Dalam tokoh wayang kertas ini, kertas dibentuk menjadi tokoh-tokoh tertentu dan diberi warnadicat sesuai tokoh yang diperlukan. Dari tokoh-tokoh
tersebut kemudian dibuat menjadi wayang kertas dengan diberi bambu atau kayu sebagai pegangan.
2.2.5 Pembelajaran Menulis Naskah Drama Satu Babak Melalui
Pendekatan Keterampilan Proses dengan Media Tokoh Wayang Kertas
Pembelajaran menulis naskah drama satu babak melalui pendekatan keterampilan proses dengan media tokoh wayang kertas dilakukan melalui
langkah-langkah yang runtut dan teratur. Hal tersebut dilakukan untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memahami objek yang dipelajari. Langkah-
langkah tersebut adalah 1 menentukan tema, 2 menentukan konflik, 3 menentukan tokoh dan perwatakannya, 4 menentukan setting, 5 menyusun alur
ceritakerangka karangan, dan 6 mengembangkan alur ceritakerangka karangan menjadi naskah drama satu babak. Langkah-langkah tersebut diterapkan pada
pembelajaran menulis naskah drama satu babak yang dilakukan dalam satu pertemuan dua jam pelajaran.
a. Kegiatan awal Pada kegiatan awal dalam pertemuan pertama, guru mengondisikan siswa
agar siap mengikuti pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan menanyakan pendapat siswa mengenai menulis naskah drama. Selain itu guru juga
menanyakan pengalaman siswa tentang menulis. Guru kemudian menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaat yang diperoleh siswa setelah mengikuti
pembelajaran ini. Untuk menarik minat siswa terhadap pembelajaran tersebut, guru membagikan contoh naskah drama satu babak pada siswa.
b. Kegiatan inti Kegiatan inti diawali dengan penjelasan materi mengenai menulis naskah
drama satu babak dengan melihat contoh yang sudah dibagikan. Penjelasan tersebut dimaksudkan agar siswa paham mengenai kegiatan yang akan
dilakukannya. Siswa bersama guru menemukan unsur-unsur drama dalam contoh naskah drama satu babak tersebut. Kemudian guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Setelah dirasa semua siswa paham, guru membentuk kelompok dalam kelas tersebut yang terdiri atas 4 empat siswa.
Guru kemudian membagikan media tokoh wayang kertas pada tiap kelompok. Masing-masing kelompok berdiskusi membuat kerangka karangan naskah drama
satu babak dengan bimbingan guru. Dimulai dari guru membimbing tiap kelompok untuk menentukan tema, setelah tema ditentukan, guru membimbing
siswa untuk menentukan konflik apa yang hendak dimunculkan. Langkah selanjutnya adalah menentukan tokoh dan penokohannya, dan latarsetting. Siswa
boleh menambah tokoh apabila median yang dibagikan dirasa kurang. Tiap siswa mengembangkan kerangka naskah drama yang telah dibuat. Selanjutnya hasil
pekerjaan siswa ditukarkan dengan temannya untuk dinilai. Kemudian naskah drama beserta lembar penilaiannya dikumpulkan untuk dikaji guru.
c. Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir, guru memberikan simpulan terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan. Guru dan siswa juga merefleksikan pembelajaran pada hari itu. Refleksi digunakan sebagai acuan untuk perbaikan
pada tindakan yang akan dilakukan pada siklus II. Guru juga memberikan motivasi pada siswa agar mereka senang menulis naskah drama.
Langkah-langkah pembelajaran di atas dilakukan dalam dua siklus. Siklus I sebagai langkah awal dalam upaya penindaklanjutan terhadap kompetensi dasar
yang akan ditingkatkan, sedangkan siklus II merupakan upaya untuk memperbaiki hasil pembelajaran yang diperoleh dari pelaksanaan siklus I.
Dalam pelaksanaannya baik peneliti maupun guru mengupayakan agar terwujud kondisi belajar yang terkendali sehingga proses pembelajaran
berlangsung dengan efektif dan efisien. Serta hasil yang diperoleh adalah hasil yang sesuai dengan tujuan dan harapan.
2.2.6 Penilaian Pembelajaran Menulis Naskah Drama Satu Babak