2.1.5 Pemanenan pada Kelapa Sawit
Kelapa sawit dapat mulai dipanen pada umur 30 bulan. Dalam keadaan normal, 90-100 dari seluruh pokok sudah matang panen. Tandan yang cukup
besar dan siap untuk diolah adalah yang padat isinya dan beratnya sekitar 3 kg. Kriteria panen yang digunakan yaitu dua brondolan artinya sudah ada 2 buah
lepas dari tandannya atau jatuh kepiringan pohon. Untuk tandan yang beratnya lebih dari 10 kg, dipakai 1 brondolan yang jatuh ketanah. Kapasitas pemanenan
tergantung pada produksiha yang dikaitkan dengan umur tanaman, topografi areal, kerapatan pohon dan intensif.
2.1.6 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografis pada Perkebunan
Kelapa Sawit
Menurut Lillesand dan Kiefer 1990 penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang suatu objek, daerah, atau fenomena
melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak langsung dengan objek, daerah, atau fenomena yang dikaji. Sedangkan, Sistem Informasi
Geografis SIG merupakan suatu perangkat yang memiliki kemampuan penuh untuk pengumpulan, penyimpanan, pemanggilan, transformasi, dan penampilan
data digital keruangan dari suatu wilayah untuk kegunaan tertentu. Produk teknologi penginderaan jauh adalah berupa citra satelit dengan
resolusi spasial yang tinggi, memberikan visual permukaan bumi sangat detail. Citra satelit merupakan suatu gambaran permukaan bumi yang direkam oleh
sensor kamera pada satelit pengideraan jauh yang mengorbit bumi, dalam bentuk image gambar secara digital.
Teknologi SIG dan RS telah dimanfaatkan oleh para ahli untuk studi kelapa sawit Morrow, 1995 dalam Sitoms, 2004. Kelapa sawit dalam
pertumbuhannya akan mengalami perubahan fisik sehingga dapat dipantau dengan data inderaja, yaitu dengan mengamati pengaruh umur tanaman terhadap
reflektansi band spektral maupun indeks spektral yang dapat diturunkan dari data Landsat-TM.
Umur tanaman kelapa sawit dapat diteliti dengan menggunakan penginderaan jauh karena tanaman kelapa sawit memiliki pola penanaman yang
teratur, yaitu pengelompokan penanaman dalam setiap blok secara teratur berdasarkan tahun tanam yang sama Sitoms, 2004.
Selain itu, Lukman dan Poeloengan 1996 dalam Laju dan Chen 2011 sukses memanfaatkan citra satelit Landsat TM Tematic Mapper dan SPOT
Satellite Pour Observation de la Terre untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah
tumbuh kelapa sawit dan memetakan perbedaan usianya pada masa awal pertumbuhan.
Haryani et al 2005 menggunakan data penginderaan jauh
Landsat 7 ETM Tahun 2005 dan SIG
untuk kajian potensi dan pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau. Dari hasil penelitian yang
dilakukan
berdasarkan hasil analisis Sistem Informasi Geografi SIG dengan input kesesuaian lahan, kerapatan vegetasi, dan penggunaan lahan diperoleh arahan
pengembangan tanaman komoditas kelapa sawit di Kabupaten Rokan Hilir.
Dalam penelitiannya Sinaga 2011, merancang SIG untuk areal perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sumatera Utara yang disajikan dalam bentuk
tulisan, tabel, dan peta. Tulisan disini berupa informasi umum mengenai penjelasan Provinsi Sumatera Utara dan informasi tentang kelapa sawit sehingga
bermanfaat dan memberikan kemudahan bagi pihak manajemen perkebunan dalam mendapatkan informasi dan mempercepat pengambilan keputusan. Tabel
menyajikan data luas lahan dan produksi perkebunan pada tahun 2009 dan 2010, sedangkan peta memberikan gambaran mengenai letak lokasi perkebunan tiap
kabupaten. Secara nasional Kementrian Pertanian sudah melakukan pemetaan kelapa
sawit dengan menggunakan Citra ALOS AVNIR-2 dengan pemetaan di seluruh wilayah Indonesia. Selain untuk pemetaan kelapa sawit, Kementrian Pertanian
bekerja sama dengan Sucofindo, P4W, dan LPPM IPB juga melakukan pemetaan untuk komoditas tanaman perkebunan lain selain kelapa sawit yaitu karet dan
kakao dan industrinya di seluruh Indonesia Barus et al, 2011.
Penggunaan Citra ALOS AVNIR-2 dalam pemetaan kelapa sawit karena citra ALOS AVNIR-2 memiliki biaya yang lebih murah dalam operasional,
ataupun dapat digunakan untuk tujuan analisis lain khususnya jika digabungkan dengan data lain baik yang ada dalam sistem data base maupun setelah dilakukan
penggabungan dengan data lain dari sumber berbeda. Secara lebih lengkap Satelit ALOS AVNIR-2 dibahas dalam sub bab selanjutnya.