Definisi Operasional TINJAUAN PUSTAKA

i

3.3. Batasan Operasional

Untuk menghindari timbulnya salah pengertian atau salah penafsiran. terhadap istilah-istilah dalam judul maka peneliti memberikan batasan operasional dalam penelitian ini. Batasan operasional adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantif dari suatu konsep. Tujuannya adalah agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah di definisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Jadi, batasan operasional dalam penelitian ini adalah bahwa data yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI pada tahun 2008-2011.

3.4. Definisi Operasional

Pengoperasionalan konsep operationalizing the concept atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Menurut Kerlinger 2000, definisi operasional adalah melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan atau tindakan yang digunakan Universitas Sumatera Utara i untuk mengukur variabel tersebut, dengan kata lain definisi oprasional merupakan spesifikasi kegiatan atau tindakan yang perlu untuk mengukur variabel. Dengan definisi operasional, peneliti dapat mengumpulkan, mengukur, atau menghitung informasi melalui logika empiris. Istilah-istilah dalam definisi operasional harus dapat diuji dan mempunyai rujukan empiris. Ada beberapa peneliti menganggap bahwa konsep sama dengan definisi operasional, jika ini terjadi maka akan menimbulkan permasalahan. Definisi operasional berbeda dengan konsep, sehingga definisi operasional antara satu penelitian dengan penelitian lainnya akan berbeda, meskipun topiknya sama Erlina, 2011 : 48. Variabel penelitian ada dua macam variabel ditinjau dari aspek hubungan antar variabel yang digunakan untuk penelitian. Pertama adalah variabel dependen terikat. Variabel ini merupakan variabel terikat yang besarannya tergantung dari besaran variabel independen bebas. Besarnya perubahan yang disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variabel dependen terikat sebesar koefisien besaran perubahan dalam variabel independen. Artinya, setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan penurunan variabel independen bebas sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan perubahan penurunan variabel dependen Universitas Sumatera Utara i terikat sebesar sekian satuan juga. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Dependen bebas Definisi operasional variabel terikat dalam penelitian ini adalah pelaksanaan auditor switching. Auditor switching merupakan pergantian Kantor Akuntan Publik yang dilakukan oleh perusahaan klien. Variabel auditor switching diukur dengan menggunakan variabel dummy , jika perusahaan melakukan pergantian KAP diberi kode 1 dan jika tidak melakukan pergantian diberi kode 0. Maksud pergantian KAP disini adalah jika perusahaan menggunakan KAP yang berbeda di tiap tahunnya dan bukan bersifat mandatory. Jika terjadi pergantian salah satu partner atau lebih, dimaksudkan sebagai rotasi partner dan bukan pergantian KAP. 2. Variabel Independen bebas a. Ukuran Perusahaan Klien Ukuran klien merupakan besarnya sebuah perusahaan yang diukur berdasarkan total aset. Total aset yang dimaksud adalah jumlah aset yang dimiliki perusahaan klien yang tercantum pada laporan keuangan perusahaan pada akhir periode yang telah diaudit. Variabel ukuran klien dalam penelitian ini dihitung dengan Universitas Sumatera Utara i melakukan logaritma natural atas total aset perusahaan Nasser et al.,2006. b. Financial Distress Financial distress merupakan kondisi perusahaan yang sedang dalam keadaan kesulitan keuangan. Perusahaan cenderung akan berpindah auditor ketika mengalami kesulitan keuangan. Dalam penelitian ini variabel financial distressdiproksikan dengan rasio DAR Debt to Asset Ratio. Semakin tinggi proporsi debt to asset ratio, maka semakin besar risiko keuangan bagi kreditor maupun pemegang saham. Total Hutang DAR Debt to Asset Ratio = . Total Asset Tingkat rasio DAR yang aman adalah 50. Rasio DAR di atas 50 merupakan salah satu indikator memburuknya kinerja keuangan sehingga perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress Subramanyam, 2011. Variabel financial distress diukur menggunakan variabel dummy untuk membedakan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dan perusahaan yang sehat. Jika perusahaan klien memiliki rasio DAR di atas 0,5 maka diberikan nilai 1 , sedangkan jika perusahaan klien memiliki rasio DAR di bawah 0,5 maka diberikan nilai 0. Universitas Sumatera Utara i c. Opini Going Concern Opini going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor untuk memastikan apakah perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya SPAP,2001. Termasuk dalam opini audit going concern ini adalah opini going concern unqualified with explanatory language, qualified dan going concern disclaimer opinion. Maksud dari opini going concern adalah jika dalam laporan auditor independen terdapat pernyataan auditor atas kelangsungan hidup entitas, baik yang tertera dalam paragraf ke empat laporan auditor independen maupun dalam penjelasan atas laporan keuangan auditan Sinarwati, 2010. Variabel opini going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy, jika perusahaan mendapatkan opini going concern diberi kode 1 dan jika tidak diberi kode 0. d. Reputasi Auditor Reputasi auditor sangat mempengaruhi hasil dari kualitas audit, di mana kualitas audit sangat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi terhadap suatu perusahaan. Reputasi auditor merupakan prestasi dan kepercayaan publik yang disandang auditor atas nama besar yang dimiliki Universitas Sumatera Utara i auditor tersebut. Variabel ini diukur menggunakan variabel dummy. Angka 1 diberikan pada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor. Sedangkan angka 0 diberikan kepada perusahaan yang menggunakan jasa KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP The Big Four Auditor. Auditor yang termasuk dalam afiliasi KAP Big Four dan Non Big Four telah disebutkan pada bab sebelumnya. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen atau variabel bebas adalah ukuran perusahaan klient, financial distress, opini going concern dan reputasi auditor sebagai variabel independen dan variabel dependennya adalah pelkasanaan auditor switching. Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah variabel dummy, yaitu variabel yang bersifat kategorikal atau dikotomi Ghozali, 2006 : 49, Dimana kategori 1 untuk auditee yang melakukan auditor switching dan kategori 0 untuk auditee yang tidak melakukan auditor switching. Data ini diperoleh dengan cara menganalisis Laporan Auditor Independen pada tahun pengamatan yaitu tahun 2008-2011. Data pelaksanaan auditor switching ini disajikan dalam skala nominal. Universitas Sumatera Utara i

3.5. Skala Pengukuran Variabel

Dokumen yang terkait

Pengaruh Reputasi Auditor, Rasio Profitabilitas, Solvabilitas Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI

1 53 91

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pergantian kantor akuntan publik: studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2008-2012

1 8 137

Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Auditor Swittching (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate dan Properti yang terdaftar di BEI)

0 4 127

Pengaruh Audit Tenure, Reputasi KAP, Disclosure Klien, dan Opini Audit Sebelumnya terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI Tahun 2007-2011)

1 17 150

PENDAHULUAN Pengaruh Audit Fee, Opini Going Concern, Financial Distress, Ukuran Perusahaan Klien, Kepemilikan Institusional, Dan Kompleksitas Perusahaan Terhadap Auditor Switching (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 20

0 5 11

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-201

0 1 16

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, DISCLOSURE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN Pengaruh Reputasi Auditor, Disclosure Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-201

1 2 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien, Financial Distress, Opini Going Concern, dan Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching (studi kasus pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2008-201

0 0 9

Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien, Financial Distress, Opini Going Concern, dan Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching (studi kasus pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2008-2011).

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka - Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan Klien, Financial Distress, Opini Going Concern, dan Reputasi Auditor Terhadap Auditor Switching (studi kasus pada perusahaan manufaktur terdaftar di BEI periode 2008-2011)

0 0 21