Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan

Universitas Sumatera Utara  COMPETITIVE KOMPETITIF Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.  COSTUMER FOCUS FOKUS PADA PELANGGAN Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.  CAPABLE BERKEMAMPUAN Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.

3.1.1.5 Makna Logo PT Pertamina Persero

Logo dari PT Pertamina Persero memiliki makna sebagai berikut: Gambar 4 Logo PT Pertamina Persero

a. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan

presentasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai Pertamina yang bergerak maju dan progresif. b. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar Pertamina dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana:  Biru: Melambangkan handal, dapat dipercaya, dan dapat dipertanggungjawabkan.  Hijau: Melambangkan sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.  Merah: Melambangkan keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara c. Tulisan PERTAMINA dengan pilihan jenis huruf yang mencerminkan kejelasan dan transparansi serta keberanian dan kesungguhan dalam bertindak sebagai wujud positioning PERTAMINA baru Sumber: Dokumentasi PT Pertamina Persero RU III, 2014 . 3.1.1.6 Bidang Usaha, Produk, dan Jasa Kegiatan usaha Perusahaan menurut Anggaran Dasar terakhir, khususnya berdasarkan Pasal 3, yang telah direvisi berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham PT Pertamina Persero No.01 tanggal 1 Agustus 2012 adalah melakukan usaha di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi. Kegiatan usaha yang dijalankan Pertamina saat ini terbagi atas sektor hulu, sektor gas, energi baru dan terbarukan, sektor pengolahan, dan sektor pemasaran. Selain sektor-sektor utama tersebut, Pertamina juga menjalankan kegiatan usaha lain non-core business seperti jasa konsultan, transportasi, rumah sakit, dan properti. Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Pertamina dapat beroperasi secara mandiri atau melalui pola kerja sama dengan mitra kerja, antara lain Kerja Sama Operasi KSO, Joint Operation Body JOB, Technical Assistance Contract TAC, dan Indonesia ParticipatingPertamina Participating Interest IPPPI.

3.1.1.6.1 Bidang Usaha

Bidang usaha yang dimiliki PT Pertamina Persero, antara lain: 1. Sektor Hulu Sektor hulu Pertamina terdiri dari kegiatan eksplorasi, pengembangan dan produksi minyak dan gas. Kegiatan usaha lainnya pada sektor ini adalah jasa teknologi bidang hulu, jasa pengeboran, pengembangan energi panas bumi dan Gas Metana Batubara GMB serta Shale Gas. 2. Sektor Energi Baru dan Terbarukan Sektor energi baru dan terbarukan Pertamina membawahi kegiatan usaha gas, energi baru dan terbarukan secara terintegrasi dari hulu komersialisasi gas, tidak termasuk eksplorasi dan produksi gas hingga ke hilir. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3. Sektor Pengolahan Pada sektor ini, Pertamina menjalankan kegiatan usaha di dalam dan luar negeri yang antara lain mencakup pengolahan refinery, pengelolaan pabrik petrokimia, kilang liquifaction LNG, regasifikasi LNG, serta pengapalan LNG LNG shipping. Selain itu Pertamina juga mengelola pembangkit listrik panas bumi. Sektor pengolahan, proses produksi Pertamina saat ini didukung oleh RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan RU VII Kasim yang berada di bawah kendali Direktorat Pengolahan Refinery. Sebagai tambahan, Pertamina kini mengoperasikan Unit Kilang LNG Arun Aceh dan Unit Kilang LNG Bontang Kalimantan Timur yang memproduksi antara lain bahan bakar minyak BBM seperti premium, minyak tanah, minyak solar, minyak diesel, minyak bakar dan non BBM seperti pelumas, aspal, Liquefied Petroleum Gas LPG, Musicool, serta Liquefied Natural Gas LNG, Paraxylene, Propylene, Polytam, dan produk lainnya. 4. Sektor Pemasaran Pada bagian hilir, Pertamina melakukan usaha pemasaran, perdagangan dan distribusi berbagai jenis produk seperti bahan bakar minyak BBM, pelumas, gas, produk petrokimia serta produk-produk non-BBM lainnya untuk pasar domestik dan mancanegara.

3.1.1.6.2 Produk dan Jasa yang Dihasilkan

Produk dan jasa yang dihasilkan, antara lain: 1. Bahan Bakar Minyak BBMFuel:  Premium  Kerosene  SolarBiosolarHigh Speed DieselBiodiesel  Minyak DieselIndustrialMarine Diesel Oil  Minyak BakarIndustrialMarine Fuel Oil  MFO380  MGO 2. Bahan Bakar Khusus BBKSpecial Fuel: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara  Pertamax  Pertamax Plus  Pertamina Dex  Pertamax Racing 3. Bahan Bakar PenerbanganAviation Fuel:  Avtur  Avgas  Methanol Mixture 4. Gas  Liquid Petroleum Gas LPG a. LPG 3 Kg b. LPG Bulk c. LPG 6 Kg d. LPG 12 Kg e. LPG 50 Kg f. Ease Gas g. Bright Gas h. Propane Refrigerated  Produk GasGas Product a. Hydrocarbon Aerosol Propellant HAP b. Musicool c. Liquified Gas for Vehicle LGVVi-Gas  Liquified Natural Gas LNG  Compressed Natural Gas CNG  Gas BumiNatural Gas 5. PetrokimiaPetrochemical  BitumenAsphalt  Aromatic Olefin a. Benzene Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara b. Paraxylene c. Polytam d. Propylene e. Sulfur  Special Chemical a. Condensate b. Green Cokes c. Laws d. Minarex e. Paraffinic f. Pertasol g. SBPX h. Oil Base MudSmooth Fluid i. Solphy j. Kimia PertanianChemical for Agriculture k. WaxLilin l. Slack Wax m. Lube Base Oil 3.1.2 Profil Perusahaan PT Pertamina Persero Refinery Unit III Plaju 3.1.2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Pertamina merupakan perusahaan nasional yang menguasai hampir seluruh tempat unit pengolahan minyak bumi di Indonesia, yang memiliki enam unit pengolahan yang tersebar di enam daerah Indonesia, yang salah satunya yaitu Refinery Unit RU III yang berada di Sumatera Selatan. Daerah operasi RU III Plaju meliputi Kilang Plaju dan Kilang Sungai Gerong, dimana diantara Kilang Plaju dengan Kilang Sungai Gerong dipisahkan oleh sebuah sungai yaitu sungai komering. Kilang RU III Plaju dan Sungai Gerong mengolah bahan baku minyak mentah yang berasal dari daerah Sumatera Bagian Selatan dan sebagian lagi dari luar Sumatera Bagian Selatan, dengan produksi kapasitas 145,60 MBSD. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Kilang minyak Plaju yang terletak di sebelah Sungai Musi dan sebelah Barat Sungai Komering dibangun pada tahun 1920 oleh pemerintah Belanda dengan nama Bataafsche Petroleum Maatshappij BPM. Tujuan dari pembangunan adalah untuk mengolah minyak mentah yang berasal dari Prabumulih dan Jambi. Tahun 1957, kilang ini diteruskan pengelolaannya oleh PT. SHELL Indonesia, yaitu perusahaan minyak Inggris dan pada tahun 1965 kilang ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Kapasitas dari kilang Plaju ini adalah sebanyak 100 MBSD. Kilang minyak Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering dibangun oleh perusahaan minyak Amerika ESSO STANVAC pada tahun 1920. Kilang ini baru dibeli oleh PERTAMINA pada tahun 1970, dengan kapasitas produksi 70 MBSD. Kilang Plaju dan Sungai Gerong sering juga disebut Kilang Musi karena lokasinya berada ditepi Sungai Musi, untuk pengembangan Kilang selanjutnya dibangun beberapa unit proses antara lain :  Tahun 1972, dibangun Asphalt blowing Plant dengan kapasitas 45.000 tontahun.  Tahun 1973, dibangun pabrik bahan plastik Polypropyline dengan mengolah gas propylene menjadi biji plastik polytam pellet, dengan kapasitas produksi 20.000 tontahun.  Tahun 1982, dilaksanakan Revamping beberapa unit proses CD II, III dan IV yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi Kilang Musi dan pembangunan HVU kapasitas 54 MBSD.  Tahun 1984, dibangun Proyek Aromatik yang diberi nama Plaju Aromatik Center PAC yang bertujuan memenuhi kebutuhan serat polyester di dalam negeri dengan kapasitas produksi 150.000 tontahun.  Tahun 1985, didirikan Asphalt Drum Filling di Plaju dengan kapasitas produksi 75.000 ton.  Tahun 1985, didirikan Vacuum Distillation Unit VDU di Sungai Gerong dengan kapasitas produksi 48.000 barel per hari. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara  Tahun 1990, diadakannya proyek Debottlenecking Kilang PTA kapasitasnya di tingkatkan menjadi 225.000 tontahun.  Tahun 1993, pembanguan Proyek Kilang Musi II yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Polypropyline menjadi 45.000 tontahun dan Revamping FCCU dari 15 MBSD menjadi 20,5 MBSD. Usaha pengembangan Kilang ini bertujuan untuk meningkatkan produksi tanpa melupakan mutu yang baik. Selain dari pada itu Pertamina Refinery Unit III juga mengadakan Restrukturisasi. Tujuan Restrukturisasi yang dilakukan di Pertamina Refinery Unit III Plaju adalah suatu tindakan proaktif dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi era persaingan global dalam aspek industrialisasi. Hal ini juga untuk merubah budaya kerja sesuai dengan konsep pola usaha Strategi Business Unit SBU. Pola usaha sebelumnya bercirikan Cost Center harus berubah menjadi Profit Center yaitu kembali kepada bisnis inti dengan mengoptimalkan asset-asset yang ada untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Pola usaha strategi Strategi Business Unit SBU ini di Pertamina Refinery Unit III Plaju, mulai diterapkan sejak tanggal 1 Oktober 1998. Dengan adanya program ini dan kerja keras pekerja diharapkan akan diperoleh Value Creation sebesar 94,16 juta dollar Amerika pada tahun pertama. Kini program Restrukturisasi baru berjalan beberapa waktu dan tentu saja hasilnya belum dapat dipetik secara langsung mengingat masih banyak perbaikan- perbaikan secara menyeluruh. 3.1.2.2 Visi dan Misi 3.1.2.2.1 Visi Menjadi Kilang Minyak dan Petrokimia Nasional yang Terkemuka di Asia Pasifik Tahun 2025. 3.1.2.2.2 Misi 1. Mengoperasikan kilang secara aman, handal, efisien, dan ramah lingkungan. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 2. Meningkatkan fleksibilitas pengolahan dan memaksimalkan valuable product. 3. Mengelola Kilang secara profesional berstandar Internasional dengan memenuhi aspek GCG.

3.1.2.3 Tugas dan Fungsi

Tugas dan fungsi Pertamina Refinery Unit III yang merupakan salah satu unit proses produksi dalam jajaran Direktorat Pengolahan Pertamina, yaitu antara lain: memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak dalam negeri sehingga menghasilkan devisa bagi negara. Pertamina Refinery Unit III mengolah minyak mentah crude oil menjadi bahan bakar minyak dan non bahan bakar minyak. Unit bagian proses untuk melaksanakan tugas tersebut adalah sebagai berikut:  Kilang BBM Kilang Musi memproduksi BBM melalui tiga tahapan unit proses, terdiri dari: a. Primary Process Unit Primary Process merupakan tahapan proses pemisahan destilasi tekanan atmosferik untuk pemisahan minyak tanah Crude Oil ataupun destilasi tekanan hampa untuk pemisahan Long Residue yang menghasilkan fraksi-fraksi produk BBM. b. Secondary Process Unit Secondary Process merupakan tahap lanjutan Primary Process dengan teknologi reaksi kimia Catalytic Cracking, Polymerisasi, Alkylasi yang bertujuan untuk mengkonversi feedstock menjadi produk yang bernilai tambah. Kemudian dilanjutkan stabilisasi untuk mendapatkan fraksi-fraksi produk BBM sesuai spesifikasi. c. Treating System and Blending Process Sebelum ke tangki final produk, komponen produk BBM dari Primary dan Secondary Process dilakukan treating terlebih dahulu melalui treating proses technology. Sedang untuk optimalisasi produk BBM, fraksi produk yang sejenis dilakukan blending process. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara  Kilang Petrokimia Selain Kilang BBM, Kilang Musi juga memiliki Kilang Petrokimia. Produk yang dihasilkannya bukan lagi menjadi produk samping dari proses pengolahan minyak bumi, namun telah menjadi core business yang strategi untuk memupuk laba perusahaan. Kilang Petrokimia di Pertamina RU III terdiri dari: a. Kilang Polyproplene PP Kilang Polypropyline menghasilkan Polytam sebagai bahan baku plastik. Produk yang diperoleh di Kilang Petrokimia adalah Polytam Pellet. b. Kilang TAPTA Kilang TAPTA ini menghasilkan tepung Pure Terephtalic Acid tetapi pada tahun 2006 kilang ini stop idle karena harga bahan bakunya lebih mahal daripada harga produk yang dihasilkan oleh kilang ini biaya operasionalnya tinggi. Jadi, untuk menghindari kerugian yang lebih besar maka kilang ini di stop idle hingga saat ini.

3.1.2.4 Produk Kilang Musi

Pertamina melaksanakan tugas dari pemerintah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk Bahan Bakar Minyak dalam negeri sebagai Public Service Obligation PSO, yang terdiri dari Premium, Minyak Tanah dan Solar. Kilang Musi menghasilkan produk BBM tersebut dengan quality control yang ketat sesuai spesifikasi yang ditetapkan Ditjen Migas. Tabel 3.3 Produk BBM PRODUK BAHAN BAKAR MINYAK BBM KEGUNAAN UTAMA Premium PSO Bahan Bakar Mesin Bensin Minyak Tanah PSO Bahan Bakar untuk Rumah Tangga, Industri Solar PSO Bahan Bakar Mesin Diesel Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Industrial Diesel Oil Non PSO Bahan Bakar Diesel untuk Mesin Industri Industrial Fuel Oil Non PSO Minyak Bakar Industri Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju Kilang Musi juga memproduksi BBK yang memiliki nilai tambah yang lebih tinggi untuk meningkatkan margin. Tabel 3.4 Produk BBK PRODUK BAHAN BAKAR KHUSUS BBK KEGUNAAN UTAMA Avgas Bahan Bakar Mesin Pesawat Bermesin Baling-baling Avtur Bahan Bakar Pesawat Bermesin Jet Pertamax Bahan Bakar Mesin Kompresi Tinggi Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju Selain menghasilkan produk BBM dan BBK, Kilang Musi juga menghasilkan produk-produk Non Bahan Bakar Minyak NBBM yang memiliki daya saing dan mendatangkan keuntungan perusahaan. Tabel 3.5 Produk NBBM dan Gas PRODUK NBBM DAN GAS KEGUNAAN UTAMA LPG Bahan Bakar Gas Rumah Tangga dan Industri Solvent SBP-X, LAWS, SGO Bahan Pelarut pada Proses Pembuatan Cat, Tinta, Insektisida, Obat dan lain-lain. Musicool Refrigerant Media Pendingin Ramah Lingkungan Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6 Produk Petrokimia PRODUK PETROKIMIA KEGUNAAN UTAMA Polytam Polypropylene Pertamina Bahan Baku Industri Plastik PTA Purifiied Therephtalyc Acid Bahan Baku Polyster untuk Industri Tekstil Sumber: Booklet PT Pertamina Persero RU III Plaju

3.1.2.5 Struktur Organisasi

Struktur Organisasi merupakan urutan-urutan bagian yang menangani operasional dan masalah yang berkaitan dengan kegiatan kilang yang bertujuan agar masing-masing bagian mengetahui tugas dan wewenang serta tanggung jawab pada bidangnya masing-masing. Namun, penulis melakukan penelitian di bagian Public Relations RU III sehingga penulis hanya menjelaskan stuktur dari Divisi Public Relations RU III saja. Di bawah ini menunjukkan struktur organisasi dari PT Pertamina Persero Refinery Unit III Plaju: Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Gambar 5 Struktur Public Relations PT Pertamina Persero Refinery Unit III Plaju Sumber: Dokumentasi PT Pertamina Persero RU III, 2014.

3.1.2.6 Public Relations PT Pertamina Persero RU III

Seperti yang sudah dijabarkan diatas, PR menjadi fungsi manajemen dari PT Pertamina Persero RU III. Untuk mewujudkan visi, misi, memiliki daya saing dan terus berkembang, PT Pertamina Persero RU III melalui berbagai divisinya GM Refinery Unit III Mahendrata Sudibja General Affairs Manager Erwin Widiarta Section Head Public Relations Makhasin Senior Supervisor Relations Yohana Margaretha Junior Officer Relations Herdiyanti D. L. Junior Officer Data Media Publication Ketie Sasenda Junior Officer CSR Rico Raspati Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara bersama-sama untuk terus bekerja keras baik dalam perbaikan produk, pelayanan, sdm, brand products, brand corporate, dan citra perusahaan. Dalam kegiatan komunikasi yang dilakukan PT Pertamina Persero RU III, PR PT Pertamina Persero RU III melakukan pendekatan dengan semua publik internal maupun eksternal agar bisa mengenal lebih jauh dan memiliki persepsi yang sama atas profesi masing-masing serta dapat berkomunikasi dua arah yang bersifat mutualisme. PR merupakan fungsi manajemen yang merencanakan program-program yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian dan penerimaan publik. Fungsi PR tersebut memiliki tugas mengevaluasi sikap publik, mengidentifikasi kebijaksanaan- kebijaksanaan dan prosedur-prosedur seorang individu atau organisasi berdasarkan keinginan publik, dan serta membuat program-program yang ditujukan kepada publik agar dapat membina hubungan yang baik dengan publiknya. Publik PR sendiri di bagi menjadi dua bagian, yaitu internal dan eksternal. Publik pada bagian internal merupakan anggota yang berada dalam satu organisasi itu sendiri, seperti karyawan, pemegang saham, yang merupakan bagian-bagian dalam organisasi. Sedangkan publik eksternal merupakan pihak-pihak yang berada di luar organisasi yang berkepentingan bagi organisasiperusahaan yaitu pers Press Public, pemerintahan Government Public, masyarakat sekitar Community Public, rekananpemasok Supplier Public, pelanggan Costumer Public, konsumen Consumer Public, bidang pendidikan Educational Public, dan umum General Public. Seperti dalam PT Pertamina, divisi External Communication memiliki publik eksternalnya sendiri yaitu publik pemerintahan yang terdiri dari eksekutif, legislatif dan yudikatif, publik NGO non government organization, serta publik internasional. Divisi Public Relations ini dibagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian Relations, bagian Data Media Publication, dan bagian Corporate Social Responsibility CSR. Ketiga bagian dari divisi ini mempunyai peran-peran yang sangat penting bagi perusahaan. Dimana kita tahu bahwa citra perusahaan bergantung pada Divisi Public Relations. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara PR mempunyai keterlibatan penuh untuk memperkuat komunikasi dengan kalangan eksternal dan internal suatu instansi baik pemerintahan maupun swasta. Begitu pula dengan PR PT Pertamina RU III, mereka harus selalu dilibatkan dalam segala hal yang berhubungan dengan menjaga reputasi perusahaan dimata khalayak internal pada umumnya, dan eksternal pada khususnya, disesuaikan dengan ruang lingkup pekerjaan dan tanggung jawab beliau sebagai praktisi PR. Peranan PR PT Pertamina Persero RU III, adalah: 1. Sebagai Penasehat Ahli Expert Prescriber PR PT Pertamina membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah yang berhubungan dengan public. Misalnya, dalam kasus ledakan elpiji, PR PT Pertamina Persero BBM bekerja sama dengan divisi Gas Domestik untuk menyelesaikan kasus ledakan gas elpiji yang terjadi. 2. Fasilitator Komunikasi Communication Fasilitator PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu medengar apa yang menjadi keinginan dan harapan publik. Biasanya dilakukan melalui kontak Pertamina maupun surat dari publik. 3. Fasilitator Pemecah Masalah Problem Solving Process Fasilitator PR bertindak sebagai membantu proses pemecahan masalah. Mulai dari ide sampai pada proses pelaksanaan penyelesaian kasus. Langkah-langkah tersebut sebagai kontribusi PT Pertamina Persero RU III dalam memberikan manfaat terhadap perusahaan dan publik, sesuai dengan visi perusahaan, yaitu menjadi unit usaha terbaik, tanggung jawab, dan terpercaya. Visi ini erat kaitannya dengan menjalin hubungan yang harmonis dengan publik sekitar karena publik adalah bagian yang penting untuk menunjang kelangsungan suatu perusahaan. Terutama adalah saat perusahaan mengalami suatu krisis dalam mempertahankan citranya dimata masyarakat karena suatu kasus yang berkaitan dengan produk dan hubungan perusahaan dengan publik secara langsung. Dalam hal inilah seorang PR harus memberikan perannya secara maksimal dalam menyelesaikan kasus tersebut agar citra perusahaan tetap terjaga. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

3.2 Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Media Internal Perusahaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Majalah MINAT Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan di Kantor Pusat PT Perkebuan Nusantara IV)

9 138 104

Internal Public Relations Dan Citra Perusahaan

5 92 127

Blackberry Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Blackberry Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan)

1 46 100

Media Internal Public Relations dan Produktivitas Kerja (Studi Korelasional antara Media Intranet sebagai Media Internal Public Relations dengan Produktivitas Kerja Karyawan di Kantor PT. Telkom Divre I Sumatra)

0 37 159

Public Relations Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada Grand Swiss Bell Hotel Medan)

33 247 127

Peranan Internal Public Relations Dan Motivasi Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Internal Public Relations dalam Meningkatkan Motivasi Karyawan PT. BTN Medan)

1 69 115

Internal Public Relations Dan Motivasi Kerja Karyawan (Studi Korelasional Tentang Peranan Kegiatan Internal Public Relations Dengan Motivasi Kerja Karyawan Pada HO PT. Wilmar Group Medan)

7 65 92

Media Online Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Media Online www.medan.tribunnews.Com Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

8 70 106

Media Internal Perusahaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Majalah MINAT Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan di Kantor Pusat PT Perkebuan Nusantara IV)

0 0 25

BAB I PENDAHULUAN - Media Internal Perusahaan Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Majalah MINAT Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Karyawan di Kantor Pusat PT Perkebuan Nusantara IV)

0 0 6