Analisis Hubungan antara Biaya Pemupukan dengan Produktivitas
Gambar 16. Grafik Hubungan Pemupukan Terhadap Produktivitas Kelapa Sawit
Hasil analisis Gambar 16, nilai rataan produktivitas yang paling tinggi terdapat pada kategori pemupukan 3 sebesar 21,91 TonTBSTahun, sedangkan
nilai rataan produktivitas terendah terdapat pada kategori pemupukan 1 sebesar 17,42 TonTBSTahun. Nilai maksimum produktivitas dari 38 blok yang
diberikan terdapat pada kategori pemupukan 2 31,99 TonTBSTahun, sedangkan nilai minimum produktivitas dikategori pemupukan 4 sebesar 10,95
TonTBSTahun. Dari Gambar 16, diketahui juga dengan biaya untuk pemupukan yang
tinggi belum tentu akan menghasilkan laba yang maksimal. Hal ini dikarenakan, biaya untuk pengelolaan tidak hanya dilihat dari pemupukan saja. Biaya 40 juga
harus diperhitungkan seperti transportasi, pemberantasan hama dan penyakit, pengendalian gulma, upah dan gaji karyawan dan lain-lain.
Gambar 17. Hubungan Pendapatan dengan Kategori Pemupukan Gambar Grafik 17 ini adalah hasil analisis antara pendapatan dengan
kategori pemupukan. Kategori pemupukan dilihat dengan dua variabel yaitu asumsi biaya tetap ditambah pemupukan dan variabel biaya tetap. Biaya tetap
diasumsikan tanpa melihat biaya untuk gaji pegawai, biaya tetap ini hanya berupa biaya untuk pemeliharaan kelapa sawit yang menghasilkan, biaya transportasi,
biaya pengendalian gulma dan pemeliharaan untuk tanaman belum menghasilkan. Masa tanaman belum menghasilkan merupakan masa pemeliharaan yang
banyak memerlukan tenaga dan biaya. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dengan pemberian dosis pemupukan yang tinggi konsekuensinya akan
menyebabkan biaya pemupukan yang tinggi pula, hal ini tidak memberikan laba yang maksimal karena produktivitas kelapa sawit tidak berbeda nyata antara
pemberian dosis yang tinggi dengan dosis yang rendah. Hal ini terlihat dengan adanya dua blok yang terdapat hampir diambang
batas biaya minimum untuk biaya tetap ditambah biaya pemupukan. Laba yang maksimal diperoleh dengan kategori pemupukan 2 sebesar Rp 42.895.353, namun
rataan laba yang paling maksimal terdapat pada kategori pemupukan 3 sebesar Rp 35.819.787. Laba yang minimal terdapat pada kategori pemupukan 4 sebesar Rp
17.148.811 Gambar 18.
Gambar 18. Grafik Hubungan PendapatanBiaya Produksi dengan Kategori Pemupukan
Analisis yang dilakukan pada Gambar 18 hanya berdasarkan asumsi biaya tetap ditambah dengan biaya untuk pemupukan, sehingga tidak sepenuhnya dapat
dijadikan sebagai acuan mutlak untuk analisis keuntungan. Volume produksi per hektar lahan perkebunan kelapa sawit akan sangat menentukan pendapatan,
karena itu titik kritis usaha ini adalah produktivitas dan harga TBS, sedangkan faktor-faktor lain seperti pemasaran dan distribusi relatif tidak diperhitungkan.