25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Kunandar 2008: 45 berpendapat penelitian
tindakan kelas adalah suatu penelitian tindakan action research yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-
sama dengan orang lain kolaborasi dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan
untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu kualitas proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu tindakan treatment tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif yang ditandai dengan adanya kerja sama antara guru bidang studi dengan pihak peneliti. Peneliti
berperan melakukan pembelajaran dan guru berperan sebagai pengamat yakni melakukan pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan mencatat hasil
temuan. Guru juga memberikan bantuan ketika peneliti mengajar. Selain itu, dalam penelitian ini juga saling bekerjasama dalam melakukan evaluasi
terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan revisi untuk pertemuan siklus berikutnya.
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart. Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, pelaksanaan, pengamatan
dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah suatu siklus
diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah dilakukan. Kemudian, dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada
siklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini:
Gambar 1. Bagan Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart
Keempat langkah penting dalam PTK dapat diuraikan secara singkat seperti berikut ini Sukardi 2003: 213-215:
1. Perencanaan
Dalam penelitian tindakan, rencana tindakan harus berorientasi kedepan. Perencana harus menyadari sejak awal bahwa tindakan sosial pada kondisi
tertentu tidak dapat diprediksi dan mempunyai resiko. Perencanaan yang dikembangkan harus fleksibel untuk mengadopsi pengaruh yang tidak dapat
dilihat dan rintangan yang tersembunyi. Perencanaan dalam penelitian Perencanaan
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan Pelaksanaan
SIKLUS II
tindakan sebaiknya lebih menekankan pada sifat-sifat strategik yang mampu menjawab tantangan yang muncul dalam perubahan sosial dan mengenal
rintangan yang sebenarnya. 2.
Pelaksanaan Pelaksanaan dalam penelitian tindakan harus hati-hati dan merupakan
kegiatan yang praktis terencana. Ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada rencana yang rasional dan terukur.
3. Pengamatan
Pengamatan pada penelitian tindakan mempunyai fungsi dokumentasi implikasi tindakan yang diberikan kepada subyek. Observasi yang baik
adalah observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala yang muncul baik yang diharapkan atau yang tidak diharapkan.
4. Refleksi
Refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam
observasi. Langkah reflektif ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, problem, isu dan hambatan yang muncul
dalam tindakan strategik. Hasil refleksi penting untuk melakukan tiga kemungkinan terhadap suatu subyek penelitian, yaitu diberhentikan,
modifikasi atau dilanjutkan ketingkatan atau daur selanjutnya.
B. Setting Penelitian