Tembaga Cu TINJAUAN PUSTAKA

c. Tembaga Cu

Tembaga merupakan unsur mineral dengan lambang Cu, dan memiliki nomor atom 29. Sekitar 100-150 mg tembaga terdapat dalam tubuh orang dewasa dengan konsentrasi tertinggi terdapat pada hati, ginjal, rambut, dan otak. Tembaga berperan dalam beberapa kegiatan enzim pernafasan yaitu sebagai kofaktor bagi enzim tiroksinase dan sitokrom oksidase. Tembaga juga diperlukan dalam proses pertumbuhan sel-sel darah merah yang masih muda Harjono et al. 1996. Studi mengenai tembaga pada hasil perairan lebih mengarah pada efek toksik yang ditimbulkan sebagai akibat polusi logam berat. Metabolisme tembaga pada hasil perairan belum jelas didefinisikan. Distribusi tembaga pada komoditas perairan memiliki kesamaan dengan mamalia Halver 1989. Kekurangan tembaga umumnya terjadi pada bayi dan anak-anak yang mengalami kekurangan konsumsi protein KKP. Kekurangan kadar tembaga akan menyebabkan terjadinya leukopenia kekurangan sel darah putih, demineralisasi tulang dan kurangnya jumlah sel darah yang dihasilkan Winarno 2008. Angka kecukupan gizi rata-rata dari tembaga yang aman untuk dikonsumsi dalam sehari adalah 1,5-3 mg, sumber makanan utama yang mengandung tembaga adalah tiram, hati, ginjal, unggas, dan coklat Almatsier 2003. d. Iodium I Iodium merupakan trace element yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit. Iodium dibutuhkan oleh kelenjar tiroid untuk pembentukan tirosin, hormon yang berperan dalam pengaturan kecepatan oksidasi nutrien dalam sel-sel tubuh. Tirosin adalah senyawa yang dibentuk oleh kombinasi antara iodium dengan asam amino tirosin Kasmidjo 1992. Iodium terdapat dalam air laut dengan konsentrasi yang sangat rendah, namun organisme yang hidup di laut mempunyai kemampuan untuk menghimpunnya. Ikan laut dan rumput laut adalah sumber iodium yang sangat baik Okuzumi dan Fujii 2000. Iodium sebagian besar diserap melalui usus kecil, tetapi beberapa diantaranya langsung masuk ke dalam saluran darah melalui dinding lambung. Iodium yang dicerna ke dalam kelenjar tiroid kadarnya 25 kali lebih tinggi dari iodium yang ada dalam darah. Membran tiroid mempunyai kapasitas spesifik untuk memindahkan iodium ke bagian belakang kelenjar. Iodium bergabung dengan molekul tirosin membentuk tiroksin dalam kelenjar tiroid Winarno 2008. Angka kecukupan gizi rata-rata iodium bagi bayi umur 0-12 bulan adalah sebesar 90-120 µghari, anak-anak umur 1-9 tahun sebesar 120 µghari, laki-laki dan wanita 10-18 tahun sebesar 120-150 µghari, serta usia 19-65 tahun ke atas sebesar 150 µghari Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2004. Kekurangan iodium dapat menyebabkan penyakit gondok, yang disebabkan oleh membesarnya kelenjar tiroid. Kretinisme juga merupakan gejala kekurangan iodium yang umumnya terjadi pada masa awal bayi dilahirkan, dan biasanya terjadi di daerah gondok endemik. Kekurangan iodium pada bayi menyebabkan pertumbuhan menjadi terhambat, wajahnya kasar dan membengkak, perut kembung dan membesar Winarno 2008.

2.4 Kelarutan Mineral