PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
4.1.1.Tali Polypropylene
Tali polypropylene adalah tali sintetis yang terbuat dari plastik. Hanya tali
polypropylene yang bersih dan kering dan dalam kondisi yang baik yang dapat digunakan untuk PDKB.
Catatan: a
Tali polypropylene dapat menjadi konduktif ketika basah atau
terkontaminasi. b
Handline dan tali pengendali tidak boleh bersentuhan langsung dengan konduktor yang bertegangan. Dalam penggunaannya, semua tali harus
memenuhi jarak aman minimum sesuai dengan ketentuan .
c Jika tali pengendali digunakan pada atau berdekatan dengan konduktor
yang bertegangan, harus digunakan hot stick dengan panjang yang sesuai
LLMAD dan diletakkan antara konduktor bertegangan dan tali tersebut. Sebagai contoh,
spiral link stick digunakan sebagai penghubung antara konduktor bertegangan dan tali tersebut.
4.1.2. Safety Factor Tali
Tabel 3 hal.50 menunjukkan beban kerja yang aman dari tali polypropylene
dalam berbagai ukuran, berlaku ketentuan : a
Tali baru SWL 100
b Tali yang sudah terpakai
75 c
Diikat melingkar ke benda bulat 75 Tali baru; 50 Tali sudah terpakai d
Diikat melingkar ke benda persegi 50 Tali baru; 25 Tali sudah
terpakai Faktor beban yang ditunjukkan di bawah tabel menunjukkan perbandingan SWL
tali yang dapat digunakan ketika menggunakan sling dengan tarikan lurus atau diikat balik. Jika nilai yang diperlukan tidak terdapat pada tabel, SWL dapat
diperkirakan dengan mengkuadratkan diameter tali dalam milimeter dan hasilnya
yang diperoleh dalam kilogram. Hasil perhitungan ini sedikit dibawah SWL tapi
cukup mendekati untuk tujuan praktis. Kekuatan tali polypropylene mendekati
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 37 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
dua kali dari tali biasa oleh karena itu, hasil kuadrat dari Diameternya merupakan
setengah dari SWL-nya dalam kilogram. Jika dirasakan perlu untuk membuat knot pada tali, maka faktor beban 0,5 harus
diterapkan sama seperti ikatan balik pada benda persegi. Ketika tali digunakan pada
block, rumus berikut digunakan untuk menentukan tarikan yang dialami tali.
E = W
M A
Dimana E = Gaya atau tarikan
W = Beban MA = Mechanical Advantage
Rumus ini mengabaikan gesekan yang terjadi. Polypropylene dipilih karena kekuatannya, sifatnya yang tahan air, ringan dan
sifat isolasinya yang konsisten dalam kelembaban yang rendah atau tinggi. Air yang terakumulasi pada serat tali dapat mengakibatkan bahaya yang serius,
namun dapat dihindari dengan pemeliharaan yang tepat. Bila akumulasi kelembaban terjadi, dapat dihilangkan dengan mengibaskan dengan kuat
kemudian menyeka tali dengan kain yang dapat menyerap air. Yang harus diperhatikan, kekuatan tali
polypropylene dipengaruhi oleh perubahan temperatur seperti ditunjukkan dalam tabel 2.
Tabel 2. Menunjukkan efek perubahan temperatur pada kekuatan tali polypropylene.
temperatur uji udara kekuatan pada temperatur uji
23 C 100
38 C 81
52 C 70
66 C 61
Tabel 2
4.1.3.Tali Serat Alami
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 38 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
Tali serat alami dibuat dari serat tumbuhan seperti manila, rami, kapas, goni dan batang lenan.
Tabel 3. SWL – single snooter untuk sling yang terbuat dari polypropylene dan
sisal manila. Metode pemasangan sling
Sling tanpa ujung dua bagian Nilai
Diamet er mm
Minimum breaking
force KN Masa per
250 m gulungan
kg Tarikan
lurus Back
hitched pada
beban bundar
Back hitched pada beban
persegi SWL - kilogram
Poly Sisal
Poly Sisal
Poly Sisal
Poly sisal
Poly Sisal
12 18.3
9.34 16.6
26.4 310
150 230
110 160
70 16
29.9 17.7
29.4 48.2
500 290
380 220
250 140
20 49.8
28.2 45.7
69.7 830
460 620
350 420
230 24
69.7 39.8
66.0 99.9
116 660
870 490
580 330
28 94.6
53.1 90.6
135 158
880 190
660 790
440 FAKTOR
BEBAN 1.0
0.75 0.5
Catatan : a
Nilai Ultimate Tesion Strength UTS berasal dari standar Australia No. AS
1504-1971, faktor beban dari AS 1380-1971. b
Beban yang aman dapat dipergunakan pada tali yang baru atau tali yang sudah dipakai. Untuk tali yang digunakan tapi dalam kondisi baik beban
dikurangi 25 . c
Jangan menggunakan tali yang hanya dalam kondisi biasa saja atau dengan kata lain tali bekas pakai untuk kerja angkat.
d Bila tali harus disimpulkan, gunakanlah nilai beban dalam kolom
back hitched pada beban persegi.
e Beban aman untuk tali sintetis yang teridentifikasi dengan positif atau
kawat pijar poliamid dan polyester dapat ditingkatkan 2 kali diatas nilai
untuk tali sisal.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 39 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
f Aturan yang perlu diingat – untuk mendapatkan rata-rata beban aman tali
fiber dalam kilogram adalah kuadrat Diameter tali. Misal. tali dengan Diameter 20 milimeter. Beban aman 20 x 20 = 400 kg.
TABEL 4. SWL – sling tak berujung yang terbuat dari polypropylene poly dan
sisal manila Metode slinging
Sling tanpa ujung dua bagian Nilai
Diamet er mm
Minimum breaking
force KN Masa per
250 m gulungan
kg Tarikan
lurus Back
hitched pada
beban bundar
Back hitced pada beban
persegi SWL - kilogram
Poly Sisal
Poly Sisal
Poly Sisal
Poly sisal
Poly Sisal
12 18.3
9.34 16.6
26.4 310
150 230
110 160
70 16
29.9 17.7
29.4 48.2
500 290
380 220
250 140
20 49.8
28.2 45.7
69.7 830
460 620
350 420
230 24
69.7 39.8
66.0 99.9
116 660
870 490
580 330
28 94.6
53.1 90.6
135 158
880 190
660 790
440 FAKTOR
BEBAN 1.0
0.75 0.5
Tabel 4 Catatan :
a Nilai UTS minimal berasal dari standar Australia No. AS 1504-1971, faktor
beban dari AS 1380-1971. b
Beban yang aman dapat dipergunakan pada tali yang baru atau nampak baru, untuk tali yang digunakan tapi dalam kondisi baik beban dikurangi 25
persen. c
Jangan menggunakan tali yang hanya dalam kondisi biasa saja atau dengan kata lain tali bekas pakai untuk kerja angkat.
d Bila tali harus disimpulkan, gunakanlah nilai beban dalam kolom
back hitched pada beban persegi.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 40 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
e Beban aman untuk tali sintetis yang teridentifikasi dengan positif atau
kawat pijar poliamid dan polyester dapat ditingkatkan 2 kali diatas nilai untuk tali sisal.
4.1.4.Perawatan Tali
Kekusutan tali harus benar-benar dihindari karena dapat menyebabkan kerusakan yang tersembunyi yang akan mengakibatkan kegagalan ketika tali dalam kondisi
tegang. Ini adalah satu alasan mengapa tali yang tampaknya dalam kondisi baik, ketika digunakan untuk mengangkat beban yang masih di dalam batas faktor
amannya, tiba-tiba putus. Ketika tali basah, kekusutan lebih mudah terjadi, karena pengembangan serat dan konsekuensi dari pemendekkan pilinan.
Perlu diperhatikan : a
Tali baru harus dijaga pada saat diurai jangan sampai terjadi kekusutan. b
Jika tali menjadi kusut, jangan mencoba menghilangkan kekusutan dengan cara menarik tali.
c Tali harus disimpan dalam tempat yang kering dimana tali tidak berada pada
suhu yang tinggi dan udara dapat bersirkulasi melalui gulungan. Ketika menyimpan tali dalam truk atau kotak, jangan sampai tali terkena benda
tajam. d
Jika tali benar-benar menjadi basah, harus dikeringkan sebelum digunakan. Penurunan mutu akan cepat terjadi, jika tali penuh dengan air dan tidak
dikeringkan sebagaimana mestinya. e
Tali harus dicuci jika terdapat lumpur atau telah mengandung banyak kotoran.
f Tali sebaiknya tidak disimpan berdekatan dengan tempat penyimpanan
baterai karena uap asamnya berbahaya, atau bahan lainnya seperti soda api, cat, dan uap.
g Ketika anyaman tali menjadi berjumbai, tali harus diganti. Pemeriksaan
kadang-kadang perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dari serat lihat dibawah. Pita, senar atau marlin tidak boleh digunakan untuk memperbaiki
kerusakan. Untuk menghindari ujung tali menjumbai, perlu dilakukan anyam balik.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 41 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
4.1.5.Pengaruh Hentakan Pada Tali
Hentakan sebaiknya dihindari karena beban hentakan lebih besar beberapa kali dibandingkan dengan beban yang sama jika dikenakan secara bertahap. Beban
dari masing-masing tali sling akan lebih besar dari beban jika sudut yang terbentuk antara sling dan beban kurang dari 30º.
Untuk memudahkan menentukan SWL tali dapat dipergunakan rumus sbb : 10 newton =
1 kilogram 10 KN
= 1 ton
Berat dari satu kilogram massa adalah 9,8 newton dan pada prakteknya besar ini dianggap menjadi 10 newton. Jika massa dari konduktor dinyatakan dalam
kilogram nilai ini harus dikalikan dengan 10 untuk merubahnya menjadi berat, atau gaya karena gravitasi dinyatakan dalam newton. Sebaliknya jika gaya
dikalkulasikan dalam newton nilai ini harus dibagi dengan 10 untuk memberikan SWL dari tali atau peralatan lainnya dan dinyatakan dalam kilogram.
Oleh karena itu, jika sudut menjadi tajam, maka beban yang akan diangkat pada sling bertambah. Perlu untuk selalu menjaga sudut sling diatas 30º jika
mengangkat beban yang mendekati batas angkat sling.
4.1.6.Teknik Tali Temali
Beberapa istilah yang digunakan pada tali yang memerlukan penjelasan : a
Simpul dibentuk dengan memutar tali itu sendiri, atau dengan menguraikan anyaman pada setiap ujung dan menyusunnya bersama seperti mata
ayam. b
Ikatan adalah cara mengencangkan atau mengikatkan tali pada tower. Jika simpul bersifat permanen, bengkokan dan penambatan dapat dilepaskan
seketika dengan menarik tali dari arah yang berlawanan dengan ikatan. Merupakan hal yang penting untuk mempunyai pengetahuan yang mendalam
mengenai simpul-simpul, penggunaannya dan bagaimana pemakaiannya. Hal ini hanya akan didapat dengan praktek, oleh karena itu perlu untuk melakukan
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 42 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
praktek mengikat simpul bila ada kesempatan. Dengan melakukan ini, pekerja akan menjadi terbiasa.
4.1.7.Kekuatan Simpul
Simpul pada tali polypropylene memiliki kekuatan yang berbeda dengan ikatan
pada tali jenis rami karena permukaan gel yang terdapat pada tali tersebut. Berikut ini dijelaskan penggunaan tali
polypropylene. Macam simpul :
a Simpul gabungan kekuatan 50 dari UTS
i Simpul
reef ii
Simpul fisherman
b Simpul tambahan kekuatan 70 dari UTS
i Simpul
sheet ii
Simpul bowline
iii Simpul clove hitch
Kekuatan tali yang berkurang pada simpul tidak berdasarkan jumlah simpul pada suatu tali, contohnya jika suatu beban dipikul oleh dua buah tali dengan ukuran
yang sama menggunakan simpul reef knot dan diujungnya pada salah satu
sisinya menggunakan eye splice dan ujung lainnya dengan simpul bowline, maka
kekuatan susunan itu adalah kekuatan simpul reef knot yaitu 50 dari kekuatan
tali tersebut. Contoh-contoh simpul :
a Simpul
overhand Overhand knot
Ini adalah bentuk simpul buatan yang paling sederhana dan merupakan bagian dari berbagai macam simpul. Simpul ini sering digunakan sebagai
simpul mati untuk menghindari tali lepas slip dari block.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 43 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
b Simpul
Granny Granny knot Ini adalah simpul kurang kuat karena simpul ini mempunyai sifat
slip jika diberikan kekuatangaya padanya.
c Simpul
Reef Reef knot Ini adalah simpul yang paling biasa digunakan. Simpul ini tetap datar dan
tidak akan lepas asalkan tetap kering. Faktor utama dalam mengikat simpul ini adalah dengan melihat bahwa dua tali pada masing-masing sisinya saling
melewati putaran pada sisi yang sama, jika tidak maka simpul granny yang akan terbentuk.
d Single
sheet bend Simpul ini digunakan untuk menyatukan tali
yang mempunyai ukuran sama dan tidak sama berbeda. Simpul ini terbentuk dengan
membuat putaran pada satu tali dan tali lain melewati ujung dari putaran tali tersebut
keatas dengan melingkarinya dan kembali melewati bagian bawah dari tali itu sendiri.
e Double sheet bend
Simpul ini juga digunakan untuk menyatukan tali-tali dengan ukuran yang tidak sama, terutama jika tali-tali tersebut baru atau basah.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 44 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
f Slip knot
Simpul ini adalah bentuk sederhana dari reef knot, dengan satu ujung simpul
memutar ke belakang dan ditarik dengan mengencangkan tali. Simpul dapat lepas dengan menarik bagian ujung yang tetap.
g Fisherman’s knot
Simpul ini dibuat dengan meletakkan ujung dari dua tali saling bersebelahan dan dengan arah yang berlawanan diikat dengan simpul
overhand tunggal melingkari masing-masing tali dengan ujung yang lain. Ketika gaya
diberikan, dua simpul tersebut akan merapat pada masing-masing tali dan dapat lepas dengan menarik bagian-bagian ujungnya. Simpul ini dapat
digunakan untuk menyatukan tali yang mempunyai diameter berbeda. h
Bowline Simpul ini digunakan untuk membentuk putaran yang tidak akan lepas
ketika tali diberi beban dan simpul juga dapat dibuka dengan mudah. i
Running bowline Simpul ini dapat digunakan ketika
hand line diikat melingkari sebuah objek, contohnya seperti pada pohon. Ini adalah simpul yang paling umum dan
baik sekali untuk simpul sementara. j
Bowline on a bight Simpul ini digunakan untuk membentuk sebuah putaran ditengah sebuah
tali, karenanya tali digandakan. Simpul ini dibuat dengan cara yang sama dengan simpul
bowline. Lingkaran yang terbentuk dengan simpul ini tidak akan lepas
.
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 45 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
k Clove hitch
Metode 1 Metode 2
Jika simpul clove hitch dapat dibentuk terlebih dahulu dan dapat dilewati
objek, metode no.1 sebaiknya digunakan, sedangkan jika simpul tidak dapat dibentuk terlebih dahulu, metode 2 yang dipakai. Ikatan ini digunakan untuk
mengikatkan ujung tali pada objek dengan tarikan dari sebelah kanan. l
Timber hitch Simpul ini dapat kendur dengan mudah ketika tali dikendurkan tetapi simpul
tidak akan lepas dalam tarikan stabil. Namun, jika simpul mendapat hentakan atau tali mungkin terpuntir ketika menaikkan suatu benda, sebuah
simpul half hitch harus digunakan sebagai tambahan simpul timber hitch.
Bila tidak, simpul timber hitch akan terlepas ketika mengalami puntiran.
m Simpul Buntline atau becket hitch
Simpul ini digunakan untuk mengikat ujung rope block ke becket. Ini adalah
simpul yang sangat mudah yang tidak dapat dilepaskan seperti halnya half
hitches. Ujung simpul sebaiknya diikatdimasukkan kembali ke simpul. n
Simpul akhir atau end splice
Perawatan tali adalah hal penting, untuk mengetahui bagaimana penyelesaian yang rapih dari ujung tali, untuk menghindari tali menjadi
terurai dan kemungkinan terpisahbercerai berai. Satu Metode yang
Edisi : 01 Revisi : 00
Halaman : Page 46 dari 131
PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
Cinere 16514 – Jakarta Selatan
PANDUAN UMUM PEMELIHARAAN TRANSMISI TTTET DENGAN METODE PDKB
digunakan untuk menyelesaikan ujung tali adalah menggunakan simpul akhir.
Prosedur untuk tali yang terdiri dari 3 anyaman adalah sebagai berikut : i
Uraikan sekitar 3 inci tali dan masing-masing ujung tali dan putar kearah bawah untuk membentuk putaran
loop diatas dan biarkan ujung masing-masing tali melalui putaran tali berikutnya. Tarik tali ini
hingga benar-benar kencang. Bentuk-bentuk ini dikenal sebagai mahkota dan sekali lagi mesti disempurnakan, yang harus dilakukan
adalah menyilangkan tiga helai anyaman dengan anyaman tali yang diam, satu anyaman kebawah dan satu anyaman lainnya keatas.
Masing-masing benang ditarik dan diletakkan melalui bagian yang paling bawah, dimana masing-masing benang dapat berada diatas dan
dibawah benang lainnya hingga sambungan disempurnakan. ii
Ikatan terakhir dapat diselesaikan dengan menggulung sambungan yang telah disempurnakan.
4.2. Rope block