Karakteristik Anak Tunarungu Tinjauan tentang Tunarungu

commit to user 11 a Radang selaput otak b Setelah anak lahir terserang penyakit campak measles, stuip, thypus, influenza, dan lain-lain c Otitis media kronis. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunarungu adalah antara lain: 1 Keturunan anak yang mengalami ketunarunguan karena di antara anggota keluarganya ada yang mengalami ketunarunguan 2 Campak Jerman rubella yang diderita ibu ketika sedang mengandung anaknya 3 Ketika masih dalam kandungan, ibu terlalu banyak menggunakan antibiotik 4 Ibu menderita toxaminia ketika mengandung anaknya sehingga menyebabkan kerusakan plasenta atau janinnya 5 Pada saat dilahirkan anak mengalami infeksi 6 Anak menderita radang selaput otak 7 Telinga anak bagian tengah mengalami kerusakan 8 Bayi lahir prematur 9 Rhesus antara anak dengan ibu tidak cocok 10 Anak menderita penyakit seperti campak, stuip, typus, dll atau kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan organ pendengaran.

d. Karakteristik Anak Tunarungu

Secara fisik karakteristik anak tunarungu tidak nampak jelas jika dibandingkan dengan ketunaan yang lain karena secara sepintas mereka terlihat tidak mengalami kelainan. Akan tetapi anak tunarungu mempunyai karakteristik yang khas sebagai akibat dari ketunarunguannya tersebut. Permanarian Somad dan Tati Hernawati 1996: 34-39 melihat karakterisik anak tunarungu dari beberapa segi: commit to user 12 1 Karakteristik dalam segi intelegensi Anak tunarungu ada yang memiliki intelegensi tinggi, rata-rata dan rendah sama seperti halnya anak normal. Akan tetapi intelegensi mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang, karena pendengaran mereka terganggu sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak tunarungu. Dengan demikian perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan anak normal lainnya. 2 Karakteristik bahasa dan bicara Kemampuan bahasa dan bicara anak tunarungu jauh berbeda dengan kemampuan bahasa dan bicara anak normal. Hal itu disebabkan karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara khusus. Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan mendengar. Akibat ketidakmampuannya untuk mendengar dibanding dengan anak normal sebayanya, maka perkembangan bahasa anak tunarungu tertinggal jauh. 3 Karakteristik dalam segi emosi dan sosial Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian untuk menuju dewasa. Hal tersebut menimbulkan efek negatif bagi anak tunarungu, seperti: a Egosentrisme melebihi anak normal Karena anak tunarungu mengalami hambatan dalam pendengarannya maka mereka lebih menggunakan penglihatannya dalam pengamatan, maka anak tunarungu mempunyai sifat ingin tahu yang besar yang seolah-olah mereka selalu ingin melihat, hal itu dapat meningkatkan sifat egosentrisme mereka, bahkan mereka ingin memilikinya, dan bisa terjadi ia langsung merebutnya dari tangan orang lain. commit to user 13 b Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang luas Anak tunarungu sering merasa tidak menguasai keadaan yang diakibatkan oleh pendengaran yang mengalami gangguan, maka ia sering merasa takut dan khawatir. c Ketergantungan terhadap orang lain Sikap ketergantungan anak tunarungu menunjukkan bahwa ia putus asa dan ingin mencari bantuan. d Perhatian sukar dialihkan Keterbatasan bahasa menyebabkan keterbatasan berpikir seseorang, pikiran anak tunarungu terpaku pada hal yang konkrit, seluruh perhatiannya tertuju pada sesuatu dan sulit untuk melepaskannya karena ia tidak mempunyai kemampuan lain. Sehingga jalan pikiran anak tunarungu sulit untuk berpindah ke hal lain yang belum nyata. e Pada umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tidak banyak masalah Kemiskinan dalam bahasa mengakibatkan anak tunarungu dengan mudah meyampaiakan perasaan dan apa yang ada dalam pikirannya tanpa memandang segi-segi yang akan menghalanginya. f Mudah marah dan mudah tersinggung Anak tunarungu sering mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaan dan apa yang dipikirkan serta kesulitan memahami apa yang disampaikan orang lain, maka hal tersebut diwujudkan dengan kemarahan. Dilihat dari pengaruh hilangnya kemampuan mendengar terhadap perkembangan anak tunarungu, Mega Iswari 2007: 61-63 menjelaskan karakteristik anak tunarungu dari segi: 1 Karakteristik intelegensi Anak tunarungu sering menunjukkan prestasi akdemik yang rendah, hal tersebut bukan disebabkan karena anak tunarungu mengalami commit to user 14 kecerdasan di bawah rata-rata akan tetapi disebabkan karena kesulitan memahami bahasa dan informasi yang diterimanya 2 Karakteristik dalam segi bahasa Anak tunarungu sangat bermasalah dalam berbahasa, mereka mengalami kesulitan memahami kalimat. 3 Prestasi akademik Anak tunarungu mengalami hambatan dalam bahasa sehingga menjadi kendala dalam memahami mata pelajaran, maka anak tunarungu mempunyai prestasi akademik yang rendah. 4 Penyesuaian sosial pribadi Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar yang menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami norma- norma yang berlaku di lingkungannya. Oleh sebab itu anak tunarungu sering memperlihatkan kekhasannya seperti kekakuan, egosentrik, impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri. Dari penjelasan karakteristik di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara fisik anak yang mengalami ketunarunguan terlihat seperti anak normal yang mampu mendengar pada umumnya. Untuk lebih mudah memahami karakteristik anak tunarungu maka karakteristik anak tunarungu dapat dibagi menjadi beberapa segi yaitu: 1 Karakteristik dalam segi intelegensi Perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan anak normal lainnya, karena pendengaran mereka terganggu sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak tunarungu. 2 Karakteristik bahasa dan bicara Karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara khusus. commit to user 15 3 Karakteristik dalam segi emosi Anak tunarungu sering memperlihatkan kekhasannya seperti kekakuan, egosentrik, impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri. Selain itu juga anak tunarungu sering menggantungkan dirinya kepada orang lain, mudah marah dan tersinggung, jika ia sudah punya perhatian terhadap sesuatu maka perhatiannya tersebut sukar dialihkan, rasa takut jika berada pada lingkungan yang luas sering menghantui anak tunarungu dan kebanyakan dari mereka mempunyai sikap yang polos sederhana dan tidak merasa banyak masalah. 4 Penyesuaian sosial pribadi Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan kepridian untuk menuju dewasa. Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar yang menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami norma- norma yang berlaku di lingkungannya.

2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika

Dokumen yang terkait

PENGARUH MEDIA ‘MAHIR MATH SD 05’ TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D5 SLB­B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2008 2009

0 4 62

PENGARUH MEDIA INTERAKTIF ANIMASI 3 DIMENSI DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA ANAK TUNARUNGU KELAS D6 DI SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010 2011

2 9 95

PENGGUNAAN DVD DUNIA HEWAN DALAM PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA ANAK TUNARUNGU WICARA KELAS DII B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

0 1 92

PENGARUH MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENYUSUN KALIMAT SISWA TUNARUNGU KELAS I SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017.

0 0 18

pengaruh model pembelajaran word square terhadap prestasi belajar IPA siswa tunarungu kelas IX di SLB B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2016/2017.

0 0 17

PENGARUH PENDEKATAN SCIENTIFIC TERHADAP PENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISWA TUNARUNGU KELAS V SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

EFEKTIFITAS METODE PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA TUNARUNGU KELAS V-B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 17

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS I SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DAKON TERHADAP KEMAMPUAN BERHITUNG PEMBAGIAN PADA SISWA TUNARUNGU KELAS II B SLB B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 0 20

PENGARUH MEDIA RITATOON TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB NEGERI SURAKARTA TAHUN AJARAN 20162017

0 0 17