ANALISIS PERBANDINGAN KONTRAK BAKU PENUTUP

masyarakat yang ikut serta dalam mengasuransikan dirinya atau yang dia miliki kepada asuransi baik itu asuransi syariah atau asuransi konvensional. Asuransi syariah dan asuransi kovensional memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Di antara perbedaan tersebut adalah bahwa asuransi konvensional dilakukan untuk memindahkan resiko yang akan ditanggung oleh si tertanggung kepada si penanggung. 4 Sedangkan asuransi syariah tidak demikian, si penanggung hanya sebagai perantara daripada tertanggung. Dalam hal ini yang menanggung resiko adalah para tertanggung sendiri atau lebih dikenal dengan konsep ta’âwun tolong menolong, dengan landasan konsep al-mudhârobah, 5 atau dalam bentuk kontrak yang lain. Walaupun demikian, kedua sistem asuransi di atas tetap terfokus kepada konsumen atau tertanggung. Konsumen adalah tulang punggung perusahaan asuransi, berjalan atau tidaknya perusahaan asuransi tergantung pada pelayanan perusahaan terhadap konsumen mereka. Dalam hal ini menjadi penting pembahasan konsumen di perusahaan asuransi syariah. Pelayanan kepada konsumen menjadi promosi paling ampuh untuk mengembangkan usaha asuransi. Meningkatkan pelayanan kepada konsumen adalah bentuk dari perlindungan konsumen. Walaupun demikian perusahaan tetap lebih mengutamakan kepentingan perusahaan dengan terus meningkatkan keuntungan. Terkadang perusahaan untuk meningkatkan keuntungan tersebut 4 Wirjono Prodjodikoro, Hukum Asuransi di Indonesia, Jakarta: Intermasa, 1994, h.1. 5 Mohd Ma’sum Billah, Kontekstualisasi Takaful dalam Asuransi Modern: Tinjauan Hukum dan Praktek, Penerjemah, Suparto. Jakarta: PT. Multazam Mitra Prima, 2010, h.30. memanfaatkan posisi konsumen untuk melakukan tindakan yang dapat merugikan konsumen. 6 Posisi tawar konsumen yang lemah dimanfaatkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dengan mencederai kepentingan konsumen. Modus ini dilakukan dengan berbagai cara seperti mengalihkan resiko yang akan ditanggung perusahaan apabila terjadi suatu kejadian, menolak untuk mempertanggung jawabkan yang seharusnya dipertanggung jawabkan sebagaimana yang banyak ditemui pada kartu parkir, menambah aturan tanpa sepengetahuan konsumen dan beberapa modus lainnya. Lemahnya daya tawar konsumen dimanfaatkan oleh perusahaan termasuk asuransi di dalamnya untuk mencantumkan hal-hal yang dapat merugikan konsumen dalam sebuah kontrak atau polis yang dikenal dengan kontrak baku. Walaupun demikian nasabah masih tetap menerima kontrak baku yang ditawarkan oleh perusahaan karena kondisi sosial mereka yang lemah. 7 Berbagai masalah pun kemudian bermunculan, banyak gugatan dan keluhan dari konsumen atas perlakuan perusahaan seperti ini. 8 Harusnya dengan 6 Sebagaimana dikatakan oleh Salim HS bahwa dalam membuat kontrak penting untuk mempersiapkan draft kontrak karena dengan cara ini seseorang telah memeneangkan negosiasi sebanyak 75 per sen. Kalau kita berpegangan pada pendapat ini jelas bahwa dalam kondisi ini perusahaan adalah orang yang paling diuntungkan karena dialah yang telah membuat kontrak. Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek Buku Kedua, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1994, h.5. 7 Salim H.S., Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, cet. Ke-4. Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h.2. 8 Kasus lain pernah juga seorang Advocat melakukan gugatan kepada maskapai Lion Air yang telat sampai 3,5 Jam. Lihat http:www.hukumonline.comberitabacahol17594lagi-konsumen- menggugat-keterlambatan-pesawat Akses, Selasa, 24-12-2013, Pukul 10:06 wib. Kasus lainnya antara adanya perjanjian permasalahan yang dapat merugikan kedua belah pihak dapat dihindari dan menyelesaikan masalah. 9 Di sinilah pentingnya good faith atau iktikad baik dalam kontrak baku. sebagaimana dikatakan oleh Mariam Darus dalam acara Dies Natalis fakultas hukum USU bahwa iktikad baik adalah asas untuk mencari sebuah keadilan. 10 Kontrak baku menjadi pilihan utama para pengusaha demi efisiensi dan efektifitas dalam menjalankan usahanya. Walaupun demikian kontrak baku tetap menjadi perdebatan kebolehannya. Sluijter mengatakan bahwa perjanjian baku bukan merupakan perjanjian akan tetapi hanya sebatas undang-undang swasta legio particuliere wetgever. Pittlo menggolongkan perjanjian baku sebagai perjanjian paksa dwang contract. 11 Stein mencoba untuk memberikan solusi atas permasalahan ini dengan mengatakan bahwa perjanjian baku dapat diterima berdasarkan fiksi adanya kemauan dan kepercayaan fictie van wil en vertrouwen. Asser Rutten mengatakan bahwa setiap orang yang menandatangani perjanjian bertanggung gugat pada isi dan apa yang ditanda tanginanya. Bahkan Hondius dalam Sriwiyani v PT. Adira Dinamika Multy Finence, Tbk., yang telah diputus oleh Pengadilan Negeri Pekalongan dengan Nomor 42Pdt.G2011PN PKL. 9 Sri Rejeki Hartono, Hukum Asuransi dan Peruhaan Asuransi, cet. Ke-2. Malang: Bayu Media, 2007, h.132. 10 http:www.hukumonline.comberitabacalt52d150ceef12aprofesor-fh-usu-bedah-definisi- asas-iktikad-baik akses, 13 Januari 2014, pukul 14:18 wib. 11 Ahmadi Miru dan Sutarman Yodo, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004, h.117.