Pengaruh Tata Nilai Respect terhadap Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap Pengaruh Tata Nilai Innovative terhadap Kinerja Perawat Ruang rawat

Perusahaan membuat komitmen antara pemimpin structural dan fungsional profesi kesehatan dimana pemimpin dapat mengadopsi manajemen kesehatan dan mensosialisasikan serta dapat diterapkan pada pelayanan. Komunikasi juga menumbuhkan kolaborasi yang efektif dan bentuk pelayanan kesehatan. Catatan pasien menjadi sumber utama komunikasi yang secara terbuka dapat dipahami sebagai pemberi informasi disiplin profesi untuk pengambila suatu keputusan. Menurut Paryanto 2006 komunikasi lisan via telepon juga dapat dilakukan melalui operator rumah sakit untuk mempercepat komunikasi perawat maupun dokter dalam kolaborasi pelayanan kesehatan.

5.3. Pengaruh Tata Nilai Respect terhadap Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap

Rumah Sakit Balimbingan PTPN IV Pada Tabel 4.15 menunjukkan bahwa tata nilai respect berpengaruh terhadap kinerja dengan angka signifikansi sebesar 0,007. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan tata nilai respect yang dikembangan manajemen Rumah Sakit Balimbingan berpengaruh terhadap tingkat kinerja perawat ruang rawat inap. Secara teoritis kontribusi tata nilai respect terhadap tingkat kinerja nilai exp B adalah sebesar 1,491. Buku Budaya Perusahaan PT Perkebunan Nusantara IV Persero salah satu pengertian respect adalah senantiasa peduli terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar perusahaan. Penilaian yang harus dimiliki oleh karyawan PTPN IV untuk mengaktualisasikan nilai respect adalah menghormati lingkungan dan masyarakat Universitas Sumatera Utara sekitar sebagai bagian yang penting untuk keberhasilan perusahaan melaui program CSR. Respect adalah salah satu bentuk pemuasan kebutuhan sosial. Menurut Siagian 2004 nilai sosial sangat perlu dikembangkan dan dipupuk dalam kehidupan karena akan memperlancar segala usaha mencapai tujuan bersama. Hubungan sosial tidak terbatas berada dilingkungan dalam rumah sakit saja tetapi juga lingkungan di luar rumah sakit. Rendahnya jumlah responden yang sering ikut memberantas jentik-jentik DBD perlu dicermati dengan sosialisasi ulang tata nilai respect. Sedangkan jumlah responden yang berani menegur teman sejawat yang merokok di ruangan perlu diatasi dengan kebijakan yang mengatur larangan merokok di dalam ruangan atau langkah lain seperti ruangan khusus untuk merokok smooking room dan program penanaman pohon.

5.4. Pengaruh Tata Nilai Innovative terhadap Kinerja Perawat Ruang rawat

Inap Rumah Sakit Balimbingan PTPN IV Hasil uji parsial menunjukkan bahwa inovasi berpengaruh terhadap kinerja responden dengan taraf siginifikansi sebesar 0,01 0,05. Kontribusi tata nilai innovative terhadap tingkat kinerja responden nilai exp B sebesar 5,483. Variabel innovative adalah urutan tertinggi yang memberikan kontribusi terhadap kinerja perawat ruang rawat inap Rumah Sakit Balimbingan. Hasil penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan Zuliani 2006 bahwa penerapan budaya inovasi yang dikembangkan manajemen RS Sri Pamela diprediksi Universitas Sumatera Utara tidak berpengaruh terhadap tingkat kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap. Masih menurut Zuliani 2006, pernyataan Robbins mengenai organisasi yang innovative yang mendorong dan menghargai eksperimen tidak dapat seluruhnya diberlakukan oleh organisasi rumah sakit terlebih kepada perawat pelaksana di ruang rawat inap. Perawat pelaksana di ruang rawat inap merupakan front liner yang melakukan pekerjaannya sesuai dengan uraian tugas yang telah diberlakukan, dengan kesempatan yang sangat terbatas untuk bereksperimen terutama dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Pergeseran paradigma pelayanan jasa dari tangible mengarah ke intangible menuntut peran inovasi sebagai suatu keunggulan kompetitif yang dimiliki organisasi Ardiwansyah Nanggong. Menurut Sivunen et al 2013 yang dikutip oleh Ardiwansyah Nanggong, bahwa pengembangan produk baru dengan pendekatan industri berubah menjadi pengembangan inovasi jasa yang mengedepankan kapabilitas pengetahuan dan ide. Selanjutnya menurut Dotzel et al masih dalam Ardiwansyah Nanggong mengemukakan bahwa inovasi jasa-jasa akan berdampak pada kepuasan konsumen, nilai perusahaan, dan resiko perusahaan. Vargo dan Lusak 2004 dalam Ardiwansyah Nanggong menambahkan bahwa dalam pengembangan inovasi menekankan penciptaan nilai dimana terdapat keterlibatan konseumen selama proses inovasi. Berdasarkan hal itu perlu kiranya meletakkan dasar bagaimana suatu inovasi juasa menjadi keunggulan kompetetif baru dalam ranah pemasaran di tangan perubahan lingkungan termasuk spin-off. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya untuk menumbuhkembangkan tatanilai inovatif dalam organisasi, manajemen Rumah Sakit Balimbingan dapat memberikan apresiasi dan reward kepada karyawan yang menghasilkan inovasi baru.

5.5. Pengaruh Tata Nilai Discipline terhadap Kinerja Perawat Ruang Rawat