xlii 1
Produk IPA, adalah semua pengetahuan tentang gejala alam yang telah dikumpulkan melalui pengamatanobservasi. Produk IPA berupa fakta,
konsep, prinsip, hukum dan teori. 2
Proses IPA, sering disebut juga proses ilmiahmetode ilmiah. Yang disebut dengan metode ilmiah adalah gabungan antara penataran dan pengujian secara
empiris. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah identifikasi masalah, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, melakukan eksperimen, pengujian
hipotesis dan penarikan kesimpulan. 3
Nilai dan sikap ilmiah. Selama melakukan metode ilmiah melalui proses observasi, eksperimen dan berfikir logis harus digunakan sikap jujur, obyektif
dan komunikatif agar dapat mencapai hasil IPA yang benar. Pendapat dari beberapa ahli tentang Fisika antara lain: Brockhaus
menyatakan bahwa: “Fisika adalah pelajaran tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan percobaan, pengukuran apa yang didapat,
pengujian secara sistematis dan berdasarkan peraturan-peraturan umum” Herbert Druxes, 1986: 3. Sejalan dengan itu Gerthsen menyatakan bahwa, ”Fisika adalah
suatu teori yang menerangkan gejala-gejala alam yang sederhana dan berusaha menemukan hubungan antara kenyataan-kenyataan, prasyarat dasar untuk
pemecahan persoalan serta mengamati gejala alam tersebut” Herbert Druxes, 1986: 3.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang kejadian alam yang berkembang didasarkan atas penelitian,
percobaan, pengamatan dan pengukuran serta penyajian konsep, teori secara matematis dengan memperlihatkan konsep-konsep ilmu yang mempengaruhinya.
b. Tujuan Pembelajaran Fisika di SMP
Mata pelajaran IPA di SMP mencakup kajian tentang Biologi dan Fisika. Mata pelajaran IPA merupakan perluasan dan pendalaman IPA di SD dan sebagai
dasar untuk mempelajari perilaku benda dan energi serta keterkaitan antara konsep dan penerapannya dalam kehidupan nyata. Fisika merupakan cabang IPA
yang mempunyai karakteristik tertentu dalam kehidupan dan mempunyai nilai
xliii yang selalu berkembang. Dalam usaha mengembangkan fisika dapat dilakukan
melalui jalur pendidikan dan pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan arah yang hendak dicapai oleh setiap
strategi pembelajaran. Oleh karena itu, tujuan pembelajaran harus ditetapkan dan dirumuskan dengan jelas. Menurut kurikulum tingkat satuan pendidikan:
Mata pelajaran IPA di SMPMTs bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1 Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya 2
Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari
3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat
4 Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir,
bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi 5
Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam
6 Meningkatkan
kesadaran untuk
menghargai alam
dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan 7
Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Depdiknas, 2006:
377.
c. Pembelajaran Fisika
Kegiatan belajar-mengajar merupakan kegiatan timbal balik interaksi antara guru dan siswa pada saat pelajaran berlangsung dalam rangka mencapai
tujuan. Pembelajaran Fisika adalah proses belajar-mengajar yang di dalamnya mempelajari alam beserta kejadian-kejadiannya. Dalam pembelajaran Fisika,
pendekatan, metode, model maupun strategi yang digunakan dalam pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik dari pokok bahasan yang sedang diajarkan.
Menurut pendapat Herbert Druxes et al 1983: 87: ”Pelajaran Fisika harus menerapkan metode pelajaran sendiri. Ini sebagai upaya agar pelajar mengenal
dan memahami gejala atau fenomena, model, teori, dan cara berfikir dalam Fisika.”
xliv Ada beberapa macam model yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
Fisika. Setiap model memiliki keunggulan dan kelemahan sendiri, artinya suatu model mungkin saja cocok diterapkan pada suatu bahan ajar tertentu tetapi belum
tentu cocok diterapkan pada bahan ajar yang lain. Hal ini disebabkan karena setiap bahan ajar memiliki karakteristik yang berbeda-beda yang tercermin dalam tujuan
pembelajaran dan isi materi. Untuk itu, seorang guru dituntut untuk profesional dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran.
5. Aktivitas Belajar