untuk membayar maka konsekuensi yang diterima akan berbeda dengan pengakhiran.
6. Pencantuman klausula yang sulit dipahami
Klausula yang sulit dipahami sepertinya sudah menjadi kebiasaan dalam polis yang dikelaurkan oleh perusahaan asuransi. Kesulitan tersebut
dapat disebabkan oleh bahasa yang berbelit-belit. Seperti yang tercantum dalam polis Polis PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia bagian 1 angka 4
mengatur:
Di samping konsekwensi kecelakaan juga diperlakukan sebagai seperti itu.
a. penetrasi bebas dari suatu kecelakaan-dengan seketika atau sesudahnya
– dari kuman pathognenic ke dalam suatu luka-luka dan tempat yang secara medis dapat dipastikan dan muncul sebagai akibat
dari suatu kecelakaan. Bahasa “sebagai seperti itu” sulit dipahami, karena maksudnya tidak
dijelaskan dengan tegas dan dapat menimbulkan berbagai penafsiran. Sebab, pada ketentuan sebelumnya pengecualian dari kecelakaan. Harusnya kata
“sebagai seperti itu” diganti dengan “dikecualikan”, agar lebih jelas. Bahasa yang digunakan bukan merupakan bahasa Indonesia khususnya
polis syariah yang banyak menggunakan istilah yang tidak seragam seperti istilah kahar yang jikalau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti kereta
yang ditarik oleh kuda, lembu, atau kerbau atau bisa juga berarti pedati dan dokar. Sedangkan dalam bahasa Arab berarti keadaan yang tidak disukai,
yang kalau diistilahkan dalam bahasa hukum perdata sebagai force majeure.
Pilihan bahasa hukum yang terkadang memberi interpretasi yang berbeda-beda seperti pembatalan, pengakhiran, dan penghentian yang
digunkan dalam satu judul dalam kontrak baku sebagaimana yang tercantum dalam polis yang dikeluarkan oleh Axa Mandiri dalam pasal 3.
Selain itu perlu juga diseragamkan penggunaan bahasa yang berarti dana klaim yang diperoleh oleh tertanggung dalam hal terjadi evenemen. Polis
PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia menggunkan istilah hak ganti rugiklaim, Axa Mandiri menggunakan istilah maslahat, sedangkan Takaful
Keluarga menggunakan istilah manfaat. Selain penggunaan bahasa di atas, yang paling sering juga dilakukan
oleh perusahaan adalah mencantumkan polis dengan huruf yang sangat kecil dan sulit untuk dibaca, serta susunan yang tidak beraturan. Polis yang seperti
ini adalah seperti polis yang dikelaurkan oleh PT. Asuransi Allianz Utama Indonesia.
Penerbitan polis yang sulit dipahami dilarang oleh UUPK dalam pasal 18 ayat 2 yang menyatakan bahwa:
Pelaku usaha dilarang mencantumkan klausula baku yang letak atau bentuknya sulit terlihat atau tidak dapat dibaca secara jelas, atau yang
pengungkapannya sulit dimengerti. Sebenarnya permasalahan ini dapat diselesaikan dengan cara
memperbaiki bahasa yang sulit di atas dan memberikan waktu kepada peserta untuk membaca polis yang akan mengikat peserta. Sebagaimana yang telah
dilakukan oleh Axa Mandiri yang memberikan waktu baca selama 14 hari,