45
Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Reability er_1
er_2 er_3
X11 X12
X13 Reability
Keterangan : X11 = Pertanyaan tentang ........................
X12 = Pertanyaan tentang ....................... X13 = Pertanyaan tentang ......................
er_j = error term xij Demikian juga faktor lain seperti responsiveness, asurance,
emphaty, tangibles dan kepuasan pasien.
3.5.1. Uji Validitas Instrumen Kuesioner
Validitas Instrumen Kuesioner adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi yang sebenarnya diukur. Uji Validitas Item
untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar valid. Sebagai alat ukur yang digunakan, analisis ini melakukan dengan
cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor totalnya. Dalam hal ini koefisien korelasinya yang di nilai tingkat signifikan
≤ 0,05. Validitas data penelitian ditentukan oleh proses pengukuranyang akurat, oleh karena itu jika sinonim realibilitas adalah konsistensi maka
esensi dari validitas adalah akurasi
3.5.2. Uji Realibilitas Instrumen Kuesioner
Realibilitas adalah ukuran mengenai kosistensi internal dari indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai
46
dimana masing-masing indikator mampu mengidentifikasi sebuah konstruk atau factor variable laten. Konsep reliabilitas dapat dipahami
dilakukan dengan menggunakan konsistensi internal metode cronbach’s coefficient alpha. Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0.70
walaupun angkan itu bukanlah suatu ukuran yang “mati” Artinya, bila peneliti bersifat eksploratory maka nilai dibawah 0.70 pun masih dapat
diterima, sepanjang disertai dengan alesan-alesan yang empirik yang terlibat dengan proses eksploratory Ferdinand, 2002 ; 63
3.5.3. Outliers
Outlier merupakan observasi data yang dimiliki karakteristik unik terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-obsevasi lainnya yang muncul
dalam bentuk nilai eksterm, baik untuk sebuah variabel atau variable kombinasi Hsir, dkk 1995 perlakuan terhadap outlier itu muncul. Dalam
analisis ini outlier dapat dievaluasi dengan dua cara yaitu analisis terhadap univariate outlier dan analisis terhadap multivariate outliers.
3.5.4. Outlier Univariate
Deteksi terhadap adanya outlier univariate masing-masing variable dapat di lakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang
akan dikategorikan sebagai outliers dengan cara mengkonversi nilai data peneliti kedalam standart score atau yang bisa disebut Z score, yang
mempunyai nilai rata-rata nol dengan standart deviasi sebesar satu, maka perbandingan antara besaran nilai dengan mudah dapat di lakukan. Untuk
sampel besar diatas 80 observasi, pedoman evaluasi adalah bahwa nilai
47
ambang atas score itu pada rentang 3 sampai 4 Hair dkk, 1995. Oleh karena itu kasus-kasus atau observasi yang mempunyai Z score
≥ 3.0 akan dikategorikan sebagai outliers.
3.5.5. Outlier Mulltivariate