literatur tersebut adalah : 1. Literatur primer, yaitu karya asli seseorang yang belum di interpretasikan,
di ringkas ataupun di evaluasi oleh orang lain. 2. Literatur sekunder, yaitu sebuah indeks yang digunakan untuk
menemukan literatur primer, yang memuat karya asli yang telah dimodifikasi, diseleksi dan disusun kembali untuk tujuan tertentu.
3. Literatur tersier, berisi informasi mengenai literatur sekunder. Sedangkan menurut Fjallbrant yang dikutip oleh Alam 2003 : 5 menyatakan
bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah : 1. Menyadari eksistensi perpustakaan universitasnya, mengetahui kandungan
isinya dan waktu layanan yang tersedia. 2. Mampu mengenai lokasi buku, diktat, ensiklopedia, kamus, penerbitan
berkala dan tempat dimana bisa bahan yang diperlakukannya. 3. Mampu membedakan setiap jenis katalog.
4. Mampu menggunakan perpustakaan dan mengisi format isian yang umum digunakan di perpustakaan mereka.
5. Memiliki keinginan yang besar untuk menggunakan dan memahami cara penggunaan perpustakaan dengan percaya diri terutama bahan-bahan yang
terkait langsung dengan perkuliahan yang sedang ditempuh.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat pendidikan pemakai adalah pengguna mengerti lokasi dan isi perpustakaan dan memahami perpustakaan
sebagai pusat informasi terbatas untuk menunjang tugas-tugas belajar mereka serta dapat menggunakan perpustakaan secara mandiri.
2.1.7 Waktu Pelaksanaan Pendidikan Pemakai
Pelaksanaan pendidikan pemakai yang diadakan oleh perpustakaan perguruan tinggi juga harus diperhatikan waktu pelaksaannya. Karena setiap pengguna
perpustakaan memiliki waktu yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pelaksanaan
Universitas Sumatera Utara
pendidikan pemakai sebaiknya dilaksanakan dengan waktu yang tidak terlalu lama
singkat, tepat dan padat.
Darmono 2001 : 168 Bimbingan perpustakaan biasanya dilakukan oleh pustakawan atau petugas perpustakaan. Waktu yang diberikan sangat bervariasi,
tergantung, dari jenis perpustakaannya. Untuk perpustakaan besar dengan koleksi dan jenis layanan yang sangat banyak maka waktu yang dibutuhkan relatif lebih lama
bila dibandingkan dengan perpustakaan yang relatif kecil. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa waktu pelaksanaan
pendidikan pemakai dilaksanakan tergantung koleksi dan besar kecil gedung perpustakaan.oleh karena itu sebaiknya pelaksanaan pendidikan pemakai dilakukan
saat setelah penerimaan mahasiswa baru.
2.1.8 Dampak Penerapan Pendidikan Pemakai
Dengan diterapkannya pendidikan pemakai pada perpustakaan diharapkan memberikan dampak positif yang signifikan di kalangan pengguna perpustakaan. Hak
2007 mengutarakan beberapa dampak yang diharapkan dari adanya pendidikan pemakai yaitu sebagai berikut:
1. Pengetahuan, misalnya: dari yang tadinya tidak tahu penggunaan susunan klasifikasi untuk pengelola untuk pengelolaan buku-buku atau koleksi
lainnya menjadi tahu makna dan manfaatnya, sehingga dapat menggunakan katalog untuk penemuan kembali buku-buku yang
dibutuhkannya.
2. Sikap, misalnya: dari yang tadinya bersikap perpustakaan hanya sebagai tempat penyimpanan buku menjadi perpustakaan sebagai tempat untuk
mencari informasi sumber belajar, sehingga selalu datang ke perpustakaan untuk memenuhi segala kebutuhan informasinya baik itu
yang berhubungan langsung dengan perkuliahannya maupun untuk keperluan informasi lainnya.
3. Keterampilan, misalnya: dari yang tadinya sering menyobek buku atau koleksi lainya menjadi perhatian untuk memelihara keberadaannya dengan
Universitas Sumatera Utara
cara menjaga kerapihan dan menempatkan kembali sesuai dengan susunan klasifikasi atau “call number” buku di rak atau sarana perpustakaan
lainnya.
Dengan demikian, dapat diketahui bahwa terdapat indikasi dengan adanya pendidikan pemakai dampak positif memberikan kemungkinan yang lebih besar.
Namun demikian, faktor yang juga perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pengaruh yang dapat ditimbulkan adalah faktor pendidikan proses dan aktivitasnya
dan pengguna perpustakaan peserta didik itu sendiri .
2.1.9 Peran Pustakawan dalam Pendidikan Pemakai