29
mengalami peningkata dihasilkan agroindustr
sehingga keuntungan p
b. Diagram Input Outp
Analisis sistem penun bottom up yang dimula
diagram input-output didasarkan pada masu
operasi awal yang dila dari Sistem Penunjang
3.3 Tata Laksana
3.3.1 Pengumpulan D
Pengumpulan data data primer. Akuisisi p
mendalam depth intervie Condong Garut dan dua
dilakukan untuk menjelas ada di lapangan yang be
langsung observasi dan Ketiga teknik pengumpula
akurat untuk mendukung sekunder yang berhubung
tersedia, diestimasikan m manajemen dan tinjauan p
29
katan ini akan meningkatkan daya beli konsumen stri tersebut berkualitas dan potensi untuk memasark
n perusahaan terus meningkat.
tput
unjang keputusan manajemen rantai pasokan dilakuk ulai dengan identifikasi kebutuhan pengguna sehingga
ut sistem. Diagram input-output menggambarka
asukan dan keluaran model yang dikembangkan deng ilakukan Marimin 2004. Gambar 14 menggambarkan
ng Keputusan Rantai Pasok Karet Alam.
Gambar 14. Diagram input output
a an Data
ta meliputi data kuantitatif dan kualitatif dalam bentuk i pengetahuan untuk mendapatkan data kualitatif mela
iew. Responden wawancara dan kuesioner ini adalah ua orang pakar dari Riset Perkebunan Nusantara RP
laskan dan mengklarifikasi serta menerangkan masala berguna untuk mendapatkan informasi tambahan. S
an dokumentasi kegiatan juga dilakukan untuk menduk ulan data ini diupayakan dapat menggali kekayaan inf
ng hasil dari penelitian ini. Data kuantitatif yang d
ngan dengan kegiatan rantai pasok karet pada perusa melalui informasi kualitatif dan kuantitatif yang dipe
n pustaka artikel, jurnal ilmiah, buku acuan, dan interne
29
n karena produk yang rkan pun semakin besar
ukan dengan pendekatan ga menghasilkan rancang
kan skema identifikasi ngan dilengkapi dengan
kan diagram input output
k data sekunder maupun elalui teknik wawancara
lah staf dan karyawan PT. RPN. Wawancara juga
lah-masalah teknis yang Sedangkan pengamatan
ukung hasil wawancara. informasi kualitatif yang
digunakan berupa data sahaan. Datayang tidak
iperoleh dari wawancara net.
30
3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data
Pada pengembangan sistem, analisis data dilakukan dengan menggunakan metode MPE dan AHP.
Sebelum melakukan analisis data, dilakukan terlebih dahulu observasi lapang dan juga wawancara dengan pakar untuk pengisian kuesioner. Sebelum membuat operasi fungsi dalam sistem,
data dari hasil kuesioner untuk model pemilihan produk prospektif dan konsumen potensial diolah dengan menggunakan Ms. Excel 2007 terlebih dahulu dengan metode MPE. Sementara data dari hasil
kuesioner untuk model pemilihan strategi plasma unggul petani kebun karet dan model pemilihan pengukuran kinerja rantai pasok tersebut dianalisis menggunakan perangkat lunak Expert Choice
2000. Hasil analisis data kuesioner tersebut menjadi bobot prioritas tujuan dari pemilihan strategi plasma unggul dan bobot prioritas tujuan dari pemilihan metrik pengukuran kinerja.
Pada model pengukuran kinerja, pembobotan metrik kinerja dilakukan dengan menggunakan metode AHP yang dikombinasikan dengan SCOR yang beraspek lingkungan GSCOR.
SCOR merupakan salah satu pendekatan untuk mengukur kinerja rantai pasok perusahaan secara
keseluruhan. Model SCOR yang digunakan pada penelitian ini adalah SCOR versi 8.0. SCOR versi terbaru, yaitu SCOR versi 10.0 menggambarkan kebutuhan pelatihan dan pengukuran kinerja individu
untuk masing-masing proses sehingga pemimpin dapat menemukan dan mengembangkan orang-orang yang memiliki keahlian dan pengalaman Anonim 2011. Semua metrik yang sudah mempunyai
bobot akan dijadikan sebagai poin penilaian mewakili keseluruhan metriks yang ada. Kemudian dari semua poin penilaian tersebut, keluaran yang diterima oleh pengguna akan ditambahkan dengan
rekomendasi dari sistem berupa saran perbaikan yang bersifat umum. SCOR adalah referensi model proses yang memungkinkan perusahaan untuk mengubah rantai
pasokan mereka dengan pemetaan proses rantai pasokan, menentukan dimana link lemah, dan mengukur kinerja yang dibandingkan dengan target perusahaan standar industri. Metode ini terdiri
atas beberapa lapisan yang semakin rinci, yang memungkinkan perusahaan untuk memeriksa hubungan mereka dengan mitra, pemasok dan pelanggan Supply Chain Council 2006.
Namun, metode SCOR ini juga mempunyai kekurangan, yaitu hanya menilai kinerja dari dua perspektif saja.
Penilaian internal dilakukan oleh pihak perusahaan dan penilaian ektsternal yang hanya diwakili oleh customer. Metrik-metrik pengukuran dalam SCOR juga memberikan sistem pengukuran yang masih
bersifat generik bagi para penggunanya Ervil 2010.
3.3.3 Pengembangan Sistem