babak,  sedangkan  11  siswa  kurang  serius  dalam  membuat  naskah  drama  satu babak.
Sasaran  observasi  yang  kelima  yaitu  keseriusan  siswa  menilai  naskah drama  satu  babak  milik  teman.  Pada  aspek  ini  sebesar  82,14  atau  23    siswa
serius dalam menilai hasil karya teman, dan 5 siswa atau sebesar 17,86 kurang serius. Kelima siswa tersebut terlihat sibuk bercanda dengan temannya.
4.1.1.2.2 Hasil Jurnal
Jurnal yang digunakan dalam penelitian ini adalah jurnal siswa dan jurnal guru. Kedua jurnal tersebut berisi ungkapan siswa dan guru selama pembelajaran
menulis naskah drama berlangsung. Jurnal siswa diisi siswa kelas VIIIC SMP N 3 Singorojo,  sedangkan  jurnal  guru  diisi  oleh  guru  kelas  yang  ikut  mengamati
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
a. Jurnal Siswa
Jurnal  siswa  diisi  setelah  kegiatan  pembelajaran  selesai.  Guru membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk mengetahui tanggapan, kesan, dan
pesan  siswa  setelah  mengikuti  pembelajaran  menulis  naskah  drama  satu  babak melalui  pendekatan  keterampilan  proses  dengan  media  tokoh  wayang  kertas.
Pedoman jurnal siswa yang harus diisi meliputi lima aspek, yaitu 1 senang atau tidaknya  siswa  dengan  pembelajaran  menulis  naskah  drama  satu  babak  melalui
pendekatan keterampilan proses dengan media tokoh wayang kertas, 2 kejelasan guru dalam menyampaikan materi menulis naskah drama, 3 penggunaan media
tokoh wayang kertas, 4 kesulitan siswa saat pembelajaran menulis naskah drama
satu  babak melalui pendekatan keterampilan proses dengan media tokoh  wayang kertas,  5  saran  dan  harapan  siswa  terhadap  kegiatan  pembelajaran  menulis
naskah drama. Sebagian  besar  siswa  yaitu  sebesar  92,86  atau  26  siswa  menyatakan
bahwa  pembelajaran  menulis  teks  drama  adalah  pembelajaran  yang  cukup menyenangkan.  Hal  ini  terlihat  dari  ketertarikan  dan  keseriusan  siswa  selama
mengikuti  pembelajaran  menulis  naskah  drama.  Sedangkan  yang  menyatakan bahwa  pembelajaran  menulis  naskah  drama  tidak  menyenangkan  hanya  2  orang
siswa atau sebesar 7,14. Berdasarkan  hasil  jurnal  siswa,  diketahui  bahwa  siswa  merasa  senang
dengan  pembelajaran  menulis  naskah  drama  melalui  pendekatan  keterampilan proses dengan media tokoh wayang kertas yang telah dilaksanakan. Respon positif
tersebut  terlihat  dari  pernyataan  siswa  yang  menyatakan  bahwa  pembelajaran tersebut menyenangkan dan mereka tertarik. Kesan siswa mengenai pembelajaran
menulis  naskah  drama  melalui  pendekatan  keterampilan  proses  dengan  media tokoh  wayang kertas  yang digunakan oleh  guru  adalah siswa merasa senang dan
tertarik  karena  mereka  lebih  paham  dan  lebih  mudah  dalam  menulis  naskah drama.  Sekitar  25  siswa  atau  sebesar  89,29    menjawab  tertarik  dan
menyenangkan mengenai pembelajaran menulis naskah drama melalui pendekatan keterampilan  proses  dengan  media  tokoh  wayang  kertas.  Selanjutnya  sekitar  3
siswa atau 10,71 menjawab kurang senang karena bagi mereka menulis naskah drama adalah hal yang sangat sulit.
Meskipun dalam pembelajaran menulis naskah drama melalui pendekatan keterampilan  proses  dengan  media  tokoh  wayang  kertas  saat  langsung
mendapatkan respon yang positif, tetapi siswa masih menemui beberapa kesulitan. Kesulitan-kesulitan  tersebut  antara  lain  siswa  masih  sulit  menuangkan  ide  dan
memilih  kata-kata  untuk  dituangkan  ke  dalam  naskah  drama.  Kesulitan  yang dihadapi  siswa  merupakan  hal  yang  wajar  karena  tidak  semua  siswa  dapat
menyerap  materi  dengan  mudah,  namun  hal  ini  tetap  menjadi  tugas  guru  untuk mencari solusi pemecahannya melalui siklus berikutnya.
b. Jurnal Guru