAK MERUSAK
Pakaian konduktif, dinyatakan secara tidak langsung, harus bersifat konduktif. Jika ohmmeter dihubungkan antara dua kaki tangan pada bahan pakaian, harus
didaftar kontinuitasnya. Sekarang ini sedang ditinjau, tentang derajat kontinuitas, atau khususnya nilai ohmic yang tidak boleh berlebihan.
Prosedur pengujian adalah bagian yang harus diikuti, untuk memastikan bahwa nilai tahanan dapat diukur dan dilaporkan secara keseluruhan. Semacam hasil
pengujian standar dapat menunjukkan batas tahanan khusus dalam revisi pedoman ini berikutnya.
a Perlengkapan
Perlengkapan yang diperlukan untuk pengujian: i
Power suplai searah atau bolak-balik yang dapat diatur untuk memberi injeksi arus 1-5 mA.
ii Satu milliammeter
iii Satu voltmeter iv Ohmmeter – jika diperlukan mengacu pada Prosedur Pengujian
Voltmeter - milliammeter Power supply di bawah ini.
v Dua elektroda mengacu pada elektroda dibawah.
vi Pilihan: kandungan sendiri, secara komersial tersedia arus konstan 5 mA ohmmeter.
b Persiapan Bahan Percobaan Contoh
Nilai tahanan jaket dan celanan panjang harus diukur terpisah, untuk menghindari masuknya variabel tahanan ketika mengikatkan dua pakaian
bersama-sama atau mencampur pakaian dari pabrikan yang berbeda. Apabila pembacaan total tahanan pakaian diperlukan, maka pengujian
dilakukan dari tangan kanan ke kaki kiri melalui talidasi. Pakaian harus diletakkan tidak membentang pada permukaan isolasi datar.
Timbangan tidak boleh diletakkan diatas kain.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 29 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
Elektroda harus ditempatkan kira-kira 5 cm dibelakang material. Masing- masing elektroda harus menyentuhkontak ke bagian atas dan bawah
lapisan pakaian. Elektroda harus ditempatkan untuk mengukur tahanan tangan ke tangan, kaki ke kaki, ikatan penjepit ke baju, dari bagian atas
pelindung pada topi ke kedua kelepak dan bagian belakang. Kandungan embun pada kain danatau tingginya kelembaban relatif, dapat
mempengaruhi nilai tahanan yang diperoleh pada saat pengujian. c
Elektroda Disarankan Elektroda terbuat dari kain palsukayu dari jenis yang digunakan
untuk mengapitkelem karet keranjang berisolasi disekitar isolator dan palang
crossarms. Bagian dalam permukaan klem dapat dilapisi dengan
stainless steel foil bening yang mempunyai bahan perekat pada salah satu sisi
Ujung elektroda harus digunakan untuk mebuat kontak dengan pakaian. d
Prosedur Pengujian Prosedur Pengujian Voltmeter – Milliammeter –
Power Supply i
Hubungkan elektroda ke power supply yang mempunyai milliammeter
pada rangkaian keluaran output circuit.
ii Hubungkan voltmeter melewati elektroda.
iii Atur sumber tenaga untuk injeksi 5mA. Jika tahanan pakaian terlalu tinggi untuk 5mA pada 30 V ac atau 60V dc, arus yang digunakan
dikurangi menjadi 1mA. iv Minimum harus dilakukan dua kali pengukuran yang berurutan dengan
cara memutuskan arus listrik antara pengukuran yang pertama dan kedua.
Catatan :Arus injeksi yang diijinkan adalah 5 mA. Jika kurang dari 5 mA harus di tunjukkan dalam lembaran data. Jika tahanan pakaian
terlalu tinggi, dan menghalangi penggunaan metode injeksi arus, kemudian pengukuran nilai tahanan menggunakan ohmmeter
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 30 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
diijinkan dan nilainya harus dicatat. Metode injeksi arus lebih disukai daripada metode ohmmeter karena yang pertama memberi
hasil yang lebih reproduktif .
Prosedur Pengujian Ketahanan ohmmeter Arus Tetap 5 mA i
Klemjepit masing-masing elektrode pada titik yang telah didisainditentukan oleh pabrik.
ii Nyalakan power input dari ohmmeter arus tetap. Baca nilai tahanan
sesegera mungkin setelah pembacaan yang stabil tercapai. Hal ini membuat internal kapasitor dalam meter tereksitasi.
iii Cara lain, nyalakan power input dari ohmmeter arus tetap terlebih
dahulu. Setelah 15 detik, pembacaan dapat diambil segera setelah kelem telah duduk padakain konduktor.
e Penyimpanan Catatan
Informasi minimum yang penting yang harus di dapat adalah sebagai berikut :
i Identifikasi dari jaket atau celana panjang, berupa nama atau nomor
identifikasi dari perusahaan pembuat dan nilai ketahanan yang di pasok oleh pembuat.
ii Tanggal.
iii Tegangan. iv Arus injeksi.
v Perhitungan ketahanan atau pembacaan ohmmeter.
vi Nama dan model dari ohmmeter Jika digunakan. vii Kondisi dari apparel yang diperiksa misalnya baru, bekas, bertanah,
usang , sobek, dll. viii Jumlah pencucian.
ix Kenyaman atau ketidaknyaman pemakaian, serta besarnya tegangan operasinya.
f Frekuansi Pengujian Elektrik
Pengujian pakaian konduktif secara elektrik harus dilakukan minimum 1 tahun sekali.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 31 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
3.8. Bonding