Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

xlvii atau metode yang digeneralisasikan. Dapat juga berupa ide-ide, prinsip- prinsip, teknis, atau teori-teori yang harus diingat atau diterapkan. d. Analisis Analisis mencakup penggunaan suatu ide ke dalam unsur-unsur pokoknya sedemikian rupa sehingga hierarkinya menjadi jelas atau untuk menunjukan bagaimana ide-ide disusun. Di samping itu, juga dimaksudkan untuk menunjukan caranya menimbulkan efek maupun dasar penggolongannya. e. Sintesis Sintesis mencakup kemampuam menyatukan unsur-unsur dan bagian-bagian sehingga merupakan suatu kesatuan. Sintesis ini menyangkut kegiatan menghubungkan potongan-potongan, bagian-bagian, unsur-unsur dan sebagainya kemudian menyusunnya sedemikian rupa sehingga terbentuklah pola atau struktur yang sebelumnya. f. Evaluasi Evaluasi menyangkut penilaian bahan dan metode untuk mencapai tujuan tertentu. Penilaian kuantitatif dan kualitatif diadakan untuk melihat sejauh mana bahan-bahan dan metode memenuhi kriteria tertentu.

7. Model Pembelajaran Kooperatif

Cooperative Learning

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah sebuah strategi mengajar dengan sukses dalam kelompok kecil, yang masing-masing kelompok beranggotakan siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Masing-masing anggota dalam kelompok bertnggung jawab tidak hanya untuk mempelajari apa yang telah diajarkan kepadanya, tetapi juga untuk membantu teman sekelompoknya belajar. Dalam model pembelajaran kooperatif, siswa diharapkan saling bekerja sama satu sama lain, berdiskusi dan berdebat menilai kemampuan, pengetahuan, dan kekurangan anggota lainnya sampai setiap siswa dalam kelompok tersebut dapat memastikan bahwa seluruh anggota dalam kelompok tersebut telah menguasai seluruh konsep yang telah diajarkan. xlviii Menurut Suprayekti: Model pembelajaran kooperatif dalam budaya Indonesia yaitu gotong- royong. Anggota masyarakatnya mempunyai kesamaan tujuan dan saling ketergantungan satu dengan lainnya. Slavin mengemukakan bahwa teknik pembelajaran kooperatif adalah berbagai metode pembelajaran yang memungkinkan para siswa bekerja di dalam kelompok kecil saling membantu satu sama lain dalam mempelajari materi tertentu. Dalam pembelajaran para siswa diharapkan saling membantu, berdiskusi, berdebat, atau saling menilai pengetahuan dan pemahaman satu sama lain 2006: 89. Dari kutipan diatas diketahui bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model belajar yang mana siswa bekerja dalam suatu kelompok kecil dengan cara saling membantu satu sama lainnya dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif mempunyai karakteristik tertentu, seperti yang dirangkum sebagai berikut: 1 Tujuan Kelompok. Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif mempunyai tujuan kelompok; 2 Pertanggungjawaban individu. Pertanggungjawaban individu dicapai dengan 2 cara, pertama untuk memperoleh skor kelompok dengan menjumlah skor setiap anggota kelompok. Cara kedua dengan memberikan tugas khusus di mana setiap siswa diberi tanggung jawab untuk setiap bagian tugas kelompok; 3 Kesempatan untuk sukses. Keunikan dalam model belajar kooperatif ini yaitu menggunakan metode skoring yang menjamin setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam tim; 4 Kompetisi tim, sebagai sarana untuk memotivasi siswa dalam bekerjasama dengan anggota timnya; 5 Spesialisasi tugas, dan 6 Adaptasi terhadap kebutuhan kelompok. Slavin, 2008: 26-28. Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan dan kekurangannya. Menurut Suprayekti 2006: 89, pembelajaran kooperatif dapat memberikan dampak positif kepada siswa antara lain : 1 Membangun sikap belajar kelompokbersosialisasi. 2 Membangun kemampuan bekerjasama. 3 Melatih kecakapan berkomunikasi. 4 Melatih keterlibatan emosi siswa. 5 Mengembangkan rasa percaya diri dalam belajar. 6 Meningkatkan prestasi akademiknya secara individu dan kelompok. 7 Meningkatkan motivasi belajar. 8 Memperoleh kepuasan belajar. xlix Sedangkan menurut Isjoni: Kelemahan model pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu faktor dari dalam intern dan faktor dari luar ekstern. Faktor dari dalam, yaitu: 1 guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu, 2 agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai, 3 selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4 saaat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif 2010: 25. Untuk keberhasilan dalam proses pembelajaran kooperatif, guru disarankan mengikuti langkah-langkah yang benar mulai dari perencanaan, pengelolaan dan evaluasi kegiatan belajar. Selain itu dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa saling bekerja sama satu dengan yang lain, berdiskusi dan berpendapat, menilai kemampuan pengetahuan dan saling mengisi kekurangan anggota lainnya. Apabila dapat diorganisasikan secara tepat maka siswa akan lebih menguasai konsep yang diajarkan. Bagi siswa yang kurang mampu mereka akan diberi masukan dari teman-teman satu kelompoknya yang mempunyai kemampuan lebih. Dan bagi siswa yang mampu, diharapkan bisa lebih berkembang dengan menyalurkan pengetahuannya kepada siswa yang kurang mampu. Ada enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Menurut Tim Instruktur Fisika Jawa Tengah 2003:FISLKGI12 tahapan pembelajaran kooperatif tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 2.1. Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif Fase-fase Guru Fase 1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar. l Fase-fase Guru Fase 2 Menyajikan informasi Fase 3 Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Fase 4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar. Fase 5 Evaluasi Fase 6 Memberikan penghargaan. Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan. Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajarinya atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individual dan kelompok. Slavin 2008: 11 membedakan model pembelajaran kooperatif dalam beberapa tipe yaitu: “ Student Team Achievement Division STAD, Team Games Tournament TGT, Team Assisted Individualization TAI, Cooperative Integrated Reading And Composition CIRC, dan Jigsaw ”.

b. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK PADA POKOK BAHASAN SEGI EMPAT DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2009 2010

6 43 102

Eksperimentasi model pembelajaran kooperatif tipe stad pada pokok bahasan fungsi ditinjau dari motivasi belajar siswa kelas viii Smp negeri kota surakarta Tahun pelajaran 2008 2009

0 3 100

PENDAHULUAN Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation (GI) Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Persegi Panjang dan persegi (PTK terhadap siswa kelas VII Semester genap SMP Negeri 3 Colomadu tahun ajaran 2010/2011).

0 2 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS (Think-Pair-Share) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA POKOK BAHASAN EKOSISTEM DI KELAS VII F SEMESTER II SMP N 2 BANYUDONO TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP Negeri 4 Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010).

0 1 7

EKPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION PADA SUB POKOK BAHASAN PERSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DITINJAU DARI INTENSITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP N I WONOSARI TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 8

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE RECIPROCAL TEACHING DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA POKOK BAHASAN HIMPUNAN DI KELAS VII MTs N SURAKARTA II TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 0 10

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2 ( MTs Negeri Bekonang Tahun Ajaran 2008/2009 ).

0 0 8

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PYTHAGORAS MELALUI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL (PTK di SMP Negeri 2 Kebakkramat Tahun Ajaran 2008/2009).

0 0 9