Aspek mampu mengatasi mekanisme psikologis

Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Kemampuan mengatasi emosi yang negatif dengan strategi regulasi diri dapat mengurangi intensitas dan durasi kondisi emosi Mengurangi rasa marah dengan menjauhi situasi negatif dan melakukan aktivitas yang dapat melupakan emosi tersebut. c. Memahami kondisi emosi dari dalam tidak selalu berhubungan dengan pengungkapan ekspresi ke luar remaja menjadi lebih matang, dimulai dengan memahami ekspresi emosinya memberikan dampak kepada orang lain. Memahami bahwa dirinya bisa marah, tetapi masih dapat mengelola emosi tersebut, sehingga terlihat biasa-biasa saja netral. d. Menyadari kondisi emosi sendiri tanpa terpengaruh oleh emosi tersebut. Membedakan antara sedih dan cemas, dan fokus mengatasi daripada terpengaruh oleh perasaan-perasaan tersebut. e. Dapat membedakan emosi orang lain. Dapat membedakan bahwa orang lain itu sedang sedih bukan takut.

2. Aspek mampu mengatasi mekanisme psikologis

Pencapaian pada aspek kemampuan mengatasi mekanisme psikologis pada kategori tinggi sebanyak 30 , pada kategori sedang sebanyak 54,3 , dan pada kategori rendah sebanyak 15,7 . Secara umum siswa sudah memiliki kemampuan bertanggung jawab terhadap masalah yang dimiliki, tidak mencari- cari alasan atas masalah yang dihadapi, karena kejujuran dan keterusterangan Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terhadap adanya masalah atau konflik yang dihadapi siswa akan lebih terlihat dengan reaksi yang normal saat mengalami tekanan dari lingkungan atau ia mengalami hambatan dalam memenuhi kebutuhannya yang mengakibatkan frustrasi dan ia tidak mampu mengatasinya. Dalam mengahadapi stres ini akan sangat dipengaruhi oleh individu yang bersangkutan, bagaimana kepribadiannya, persepsinya, dan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah Haeny, 2010:16. Sebagian individu mereduksi perasaan, kecemasan , stres ataupun konflik dengan melakukan mekanisme pertahanan diri, baik yang ia lakukan secara sadar ataupun tidak. Istilah mekanisme bukan istilah yang paling tepat karena menyangkut semacam peralatan mekanik.Istilah tersebut mungkin karena Freud banyak dipengaruhi oleh kecenderungan abad ke-19 yang memandang manusia sebagai mesin yang rumit. Berikut beberapa mekanisme pertahanan diri yang bisa terjadi dan dilakukan oleh sebagian besar individu, terutama remaja yang sedang mengalami pergaulan dahsyat dalam perkembangannya kearah kedewasaan. a. Represi Represi didefinisikan sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik batin, mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan. Bila represi terjadi, hal-hal yang mencemaskan itu tidak akan memasuki kesadaran walaupun masih tetap ada pengaruhnya terhadap perilaku. Jenis-jenis amnesia tertentu dapat dipandang sebagai bukti adanya represi, tetapi represi juga dapat terjadi dalam situasi yang tidak terlalu menekan. Bahwa individu merepresikan mimpinya, karena mereka membuat keinginan di bawah sadar yang menimbulkan kecemasan dalam dirinya. Pada umumnya, banyak individu yang pada dasarnya menekankan aspek positif dari kehidupannya. b. Supresi Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan untuk menjaga agar impuls-impuls dan dorongan yang ada tetap terjaga mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi, tetapi mengingkarinya secara umum. Individu sewaktu-waktumengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapatmenitikberatkan kepada tugas.Ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas supresi, tetapi umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan represi. c. Reaction Formation Pembentukan Reaksi Individu dikatakan mengadakan pembentukan reaksi ketika dia merusaha menyembunyikan motif dan perasaan yang sesungguhnya mungkin dengan cara supresi atau represi, dan menampilkan ekspresi wajah yang berlawanan dengan yang sebetulnya. Dengan cara ini, individu tersebut dapat menghindarkan diri dari kecemasan yang disebabkan oleh keharusan untuk menghadapi ciri-ciri pribadi yang tidak menyenangkan. d. Fiksasi Dalam menghadapi kehidupannya, individu dihadapkan pada suatu situasi menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada satu tahap perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang sangat bergantung pada individu lain merupakan salah satu contoh pertahanan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. e. Regresi Regresi merupakan respon yang umum bagi individu bila berada dalam situasi frustrasi, setidak-tidaknya pada anak-anak. Ini dapat pula terjadi bila individu yang menghadapi tekanan kembali melakukan sesuatu yang khas bagi Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu individu yang berusia lebih muda. Ia memberikan respon seperti individu yang lebih muda anak kecil. f. Menarik diri Reaksi ini merupakan respon yang umum dalam mengambil sikap.Bila individu menarik diri, dia memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun.Bisaanya repon ini disertai dengan depresi dan sikap apatis. g. Mengelak Bila merasa diliputi oleh stress yang lama, kuat dan terus menerus, individu cenderung untuk mencoba mengelak atau mereka akan menggunakan metode yang tidak langsung. h. Denial Menyangkal Kenyataan Bila individu menyangkal kenyataan, dia menganggap tidak ada atau menolak adanya pengalaman yang tidak menyenangkan sebenarnya mereka sadari sepenuhnya dengan maksud untuk melindungi dirinya sendiri. Penyangkalan kenyataan juga mengandung unsure penipuan diri. i. Fantasi Dengan berfantasi pada apa yang mungkin menimpa dirinya, individu sering merasa mencapai tujuan dan dapat menghindari dirinya dari peristiwa- peristiwa yangtidak menyenangkan, yang dapat menimbulkan kecemasan dan dapat menimbulkan frustrasi. j. Rasionalisasi Rasionalisasi sering dimaksudkan sebagai usaha individu untuk mencari- cari alasan yang dapat di terima secara social untuk membenarkan atau menyembunyikan perilaku yang buruk. Rasionalisasi juga muncul ketika individu menipu dirinya sendiri dengan berpura-pura menganggap yang buruk adalah baik,atau yang baik adalah buruk. Iyum Tsamratul Ainil Alawiyah, 2014 Program bimbingan pribadi-sosial untuk mengembangkan penyesuaian diri santri Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Aspek mampu mengatasi frustrasi