Universitas Sumatera Utara
COMPETITIVE KOMPETITIF Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan investasi,
membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja. COSTUMER FOCUS FOKUS PADA PELANGGAN
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
CAPABLE BERKEMAMPUAN Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis
tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
3.1.1.5 Makna Logo PT Pertamina Persero
Logo dari PT Pertamina Persero memiliki makna sebagai berikut:
Gambar 4 Logo PT Pertamina Persero
a. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan
presentasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang bergerak maju dan progresif.
b. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana:
Biru: Melambangkan handal, dapat dipercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Hijau: Melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
Merah: Melambangkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
c. Tulisan PERTAMINA dengan pilihan jenis huruf yang mencerminkan kejelasan dan transparansi serta keberanian dan kesungguhan dalam bertindak
sebagai wujud positioning PERTAMINA baru
Sumber: Dokumentasi PT Pertamina Persero RU III, 2014
. 3.1.1.6
Bidang Usaha, Produk, dan Jasa
Kegiatan usaha Perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, khususnya berdasarkan Pasal 3, yang telah direvisi berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan
Rapat Umum Pemegang Saham PT Pertamina Persero No.01 tanggal 1 Agustus 2012 adalah melakukan usaha di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak
dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi.
Kegiatan usaha yang dijalankan Pertamina saat ini terbagi atas sektor hulu, sektor gas, energi baru dan terbarukan, sektor pengolahan, dan sektor pemasaran.
Selain sektor-sektor utama tersebut, Pertamina juga menjalankan kegiatan usaha lain non-core business seperti jasa konsultan, transportasi, rumah sakit, dan properti.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Pertamina dapat beroperasi secara mandiri atau melalui pola kerja sama dengan mitra kerja, antara lain Kerja Sama
Operasi KSO, Joint Operation Body JOB, Technical Assistance Contract TAC, dan Indonesia ParticipatingPertamina Participating Interest IPPPI.
3.1.1.6.1 Bidang Usaha
Bidang usaha yang dimiliki PT Pertamina Persero, antara lain:
1. Sektor Hulu Sektor hulu Pertamina terdiri dari kegiatan eksplorasi, pengembangan dan
produksi minyak dan gas. Kegiatan usaha lainnya pada sektor ini adalah jasa teknologi bidang hulu, jasa pengeboran, pengembangan energi panas bumi dan Gas
Metana Batubara GMB serta Shale Gas. 2. Sektor Energi Baru dan Terbarukan
Sektor energi baru dan terbarukan Pertamina membawahi kegiatan usaha gas, energi baru dan terbarukan secara terintegrasi dari hulu komersialisasi gas, tidak
termasuk eksplorasi dan produksi gas hingga ke hilir.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3. Sektor Pengolahan Pada sektor ini, Pertamina menjalankan kegiatan usaha di dalam dan luar
negeri yang antara lain mencakup pengolahan refinery, pengelolaan pabrik petrokimia, kilang liquifaction LNG, regasifikasi LNG, serta pengapalan LNG
LNG shipping. Selain itu Pertamina juga mengelola pembangkit listrik panas bumi. Sektor pengolahan, proses produksi Pertamina saat ini didukung oleh RU II Dumai,
RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU VII Kasim yang berada di bawah kendali Direktorat Pengolahan Refinery.
Sebagai tambahan, Pertamina kini mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun Aceh dan Unit Kilang LNG Bontang Kalimantan Timur yang memproduksi antara lain
bahan bakar minyak BBM seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas
LPG, Musicool, serta Liquefied Natural Gas LNG, Paraxylene, Propylene, Polytam, dan produk lainnya.
4. Sektor Pemasaran Pada bagian hilir, Pertamina melakukan usaha pemasaran, perdagangan dan
distribusi berbagai jenis produk seperti bahan bakar minyak BBM, pelumas, gas, produk petrokimia serta produk-produk non-BBM lainnya untuk pasar domestik dan
mancanegara.
3.1.1.6.2 Produk dan Jasa yang Dihasilkan
Produk dan jasa yang dihasilkan, antara lain: 1. Bahan Bakar Minyak BBMFuel:
Premium Kerosene
SolarBiosolarHigh Speed DieselBiodiesel Minyak DieselIndustrialMarine Diesel Oil
Minyak BakarIndustrialMarine Fuel Oil MFO380
MGO
2. Bahan Bakar Khusus BBKSpecial Fuel:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pertamax Pertamax Plus
Pertamina Dex Pertamax Racing
3. Bahan Bakar PenerbanganAviation Fuel: Avtur
Avgas Methanol Mixture
4. Gas Liquid Petroleum Gas LPG
a. LPG 3 Kg b. LPG Bulk
c. LPG 6 Kg d. LPG 12 Kg
e. LPG 50 Kg f. Ease Gas
g. Bright Gas h. Propane Refrigerated
Produk GasGas Product a. Hydrocarbon Aerosol Propellant HAP
b. Musicool c. Liquified Gas for Vehicle LGVVi-Gas
Liquified Natural Gas LNG Compressed Natural Gas CNG
Gas BumiNatural Gas
5. PetrokimiaPetrochemical BitumenAsphalt
Aromatic Olefin
a. Benzene
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
b. Paraxylene c. Polytam
d. Propylene e. Sulfur
Special Chemical a. Condensate
b. Green Cokes c. Laws
d. Minarex e. Paraffinic
f. Pertasol g. SBPX
h. Oil Base MudSmooth Fluid i. Solphy
j. Kimia PertanianChemical for Agriculture k. WaxLilin
l. Slack Wax m. Lube Base Oil
3.1.2 Profil Perusahaan PT Pertamina Persero Refinery Unit III Plaju 3.1.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Pertamina merupakan perusahaan nasional yang menguasai hampir seluruh tempat unit pengolahan minyak bumi di Indonesia, yang memiliki enam unit
pengolahan yang tersebar di enam daerah Indonesia, yang salah satunya yaitu Refinery Unit RU III yang berada di Sumatera Selatan.
Daerah operasi RU III Plaju meliputi Kilang Plaju dan Kilang Sungai Gerong, dimana diantara Kilang Plaju dengan Kilang Sungai Gerong dipisahkan oleh
sebuah sungai yaitu sungai komering. Kilang RU III Plaju dan Sungai Gerong mengolah bahan baku minyak mentah yang berasal dari daerah Sumatera Bagian
Selatan dan sebagian lagi dari luar Sumatera Bagian Selatan, dengan produksi kapasitas 145,60 MBSD.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kilang minyak Plaju yang terletak di sebelah Sungai Musi dan sebelah Barat Sungai Komering dibangun pada tahun 1920 oleh pemerintah Belanda dengan nama
Bataafsche Petroleum Maatshappij BPM. Tujuan dari pembangunan adalah untuk mengolah minyak mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi. Tahun 1957,
kilang ini diteruskan pengelolaannya oleh PT. SHELL Indonesia, yaitu perusahaan minyak Inggris dan pada tahun 1965 kilang ini diambil alih oleh pemerintah
Indonesia. Kapasitas dari kilang Plaju ini adalah sebanyak 100 MBSD. Kilang minyak Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi dan
Sungai Komering dibangun oleh perusahaan minyak Amerika ESSO STANVAC pada tahun 1920. Kilang ini baru dibeli oleh PERTAMINA pada tahun 1970, dengan
kapasitas produksi 70 MBSD. Kilang Plaju dan Sungai Gerong sering juga disebut Kilang Musi karena
lokasinya berada ditepi Sungai Musi, untuk pengembangan Kilang selanjutnya
dibangun beberapa unit proses antara lain :
Tahun 1972, dibangun Asphalt blowing Plant dengan kapasitas 45.000 tontahun.
Tahun 1973, dibangun pabrik bahan plastik Polypropyline dengan mengolah gas propylene menjadi biji plastik polytam pellet, dengan
kapasitas produksi 20.000 tontahun.
Tahun 1982, dilaksanakan Revamping beberapa unit proses CD II, III dan IV yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi Kilang Musi dan
pembangunan HVU kapasitas 54 MBSD.
Tahun 1984, dibangun Proyek Aromatik yang diberi nama Plaju Aromatik Center PAC yang bertujuan memenuhi kebutuhan serat
polyester di dalam negeri dengan kapasitas produksi 150.000 tontahun.
Tahun 1985, didirikan Asphalt Drum Filling di Plaju dengan kapasitas produksi 75.000 ton.
Tahun 1985, didirikan Vacuum Distillation Unit VDU di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48.000 barel per hari.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tahun 1990, diadakannya proyek Debottlenecking Kilang PTA kapasitasnya di tingkatkan menjadi 225.000 tontahun.
Tahun 1993, pembanguan Proyek Kilang Musi II yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Polypropyline menjadi 45.000
tontahun dan Revamping FCCU dari 15 MBSD menjadi 20,5 MBSD. Usaha pengembangan Kilang ini bertujuan untuk meningkatkan produksi
tanpa melupakan mutu yang baik. Selain dari pada itu Pertamina Refinery Unit III juga mengadakan Restrukturisasi.
Tujuan Restrukturisasi yang dilakukan di Pertamina Refinery Unit III Plaju adalah suatu tindakan proaktif dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi
era persaingan global dalam aspek industrialisasi. Hal ini juga untuk merubah budaya kerja sesuai dengan konsep pola usaha Strategi Business Unit SBU. Pola usaha
sebelumnya bercirikan Cost Center harus berubah menjadi Profit Center yaitu kembali kepada bisnis inti dengan mengoptimalkan asset-asset yang ada untuk
mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pola usaha strategi Strategi Business Unit SBU ini di Pertamina Refinery Unit III Plaju, mulai diterapkan sejak
tanggal 1 Oktober 1998. Dengan adanya program ini dan kerja keras pekerja diharapkan akan diperoleh Value Creation sebesar 94,16 juta dollar Amerika pada
tahun pertama. Kini program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan tentu saja
hasilnya belum dapat dipetik secara langsung mengingat masih banyak perbaikan- perbaikan secara menyeluruh.
3.1.2.2 Visi dan Misi 3.1.2.2.1
Visi
Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia Nasional yang Terkemuka di Asia
Pasifik Tahun 2025. 3.1.2.2.2
Misi
1. Mengoperasikan kilang secara aman, handal, efisien, dan ramah lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Meningkatkan fleksibilitas pengolahan dan memaksimalkan valuable product.
3. Mengelola Kilang secara profesional berstandar Internasional dengan memenuhi aspek GCG.
3.1.2.3 Tugas dan Fungsi
Tugas dan fungsi Pertamina Refinery Unit III yang merupakan salah satu unit proses produksi dalam jajaran Direktorat Pengolahan Pertamina, yaitu antara lain:
memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak dalam negeri sehingga menghasilkan devisa bagi negara.
Pertamina Refinery Unit III mengolah minyak mentah crude oil menjadi bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak. Unit bagian proses untuk
melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut:
Kilang BBM
Kilang Musi memproduksi BBM melalui tiga tahapan unit proses, terdiri dari:
a. Primary Process Unit Primary Process merupakan tahapan proses pemisahan destilasi
tekanan atmosferik untuk pemisahan minyak tanah Crude Oil ataupun destilasi tekanan hampa untuk pemisahan Long Residue yang
menghasilkan fraksi-fraksi produk BBM. b. Secondary Process Unit
Secondary Process merupakan tahap lanjutan Primary Process dengan teknologi reaksi kimia Catalytic Cracking, Polymerisasi, Alkylasi
yang bertujuan untuk mengkonversi feedstock menjadi produk yang bernilai tambah. Kemudian dilanjutkan stabilisasi untuk mendapatkan
fraksi-fraksi produk BBM sesuai spesifikasi. c. Treating System and Blending Process
Sebelum ke tangki final produk, komponen produk BBM dari Primary dan Secondary Process dilakukan treating terlebih dahulu melalui
treating proses technology. Sedang untuk optimalisasi produk BBM, fraksi produk yang sejenis dilakukan blending process.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kilang Petrokimia
Selain Kilang BBM, Kilang Musi juga memiliki Kilang Petrokimia. Produk yang dihasilkannya bukan lagi menjadi produk samping dari
proses pengolahan minyak bumi, namun telah menjadi core business yang strategi untuk memupuk laba perusahaan. Kilang Petrokimia di
Pertamina RU III terdiri dari: a. Kilang Polyproplene PP
Kilang Polypropyline menghasilkan Polytam sebagai bahan baku plastik. Produk yang diperoleh di Kilang Petrokimia adalah Polytam
Pellet. b. Kilang TAPTA
Kilang TAPTA ini menghasilkan tepung Pure Terephtalic Acid tetapi pada tahun 2006 kilang ini stop idle karena harga bahan bakunya lebih
mahal daripada harga produk yang dihasilkan oleh kilang ini biaya operasionalnya tinggi. Jadi, untuk menghindari kerugian yang lebih
besar maka kilang ini di stop idle hingga saat ini.
3.1.2.4 Produk Kilang Musi
Pertamina melaksanakan tugas dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk Bahan Bakar Minyak dalam negeri sebagai Public Service
Obligation PSO, yang terdiri dari Premium, Minyak Tanah dan Solar. Kilang Musi menghasilkan produk BBM tersebut dengan quality control yang ketat sesuai
spesifikasi yang ditetapkan Ditjen Migas.
Tabel 3.3 Produk BBM
PRODUK BAHAN BAKAR MINYAK BBM
KEGUNAAN UTAMA
Premium PSO Bahan Bakar Mesin Bensin
Minyak Tanah PSO Bahan Bakar untuk Rumah Tangga, Industri
Solar PSO Bahan Bakar Mesin Diesel
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Industrial Diesel Oil Non PSO
Bahan Bakar Diesel untuk Mesin Industri
Industrial Fuel Oil Non PSO
Minyak Bakar Industri
Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju Kilang Musi juga memproduksi BBK yang memiliki nilai tambah yang lebih
tinggi untuk meningkatkan margin.
Tabel 3.4 Produk BBK
PRODUK BAHAN BAKAR KHUSUS BBK
KEGUNAAN UTAMA
Avgas Bahan Bakar Mesin Pesawat Bermesin
Baling-baling Avtur
Bahan Bakar Pesawat Bermesin Jet Pertamax
Bahan Bakar Mesin Kompresi Tinggi Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju
Selain menghasilkan produk BBM dan BBK, Kilang Musi juga menghasilkan produk-produk Non Bahan Bakar Minyak NBBM yang memiliki daya saing dan
mendatangkan keuntungan perusahaan.
Tabel 3.5 Produk NBBM dan Gas
PRODUK NBBM DAN GAS KEGUNAAN UTAMA
LPG Bahan Bakar Gas Rumah Tangga dan
Industri Solvent SBP-X, LAWS, SGO
Bahan Pelarut pada Proses Pembuatan Cat, Tinta, Insektisida, Obat dan lain-lain.
Musicool Refrigerant Media Pendingin Ramah Lingkungan
Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.6 Produk Petrokimia
PRODUK PETROKIMIA KEGUNAAN UTAMA
Polytam Polypropylene Pertamina Bahan Baku Industri Plastik
PTA Purifiied Therephtalyc Acid Bahan Baku Polyster untuk Industri Tekstil
Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju
3.1.2.5 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang yang bertujuan agar
masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab pada bidangnya masing-masing. Namun, penulis melakukan penelitian di bagian Public
Relations RU III sehingga penulis hanya menjelaskan stuktur dari Divisi Public Relations RU III saja. Di bawah ini menunjukkan struktur organisasi dari PT
Pertamina Persero Refinery Unit III Plaju:
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5 Struktur Public Relations PT Pertamina Persero Refinery Unit III Plaju
Sumber: Dokumentasi PT Pertamina Persero RU III, 2014.
3.1.2.6 Public Relations PT Pertamina Persero RU III
Seperti yang sudah dijabarkan diatas, PR menjadi fungsi manajemen dari PT Pertamina Persero RU III. Untuk mewujudkan visi, misi, memiliki daya saing dan
terus berkembang, PT Pertamina Persero RU III melalui berbagai divisinya GM Refinery Unit III
Mahendrata Sudibja
General Affairs Manager
Erwin Widiarta
Section Head Public Relations
Makhasin
Senior Supervisor Relations
Yohana Margaretha
Junior Officer Relations
Herdiyanti D. L. Junior Officer Data
Media Publication Ketie Sasenda
Junior Officer CSR
Rico Raspati
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
bersama-sama untuk terus bekerja keras baik dalam perbaikan produk, pelayanan, sdm, brand products, brand corporate, dan citra perusahaan.
Dalam kegiatan komunikasi yang dilakukan PT Pertamina Persero RU III, PR PT Pertamina Persero RU III melakukan pendekatan dengan semua publik
internal maupun eksternal agar bisa mengenal lebih jauh dan memiliki persepsi yang sama atas profesi masing-masing serta dapat berkomunikasi dua arah yang bersifat
mutualisme. PR merupakan fungsi manajemen yang merencanakan program-program yang
bertujuan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik. Fungsi PR tersebut memiliki tugas mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan-
kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan keinginan publik, dan serta membuat program-program yang ditujukan kepada
publik agar dapat membina hubungan yang baik dengan publiknya. Publik PR sendiri di bagi menjadi dua bagian, yaitu internal dan eksternal.
Publik pada bagian internal merupakan anggota yang berada dalam satu organisasi itu sendiri, seperti karyawan, pemegang saham, yang merupakan bagian-bagian
dalam organisasi. Sedangkan publik eksternal merupakan pihak-pihak yang berada di luar organisasi yang berkepentingan bagi organisasiperusahaan yaitu pers Press
Public, pemerintahan Government Public, masyarakat sekitar Community Public, rekananpemasok Supplier Public, pelanggan Costumer Public,
konsumen Consumer Public, bidang pendidikan Educational Public, dan umum General Public. Seperti dalam PT Pertamina, divisi External Communication
memiliki publik eksternalnya sendiri yaitu publik pemerintahan yang terdiri dari eksekutif, legislatif dan yudikatif, publik NGO non government organization, serta
publik internasional. Divisi Public Relations ini dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
Relations, bagian Data Media Publication, dan bagian Corporate Social Responsibility CSR. Ketiga bagian dari divisi ini mempunyai peran-peran yang
sangat penting bagi perusahaan. Dimana kita tahu bahwa citra perusahaan bergantung pada Divisi Public Relations.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
PR mempunyai keterlibatan penuh untuk memperkuat komunikasi dengan kalangan eksternal dan internal suatu instansi baik pemerintahan maupun swasta.
Begitu pula dengan PR PT Pertamina RU III, mereka harus selalu dilibatkan dalam segala hal yang berhubungan dengan menjaga reputasi perusahaan dimata khalayak
internal pada umumnya, dan eksternal pada khususnya, disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab beliau sebagai praktisi PR.
Peranan PR PT Pertamina Persero RU III, adalah: 1. Sebagai Penasehat Ahli Expert Prescriber
PR PT Pertamina membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah yang berhubungan dengan public. Misalnya, dalam kasus ledakan elpiji, PR PT
Pertamina Persero BBM bekerja sama dengan divisi Gas Domestik untuk menyelesaikan kasus ledakan gas elpiji yang terjadi.
2. Fasilitator Komunikasi Communication Fasilitator PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu medengar
apa yang menjadi keinginan dan harapan publik. Biasanya dilakukan melalui kontak Pertamina maupun surat dari publik.
3. Fasilitator Pemecah Masalah Problem Solving Process Fasilitator PR bertindak sebagai membantu proses pemecahan masalah. Mulai dari ide
sampai pada proses pelaksanaan penyelesaian kasus. Langkah-langkah tersebut sebagai kontribusi PT Pertamina Persero RU III
dalam memberikan manfaat terhadap perusahaan dan publik, sesuai dengan visi perusahaan, yaitu menjadi unit usaha terbaik, tanggung jawab, dan terpercaya. Visi
ini erat kaitannya dengan menjalin hubungan yang harmonis dengan publik sekitar karena publik adalah bagian yang penting untuk menunjang kelangsungan suatu
perusahaan. Terutama adalah saat perusahaan mengalami suatu krisis dalam mempertahankan citranya dimata masyarakat karena suatu kasus yang berkaitan
dengan produk dan hubungan perusahaan dengan publik secara langsung. Dalam hal inilah seorang PR harus memberikan perannya secara maksimal dalam
menyelesaikan kasus tersebut agar citra perusahaan tetap terjaga.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
3.2 Metode Penelitian