71 1 Meminta datainformasi yang diperlukan untuk pembuatan laporankepada
semua fungsisub fungsi yang ada di Kanca.
4.1.3.6 FUNGSI RUMAH TANGGA DAN KESEKRETARIATAN
a. Kepala Seksi Rumah Tangga
Tanggung Jawab dan Tugas : 1 Memastikan bahwa tugas-tugas di bidang personalia, logistik,
kesekretariatan dan keamanan di Kanca telah dilaksanakan secara efektif dan efisien dan sesuai ketentuan yang berlaku.
Wewenang : 2 Memeriksamengesahkan Checkersigne atas setiap transaksi keuangan
yang berkaitan dengan bidang rumah tangga dan kesekretariatan
b. Sekretaris
Tanggung Jawab dan Tugas : 1 Mengangendakan surat keluar dan surat masuk dengan tertib sesuai
ketentuan yang berlaku. 2 Mengantur lalulintas pembicaraan melalui telepon.
3 Mendistribusikan semua surat masuk kepada Pejabat yang berwenang di Kanca.
4 Menyiapkan surat keluar untuk diserahkan kepada Petugas Ekspedisi. 5 Mengatur agenda kerja Pinca.
6 Melayani tamu-tanu yang akan bertemu Pinca. 7 Mengirim suratberita penting lainnya melalui telexfac atas perintah
Pinca.
72 8 Menyiapkan konsep dan mengetik syrat sesuai perintah Pinca.
9 Menindak lanjuti semua temuan audit, baik dari itern maupun ekstern BRI.
c. Petugas Personalia
Tanggung jawab dan tugas : 1 Memelihara dan mengerjakan gaji pegawai, biaya pengobatan, pegawai
dan hak-hak pegawai lainnya dengan benar sesuai dengan ketentuan kepegawaian yang berlaku.
2 Memelihara dan mengerjakan file kepegawaian secara tertib. 3 Memelihara kerjakan absensi pegawai.
d. Petugas Logistik
Tanggung jawab dan tugas : 1 Memelihara kebutuhan logistik kepada pegawai sesuai kebutuhan.
2 Mengadministrasiakn semua Aktiva Tetap Kanca dengan tertib dan benar.
4.1.3.7 FUNGSI INTERNAL CONTROL
Tanggung Jawab dan Tugas : 1 Memastikan bahwa semua kegiatan operasional di Kanca bidang kredit,
dana, jasa telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur operasional dan dapat mengamankan aset BRI.
2 Memastikan bahwa kegiatan perkreditan telah dilaksanakan sesuai dengan KUP BRIKKP.
73 3 Membantu Pinca dalam melaksanakan waskat di Kantor Cabang, agar
resiko kerugian yang lebuh besar dapat dicegah lebih dini. Wewenang :
1 Meminta informasi, dokumen kredit dan non kredit, bukti pembukuan kepada semua fungsi di Kanca untuk kepentingan pelaksanan
pengawasan. 2 Memberikan rekomendasi jalan keluar kepada Pinca atas setiap kasus
yang terjadi di Kanca, baik menyangkut bidang perkreditan maupun operasional.
4.1.4 Jenis Usaha Kegiatan
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero, Tbk Kantor Unitdi Kota Kabanjahemerupakan perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, khususnya
yang melayani pemberian modal. Peranan BRI dalam melayani pemberian modal, lebih memprioritaskan kepada pengusaha kecil. Pengusaha kecil disini adalah
ushawanwiraswasta yang mempunyai modal kecil, tenaga kerja sedikit, peralatan yang digunakan sederhana serta memiliki prospek yang dapat dikembangkan.
Untuk mencapai maksud dan tujuan, PT. Bank Rakyat Indonesia Persero,Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe mempunyai kegiatanjasa bank sebagai berikut:
1 Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek,
asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang.
74 2 Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang
ditetapkan oleh yang berwenang. 3 Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga. 4 Pengembangan Fasilitas ATM dan Credit Card Sebagai salah satu outlet
favorit saat ini maupun di masa-masa mendatang, BRI terus menerus menyempurnakan dan melengkapi pelayanan ATM demi kepuasan nasabah.
5 Dengan mengimplementasikan sistem pelayanan transaksi nasabah yang baru, BRI telah memberikan ekstra pelayanan secara real-time on-line kepada
nasabah. Antara lain; penyetoran dan penarikan simpanan nasabah di seluruh unit kerja BRI giro, deposito, tabungan, penyetoran angsuran pinjaman di
seluruh unit kerja BRI, dan pengiriman uang baik rupiah maupun valas.
4.1.5 Kinerja Usaha Terkini
PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk, mengumumkan pencapaian kinerja keuangan semester I tahun 2015. Di tengah pertumbuhan perekonomian
domestik yang sedang melambat serta tekanan ekonomi global, BRI mencatat
75 perolehan total income atau total pendapatan sebesar Rp 46,2 triliun, tumbuh
sebesar 19,5 yoy, dengan laba bersih sebesar Rp 11,8 triliun.Perolehan total pendapatan tersebut didukung oleh meningkatnya interest income atau pendapatan
bunga yang mencapai Rp 39,9 triliun atau tumbuh 18,4 dibanding Semester I tahun 2014, di mana komponen pendapatan bunga memberikan kontribusi
sebanyak 86,4 dari total pendapatan yang diraih BRI. Sedangkan sumber pendapatan lainnya berasal dari pendapatan non bunga yang mencapai Rp 5,6
triliun atau tumbuh sebesar 46,9 dari periode yang sama sebelumnya. Adapun kenaikan pendapatan non bunga BRI tersebut didominasi oleh peningkatan fee
base income yang tumbuh sebesar 32,4 yoy menjadi Rp 3,5 triliun, dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada transaksi e-banking yang tumbuh sebesar
80,4 menjadi Rp 778,1 miliar secara year on year. Pertumbuhan total asset BRI yang didominasi oleh asset produktif juga
turut memberikan pengaruh positif pada raihan total pendapatan dan laba bersih BRI, yakni dari Rp 621,9 triliun pada Semester I Tahun 2014, menjadi Rp 747,7
triliun pada Semester I Tahun 2015 atau meningkat 20,2 yoy. Sementara itu, total kredit yang sudah disalurkan oleh Bank BRI hingga
akhir Juni 2015 mencapai Rp 503,6 triliun, tumbuh 9,7 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kredit di segmen mikro mencatat pertumbuhan sebesar
15,0 yoy menjadi Rp 165,8 triliun, sedangkan kredit di segmen ritel tumbuh 11,8 yoy menjadi Rp 187,3 triliun. Adapun kredit di segmen menengah turun
tipis 2,9 yoy menjadi Rp 18,9 triliun, dan kredit korporasi naik 2,8 yoy menjadi Rp 131,5 triliun, dimana kredit korporasi tersebut mayoritas disalurkan
76 ke Badan-Badan Usaha Milik Negara BUMN lainnya. Terkait kualitas kredit,
pertumbuhan kredit sepanjang Semester I tahun 2015 tersebut tetap diimbangi dengan rasio kredit bermasalah NPL yang terjaga, di mana NPL netto tercatat
sebesar 0,6 dan NPL gross sebesar 2,3. Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga DPK, BRI juga mencatat
pertumbuhan sebesar 17,3 yoy, yakni dari Rp 488,4 triliun di Semester I tahun 2014 menjadi Rp 573,1 triliun di Semester I tahun 2015. Dari total DPK tersebut,
meski deposito mengalami pertumbuhan lebih cepat yaitu tumbuh 26,0 yoy atau menjadi Rp 262,9 triliun, namun jumlah simpanan dalam bentuk Current Account
Saving Account CASA atau dana murah seperti Giro dan Tabungan masih mendominasi DPK Bank BRI atau mencapai 54,1 dari total DPK Bank BRI,
dengan pertumbuhan tercatat sebesar 10,8 yoy atau menjadi Rp 310,2 triliun. Tak hanya itu, tingkat likuiditas terjaga dengan rasio loan to deposit ratio LDR
yang berada pada level 87,8, dan pertumbuhan ekuitas BRI sebesar 20,1, yakni dari Rp 84,5 triliun pada Semester I Tahun 2014 menjadi Rp 101,6 triliun
pada Semester I Tahun 2015, sehingga mendorong penguatan CAR yang mencapai 20,4. Penguatan CAR tersebut menjadikan Bank BRI memiliki
landasan yang kuat untuk tumbuh secara berkelanjutan di masa yang akan datang.
4.1.6 Rencana Kegiatan
Rencana kegiatan PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe yaitu :
1 Implementasi Teknologi Informasi BRI mengerti benar pengaruh teknologi informasi terhadap bisnis dan pelanggan dalam era informasi yang sarat
77 dengan perubahan yang cepat. Oleh karena itu, BRI bertekad memberikan
pelayanan terbaik kepada nasabah dengan dukungan teknologi yang up to date. Semua itu direncanakan secara hati-hati dan matang melalui IT-Plan
BRI. 2 Melaksanakan manajemen SDM berbasis kompetensi dalam hal penetapan
posisi SDM, penilaian kerja pegawai serta pendidikan dan latihan. 3 Dalam memenuhi tuntutan nasabah, menjamin fleksibilitas
pelayanannasabah dan sekaligus menekan biaya operasional, BRI secara intensif mengembangkan e-Outlet berupa ATM, Phone Banking, Point Of
Sales, Internet Banking dan Mobile Banking.
4.2 Karakteristik Responden
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian 70tenaga kerja terdidik yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe yang
menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang jeniskelamin responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin
Jumlah orang Persentase
1 Laki-laki
31 44,3
2
Perempuan 39
55,7
Jumlah 70
100
Sumber:Hasil Olahan 2015
78 Berdasarkan tabel 1.2, diketahui bahwa dari 70 responden terdapat 44,3
atau 31 responden yang berjenis kelamin Pria, sedangkan 55,7 atau 39responden yang berjenis kelamin wanita.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan hasil penelitian 70 tenaga kerja terdidik yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe yang
menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang usia responden yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
No Umur Tahun
Jumlah Responden
orang Persentase
1 21-30
52 74,3
2 31-40
13 18,6
3 41-50
3 4,2
4 50
2 2,9
Jumlah 70
100
Sumber : Hasil Olahan 2015
Berdasarkan tabel 1.3, diketahui dari 70 responden terlihat bahwa 52 responden berusia antara 21-30 tahun, 13 responden berusia antara 31-40 tahun, 3
responden berusia antara 41-50 tahun dan 2 responden berusia lebih dari 50 tahun.
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian 70 tenaga kerja terdidik yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe yang
menjadi sampel penelitian, maka diperoleh data tentang pendidikan responden yang dapat dilihat pada tabel berikut:
79
Tabel 1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan
Jumlah Resonden Orang
Persentase 1
SMA 8
11,4
2 D3
19 27,1
3 S1
43 61,4
Jumlah 70
100
Sumber : Hasil Olahan 2015
Berdasarkan tabel 1.4, diketahui dari 70 responden terlihat bahwa 8 responden berpendidikan SMA, 19 responden berpendidikan D3, dan 43 reponden
berpendidikan S1.
4.3 Hasil Pengolahan Data
4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas
Nilai r tabel dengan ketentuan N = 70 dan tingkat signifikansi sebesar 5, maka angka yang diperoleh = 0.235. Tabel 1.5 merupakan hasil pengolahan dari
survei yang telah dilakukan kepada 70 responden tenaga kerja terdidik di PT. Bank Rakyat Indonesia Persero,Tbk Kantor Unit di Kota Kabanjahe.
Tabel 1.5 Uji Validitas
No. Pernyataan
r
hitung
r
tabel
Keterangan
1 P1
0,495 0,235
Valid 2
P2 0,556
0,235 Valid
3 P3
0,545 0,235
Valid 4
P4 0,381
0,235 Valid
5 P5
0,332 0,235
Valid
Sumber : Hasil Olahan 2015
Tabel 1.5 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r hitung r tabel. Tabel di atas menunjukkan bahwa instrument untuk semua
80 variabel dalam penelitian adalah valid, sehingga dapat digunakan sebagai alat
untuk pengumpulan data. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.
Tab el 1.6 Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items
0,696 5
Sumber : Hasil Olahan 2015
Berdasarkan tabel 1.6 pada 5 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5 diketahui bahwa koefisien alpha Cronbachs Alpha adalah sebesar 0,696, ini
berarti 0,696 0,60 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai
instrumen penelitian.
4.3.2 Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangguresidual memiliki distribusi normal. Model regresi
yang baik bila memiliki distribusi normal atau mendekati normal, jikaasumsi ini dilanggar maka uji satistik ini dikatakan tidak valid.Pengujian normalitas
dilakukan dengan menggunakan P-P Plot. Pola P-PPlot yang mendekati garis diagonal menunjukkan adanya penyebaran datayang mendekati normal. Hasil
pengujian normalitas ini dapat dilihat pada gambar berikut ini.
81
Gambar 2.4 Hasil Uji Normalitas
Gambar tersebut menunjukkan bahwa titik-titik residual model regresi sudah berdistribusi normal karena titik-titik tersebut yang menyebar di sekitar
garis diagonal. Dengan demikian syarat kenormalan sebagai pengujian statistik menggunakan regresi dapat terpenuhi.
2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linearada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada t-1 sebelumnya. Metode pengujian yang sering digunakan adalah dengan uji Durbin-Watson dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari 4-dL maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.
b. Jika d terletak antara dU dan 4-dU, maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
82 c. Jika d terletak antar dL dan dU atau diantara 4-dU dan 4-dL, maka tidak
menghasilkan kesimpulan yang pasti.
Tabel 1.7 Hasil Uji Autokorelasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-
Watson R Square
Change df1 df2
Sig. F Change
1 .136
a
.018 -.026
2.317 .018 .412
3 66 .745
2.086 a. Predictors: Constant, Sikap, Keterampilan, Pendidikan
b. Dependent Variable: Prestasi Kerja
Berdasarkan output diatas, diketahui nilai DW = 2,086, selanjutnya nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel signifikan 5, jumlah sampel N=70
dan jumlah variabel independen 3 K=3= 2,12 maka diperoleh du=1,7028 .
Nilai DW=2,086 lebih besar dari batas atas du yakni 1,7028dan kurang dari 4-du 4-
1,7028= 2,297 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.
3. Uji Multikoleniaritas
Menurut Rahayu 2004 umumnya multikoleniaritas dapat diketahui dari nilai dari Variance Inflation Factor VIF atau tolerancevalue. Batas tolerance
value adalah 10. Apabila hasil analisis menunjukkan nilai VIF dibawah nilai 10 dan tolerance value diatas nilai 0,10 maka tidak terjadi multikoleniaritas sehingga
model reliable sebagai dasar analisis.
83
Tabel 1.8 Hasil Uji Multikoleniaritas
Variabel Tolerance
VIF Tingkat Pendidikan
0,934 1,071
Keterampilan 0,961
1,041 Sikap Kerja
0,971 1,030
Sumber : Data Primer, diolah,2015 Hasil pengujian dalam tabel 1.8 menunjukkan bahwa semua variabel yang
digunakan sebagai prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya berada di bawah 10 dan nilai tolerance semua variabel
berada diatas 0,10. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikolinieritas, yang berarti
bahwa semuavariabel tersebut dapat digunakan sebagai variabel yang salingindependen.
4. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lain. Uji heteroskedastisitas yang dilakukan adalah uji Glejser dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen
84
Tabel 1.9 Uji Heterokedastisitas
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta
1 Constant
16.182 3.970
4.076 .000 Pendidikan
.057 .229
.031 .249 .804
Keterampilan .305
.318 .119
.960 .340 Sikap
.101 .251
.050 .403 .688
a. Dependent Variable: Y
Berdasarkan hasil estimasi yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan X1 sebesar 0,804 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada
variabel pendidikan. Keterampilan X2 sebesar 0,340 artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel keterampilan. Variabel sikap X3 sebesar 0,688
artinya tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel sikap.
4.3.3 Distribusi Jawaban Responden TerhadapVariabel Prestasi Kerja Y Tabel 2.0
Tanggapan Responden tentang Prestasi Kerja Y
No Atribut Kinerja
JumlahOrang Persentase
1. Saya mampu menyelesaikan lebih dari satu tugas dalam sehari.
Sangat Setuju 7
10,0 Setuju
51 72,9
Netral 12
17,1 Tidak Setuju
- -
Sangat Tidak Setuju -
- 2.
Saya mampu mencapai hasil kerja yang maksimal di perusahaan ini. Sangat Setuju
8 11,4
Setuju 44
62,9 Netral
18 25,7
Tidak Setuju -
- Sangat Tidak Setuju
- -
3. Saya mampu menyelesaikan setiap masalah dalam pekerjaan saya.
Sangat Setuju 6
8,6 Setuju
42 60,0
85 Netral
20 28,6
Tidak Setuju 2
2,9 Sangat Tidak Setuju
- -
4. Pekerjaan yang saya kerjakan, selalu selesai sesuai dengan tepat waktu
dan tepat sasaran. Sangat Setuju
8 11,4
Setuju 31
44,3 Netral
27 38,6
Tidak Setuju 4
5,7 Sangat Tidak Setuju
- -
5. Saya menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan dalam sehari
tanpa menundanya esok hari. Sangat Setuju
13 18,6
Setuju 41
58,6 Netral
16 22,9
Tidak Setuju -
- Sangat Tidak Setuju
- -
Sumber : data Primer, diolah, 2015
Dari pertanyaan yang terkait terhadap variabel prestasi kerja tenaga kerja terdidik Y dapat ditarik kesimpulan :
a. Pernyataan tentang “saya mampu menyelesaikan lebih dari satu tugas dalamsehari”. Terdapat 7 responden 10 menjawab sangat setuju,
51responden 72,9 menjawab setuju, 12 responden 17,1 menjawab netral, dantidak ada responden 0 menjawab tidak setuju dan sangat tidak
setuju. b. Pernyataan tentang “saya mampu mencapai hasil kerja yang maksimal
diperusahaan ini”. Terdapat 8 responden 11,4 menjawab sangat setuju, 44responden 62,9 menjawab setuju, 18 responden 25,7 menjawab
netral, dantidak ada responden 0 menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju.
86 c. Pernyataan tentang “saya mampu menyelesaikan setiap masalah
dalampekerjaan saya”. Terdapat 6 responden 8,6 menjawab sangat setuju, 42responden 60 menjawab setuju, 20 responden 28,6 menjawab
netral,2responden 2,9 menjawab tidak setuju dan tidak ada responden 0 menjawab sangat tidak setuju.
d. Pernyataan tentang “Pekerjaan yang saya kerjakan, selalu selesai sesuaidengan tepat waktu dan tepat sasaran. Terdapat 8 responden 11,4menjawab sangat
setuju, 31 responden 44,3 menjawab setuju, 27 responden38,6 menjawab netral, 4 responden 5,7 menjawab tidaksetuju dan tidak ada
responden 0 menjawab sangat tidak setuju. e. Pernyataan tentang “saya menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan
dalam sehari tanpa menundanya esok hari”. Terdapat 13 responden 18,6 menjawab sangat setuju, 41 responden 58,6 menjawab setuju, 16
responden 22,9 menjawab netral, dan tidak ada responden 0 menjawabtidak setuju dan sangat tidak setuju.
4.4 Analisis Linier Berganda
Analisis linier berganda dilakukan dengan bantuan SPSS dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas tingkat pendidikan,
keterampilan kerja dan sikap terhadap variabel terikat yaitu prestasi kerja tenaga kerja terdidik Y.
87
Tabel 2.1 Analisis Linier Berganda
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients T
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
16.182 3.970
4.076 .000 Pendidikan
.057 .229
.031 .249 .804
.934 1.071 Keterampilan
.305 .318
.119 .960 .340
.961 1.041 Sikap
.101 .251
.050 .403 .688
.971 1.030 a. Dependent Variable: Prestasi Kerja
Sumber : Hasil Olahan 2015
Berdasarkan Tabel 2.1 maka persamaan analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah:
Y = 16,182 + 0,057 X
1
+ 0,305 X
2
+ 0,101 X
3
Berdasarkan persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : a. Konstanta a= 16,182ini menunjukkan harga constant, dimana jika
variabel tingkat pendidikan X
1
, keterampilan kerja X
2
dan sikap X
3
= 0, maka prestasi kerja tenaga kerja terdidik
akan bernilai positifmengalami peningkatan sebesar 16,182.
b. Koefisien X
1
b
1
= 0,057ini berarti bahwa variabel tingkat pendidikan X
1
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga kerja terdidik, atau dengan kata lain jika tingkat pendidikanX
1
ditingkatkan sebesar satu- satuan, maka prestasi kerja tenaga kerja terdidik akan bertambah sebesar
88 0,057. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara
variabel tingkat pendidikan dengan prestasi kerja tenaga kerja terdidik, semakin meningkat tingkat pendidikan akan semakin meningkat pula
prestasi kerja tenaga kerja terdidik. c. Koefisien X
2
b
2
= 0,305ini berarti bahwa variabel keterampilan kerja X
2
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga kerja terdidik, atau dengan kata lain jika keterampilan kerja X
2
ditingkatkan sebesar satu- satuan, maka prestasi kerja tenaga kerja terdidik akan bertambah sebesar
0,305. Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel keterampilan kerja dengan prestasi kerja tenaga kerja terdidik,
semakin tinggi tingkat keterampilan kerja maka akan semakin meningkat pula prestasi kerja tenaga kerja terdidik.
d. Koefisien X
3
b
3
= 0,101 ini berarti bahwa variabel sikap X
3
berpengaruh positif terhadap prestasi kerja tenaga kerja terdidik, atau dengan kata lain jika variabel sikap X
3
ditingkatkan sebesar satu-satuan, maka prestasi kerja tenaga kerja terdidik akan bertambah sebesar 0,101.
Koefesien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara variabel sikap dengan prestasi kerja tenaga kerja terdidik, semakin tinggi sikap
dalam bekerja maka akan semakin meningkat pula prestasi kerja tenaga kerja terdidik.
Hasil analisis regresi di atas menunjukkan bahwajika variabel tingkat pendidikan X
1
, keterampilan kerja X
2
dan sikap X
3
memiliki hubungan yang positif terhadap prestasi kerja tenaga kerja terdidik.
89
4.5 Uji Hipotesis