Media Iklan PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

6 Media massa biasanya menjadi perhatian utama untuk digunakan sebagai media iklan, walaupun tidak menutup kemungkinan digunakannya media lain sebagai penunjang atau pelengkap iklan di media massa. Jangkauan media massa lebih luas dan lebih berkembang ke arah spesialis khalayak. Dengan demikian pengiklan lebih mudah merencanakan dan mengoptimalkan penggunaan media massa Susilo, 1993. Jenis media utama berdasarkan urutan volume periklanan adalah surat kabar, televisi, surat langsung brosur, radio, majalah dan media luar ruangan. Masing-masing jenis media tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan tertentu. Pilihan ditentukan berdasarkan beberapa pertimbangan seperti kebiasaan media, audiens sasaran, produk, pesan dan biaya Kolter dan Amstrong, 1996.

2.4. Klaim Iklan

Klaim adalah pernyataan mengenai kelebihan relatif suatu poduk dibandingkan pesaingnya. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan, pernyataan klaim manfaat kesehatan adalah pernyataan bahwa produk pangan tertentu mengandung zat gizi dan atau zat non-gizi tertentu yang bermanfaat jika dikonsumsi atau tidak boleh bagi kelompok tertentu, misalnya untuk anak-anak berusia di bawah lima tahun, kelompok usia lanjut, ibu hamil, dan menyusui, dan sebagainya. Klaim dapat menjadi sumber informasi bagi konsumen dalam menentukan pilihan. Studi oleh Berney-Reddish dan Areni 2006 menunjukkan bahwa pengaruh adanya klaim pada produk berbeda antara pria dan wanita, dimana wanita cenderung untuk lebih menerima perbedaan klaim dalam iklan jika dibandingkan pria. Hal tersebut dapat diakibatkan oleh ambang pengolahan informasi wanita yang lebih rendah dan wanita lebih sensitif terhadap penggunaan kalimat dalam pesan. Hal ini lebih ditegaskan oleh Tias 2005 yang menyatakan bahwa sebanyak 82 pengambil keputusan pembelian susu formula adalah ibu wanita. Iklan produk pangan merupakan salah satu jenis iklan yang sering menggunakan klaim yang dapat menipu konsumen. Suryani 2001 melalukan penelitian tentang pelabelan dan analisis klaim gizi produk pangan berdasarkan 7 pada kesesuaiannya dengan Nutrition Labelling of Singapore serta Keputusan Dirjen POM No. 0202664BSKVIII1991 tentang Persyaratan Mutu Pengganti ASI. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat 16 dari produk yang diteliti memiliki klaim gizi yang tidak benar. Dengan semakin ketatnya persaingan antar produsen, berbagai cara dilakukan termasuk pencantuman klaim yang dapat mengelabui konsumen. Iklan sering dijadikan media klaim atas sesuatu tanpa bukti. Ada empat jenis klaim yang digunakan untuk mengelabui konsumen, yaitu 1 Klaim yang tampak objektif; seperti klaim tentang kandungan gizi tertentu dalam suatu produk pangan yang harus dibuktikan melalui pengujian atau dibandingkan dengan standar yang telah ada; 2 Klaim yang subjektif, seperti klaim yang menampilkan persepsi individu kesukaan, pilihan, kepercayaan yang mungkin menghasilkan tafsiran berbeda antar individu, klaim seperti ini sukar dibuktikan; 3 Klaim yang mendua, yaitu suatu klaim yang menampilkan dua sisi pesan yang bersifat pro dan kontra sebagian benar dan sebagian salah; dan 4 Tidak mempunyai dasar, yaitu tidak didukung oleh logika sehingga klaim yang dibuat hanya ditujukan untuk kepentingan promosi yang lebih mengutamakan segi persuasi dibanding segi informasinya Sumarwan, 2006. Menurut Sumarwan, 2006, berdasarkan pada kebenaran informasi atau klaimnya, iklan dapat dibagi menjadi 1 Literal truth atau kebenaran sesungguhnya, yaitu klaim produk yang didukung oleh fakta secara objektif, 2 True Impression advertising, yaitu iklan yang memberikan informasi yang benar namun dapat menimbulkan kesan yang keliru di benak konsumen, 3 Discernible exaggregation, yaitu iklan yang berlebihan atau tidak didukung oleh fakta, 4 False impression advertising, yaitu iklan yang secara sengaja atau tidak sengaja menciptakan salah impresi kesan di benak konsumen.

2.5. Peraturan-peraturan yang terkait dengan pelanggaran Iklan Pangan

Tinjauan pustaka terhadap peraturan perundang-undangan berikut dibagi berdasarkan kategori pelanggaran, yaitu 1 iklan yang mencantumkan keterangan tidak benar dan menyesatkan berhubungan dengan gizi, manfaat kesehatan dan keamanan pangan, 2 iklan yang memberikan keterangan tidak benar dan