Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

✞✟

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dengan tema sistem penunjang keputusan manajemen rantai pasok karet alam dengan pendekatan Green Suplly Chain Operations Reference studi kasus di PT. Condong Garut, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Rantai pasokan merupakan interaksi dari beberapa pihak yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Rantai pasokan karet alam terdiri dari rangkaian kegiatan produktif yang terhubung antara aktifitas nilai yang satu dengan nilai yang lain membentuk rantai nilai industri. Anggota utama rantai pasokan karet alam di Indonesia terdiri dari pemasok, pendistribusi, pengolah, dan konsumen pasar. Pada PT. Condong Garut, petani kebun karet bertugas sebagai pemasok bahan baku, pemanen lateks, pengumpul dan penyaring lateks dan juga pendistribusi lateks ke pabrik. Pabrik sebagai pengolah bertugas untuk melakukan pemrosesan RSS dan Brown Crepe. Karet alam yang sudah diproses akan dipasarkan kepada para pengumpul dan eksportir. Setiap anggota rantai pasokan melakukan aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan operasional untuk menghasilkan karet alam yang berkualitas. 2. Berdasarkan hasil analisis tujuh indikator penilaian pada green stream map rantai pasok RSS di PT. Condong Garut menunjukan bahwa untuk memproduksi ribbed smoked sheet sebesar 120 tonbulan, dibutuhkan energi berupa listrik sebesar 14,530 Kwh, air sebanyak 1,289 m 3 , material yang terbuang sebanyak 132,961 Kg, sampah sisa hasil produksi sebesar 147,353.6 Kg, transportasi yang ditempuh 2,769.17 Km dan emisi yang ditimbulkan sebesar 3,096.2 Kg CO 2 . Ketujuh indikator penilaian tersebut kemudian diukur di tiap tahapan prosesnya, mulai dari kegiatan budidaya tanaman karet sampai menghasilkannya RSS. 3. Dengan dibuatnya suatu sistem penunjang keputusan diharapkan dapat membantu para pengambil keputusan memilih berbagai alternatif keputusan berupa hasil pengolahan informasi-informasi yang diperoleh. Kebutuhan akan sistem penunjang keputusan tersebut diimplementasikan dalam suatu program AGROGREENRUBBER. Sistem ini dilengkapi dengan model-model pemilihan yang merupakan representasi dari permasalahan yang ada di perusahaan. Model-model yang tersedia yaitu model pemilihan produk prospektif, model pemilihan konsumen potensial, model penentuan strategi pemilihan plasma unggul, dan model pengukuran kineja rantai pasok perusahaan. 4. Hasil keluaran dari model pemilihan produk prospektif menunjukkan bahwa produk terbaik untuk diproduksi adalah Ribbed Smoked Sheet I. Sementara model pemilihan konsumen potensial menyimpulkan bahwa konsumen terbaik untuk menawarkan produk olahan karet alam adalah WTP. Hasil keluaran dari kedua model tersebut didasarkan pada hasil perhitungan metode perbandingan eksponensial MPE. 5. Model penentuan strategi pemilihan plasma unggul menghasilkan alternatif-alternatif yang dapat mewakili penilaian perusahaan inti terhadap plasma sebagai mitra perusahaan dalam pengelolaan perkebunan karet. Alternatif-alternatif tersebut diperoleh melalui pembobotan dengan pendekatan AHP Analytical Hierarchy Process berdasarkan faktor-faktor kunci yang membuat suatu plasma unggul. Alternatif-alternatif tersebut jika diurutkan dari bobot yang paling besar yaitu merawat, memanen dan menyaring lateks sesuai prosedur sebesar 0.420, memiliki sarana dan prasarana yang memadai sebesar 0.268, memiliki lokasi pemeliharaan ✠ 6 dengan topografi terbaik sebesar 0.141, memiliki jumlah anggota plasma yang ideal sebesar 0.088, dan mengikuti pelatihan-pelatihan sebesar 0.083. 6. Model kinerja rantai pasok perusahaan diukur dengan menggunakan AHP yang dikombinasikan dengan GSCOR dimana metrik SCOR level 1 ditambahkan aspek lingkungan. Pengukuran kinerja tersebut berdasarkan semua aspek metrik kinerja yang telah mempunyai bobot. Data aktual dan wawancara dari perusahaan menjadi inputan dasar pada tabel pengukuran kinerja. Hasil yang diperoleh berdasarkan tabel pengukuran kinerja yaitu kinerja rantai pasok perusahaan terbaik. Keluaran rekomendasi dari sistem menunjukkan perbaikan pada aspek yang bernilai kurang dan cukup. 7. Di dalam software Agrogreenrubber juga memberikan banyak informasi mengenai budidaya dan teknologi pengolahan karet alam, tools yang digunakan untuk penelitian, data-data rekapitulasi kuesioner dengan pakar, data produksi lateks, data produksi RSS dan Brown Crepe, peta afdeling, informasi mengenai rantai pasok perusahaan, dan standar mutu karet. Karena sistem dibuat berbasis web, semua informasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh para pengguna kapan pun dan dimana pun.

6.2 Saran