Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan Pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara

(1)

PENGARUH KETERSEDIAAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT MAHASISWA MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN PADA

PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA (UMN)

Skripsi

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh :

MINDA KARTIKA

060709037

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS SASTRA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat

Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan Pada Perpustakaan

Universitas Muslim Nusantara

Oleh : Minda Kartika

NIM : 060709037

Pembimbing I : Dr.Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal : ______________________

Pembimbing II : Himma Dewiyana, S.T, M.Hum Tanda Tangan :

______________________


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat

Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan Pada Perpustakaan

Universitas Muslim Nusantara

Oleh : Minda Kartika

NIM : 060709037

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI

Ketua : Dr.Irawaty A. Kahar, M.Pd

Tanda Tangan :

______________________

Tanggal : ______________________

FAKULTAS SASTRA

Dekan : Dr. Syahron Lubis, M.A

Tanda Tangan :

______________________


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya ini adalah karya orisinal dan belum pernah disajikan sebagai salah satu tulisan untuk memperoleh suatu kualifikasi tertentu atau dimuat pada media publikasi lain.

Penulis membedakan dengan jelas antara pendapat atau gagasan penulis dengan pendapat atau gagasan yang bukan berasal dari penulis dengan mencantumkan tanda kutip.

Medan, Januari 2011 Penulis,


(5)

ABSTRAK

Kartika, Minda. 2011. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan terhadap Minat

Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN). Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN). Penelitian berlokasi di Jalan Garu II No.2 Medan.

Populasi penelitian ini adalah pengguna perpustakaan yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN) yaitu sebanyak 786 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh 89 orang dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate

Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Pepustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN). Koefisisen determinasi (R Square) hasil regresi adalah sebesar 0,352. Hal ini menunjukkan bahwa 35,2% ketersediaan fasilitas perpustakaan dapat mempengaruhi minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan UMN. Sedangkan sebesar 64,8% diakibatkan oleh faktor lain di luar variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga diharapkan adanya penelitian lanjutan.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan Terhadap Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan Pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara”.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan dalam berbagai hal, baik dalam penyajian maupun penguraiannya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun serta terdapat penelitian yang lebih baik pada masa yang akan datang.

Penulis menyadari juga bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa restu kedua orang tua. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terspesial kepada Ayahanda Karimuddin dan Ibunda Elida yang telah memberikan doanya, motivasinya, kasih sayangnya serta dukungan moral maupun materil kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Dalam usaha menyelesaikan skripsi, penulis banyak memperoleh bimbingan, saran, arahan nasehat serta bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat diiringi ucapan terima kasih yang tulus kepada:

1. Ibu Dr.Irawaty A.Kahar, M.Pd selaku Ketua Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, dan dosen pembimbing I yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran serta memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Himma Dewiyana, ST, M.Hum selaku Sekretaris Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, dan dosen pembimbing II yang berbesar hati memberikan saran serta arahan yang lebih baik lagi dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I.Kom selaku dosen penasehat akademik penulis. 4. Seluruh staf pengajar Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang telah


(7)

5. Bapak Drs. Belling Siregar, M.Lib selaku penguji I yang telah memberikan saran serta ide-ide dalam menyelesaikan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik lagi. 6. Bapak Ishak, SS, M.Hum selaku penguji II yang telah memberikan saran dalam

penulisan skripsi ini.

7. Bapak Dr.Syahron Lubis, MA selaku Dekan Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

8. Bapak Drs.H.Firmansyah, M.Si selaku Pembantu Rektor II Universitas Muslim Nusantara yang telah memberikan izin untuk meneliti kepada penulis, serta para staf Perpustakaan UMN.

9. Kedua kakakku tersayang, Ika Safithri, SH, M.Hum dan Kiki Rimelda, ST yang telah memberikan doa serta perhatiannya kepada penulis. (Kadang-kadang nemenin begadang juga.. Thax my sisters..)

10.Seluruh keluarga besar penulis M.Ali Syamsuddin (Alm.) dan Mas’ud Sumarsono (Alm.) yang turut memberikan doa dan dukungan morilnya kepada penulis.

11.Sahabatku Mano’s (Chichi, Dila, Inggit, dan Nia) yang senantiasa mengingatkan, memberikan bantuan dan semangat untuk menyelesaikan skrispsi ini. (Loph u all...)

12.Teman-teman perkuliahan angkatan 2006, Bataq n dkk, Soleha n dkk, Aceh n dkk, Dewi, Rani dan teman seperjuangan Ika, yang senantiasa menemani, membantu dan mendukung penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

13.Buat Bu’nik yang telah memberikan dukungan morilnya serta Dinda yang telah membantu dan menemani penulis untuk menyebarkan angket. (Thax you so much...)

14.Kak M.R.Andi Syahputra S, S.Psi yang telah memberikan sarannya dalam penulisan skripsi ini serta dukungan morilnya. (Makasi k’...)

15.Bang Yudi, Kak Mieke, serta senior-senior penulis selama perkuliahan yang turut memberikan bantuan serta dorongan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.


(8)

16.Seluruh Abang, Kakak, Adek, serta rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas kasih sayang, perhatiannya, serta dukungan morilnya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri. Semoga apa yang telah penulis peroleh dapat penulis abdikan untuk agama, nusa dan bangsa, serta bermanfaat bagi yang membutuhkan untuk masa mendatang.

Medan, Januari 2011 Penulis,


(9)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN TEORITIS ... 5

2.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 5

2.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 6

2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi ... 7

2.5 Pengertian Fasilitas Perpustakaan ... 7

2.6 Jenis-Jenis Fasilitas ... 9

2.7 Fasilitas Gedung dan Ruang Perpustakaan ... 9

2.7.1 Fasilitas Gedung Perpustakaan ... 9

2.7.2 Fasilitas Ruang Perpustakaan ... 10

2.7.2.1 Fasilitas Ruang Baca ... 12

2.7.2.2 Fasilitas Kenyamanan Ruangan ... 13

2.7.2.2.1 Tata Ruang ... 13

2.7.2.2.2 Temperatur ... 15

2.7.2.2.3 Sirkulasi Udara (Ventilasi) ... 15


(10)

2.8 Fasilitas Koleksi Perpustakaan ... 17

2.9 Fasilitas Layanan Perpustakaan ... 20

2.10 Fasilitas Penelusuran ... 23

2.11 Minat Memanfaatkan Perpustakaan ... 24

2.12 Tujuan Kunjungan ... 25

2.13 Faktor Kunjungan ... 26

2.13.1 Minat Baca ... 27

2.13.2 Kebutuhan Informasi ... 28

2.13.3 Sikap Pustakawan ... 29

BAB III METODE PENELITIAN. ... 31

3.1 Lokasi Penelitian ... 31

3.2 Populasi dan Sampel ... 31

3.2.1 Populasi ... 31

3.2.2 Sampel ... 32

3.3 Teknik Mengumpulkan Data ... 33

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 33

3.5 Instrumen Penelitian ... 34

3.5.1 Kisi-Kisi Kuesioner ... 34

3.5.2 Defenisi Operasional Variabel ... 35

3.6 Skala Pengukuran Variabel ... 35

3.7 Pengujian Validitas dan Reliabilitas ... 36

3.7.1 Uji Validitas ... 36

3.7.2 Uji Reliabilitas ... 37

3.8 Analisis Deskriptif ... 37

3.9 Analisis Data ... 38

3.10 Uji Parsial (Uji-t) ... 38

3.11 Koefisien Determinasi (R) ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Pengumpulan Data ... 41


(11)

4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 41

4.2.1.1 Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 42

4.2.1.2 Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 43

4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 44

4.2.2.1 Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 45

4.2.2.2 Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 45

4.3 Karakteristik Responden ... 45

4.3.1 Asal Status Responden ... 46

4.4 Analisis Deskriptif ... 46

4.4.1 Tanggapan Responden Terhadap Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 46

4.4.1.1 Ketersediaan Fasilitas Gedung dan Ruang Perpustakaan ... 47

4.4.1.2 Ketersediaan Fasilitas Koleksi ... 49

4.4.1.3 Ketersediaan Fasilitas Layanan ... 50

4.4.1.4 Ketersediaan Fasilitas Penelusuran ... 52

4.4.2 Tanggapan Responden Terhadap Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 54

4.4.2.1 Minat Baca ... 54

4.4.2.2 Kebutuhan informasi ... 57

4.4.2.3 Sikap Pustakawan ... 59

4.5 Pengolahan Data ... 61

4.5.1 Deskripsi Data ... 61

4.5.1.1 Variabel Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 61

4.5.1.2 Variabel Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 63

4.6 Pengujian Persyaratan Analisis ... 65

4.6.1 Uji Normalitas ... 66

4.6.2 Uji Homogenitas ... 68

4.7 Metode Analisis Statistik ... 69


(12)

4.8 Pengujian Hipotesis ... 70

4.8.1 Uji Pengaruh Secara Parsial (Uji-t) ... 70

4.9 Pengujian Koefisien Determinasi (R) ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Strata ... 33

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ... 34

Tabel 3.3 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi ... 40

Tabel 4.1 Hasil Pengujian Validitas Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 42

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Validitas Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 43

Tabel 4.3 Statistik Reliabilitas Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 45

Tabel 4.4 Statistik Reliabilitas Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 45

Tabel 4.5 Status Responden ... 46

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Fasilitas Gedung dan Ruang Perpustakaan ... 47

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Fasilitas Koleksi ... 49

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Fasilitas Layanan ... 51

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Ketersediaan Fasilitas Penelusuran ... 52

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Minat Baca ... 55

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Kebutuhan Informasi ... 57

Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Sikap Pustakawan ... 59

Tabel 4.13 Statistik Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 61

Tabel 4.14 Distribusi Frekuensi Data Variabel Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan (Variabel X) ... 62

Tabel 4.15 Statistik Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 64

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Data Variabel Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan (Variabel Y) ... 64

Tabel 4.17 Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel X ... 66

Tabel 4.18 Perhitungan Uji Normalitas Galat Taksiran Variabel Y ... 67

Tabel 4.19 Rangkuman Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.20 Perhitungan Uji Homogenitas Varians Variabel X dan Variabel Y ... 68

Tabel 4.21 Hasil Uji Statistik Koefisien Regresi Linier ... 69


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Histogram Sebaran Data Ketersediaan Fasilitas

Perpustakaan ... 63 Gambar 4.2 Histogram Sebaran Data Minat Mahasiswa Memanfaatkan


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran-I : Angket Penelitian

Lampiran-II : Gambaran Umum Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN)

Lampiran-III : Angket Penelitian, Rekapitulasi Angket dan Hasil Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Lampiran-IV : Rekapitulasi Jawaban Responden Lampiran-V : Distribusi Frekuensi responden

Lampiran-VI : Distribusi Frekuensi Data dan Histogram Lampiran-VII : Pengujian Persyaratan Analisis

Lampiran-VIII : Analisis Koefisien Regresi dan Determinasi Lampiran-IX : Tabel Distribusi Student (t)

Lampiran-X : Tabel Nilai-Nilai r Product Moment Lampiran-XI : Tabel Nilai-Nilai L

Lampiran-XII : Tabel Nilai-Nilai F Lampiran-XIII : Tabel Nilai-Nilai Z

Lampiran-XIV : Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat Lampiran-XV : Surat Izin Observasi


(16)

ABSTRAK

Kartika, Minda. 2011. Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan terhadap Minat

Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN). Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan Fakultas

Sastra Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN). Penelitian berlokasi di Jalan Garu II No.2 Medan.

Populasi penelitian ini adalah pengguna perpustakaan yang terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN) yaitu sebanyak 786 orang. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus slovin sehingga diperoleh 89 orang dari jumlah populasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate

Stratified Random Sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Pepustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN). Koefisisen determinasi (R Square) hasil regresi adalah sebesar 0,352. Hal ini menunjukkan bahwa 35,2% ketersediaan fasilitas perpustakaan dapat mempengaruhi minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan UMN. Sedangkan sebesar 64,8% diakibatkan oleh faktor lain di luar variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini sehingga diharapkan adanya penelitian lanjutan.


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di zaman yang modern saat ini, perkembangan informasi telah berkembang dengan pesatnya dan memiliki peran yang penting bagi kemajuan umat manusia. Sehingga muncul bermacam-macam jenis informasi. Informasi yang ada saat ini sangat banyak dan beragam baik dalam bentuk tercetak, terekam, maupun secara online. Namun, tidak semua orang dapat memperoleh informasi tersebut. Hal ini dikarenakan rendahnya pemahaman penggunaan teknologi informasi. Kebutuhan informasi setiap orang berbeda-beda, tanpa terkecuali kebutuhan informasi antar mahasiswa. Informasi yang diperoleh tidak hanya dari pendidikan formal saja (perkuliahan), lingkungan, ataupun ”dunia maya” (internet) yang semakin canggih, tetapi melalui membaca buku juga dapat diperoleh informasi baru. Salah satu tempat untuk mendapatkan informasi dari fasilitas yang disediakan oleh pihak perguruan tinggi adalah perpustakaan.

Ketika mendengar istilah perpustakaan, dalam pikiran biasanya akan tergambar sebuah ruangan yang berisikan banyak buku-buku. Tapi pikiran tersebut tidaklah salah sebab jika dikaji lebih dalam, kata dasar dari istilah perpustakaan adalah pustaka yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:912) adalah ”buku”. Perpustakaan perguruan tinggi sering disebut sebagai jantungnya universitas, karena tanpa perpustakaan tersebut maka proses pelaksanaan pembelajaran mungkin menjadi kurang optimal.

Perpustakaan memiliki peranan yang penting dalam memajukan pendidikan bagi suatu perguruan tinggi, sebab perpustakaan merupakan khazanah ilmu atau gudangnya ilmu. Disinilah para pengguna perpustakaan dapat menemukan berbagai ilmu dari koleksi yang dimiliki perpustakaan tersebut, berupa buku, jurnal, majalah, koran dan lainnya.

Namun, minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan masih rendah. Mengapa demikian? Kemungkinan hal ini disebabkan oleh ketersediaan fasilitas yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.


(18)

Ada hal lain yang perlu diperhatikan oleh suatu perpustakaan tidak hanya berupa koleksi, layanan maupun pustakawannya tetapi fasilitas, kondisi gedungnya, dan sebagainya, yang semuanya dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Semakin berkembangnya era globalisasi saat ini serta teknologi yang semakin modern membantu pengguna dapat mengakses informasi dimana saja dan kapan saja tanpa perlu ke perpustakaan. Hal ini mungkin dapat mempengaruhi minat pengunjung untuk memanfaatkan perpustakaan. Padahal beberapa perpustakaan telah menyediakan fasilitas dengan cukup baik, seperti menyediakan koleksi perpustakaan (tidak buku saja tetapi majalah, jurnal, surat kabar, karya ilmiah,dan sebagainya), menyediakan ruangan baca yang nyaman (dilengkapi kipas angin ataupun AC), atau mungkin ada faktor lain yang mempengaruhi pengguna untuk memanfaatkan perpustakaan.

Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN) merupakan salah satu perpustakaan perguruan tinggi swasta. Dinaungi oleh Yayasan Perguruan Besar Al-Jamiatul Washliyah. Hingga kini, koleksi yang dimiliki Perpustakaan UMN sebanyak ± 1.428 judul, dan ± 3.845 eksemplar, dalam berbagai disiplin ilmu. Perpustakaan ini diharapkan dapat melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Perpustakaan UMN terletak di lokasi yang berbeda dengan gedung pusat universitas tetapi masih dalam satu kawasan. Perpustakaan ini masih manual dalam melakukan kegiatan perpustakaan. Penelusuran koleksi dilakukan dengan sistem pelayanan open access atau mencari langsung ke rak koleksi. Luas ruangan perpustakaan ± 24 x 9 m, belum adanya suatu sistem penelusuran informasi perpustakaan yang digunakan. Jika suatu perpustakaan memiliki suatu sistem seperti OPAC (Online Public Access Catalogue) maka pencarian koleksi di rak dapat dilakukan dengan cepat.

Kondisi koleksi perpustakaannya cukup baik hal ini ditunjukkan dari koleksi tersusun dengan rapi, dilengkapi pelabelan nomor kelas pada koleksi dan rak koleksi sehingga cukup memudahkan pengguna menemukan koleksi. Selain itu, Perpustakaan UMN juga difasilitasi beberapa komputer yang digunakan untuk layanan internet. Layanan internet diberikan kepada pengguna untuk mencari informasi selain informasi yang diperolehnya dari media cetak. Perpustakaan juga difasilitasi mesin pencetak


(19)

(printer) untuk membantunya mencetak informasi dalam bentuk tercetak. Namun demikian minat pengunjung untuk memanfaatkan perpustakaan tetap masih rendah, dapat dilihat dari jumlah pengunjung perpustakaan tersebut yang masih rendah juga, sekitar 25 orang/harinya (sumber data tamu kunjungan tahun 2009). Padahal yang menjadi anggota perpustakaan berjumlah 786 orang (sumber data keanggotaan perpustakaan tahun 2010). Mahasiswa yang ingin menjadi anggota perpustakaan harus mendaftar terlebih dahulu sesuai dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Berdasarkan observasi awal juga, peneliti melakukan wawancara pada beberapa mahasiswa selaku pengguna perpustakaan. Hasil yang diperoleh berupa pernyataan mereka mengenai rendahnya keinginan mereka memanfaatkan perpustakaan disebabkan lebih tertarik mendapatkan informasi melalui internet daripada ke perpustakaan. Faktor lain yang mengakibatkan mahasiswa tidak tertarik memanfaatkan perpustakaan adalah belum terdaftarnya mereka sebagai anggota perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengetahui lebih jelas tentang pengaruh ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN), dengan judul ”Pengaruh Ketersediaan Fasilitas Perpustakaan terhadap Minat Mahasiswa Memanfaatkan Perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka masalah dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan UMN?


(20)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Pengaruh ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan UMN.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Pimpinan Perpustakaan, sebagai rujukan dalam menentukan kebijakan perpustakaan dalam meningkatkan fasilitas perpustakaan.

2. Yayasan Perguruan Besar Al-Jamiatul Washliyah, sebagai rujukan dalam meningkatkan kualitas fasilitas perpustakaan menjadi lebih baik.

3. Peneliti lanjutan, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya dengan topik yang berkaitan dengan penelitian ini.

4. Penulis, untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam mengenai pengaruh ketersediaan fasilitas terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan UMN.

1.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diberikan untuk penelitian ini adalah: ”Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan pada Perpustakaan Universitas Muslim Nusantara (UMN)”.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Pengertian Perpustakaan Pergururan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi merupakan perpustakaan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi yang bersangkutan. Pengertian perpustakaan perguruan tinggi menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:33), “Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang terdapat di lingkungan lembaga pendidikan tinggi seperti universitas, institut, sekolah tinggi, akademi dan lembaga perguruan tinggi lainnya”.

Sedangkan pengertian lainnya dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas,2004:3) :

Perpustakaan perguruan tinggi adalah unsur penunjang perguruan tinggi, yang bersama-sama dengan unsur penunjang lainnya, berperan serta dalam melaksanakan tercapainya visi dan misi perguruan tingginya. Yang dimaksud dengan perguruan tinggi adalah universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, politeknik, dan perguruan tinggi lain yang sederajat.

Berdasarkan pendapat di atas diketahui bahwa perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada atau didirikan di suatu perguruan tinggi baik berbentuk universitas, institut, sekolah tinggi, akademi, dan perguruan tinggi lainnya yang sederajat.

2.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi memiliki peranan yang penting dalam mencapai tujuan perguruan tinggi dimana perpustakaan tersebut bernaung sehingga sudah semestinya setiap lembaga pendidikan tinggi memiliki perpustakaan yang dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Secara umum tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah menunjang Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Secara khusus adalah untuk membantu para dosen dan mahasiswa, serta tenaga kependidikan di perguruan tinggi itu dalam proses pembelajaran (Hermawan dan Zulfikar, 2006:34)


(22)

Sedangkan menurut Hasugian (2009:80), “Tujuan perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia adalah untuk memberikan layanan informasi untuk kegiatan belajar, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi”.

Dari uraian pendapat di atas, jelas bahwa perpustakaan perguruan tinggi diselenggarakan dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

2.3 Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi

Fungsi perpustakaan perguruan tinggi adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan di dalam perpustakaan tersebut. Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam mencapai visi dan misinya. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas,2004:3), perpustakaan perguruan tinggi memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi. Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika. 2. Fungsi Informasi. Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah

diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

3. Fungsi Riset. Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan sekunder yang paling mutakhir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Fungsi Rekreasi. Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

5. Fungsi Publikasi. Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademik dan staf non-akademik.

6. Fungsi Deposit. Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

7. Fungsi Interpretasi. Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Berdasarkan uraian di atas, perpustakaan perguruan tinggi berfungsi sebagai edukasi, informasi, riset, rekreasi, publikasi, deposit, dan interpretasi bagi pengguna perpustakaan tersebut dalam mencapai visi dan misi perguruan tingginya.


(23)

2.4 Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi

Tugas perpustakaan merupakan suatu kewajiban yang telah ditetapkan untuk dilakukan di perpustakaan. Setiap perpustakaan memiliki tugas yang diberikan oleh lembaga induk yang menaunginya.

Tugas perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan, mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani masyarakat pengguna, yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan (Sutarno,2006:53)

Selain itu dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas,2004:3), “Tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah mengembangkan koleksi, mengolah dan merawat bahan perpustakaan, memberi layanan, serta melaksanakan administrasi perpustakaan”.

Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa tugas perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai pusat sumber informasi yang menghimpun, mengolah, dan memberi layanan kepada sivitas akademika perguruan tinggi.

2.5 Pengertian Fasilitas Perpustakaan

Fasilitas perpustakaan merupakan segala sesuatu yang dimaksudkan untuk memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan, serta memudahkan kegiatan perpustakaan berjalan dengan baik. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas,2004:18), menyatakan:

Fasilitas perpustakaan adalah perabotan dan peralatan yang harus ada di perpustakaan. Perabotan adalah perlengkapan fisik yang diperlukan di dalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai rak, bebagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain. Peralatan adalah perangkat atau benda yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi dan pelayanan seperti mesin tik, komputer, printer, scanner, mesin fotokopi, alat baca mikro dan lain-lain.

Sedangkan pengertian lainnya,

Fasilitas perpustakaan adalah segala peralatan dan perabotan serta berbagai alat bantu lainnya yang disediakan oleh perpustakaan, semuanya berfungsi sebagai fasilitas yang berfungsi untuk memudahkan pemanfaatan koleksi informasi dan sumber informasi yang ada di perpustakaan (Yusup,2009:467).


(24)

Adapun perlengkapan, peralatan dan perabot utama sebuah perpustakaan adalah : a. Rak bahan pustaka: buku, majalah, surat kabar, pandang dengar (AV).

b. Lemari katalog; ukurannya disesuaikan dengan ukuran kartu katalog.

c. Meja kursi untuk para pembaca di ruang baca. Bentuknya dapat bermacam-macam model.

d. Meja sirkulasi/ layanan.

e. Mesin tik untuk pembuatan kartu katalog dan surat-surat. f. Meja kerja pengolahan dan untuk pegawai.

g. Lemari penitipan tas/ barang. h. Papan pamer (display).

i. Alat baca khusus untuk koleksi tertentu. j. Lemari arsip untuk tata usaha.

k. Papan pengumuman. l. Kotak saran.

m. Jam dinding.

n. Troli pembawa bahan pustaka. o. Komputer.

p. Dan lain-lain yang diperlukan. (Sutarno,2006:85-86)

Ketersediaan peralatan dan perabotan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, kualitas, ukuran, dan pertimbangan lainnya sehingga menjadi salah satu kekuatan perpustakaan dalam ketersediaan fasilitas perpustakaan.

Selain peralatan dan perabotan yang merupakan fasilitas pokok perpustakaan, ”Penataan ruang perpustakaan yang bersifat kondusif bagi pengguna yang belajar di perpustakaan sehingga mereka merasa terbantu oleh kondisi tersebut, juga dapat berfungsi sebagai fasilitas penunjang di perpustakaan” (Yusup,2009:467). Hal-hal lain yang dianggap perlu dalam memudahkan pemanfaatan perpustakaan akan diusahakan penyediaannya sehingga kegiatan di perpustakaan dapat berjalan lancar, seperti adanya ruang baca yang dilengkapi dengan alat pendingin, adanya alat penelusuran koleksi, dan lainnya.

Dari pendapat-pendapat di atas, dapat diketahui bahwa fasilitas perpustakaan adalah segala peralatan dan perabotan yang ada di perpustakaan yang digunakan untuk memanfaatkan perpustakaan dan mendukung kegiatan di perpustakaan.


(25)

2.6 Jenis-Jenis Fasilitas

Penyediaan fasilitas di perpustakaan merupakan hal yang penting karena dapat menunjang kelancaran kegiatan perpustakaan secara optimal sehingga tugas dan fungsi perpustakaan perguruan tinggi dapat terlaksana. Menurut Moenir yang dikutip oleh Nurbiyanti (2009:10-11), ”Fasilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas fisik dan fasilitas non fisik”.

Dari uraian jenis fasilitas di atas, di dalam penelitian ini yang dimaksud fasilitas fisik yaitu segala sesuatu yang berupa benda atau yang dibendakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan usaha seperti gedung dan ruangan perpustakaan, koleksi perpustakaan dan layanan perpustakaan. Sedangkan fasilitas non fisik dalam penelitian ini seperti kenyamanan ruangan perpustakaan meliputi penataan ruangan, temperatur ruangan, ventilasi udara, serta pencahayaan.

2.7 Fasilitas Gedung dan Ruang Perpustakaan 2.7.1 Fasilitas Gedung Perpustakaan

Gedung perpustakaan merupakan salah satu fasilitas perpustakaan yang mutlak perlu ada sebab perpustakaan tidak mungkin digabungkan dengan unit kerja lainnya di dalam satu ruangan. Membangun perpustakaan sama halnya dengan membangun gedung perpustakaan seperti yang dinyatakan Sulistyo-Basuki yang dikutip oleh Lasa (2005:147), ”Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual”. Dari uraian tersebut jelas bahwa suatu perpustakaan merupakan bagian dari gedung. Gedung dibangun untuk menyimpan koleksi dan menatanya dengan tata susunan tertentu agar mudah digunakan oleh pemakai.

Dalam membangun gedung perpustakaan ada beberapa aspek yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan. Menurut Sutarno (2006:80-81), aspek yang perlu diperhatikan pada unsur gedung adalah:

a. Lokasi, harus di tempat yang mudah dan ekonomis didatangi masyarakat pemakainya.


(26)

b. Luas tanah (jika perpustakaan menempatkan gedung tersendiri), diusahakan cukup menampung bangunan gedung, dengan kemungkinan perluasan dalam kurun waktu 10-15 tahun mendatang.

c. Luas gedung atau ruangannya harus cukup menampung ruang koleksi bahan pustaka, ruang baca dengan kapasitas minimal 10 % dari jumlah masyarakat yang akan dilayani, ruang layanan, ruang kerja pengolahan dan administrasi. d. Ruangan-ruangan lain yang diperlukan, seperti gudang dan kamar kecil. e. Konstruksi, mencakup aspek kekuatan dan pengamanan.

f. Cahaya di dalam ruang harus tenang.

g. Kesejukan di dalam ruangan dan pertukaran udara/ ventilasi harus baik. h. Lingkungan yang tenang.

i. Tempat parkir kendaraan secukupnya. j. Taman, dan lain-lain.

Berdasarkan aspek-aspek di atas, menciptakan suatu gedung perpustakaan tidaklah sesederhana yang dibayangkan. Keberadaan gedung perpustakaan tidak hanya diperuntukkan hanya sekedar tempat koleksi, tetapi sebagai tempat untuk melakukan kegiatan perpustakaan.

Jika diperhatikan dari aspek unsur gedung di atas, lokasi gedung perpustakaan merupakan hal pertama yang perlu diperhatikan. Dalam perencanaan gedung, pemusatan lokasi gedung perpustakaan sebaiknya diperhatikan bagi setiap perguruan tinggi sebab sangat dianjurkan perpustakaan perguruan tinggi tersebut berada di dalam satu lingkungan universitas yang mudah dijangkau dari segala arah. Jika hal tersebut tidak memungkinkan, misalnya jarak antara fakultas dengan perpustakaan cukup jauh maka adanya perpustakaan fakultas sangat dianjurkan. Hal ini dapat mempengaruhi keinginan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan. Oleh karena itu dalam penempatan perpustakaan perlu dipilih lokasi yang strategis.

2.7.2 Fasilitas Ruang Perpustakaan

Dalam membangun perpustakaan, setelah adanya gedung perpustakaan unsur lainnya yang perlu dimiliki adalah ruang perpustakaan. Ruang perpustakaan pada dasarnya disediakan untuk koleksi, pengguna, staf atau pegawai (pustakawan), dan keperluan lainnya.


(27)

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:18), pada dasarnya setiap perpustakaan, besar ataupun kecil memerlukan ruangan yang berikut:

1. Ruangan untuk menyimpan buku, majalah dan bahan rekaman lain 2. Ruangan untuk membaca

3. Ruangan untuk mengadakan administrasi peminjaman 4. Ruangan kerja untuk pegawai

5. Ruangan kantor kepala perpustakaan

Adapun pembagian persentase yang diberikan untuk ruang-ruang tersebut menurut Soedibyo (1987:148), alokasinya sebagai berikut:

1. 25 % untuk keperluan pemakai 2. 50 % untuk keperluan koleksi

3. 25 % untuk keperluan ruang kerja petugas

Sedangkan pembagian persentase lainnya dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas,2004:126), yaitu:

Untuk perpustakaan dengan sistem terbuka maupun sistem tertutup: 1. Area untuk koleksi 45 %

2. Area untuk pengguna 25 %

3. Area untuk staf 20 %

4. Area untuk keperluan lain 10 %

Dari uraian mengenai pembagian persentase di atas, area koleksi memiliki persentase yang paling besar. Hal ini menunjukkan bahwa suatu perpustakaan sebaiknya memiliki jumlah koleksi yang cukup banyak sehingga kebutuhan informasi pengguna dapat terpenuhi.

Dalam memfasilitasi ruangan perpustakaan perlu diperhatikan fungsi dan jenis kegiatan di ruangan tersebut. Menurut Soedibyo (1987:156-157), perincian perlengkapan untuk ruangan:

1. Ruang administrasi, diperlukan meja dan kursi-meja, meja dan kursi khusus untuk pengetik; mesin tik, almari, filing cabinet.

2. Ruang pelayanan teknis, memerlukan meja dan kursi petugas (sesuai dengan jumlahnya); almari, kereta buku, almari katalog, filing cabinet.

3. Gudang, diperlukan almari, rak buku.

4. Ruang penjilidan dan penggandaan. Untuk penjilidan diperlukan alat pemotong kertas, alat penjilid, alat press, gunting, dan lainnya. Untuk penggandaan diperlukan mesin stensil, meja dan kursi petugas, almari, alat fotocopy.


(28)

Fasilitas yang disediakan untuk tiap ruangan tentu saja berbeda-beda. Ruangan difasilitasi sesuai kebutuhan kegiatan yang dilakukan di ruangan tersebut sehingga kegiatan di perpustakaan menjadi lebih efisien dan efektif.

2.7.2.1 Fasilitas Ruang Baca

Pada dasarnya suatu perpustakaan besar ataupun kecil memerlukan suatu ruangan yang perlu disediakan yaitu ruang baca. Suatu perpustakaan yang menggunakan sistem layanan terbuka atau open access ruang baca sangat diperlukan. Hal ini dikarenakan si pengguna dapat melihat dan memeriksa sendiri koleksi perpustakaan sesuai dengan yang dicarinya atau tidak maka si pengguna membutuhkan ruang baca untuk membaca sebelum meminjam koleksi tersebut.

Sebagian besar ruangan perpustakaan digunakan sebagai ruang koleksi sehingga ruang baca biasanya berdekatan dengan ruang koleksi. Hubungan antar ruangan ini perlu diperhatikan karena dapat mempermudah pengguna dalam memanfaatkan koleksi.

Kenyamanan ruang baca sangat penting karena dapat membuat pembaca merasa betah berada di dalamnya. Letak ruangan sebaiknya tidak di daerah yang ramai karena dapat mengganggu pembaca. Selain itu perabotan yang digunakan juga harus bisa memberikan kenyamanan. Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:26), ”Meja ruang baca yang cukup untuk empat orang pembaca berukuran 100 x 150 cm. Kursi dengan tinggi 45 cm sudah memenuhi syarat. Jika di bawah tiap-tiap kakinya dipasang karet, maka akan tercegahlah bunyi penyeretan kursi”.

Sedangkan ukuran meja dan kursi baca untuk satu orang menurut Yusuf dan Yaya (2007:111-112), ”Meja baca ukuran tinggi 75 cm, lebar 230 cm, dan dalam 100 cm. Kursi baca berukuran tinggi 45 cm, lebar 45 cm, dan dalam 45 cm”.

Berdasarkan kedua ukuran di atas, apapun bentuk maupun ukuran perabotan yang digunakan haruslah sesuai dengan kebutuhan sebab setiap perpustakaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Perabotan dipilih sesuai dengan luas ruangan, jumlah pembaca, dan sebagainya.


(29)

2.7.2.2 Fasilitas Kenyamanan Ruangan

Ruangan perpustakaan yang disediakan sebaiknya dapat memberikan kenyamanan bagi penggunanya misalnya ruang baca yang ditata dengan rapi menjadikan pengguna betah untuk berlama-lama membaca. Menurut Salim dan Yenny (2002:1045), ”Kenyamanan adalah suasana atau keadaan yang nyaman (tempat) sejuk, segar, bersih, menyenangkan”. Dari pengertian tersebut jelas bahwa kenyamanan mengacu pada suatu keadaan yang sehat, sejuk, bersih, sehingga menimbulkan suasana yang menyenangkan.

Kenyamanan ruangan bagi pengguna dapat mempengaruhi keinginannya untuk memanfaatkan perpustakaan. Kenyamanan tersebut tentu saja tidak dapat tercipta begitu saja tetapi dapat dicapai secara bertahap. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan ruangan yaitu penataan ruangan, temperatur, sirkulasi udara (ventilasi), dan pencahayaan.

2.7.2.2.1 Tata Ruang

Dalam merencanakan penataan ruangan perlu diperhatikan mengenai hubungan antar ruang dilihat dari segi efisiensi kerja, memberikan pelayanan, serta pengawasan kerja. Selain itu, perlu dipertimbangkan juga mengenai keserasian dalam penataan ruangan sebab akan mempengaruhi produktivitas, efesiensi, efektifitas, dan kenyamanan pengguna. Oleh karena itu sebaiknya ruangan ditata dengan baik seperti penataan ruangan yang saling berdekatan (koleksi dan tempat baca).

Ada tiga jenis sistem yang dapat dilakukan dalam memberikan penataan ruang baca, ruang koleksi, dan ruang sirkulasi yang nyaman kepada pengguna, yaitu :

a. Sistem tata sekat, yakni cara pengaturan ruangan perpustakaan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca pengunjung. Dalam sistem ini, pengunjung tidak diperkenankan masuk ke ruang koleksi dan petugaslah yang akan mengambilkan dan mengembalikan koleksi yang dipinjam atau dibaca di tempat itu.

b. Sistem tata parak, yakni sistem pengaturan ruangan yang menempatkan koleksi terpisah dari ruang baca. Hanya saja dalam sistem ini, pembaca dimungkinkan untuk mengambil koleksi sendiri, lalu dicatat dan/atau dibaca di ruang lain yang tersedia.

c. Sistem tata baur, yakni suatu cara penempatan koleksi yang dicampur dengan ruang baca agar pembaca lebih mudah mengambil dan mengembalikan sendiri (Lasa,2005:158-160)


(30)

Dari ketiga sistem di atas terlihat jelas bahwa penataan ruang disesuaikan dengan sistem yang dianut oleh suatu perpustakaan. Jika perpustakaan menganut sistem pinjam terbuka (open access), dapat menerapkan sistem tata parak atau sistem tata baur sedangkan sistem tata sekat lebih cocok untuk perpustakaan yang menganut sistem pinjam tertutup (closed access). Hal ini perlu diperhatikan agar sistem yang diterapkan nantinya dapat memberikan keleluasaan bagi pengguna dalam memanfaatkan koleksi.

Penataan ruangan perpustakaan perlu diperhatikan sebab dapat memikat pengunjung datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan perpustakaan. Ada beberapa aspek penataan ruangan yang perlu dipertimbangkan. Aspek tersebut menurut Darmono (2001:201-202) :

a. Aspek fungsional

Artinya bahwa penataan ruangan harus mampu mendukung kinerja perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan maupun bagi pengguna perpustakaan.

b. Aspek psikologis pengguna

Dilihat dari aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, merasa tenang.

c. Aspek estetika

Keindahan penataan ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang digunakan. Penataan yang serasi, bersih dan tenang bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan untuk berlama-lama berada di perpustakaan.

d. Aspek keamanan bahan pustaka

Dalam kaitan dengan penataan ruangan, kemanan bahan pustaka bisa dikelompokkan dalam 2 bagian. Pertama faktor keamanan bahan pustaka dari akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua adalah faktor kerusakan/ kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia.

Dengan mempertimbangkan aspek-aspek diatas, penataan ruangan dapat menjadi optimal serta dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan dalam memberikan layanannya.

2.7.2.2.2 Temperatur

Temperatur ruangan merupakan hal yang penting dalam memberikan kenyamanan bagi pengguna serta dalam pemeliharaan dan perawatan bahan pustaka. Kestabilan temperatur perlu diperhatikan agar pengguna dalam ruangan tersebut betah dan koleksi perpustakaan dapat terhindar dari kerusakan dokumen.


(31)

”Menurut penyelidikan, apabila temperatur lebih rendah dari 170 C, berarti temperatur udara berada di bawah tubuh untuk menyesuaikan diri (35% di bawah normal), maka tubuh manusia akan mengalami kedinginan” (Lasa,2005:163)

Dengan demikian temperatur ruangan dapat mempengaruhi lama tidaknya pengguna di dalam ruangan. Pengguna yang mengalami kedinginan ataupun kepanasan akan merasa tidak nyaman sehingga diperlukan kestabilan temperatur yang disesuaikan dengan tubuh manusia.

Selain temperatur, yang perlu diperhatikan juga yaitu kelembaban. Kelembaban ini juga dapat mempengaruhi kenyamanan ruangan. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas,2004:131), ”Tingkat pengkondisian ruang yang diinginkan ialah sebagai berikut: temperatur 22-240 C (untuk ruang koleksi buku, ruang baca dan ruang kerja). Temperatur 200 C (untuk ruang komputer). Kelembaban 45-45%”. Hal ini dilakukan agar kondisi temperatur dan kelembaban ruang perpustakaan tetap stabil serta koleksi perpustakaan dapat terjamin keawetannya.

2.7.2.2.3 Sirkulasi Udara (Ventilasi)

Udara yang ada disekitar kita dikatakan kotor, jika kadar oksigen dalam udara telah berkurang atau bercampur dengan aroma bau yang dapat membahayakan kesehatan. Udara yang kotor membuat kita merasa sesak napas sehingga mempengaruhi kesehatan tubuh manusia.

Udara yang bersih menimbulkan kenyamanan bagi ruang perpustakaan. Udara tersebut dapat didukung dengan adanya alat pengatur suhu ruangan. Menurut Lasa (2005:168), untuk menjaga kenyamanan ruangan, diperlukan pemasangan alat pengatur suhu, misalnya:

a. Memasang AC (Air Conditioning) untuk mengatur udara di dalam ruangan.

b. Mengusahakan agar peredaran udara dalam ruangan itu cukup baik, misalnya dengan memasang lubang-lubang angin dan membuka jendela pada saat kegiatn di perpustakaan sedang berlangsung.

c. Memasang kipas angin untuk mempercepat pertukaran udara dalam ruangan. Kecepatan pertukaran ini mempengaruhi kenyamanan udara.


(32)

Sedangkan dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas,2004:130-131), sistem ventilasi dibagi kedalam dua jenis yaitu:

a. Ventilasi pasif

Bangunan perpustakaan yang direncanakan dengan pemanfaatan ventilasi pasif (alam), haruslah didirikan dengan mempertimbangkan kondisi angin tempat bangunan perpustakaan tersebut dibangun. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk perancangan perpustakaan dengan ventilasi pasif adalah sebagai berikut:

a. Menempatkan lubang ventilasi jendela/ lubang angin pada sisi dinding yang berhadapan.

b. Mengusahakan agar lubang ventilasi tersebut sejajar dengan arah angin. c. Mengusahakan luas lubang ventilasi sebanding dengan persyaratan dan

fasilitas ruang. b. Ventilasi aktif.

Walaupun ventilasi pasif mungkin dianggap telah mencukupi, namun sebaiknya bangunan perpustakaan dapat direncanakan dengan menggunakan sistem ventilasi aktif atau sistem penghawaan buatan (Air Conditioning).

Berdasarkan penjelasan di atas, jelas bahwa sirkulasi udara dalam ruangan perpustakaan membutuhkan fasilitas AC (Air Conditioning) dalam memberikan kenyamanan ruangan. Hal ini dilakukan karena AC tersebut dapat mengatur suhu udara sesuai kebutuhan. Biasanya AC disediakan oleh perpustakaan yang memiliki dana besar, sedangkan bagi perpustakaan kecil pengaturan sirkulasi udara melalui angin dengan jendela yang besar sudah cukup.

2.7.2.2.4 Pencahayaan

Cahaya merupakan suatu getaran yang termasuk gelombang elektromagnetis yang dapat ditangkap oleh mata. Pencahayaan dalam ruang perpustakaan memerlukan cahaya yang cukup karena sebagian besar kegiatan yang ada di perpustakaan merupakan kegiatan membaca. Menurut Martoatmojo (1993:15) :

Penerangan harus memadai, tidak terlalu sedikit dan tidak pula berlebihan. Sinar yang baik sebenarnya adalah sinar alam. Tetapi pengendalian sinar jenis ini sangat sukar. Kadang-kadang hari terang benderang sehingga telalu banyak sinar masuk. Sinar ini menyilaukan mata dan bahkan dapat merusak koleksi. Pada hari yang lain cuaca gelap dan buruk, sinar yang masuk ke perpustakaan kurang sehingga mengurangi kenyamanan membaca di perpustakaan.

Sedangkan pencahayaan lainnya menurut Lasa (2005:170-171), pada dasarnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan ada dua macam yakni cahaya alami dan cahaya buatan.


(33)

a. Cahaya alami

Cahaya alami adalah cahaya yang ditimbulkan oleh matahari dan kubah langit. Cahaya matahari yang mengandung radiasi panas itu apabila masuk ke dalam ruangan akan menyebabkan kenaikan suhu ruangan. Oleh karena itu, cahaya matahari harus dibatasi dan diusahakan tidak langsung masuk ke ruangan. Cahaya kubah langit adalah cahaya yang berasal dari kubah langit. Cahaya inilah yang banyak dimanfaatkan untuk penerangan ruangan karena tidak membawa radiasi panas secara langsung seperti sinar matahari.

b. Cahaya buatan

Cahaya buatan adalah cahaya yang ditimbulkan oleh benda atau gerakan benda yang dibuat oleh manusia baik yang berupa lampu TL maupun lampu pijar.

Dari uraian di atas, jelas bahwa pencahayaan dapat dilakukan dengan berbagai cara Pencahayaan diatur dengan baik agar ruangan menjadi nyaman sehingga pengguna semangat untuk membaca. Kegiatan yang dilakukan di perpustakaan perlu pencahayaan sebab pencahayaan yang cukup merupakan syarat mutlak untuk melakukan kegiatan di dalam ruangan.

2.8 Fasilitas Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu komponen penting dalam mendirikan suatu perpustakaan selain pengguna, pustakawan, dana, sarana dan prasarana. Bukan perpustakaan namanya jika tidak memiliki koleksi. Indikator ukuran baik dan buruknya suatu perpustakaan sangat ditentukan oleh koleksi. Koleksi bahan pustaka harus diatur dan ditata secara sistematis agar pengguna dapat dengan mudah mencari dan menemukan koleksi yang dibutuhkannya. Koleksi yang disediakan juga harus dilengkapi dengan fasilitas koleksi yaitu rak koleksi yang menjadi syarat utama. Sebagian besar ruangan perpustakaan digunakan sebagai area atau ruang koleksi yang berisi rak buku dan meja baca. Dalam mencapai efisiensi ruangan diperlukan perancangan yang didasari mengenai penataan rak buku dan meja-kursi baca yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Menurut Thompson yang dikutip oleh Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas, 2004:125), ”Rak satu muka, lima pagu dengan lebar 100 cm dapat memuat 115-165 eksemplar buku, dan jarak antar rak 100-110 cm. Dengan demikian, 1 meter2 luas lantai dapat memuat 150-220 eksemplar buku”.


(34)

Ukuran rak buku lainnya juga dikemukakan oleh Sjahrial-Pamuntjak (2000: 22): Rak buku itu dapat dibuat dari baja atau kayu. Sebaliknya rak itu dibuat terbuka dari belakang dan tidak berpintu. Dari praktiknya ternyata ukuran yang memuaskan adalah sebagai berikut: tinggi (200 cm), lebar (100 cm), dalam (21 cm untuk rak buku biasa, 25 cm untuk rak buku referens, 30 cm untuk rak majalah. Papan yang paling bawah 10 cm dari lantai), tebal papan (21/2 cm).

Dari uraian di atas, menerangkan bahwa diperlukan menghitung luas lantai dalam perencanaan dan pembinaan koleksi sehingga koleksi yang disediakan dapat terencana dengan baik untuk masa mendatang.

Rak buku dirancang sedemikian rupa agar pengguna mudah untuk mengambil atau meletakkan kembali koleksi. Selain rak buku, fasilitas lainnya untuk koleksi yaitu rambu-rambu berupa petunjuk mengenai pembagian jenis koleksi misalnya mencantumkan nama atau nomor kelas koleksi di rak buku. Hal ini perlu ada karena dapat membantu pengguna dalam menemukan koleksi yang dibutuhkannya.

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama dalam menentukan jenis suatu perpustakaan. Bagi perpustakaan perguruan tinggi, koleksi yang dimiliki adalah mengenai program atau materi mata kuliah dan materi pendukung bagi jurusan, fakultas, atau universitas tersebut sehingga tujuan perpustakaan perguruan tinggi dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dapat terlaksana.

Koleksi perpustakaan perguruan tinggi sangat beraneka ragam. Berikut adalah ragam koleksi yang selayaknya tersedia di perpustakaan :

1. Koleksi rujukan.

Koleksi rujukan merupakan tulang punggung perpustakaan dalam menyediakan informasi yang akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, fakta, dan lain-lain dapat ditemukan dalam koleksi rujukan, seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, dan sebagainya.

2. Bahan ajar.

Bahan ajar berfungsi untuk memenuhi tujuan kurikulum. Bahan ajar untuk setiap mata kuliah bisa lebih dari satu judul karena cakupan isinya yang berbeda sehingga bahan yang satu dapat melengkapi bahan yang lain.

3. Terbitan berkala.

Terbitan ini memberikan informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan perkembangan ilmu dan pengetahuan. Terbitan berkala seperti majalah umum, jurnal, surat kabar.

4. Terbitan pemerintah.

Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaran negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi, dan sebagainya sering juga dimanfaatkan oleh para peneliti atau dosen dalam menyiapkan kuliahnya.


(35)

5. Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus perguruan tinggi seperti sejarah daerah, budaya daerah, atau bidang khusus lainnya juga perlu diperhatikan.

6. Apabila memiliki dana yang cukup, perpustakaan sebagai sumber belajar tidak hanya menghimpun buku, jurnal, dan sejenisnya yang tercetak, tetapi juga menghimpun koleksi pandang-dengar seperti kaset video, kaset audio, dan sebagainya.

7. Bahan bacaan untuk rekreasi intelektual.

Perpustakaan perguruan tinggi perlu menyediakan bahan bacaan atau bahan lain untuk keperluan rekreasi intelektual mahasiswa dan bahan bacaan lain yang memperkaya khasanah pembaca (Depdiknas, 2004:51-52)

Sedangkan jenis koleksi lainnya menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:17) : Koleksi perpustakaan dari segi isi (subjek) terdapat koleksi fiksi dan non-fiksi. Koleksi non-fiksi adalah koleksi yang bersifat ilmiah atau mengandung ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan data dan fakta. Sedangkan koleksi fiksi adalah karya yang bersifat khayalan atau imajinasi pengarangnya.

Dari uraian ragam koleksi di atas, tentu saja jumlah koleksi yang dimiliki tidaklah sedikit sehingga perlu diperhatikan akses temu kembali koleksi-koleksi tersebut. Koleksi yang tersedia diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pengguna sebab koleksi perpustakaan seperti buku, majalah, dan lainnya, merupakan sumber informasi bagi pengguna. Oleh karena itu, pengguna biasanya ke perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkannya. Semakin banyak jenis koleksi yang disediakan maka semakin banyak juga informasi yang terkandung.

2.9 Fasilitas Layanan Perpustakaan

Layanan perpustakaan merupakan suatu layanan yang diberikan oleh perpustakaan. Dalam Perpustakaan Perguruan Tinggi: Buku Pedoman (Depdiknas, 2004:71), ”Layanan perpustakaan ialah pemberian informasi dan fasilitas kepada pengguna”. Dari uraian tersebut jelas bahwa layanan yang diberikan perpustakaan merupakan layanan dalam pemberian informasi, dalam hal ini informasi yang disediakan dari koleksi yang dimiliki serta layanan berupa fasilitas yang dapat digunakan oleh pengguna perpustakaan seperti fasilitas ruang baca, fasilitas layanan internet, dan lainnya.

Jenis layanan yang diberikan oleh perpustakaan tergantung pada besar kecilnya suatu perpustakaan. Bagi perpustakaan yang menempati gedung tersendiri, layanan yang disediakan lebih banyak daripada perpustakaan yang menempati ruangan tersendiri.


(36)

Begitu juga jika ditinjau dari jenis perpustakaan, perpustakaan umum yang biasanya memiliki layanan yang bervariasi. Karena jenis koleksi yang sangat banyak dan pemakainya juga paling banyak. Layanan perpustakaan perguruan tinggi yang umum diberikan adalah sirkulasi dan referensi. Namun, ada juga perpustakaan yang menyediakan layanan internet dengan memfasilitasi beberapa komputer terpasang.

Menurut Lasa (2005:213), ”Layanan sirkulasi yakni semua bentuk kegiatan pencatatan yang berkaitan dengan pemanfaatan, dan pemakaian koleksi dengan tepat guna dan tepat waktu untuk kepentingan pemakai jasa perpustakaan”. Berdasarkan uraian tersebut, layanan sirkulasi memberikan kesempatan kepada pengguna dalam memanfaatkan koleksi yaitu koleksi dipinjam dan bisa dibawa keluar dari perpustakaan sesuai peraturan perpustakaan yang berlaku. Sirkulasi sering dikenal dengan bagian peminjaman dan pengembalian maupun perpanjangan koleksi.

Layanan sirkulasi ini sangat penting dalam pemanfaatan koleksi sebab koleksi dapat dipinjam, dikembalikan ataupun diperpanjang melalui layanan ini sehingga diperlukan adanya fasilitas yang memadai. Layanan sirkulasi dapat dilakukan secara manual dan otomasi. Bagi sirkulasi yang masih manual biasanya dilakukan oleh perpustakaan yang masih kecil sehingga fasilitas yang disediakan juga terbatas seperti kartu buku, kartu katalog, dan sebagainya serta diperlukan tempat penyimpanan (lemari atau laci) untuk kartu-kartu tersebut maka perlu ruangan yang luas. Sedangkan sirkulasi yang terotomasi biasanya dilakukan oleh perpustakaan besar karena mampu menyediakan dana yang besar untuk otomasi sirkulasi tersebut seperti penyediaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Dalam kegiatan sirkulasi yang terautomasi biasanya perpustakaan memfasilitasinya dengan menggunakan sistem barcode. Dalam sistem ini seluruh koleksi yang dimiliki perpustakaan dimasukkan ke dalam pangkalan data sehingga jika terjadi transaksi maka label barcode tersebut akan terbaca oleh barcode reader dan akan terhubung ke komputer. ”Barcode diartikan dengan kode atau simbol yang pada umumnya terdiri dari lajur-lajur atau batang-batang paralel, kadang-kadang berwarna-warni, yang berbeda-beda tebal maupun jarak antara batangnya” (Lasa, 2005:216).

Selain layanan sirkulasi ada juga layanan referensi yang biasanya diberikan oleh perpustakaan. Layanan referensi merupakan kegiatan dalam memberikan informasi


(37)

kepada pengguna dengan cepat, tepat, atau memberi bimbingan pemakai ke sumber rujukan. Layanan referensi dikenal juga dengan layanan rujukan.

Layanan rujukan adalah kegiatan untuk membantu pengguna menelusur informasi dalam berbagai subjek. Dengan pelayanan ini, pengguna dibantu untuk menemukan informasi dengan cepat, menelusur informasi dengan lebih spesifik dan dengan pilihan subjek yang lebih luas, dan memanfaatkan sarana penelusuran yang tersedia secara optimal (Depdiknas, 2004:86).

Dari uraian di atas, jelas bahwa layanan referensi merupakan layanan informasi yang cepat, tepat, dan akurat, serta sebagai rujukan dalam mencari informasi. Contoh koleksi referensi antara lain kamus, ensiklopedi, direktori, dan lain-lain. Oleh karena itu layanan ini diberikan secara terbatas karena beberapa pertimbangan diantaranya terbatasnya koleksi.

Dalam layanan referensi, pelayanan yang diberikan merupakan layanan langsung antara pustakawan dengan penggunanya seperti menjawab pertanyaan pengguna dengan menggunakan koleksi referensi. Oleh karena itu diperlukan pustakawan yang memiliki kecakapan dan keterampilan dalam menganalisis pertanyaan karena penyampaian pertanyaan terkadang sulit dimengerti. Jika hal ini terjadi sebaiknya dicatat dalam buku khusus atau formulir/ blanko pertanyaan. Formulir tersebut nantinya dapat dimanfaatkan untuk keperluan yang sama, misalnya jika pertanyaan yang diajukan sama maka menjawabnya lebih cepat dan mudah. Namun, apabila koleksi referensi tidak mampu menjawab pertanyaan kebutuhan informasi penggunanya maka dapat dijadikan sebagai penambahan judul buku referensi yang baru.

Pada prinsipnya layanan perpustakaan adalah layanan jasa. Oleh karena itu perlu disadari bagi pihak pengelola perpustakaan dalam memberikan pelayanan yang baik seperti memberikan kepuasan kepada pengguna, serta ketepatan dalam menjawab pertanyaaan yang diajukan penggunanya.

Bagi perpustakaan yang memiliki dana yang cukup besar biasanya selain menyediakan layanan sirkulasi dan referensi, perpustakaan juga menyediakan layanan lainnya yaitu layanan internet. Perpustakaan yang sudah memiliki fasilitas tersambung pada jaringan internet dapat memberikan pelayanan tersebut kepada penggunanya. Layanan internet diberikan kepada para pengguna perpustakaan baik dipungut biaya


(38)

ataupun tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, seperti setiap pengguna dapat menggunakan layanan internet satu jam/ hari.

Perpustakaan yang menyediakan layanan internet haruslah memfasilitasinya dengan berbagai keperluan sesuai dengan kebutuhan pengguna, baik perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) serta fasilitas pendukung lainnya. Melalui layanan internet pengguna dapat mengakses informasi di mana pun di dunia ini yang telah terhubung dengan sistem jaringan internet tersebut.

2.10 Fasilitas Penelusuran

Suatu perpustakaan yang mampu menyediakan koleksi sesuai dengan kebutuhan penggunanya serta mampu memberikan layanan yang cepat, tepat kepada penggunanya dapat dianggap perpustakaan yang bermutu. Bagi perpustakaan yang memiliki koleksi yang sangat banyak, agar setiap bahan pustaka dapat dengan mudah, cepat dicari dan ditemukan diperlukan pengolahan koleksi yang baik. Pengolahan tersebut dilakukan dengan membuatkan katalog sebagai alat telusur koleksi.

Menurut Soeatminah (1992:96), ”Katalog adalah daftar pustaka (buku dan non-buku) milik suatu perpustakaan yang disusun secara sistematis sehingga dapat digunakan untuk mencari dan menemukan lokasi pustaka dengan mudah dan cepat”. Katalog biasanya digunakan pada perpustakaan yang mengakses koleksi secara manual. Namun, sesuai perkembangan zaman dari masa ke masa katalog mengalami perubahan yang lebih baik. Awalnya katalog hanya dapat diakses secara manual tetapi sekarang dapat diakses secara online melalui jaringan lokal (Local Area Network disingkat LAN), intranet maupun internet. Katalog yang pengaksesannya secara online merupakan katalog komputer terpasang atau disebut juga Online Public Access Catalogue (OPAC).

Menurut Hasugian (2009:155), ”OPAC adalah suatu sistem temu balik informasi berbasis komputer yang digunakan oleh pengguna untuk menelusur koleksi suatu perpustakaan atau unit informasi lainnya”.

Alat penelusuran koleksi menggunakan OPAC mungkin belum banyak dimiliki oleh perpustakaan. Hal ini dikarenakan mungkin adanya keterbatasan dana yang kurang memadai ataupun keterbatasan kemampuan sumber daya manusia dalam mengoperasikan OPAC tersebut.


(39)

Dalam memfasilitasi penelusuran peran pustakawan juga diperlukan. Pustakawan dapat berfungsi sebagai mediator bagi pengguna yaitu dengan melakukan penelusuran dan mendampingi pengguna dalam menelusur. Keberhasilan dalam penelusuran dapat ditentukan oleh sikap pustakawan dan pemahaman pada karakteristik pengguna, pengoperasian peralatan, dan pemanfaatan teknologi yang sesuai.

Sintesis :

Berdasarkan uraian-uraian di atas, yang dimaksud dengan ketersediaan fasilitas perpustakaan adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan serta mendukung pelaksanaan kegiatan perpustakaan agar berjalan dengan baik, dengan indikator: fasilitas gedung dan ruang perpustakaan, fasilitas koleksi, fasilitas layanan, dan fasilitas penelusuran.

2.11 Minat Memanfaatkan Perpustakaan

Ketertarikan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan merupakan hal yang diinginkan bagi setiap perpustakaan. Menurut Sutarno (2006:107), ”Minat adalah suatu keinginan atau kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:710), ”Memanfaatkan adalah menjadikan ada manfaatnya atau gunanya, dan sebagainya”. Dengan demikian minat memanfaatkan berarti adanya keinginan hati untuk menjadikan ”sesuatu”menjadi bermanfaat. Dalam hal ini ”sesuatu” yang dimaksud adalah perpustakaan.

Perpustakaan akan dimanfaatkan oleh penggunanya jika perpustakaan dapat menyediakan kebutuhan informasi untuk penggunanya. Setiap pengguna yang berkunjung ke perpustakaan memiliki kebutuhan yang berbeda-beda serta frekwensi kunjungan yang berbeda pula. Selain itu peran pustakawan sangat penting sebab pustakawan dapat meningkatkan dan menanamkan kepada penggunanya bahwa betapa pentingnya mengunjungi perpustakaan terutama mengunjungi untuk memanfaatkan perpustakaan.

Adapun yang menjadi pengunjung pada suatu perpustakaan tergantung pada jenis perpustakaannya. Pada perpustakaan perguruan tinggi yang menjadi pengunjung adalah sivitas akademika, khususnya mahasiswa. Pengunjung perpustakaan menurut Soedibyo


(40)

(1987:131), ”adalah pemakai aktif yang benar-benar menggunakan perpustakaan perguruan tinggi dengan memanfaatkan pelayanan informasi yang disediakan”.

Suatu perpustakaan yang bermanfaat atau tidak, erat kaitannya dengan pembinaan yang diberikan oleh pihak perpustakaan yaitu suatu upaya untuk mendayagunakan koleksi serta fasilitas yang disediakan untuk dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Jika perpustakaan belum dimanfaatkan secara optimal, maka perlu diadakan pembinaan terhadap pengguna. Menurut Sutarno (2003:102), pembinaan terhadap pengguna perpustakaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Mengadakan bimbingan pemakai perpustakaan, yaitu menuntun, mengarahkan, memberikan penjelasan tentang cara-cara menggunakan kartu katalog, menelusur sumber informasi dan menggunakan pedoman perpustakaan yang lain.

2. Memberikan pendidikan pemakai, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh petugas layanan mengenai seluk-beluk perpustakaan, manfaat perpustakaan, cara menjadi anggota, persyaratan keanggotaan, tata tertib, jenis layanan, kegunaan sistem katalogisasi dan klasifikasi, partisipasi masyarakat di dalam perpustakaan. Semua itu dilakukan dalam rangka memberikan pengetahuan dan keterampilan pemakai dalam memanfaatkan perpustakaan, secara tepat dan cepat tanpa mengalami banyak kesulitan.

3. Melakukan sosialisasi, publikasi dan promosi perpustakaan.

Dari uraian di atas jelas bahwa perpustakaan harus memberikan bimbingan kepada penggunanya agar dapat memanfaatkan perpustakaan secara optimal. Para pengunjung yang datang ke perpustakaan untuk memanfaatkan perpustakaan merupakan sasaran utama bagi penyelenggara perpustakaan sebab dengan adanya kunjungan maka keberadaan perpustakaan tetap terjaga.

2.12 Tujuan Kunjungan

Pengguna yang datang ke perpustakaan belum tentu memanfatakan perpustakaan sebab setiap pengguna tentu saja memiliki maksud dan tujuan tertentu seperti hanya membaca buku atau meminjam bahan pustaka saja. Tujuan kunjungan ke perpustakaan menurut Soedibyo (1987:71), untuk:

1. Keperluan tugas sekolahnya 2. Tugas studi di fakultasnya 3. Tugas research dan


(41)

Berdasarkan tujuan-tujuan di atas, ternyata banyak hal yang dijadikan tujuan bagi pengguna. Tujuan kunjungan antara pengguna yang satu berbeda dengan tujuan pengguna lainnya. Pengguna akan memanfaatkan perpustakaan jika mereka memiliki keperluan seperti adanya tuntutan dalam menyelesaikan tugasnya. Bagi mahasiswa, perpustakaan akan membantunya dalam mencari bahan informai dari koleksi perpustakaan untuk menyelesaikan tugas perkuliahannya.

2.13 Faktor Kunjungan

Pengguna yang mampu memanfaatkan perpustakaan dalam pemenuhan kebutuhan informasinya merupakan suatu pertanda bahwa perpustakaan tersebut sudah dapat dimanfaatkan pengguna dengan baik. Namun hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor kunjungan ke perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006:123), faktor kunjungan ke perpustakaan dipengaruhi oleh: 1. Tahu arti dan manfaatnya

2. Mereka membutuhkan sesuatu diperpustakaan 3. Tertarik dengan perpustakaan

4. Merasa senang dengan perpustakaan 5. Dilayani dengan baik.

Selain faktor-faktor di atas, ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kunjungan ke perpustakaan yaitu:

1. Rendahnya minat baca siswa (faktor budaya). Hal ini merupakan pengaruh budaya baca masyarakat sendiri yang memang masih rendah (hasil penelitian; masih banyak rakyat yang buta huruf).

2. Kurang lengkapnya koleksi bahan pustaka (kurangnya dukungan dari yang terkait). (Barkah, 2008:2)

Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa banyak faktor yang mempengaruhi keinginan pengguna dalam mengunjungi perpustakaan dalam rangka memanfaatkan perpustakaan. Pengguna hanya tertarik ke perpustakaan jika mereka merasa butuh ke perpustakaan sehingga keinginan pengguna datang ke perpustakaan juga rendah. Selain itu fasilitas yang disediakan perpustakaan juga harus mendukung agar pengguna tertarik untuk memanfaatkan perpustakaan.

Dalam mengantisipasi rendahnya kunjungan pengguna dalam memanfaatkan perpustakaan maka perlu dilakukan berbagai upaya seperti menumbuhkan minat baca


(42)

bagi pengguna, melayani keinginan maupun kebutuhan pengguna, dan memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna, dan sebagainya. Jika hal tersebut telah dilakukan dengan baik maka pengguna perpustakaan merupakan kekuatan yang perlu dibina sehingga perpustakaan dapat dimanfaatkan secara optimal.

2.13.1 Minat Baca

Minat seseorang terhadap sesuatu merupakan adanya keinginan ataupun kesukaan akan sesuatu yang dapat membuatnya merasa senang. Minat yang sebaiknya dapat dimulai dari sejak dini yaitu minat baca. Menurut Sutarno (2006:27), ”Minat baca seseorang dapat diartikan sebagai kecenderungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu”.

Sedangkan menurut Siregar (2004:138), ”Minat baca berarti adanya perhatian atau kesukaan (kecenderungan hati) untuk membaca. Perhatian atau kesukaan untuk membaca merupakan keterampilan dasar untuk belajar dan untuk memperoleh kesenangan”.

Berdasarkan pengertian di atas, diketahui bahwa minat baca merupakan adanya ketertarikan seseorang terhadap suatu bacaan tertentu yang dianggapnya dapat memberi kesenangan. Minat baca diperoleh setelah seseorang dilahirkan yang berarti dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan. Minat baca perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan sebab perkembangan minat maupun budaya baca saat ini masih relatif rendah, misalnya sulitnya meluangkan waktu untuk membaca, sebagian besar waktunya digunakan untuk bekerja.

Rendahnya minat baca juga dapat terjadi karena adanya keterbatasan kondisi ekonomi. Keterbatasan ini membuat pengguna kesulitan untuk membeli bahan bacaan. Hal ini dikemukakan oleh Sutarno (2006:258) :

Kondisi sosial ekonominya belum beruntung, maka perhatian untuk membeli atau memiliki buku kurang. Jadi kebiasannya membaca di rumah juga terbatas, karena di rumah sedikit atau bahkan jarang membaca, maka minat untuk ke perpustakaan untuk membaca juga berkurang. Mereka tidak menyadari bahwa membaca di perpustakaan, tidak harus membayar.

Dengan adanya perpustakaan diharapkan pengguna dapat memanfaatkan bahan bacaan yang disediakan. Setiap pengguna ataupun kelompok pengguna perpustakaan memiliki minat dan kebutuhan informasi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Maka


(43)

setiap perpustakaan sebaiknya perlu mnegetahui minat dan kebutuhan pengguna yang dilayaninya.

2.13.2 Kebutuhan Informasi

Perpustakaan memiliki fungsi sebagai fungsi informasi, yang berarti perpustakaan merupakan wadah sumber informasi bagi pengguna informasi. Tidak ada manusia yang tidak membutuhkan informasi sebab informasi diperlukan untuk mendukung pekerjaan sehari-hari ataupun dalam kehidupan.

Dalam mendefenisikan informasi, sangat tergantung pada ilmu yang mengkajinya dan pada objek pembahasannya. Menurut Hasugian (2009:95), “Informasi adalah data terpilih, terorganisasi dan teranalisis (data yang sudah diolah). Informasi merupakan hasil pengolahan data dan telah diberikan rumusan makna padanya”. Informasi dapat berupa lisan maupun tulisan. Dalam hal ini informasi yang dibutuhkan pengguna perpustakaan yaitu informasi secara tulisan atau terekam, seperti buku, majalah, jurnal, dan sebagainya yang merupakan koleksi perpustakaan.

Kebutuhan informasi setiap orang atau kelompok sangat banyak dan beragam, tanpa terkecuali kebutuhan informasi bagi mahasiswa. Biasanya mahasiswa lebih membutuhkan informasi yang berhubungan dengan kurikulum akademiknya.

Seperti halnya pelajar, mahasiswa sangat membutuhkan pelbagai macam informasi untuk memenuhi tugas-tugas akademiknya. Hanya saja, mahasiswa harus mempunyai tingkat kesadaran yang lebih tinggi dalam hal pencarian dan penguasaan informasi karena tingkat penalaran maupun tingkat kematangannya sudah tampak. Terlepas dari faktor sistem yang ada, perpustakaan perguruan tinggi umumnya lebih banyak dikunjungi para mahasiswa, baik dari perguruan tinggi yang bersangkutan maupun dari perguruan tinggi lain. Kunjungan mereka tiada lain untuk mencari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya sebagai mahasiswa. (Yusuf, 1995:1)

Pada umumnya mahasiswa memanfaatkan perpustakaan adalah untuk mencari informasi sebagai bahan pendukung tugas akademiknya. Akan tetapi, mahasiswa juga dapat mencari informasi yang dianggapnya bermanfaat sebab tanpa informasi seseorang tidak bisa berperan banyak dalam lingkungannya. Dengan adanya kebutuhan informasi penggunanya, sebaiknya perpustakaan memiliki koleksi bahan pustaka yang lengkap.


(44)

2.13.3 Sikap Pustakawan

Pustakawan merupakan komponen penting dalam mendirikan suatu perpustakaan. Pustakawan berfungsi sebagai mediator dalam memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan. Sikap pustakawan dalam melayani penggunanya dapat dijadikan sebagai salah satu tolok ukur dalam menentukan berhasil tidaknya suatu perpustakaan menjalankan tugasnya.

Pengguna yang berkunjung untuk memanfaatkan perpustakaan tentu saja memiliki kebutuhan informasi serta pribadi karakter yang berbeda-beda sehingga berbeda pula pelayanan yang diberikan pustakawan. Oleh karena itu pustakawan dituntut untuk mampu memahami kebutuhan dan karakteristik pengguna tersebut. Reputasi perpustakaan didasarkan pada jasa yang diberikan, setiap perpustakaan harus memperhatikan hubungan antara pustakawannya (yang memberi pelayanan) dengan penggunanya (yang dilayani).

Menurut Sjahrial-Pamuntjak (2000:96-97), pekerjaan yang menghadapkan pustakawan kepada pengguna yaitu pekerjaan pelayanan kepada pengunjung. Dalam menjalankan pekerjaan pelayanan ini, perlu diusahakan:

1. Bahwa terciptanya hubungan yang baik antara petugas dengan pengunjung: sikap yang ramah dan suka membantu.

2. Bahwa dipahami oleh petugas akan kedudukannya dalam melayani kebutuhan dari kepentingan pengunjung.

3. Bahwa ditaati peraturan-peraturan pelayanan yang telah ditetapkan, baik oleh petugas maupun oleh pengunjung.

4. Bahwa dipahami oleh petugas materi apa yang ada di perpustakaan, serta cara-cara dan alat-alat untuk menemukannya.

5. Bahwa diketahui oleh pustakawan perpustakaan lain mana yang memiliki koleksi yang berkaitan atau bersamaan dengan koleksi perpustakaan sendiri, supaya dapat menunjuk pengunjung ke perpustakaan itu atau meminjam buku yang dicari pengunjung. Disini penting adanya kerja sama antar perpustakaan.

Selain usaha-usaha di atas, sikap pustakawan dalam memberikan pelayanan merupakan hal yang penting karena interaksi langsung dengan pengguna. Pelayanan yang diberikan sebaiknya berlangsung secara cepat, tepat, serta bermanfaat. Menurut Hermawan dan Zulfikar (2006:130-139), menyatakan:


(45)

Pustakawan harus mengembangkan sikap-sikap sebagai berikut: mengenal masyarakat pengguna, luwes dalam melayani, mengetahui kemauan pengguna, mempromosikan produk layanan, melayani sampai tuntas, tidak memaksakan kehendak, melayani dengan wajah ceria, menjamin kerahasiaan, mau mendengarkan keluhan, tidak berprasangka negatif, dan mengucapkan terima kasih.

Berdasarkan uraian tersebut, jelas bahwa banyak usaha yang perlu dilakukan pustakawan dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pengguna. Pengguna yang dilayani dengan baik biasanya akan tertarik untuk datang kembali ke perpustakaan.

Sintesis :

Berdasarkan uraian-uraian di atas, yang dimaksud dengan minat memanfaatkan perpustakaan adalah keinginan atau kecenderungan hati untuk memanfaatkan fasilitas yang tersedia di perpustakaan, dengan indikator dari faktor kunjungan untuk memanfaatkan perpustakaan yang meliputi minat baca, kebutuhan informasi dan sikap pustakawan.


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu cara yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. “Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono, 2006:1). Paradigma penelitian ini yaitu kuantitatif dengan metode survey melalui pendekatan kausal (sebab-akibat) dengan analisis regresi sederhana. “Hubungan kausal adalah hubungan sebab akibat, bila X maka Y” (Sugiyono, 2006:12).

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan UMN yang berlokasi di Jalan Garu II No. 2 Medan. Pemilihan lokasi didasarkan pada pengamatan awal penulis melihat adanya permasalahan mengenai minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan untuk menunjang perkuliahan yang diikuti. Pengguna kurang memanfaatkan perpustakaan padahal fasilitas perpustakaan yang disediakan cukup baik, seperti koleksi, ruang baca, dan lainnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh ketersediaan fasilitas perpustakaan terhadap minat mahasiswa memanfaatkan perpustakaan tersebut.

3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi

Dalam melakukan suatu penelitian terdapat populasi yang dijadikan obyek kajian atau yang akan diteliti. Menurut Sugiyono (2006:55), ”Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan yang berjumlah 786 orang (sumber data anggota Perpustakaan UMN, 2010).


(47)

3.2.2 Sampel

Berdasarkan jumlah populasi di atas, dapat dinyatakan bahwa jumlah populasi cukup besar maka penulis membatasi jumlah populasi untuk dijadikan sampel. ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” (Sugiyono, 2006:56). Dalam menentukan besaran sampel, penulis menggunakan rumus slovin (Umar, 2008: 78) sebagai berikut:

N n =

1 + Ne2

di mana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, penulis menggunakan 10% sebagai persentase kelonggaran ketidaktelitian.

Dari rumus diatas diperoleh jumlah sampel sebagai berikut: 786

n =

1 + (786) (0.1)2

= 88,71 ~ 89 orang

Jadi, besaran sampel penelitian ini adalah 89 orang dari jumlah populasi.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Proportionate

Stratified Random Sampling. Dari teknik ini diperoleh jumlah sampel untuk


(48)

Tabel 3.1 Sampel Penelitian Berdasarkan Strata

No. Fakultas Sub Populasi Sampel

1. FKIP 436 orang

786 436

x 89 = 49,36 ~ 49 orang

2. FMIPA 68 orang

786 68

x 89 = 7,69 ~ 8 orang

3. FE 177 orang

786 177

x 89 = 20,04 ~ 20 orang

4. FP 15 orang

786 15

x 89 = 1,69 ~ 2 orang

5. FH 79 orang

786 79

x 89 = 8,94 ~ 9orang

6. FS 11 orang

786 11

x 89 = 1,24 ~ 1 orang

Jumlah 786 orang 89 orang

(sumber data keanggotaan perpustakaan tahun 2010)

3.3 Teknik Mengumpulkan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner, yaitu mengumpulkan data dengan cara memberi daftar pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

2. Studi kepustakaan, yaitu mengumpulkan referensi melalui buku, artikel, dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui hasil pengisian kuesioner.

2. Data sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh melalui studi kepustakaan seperti buku, artikel, ataupun dokumen lainnya yang relevan dengan masalah penelitian.


(1)

LAMPIRAN – XIII

TABEL NILAI-NILAI Z


(2)

LAMPIRAN-XIII

TABEL HARGA-HARGA KRITIS Z DALAM OBSERVASI

DISTRIBUSI NORMAL

z ,00 ,01 ,02 ,03 ,04 ,05 ,06 ,07 ,08 ,09 ,0 ,1 ,2 ,3 ,4 ,5 ,6 ,7 ,8 ,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 4,0 ,5000 ,4602 ,4207 ,3821 ,3446 ,3085 ,2743 ,2420 ,2119 ,1841 ,1587 ,1357 ,1151 ,0968 ,0808 ,0668 ,0548 ,0446 ,0359 ,0287 ,0228 ,0179 ,0139 ,0107 ,0082 ,0062 ,0047 ,0035 ,0026 ,0019 ,0013 ,0010 ,0007 ,0005 ,0003 ,00023 ,00016 ,00011 ,00007 ,00005 ,00003 ,4960 ,4562 ,4168 ,3783 ,3409 ,3050 ,2709 ,2389 ,2090 ,1814 ,1562 ,1335 ,1131 ,0951 ,0793 ,0655 ,0537 ,0436 ,0351 ,0281 ,0222 ,0174 ,0136 ,0104 ,0080 ,0060 ,0045 ,0034 ,0025 ,0018 ,0013 ,0009 ,4920 ,4522 ,4129 ,3745 ,3372 ,3015 ,2676 ,2358 ,2061 ,1788 ,1539 ,1314 ,1112 ,0934 ,0778 ,0643 ,0526 ,0427 ,0344 ,0271 ,0217 ,0170 ,0132 ,0102 ,0078 ,0059 ,0044 ,0033 ,0024 ,0018 ,0013 ,0009 ,4880 ,4483 ,4090 ,3707 ,3336 ,2981 ,2643 ,2327 ,2033 ,1762 ,1515 ,1292 ,1093 ,0981 ,0764 ,0630 ,0516 ,0418 ,0336 ,0268 ,0212 ,0166 ,0129 ,0099 ,0075 ,0057 ,0043 ,0032 ,0023 ,0017 ,0012 ,0009 ,4840 ,4443 ,4052 ,3669 ,3300 ,2946 ,2611 ,2296 ,2005 ,1736 ,1492 ,1271 ,1075 ,0901 ,0749 ,0618 ,0505 ,0409 ,0329 ,0262 ,0207 ,0162 ,0125 ,0096 ,0073 ,0055 ,0041 ,0031 ,0023 ,0016 ,0012 ,0008 ,4801 ,4404 ,4013 ,3632 ,3264 ,2912 ,2578 ,2266 ,1977 ,1711 ,1469 ,1251 ,1056 ,0885 ,1735 ,0606 ,0495 ,0410 ,0322 ,0256 ,0202 ,0158 ,0122 ,0094 ,0071 ,0054 ,0040 ,0030 ,0022 ,0016 ,0011 ,0008 ,4761 ,4364 ,3974 ,3594 ,3228 ,2877 ,2546 ,2236 ,1949 ,1685 ,1446 ,1230 ,1038 ,0869 ,0721 ,0594 ,0485 ,0392 ,0314 ,0250 ,0197 ,0154 ,0119 ,0091 ,0069 ,0052 ,0039 ,0029 ,0021 ,0015 ,0011 ,0008 ,4721 ,4325 ,3936 ,3557 ,3192 ,2843 ,2514 ,2206 ,1922 ,1660 ,1423 ,1210 ,1020 ,0853 ,0708 ,0582 ,0475 ,0384 ,0307 ,0244 ,0192 ,0150 ,0116 ,0089 ,0068 ,0051 ,0038 ,0028 ,0021 ,0015 ,0011 ,0008 ,4681 ,4286 ,3897 ,3520 ,3156 ,2810 ,2483 ,2177 ,1894 ,1635 ,1401 ,1190 ,1003 ,0838 ,0694 ,0571 ,0465 ,0375 ,0301 ,0239 ,0188 ,0146 ,0113 ,0087 ,0066 ,0049 ,0037 ,0027 ,0020 ,0014 ,0010 ,0007 ,4641 ,4247 ,3859 ,3483 ,3121 ,2776 ,2451 ,2148 ,1867 ,1611 ,1379 ,1170 ,0985 ,0823 ,0681 ,0559 ,0455 ,0367 ,0294 ,0233 ,0183 ,0143 ,0110 ,0084 ,0064 ,0048 ,0036 ,0026 ,0019 ,0014 ,0010 ,0007


(3)

LAMPIRAN-XIII

Tabel Kurva Normal Persentasi

Daerah Kurva Normal dari 0 sampai z

z 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6 2,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 3,7 3,8 3,9 0000 0398 0793 1179 1554 1915 2258 2580 2881 3159 3413 3643 3849 4032 4192 4332 4452 4554 4641 4713 4772 4821 4861 4898 4918 4938 4953 4965 4074 4981 4987 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000 0040 0438 0832 1217 1591 1950 2291 2612 2910 3186 3438 3665 3869 4049 4207 4345 4463 4564 4649 4719 4778 4826 4864 4896 4920 4940 4955 4966 4975 4982 4987 4991 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 5000 0080 0478 0871 1255 1628 1985 2324 2642 2939 3212 3461 3686 3886 4066 4222 4357 4474 4573 4656 4726 4783 4830 4868 4898 4922 4941 4956 4967 4976 4982 4987 4991 4994 4995 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0120 0517 0910 1293 1664 2019 2357 2673 2967 3238 3485 3708 3907 4082 4236 4370 4484 4582 4664 4732 4788 4834 4671 4901 4025 4043 4957 4968 4977 4083 4988 4991 4994 4986 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0160 0557 0948 1331 1700 2054 2389 2703 2995 3264 3508 3729 3925 4099 4251 4382 4495 4591 4671 4738 4793 4838 4875 4004 4927 4945 4959 4969 4977 4984 4988 4992 4994 4906 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0199 0596 0987 1368 1736 2086 2422 2734 3023 3289 3531 3749 3944 4115 4265 4394 4505 4599 4678 4744 4798 4842 4876 4906 4929 4946 4960 4970 4987 4984 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0239 0636 1026 1406 1772 2123 2454 2764 3051 3316 3554 3770 3962 4131 4279 4406 4515 4608 4686 4750 4808 4846 4881 4909 4931 4948 4961 4971 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0279 0675 1064 1443 1808 2157 2486 2794 3078 3340 3577 3790 3980 4147 4292 4419 4525 4616 4693 4756 4808 4850 4884 4911 4932 4949 4962 4972 4979 4985 4989 4992 4994 4996 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0319 0714 1103 1480 1844 2190 2517 2823 3106 3365 3599 3810 3997 4162 4306 4429 4585 4625 4699 4761 4812 4854 4887 4913 4934 4951 4963 4973 4980 4986 4990 4993 4995 4997 4997 4998 4999 4999 4999 5000 0359 0753 1141 1517 1879 2224 2549 2852 3133 3389 3621 3830 4015 4177 4319 4441 4545 4633 4706 4767 4817 4857 4890 4916 4936 4952 4964 4974 4981 4986 4990 4993 4995 4997 4998 4998 4999 4999 4999 5000


(4)

LAMPIRAN – XIV


(5)

LAMPIRAN-XIV

Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat

dk

Taraf Signifikansi

50%

30%

20%

10%

5%

1%

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

0,455

0,139

2,366

3,357

4,351

5,348

6,346

7,344

8,343

9,342

10,341

11,340

12,340

13,332

14,339

15,338

16,337

17,338

18,338

19,337

20,337

21,337

22,337

23,337

24,337

25,336

26,336

27,336

28,336

29,336

1,074

2,408

3,665

4,878

6,064

7,231

8,383

9,524

10,656

11,781

12,899

14,011

15,190

16,222

17,322

18,418

19,511

20,601

21,689

22,775

23,858

24,939

26,018

27,096

28,172

29,246

30,319

31,391

32,461

33,530

1,642

3,219

4,642

5,989

7,289

8,558

9,803

11,030

12,242

13,442

14,631

15,812

16,985

18,151

19,311

20,465

21,615

22,760

23,900

25,038

26,171

27,301

28,429

29,553

30,675

31,795

32,912

34,027

35,139

36,250

2,706

3,605

6,251

7,779

9,236

10,645

12,017

13,362

14,684

15,987

17,275

18,549

19,812

21,064

22,307

23,542

24,785

26,028

27,271

28,514

29,615

30,813

32,007

33,194

34,382

35,563

36,741

37,916

39,087

40,256

3,481

5,591

7,815

9,488

11,070

12,592

14,017

15,507

16,919

18,307

19,675

21,026

22,368

23,685

24,996

26,296

27,587

28,869

30,144

31,410

32,671

33,924

35,172

35,415

37,652

38,885

40,113

41,337

42,557

43,775

6,635

9,210

11,341

13,277

15,086

16,812

18,475

20,090

21,666

23,209

24,725

26,217

27,688

29,141

30,578

32,000

33,409

34,805

36,191

37,566

38,932

40,289

41,638

42,980

44,314

45,642

46,963

48,278

49,588

50,892


(6)

LAMPIRAN – XV