Euclidean Distance Analisis Tipologi Wilayah

43 Sumber: BPS 2001-2011, diolah Gambar 4.3. Rata-rata Pertumbuhan PDRB Sektoral di Tujuh Region ADHK 2000, 2000-2010

4.2.2. Kontribusi dan Daya Saing Sektor-sektor Ekonomi

Jika dilihat dari kontribusi sektoral selama 2000-2010, peranan kontribusi sektor perdagangan dan jasa yang merupakan sektor tersier telah mendominasi struktur perekonomian region Jawa-Bali Gambar 4.4, Sumatera Gambar 4.5.a, Kalimantan Gambar 4.5.b, dan Maluku Gambar 4.7.a, dengan pangsa mencapai 18,85 persen hingga 49,07 persen. Sementara itu, sektor pertanian yang merupakan sektor primer masih memberikan kontribusi paling besar terhadap perekonomian region Nusa Tenggara Gambar 4.6.a, Sulawesi Gambar 4.6.b, dan Papua Gambar 4.6.b dengan pangsa 16,42 persen hingga 35,38 persen. Sektor industri manufaktur memberikan kontribusi cukup besar bagi region Jawa- Bali Gambar 4.4, dan Sumatera Gambar 4.5.a pangsa 15,49 hingga 29,19 , namun kontribusinya masih paling kecil 2,97 hingga 10,99 bagi perekonomian lima region lainnya dibandingkan sektor pertanian dan sektor perdagangan dan jasa. Besarnya kontribusi sektor primer dan sektor tersier termasuk sektor sekunder dalam perekonomian suatu wilayah dapat dijadikan salah satu indikator tingkat perkembangan wilayah. Wilayah dengan struktur perekonomian masih didominasi oleh sektor primer pertanian mengindikasikan bahwa wilayah tersebut masih relatif tertinggal. Sebaliknya, wilayah dengan struktur perekonomian telah didominasi oleh sektor tersier, termasuk sektor sekunder perdagangan dan jasa dan industri manufaktur merupakan wilayah yang relatif lebih maju. Hal ini selaras menurut Murty 2000, bahwa aktivitas sektor sekunder dan sektor tersier seperti industri, perdagangan, perbankan, dan asuransi yang memberikan nilai tambah lebih besar, cenderung terkonsentrasi di wilayah yang relatif lebih maju, biasanya juga memiliki infrastruktur wilayah relatif lebih baik dan jumlah penduduk yang besar sebagai potensi demand konsep ekonomi aglomerasi. Hal ini karena pengembangan aktivitas sektor ekonomi tersebut memerlukan dukungan ketersedian infrastruktur wilayah yang memadai dan demand yang besar untuk mencapai skala ekonomis economies of scale yang efisien dan menguntungkan, termasuk dukungan SDM yang berkualitas, teknologi, dan inovasi. Khususnya region Jawa-Bali dan Sumatera, selain Sumatera Jawa-Bali Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku Papua Pertanian 4,38 2,83 2,74 3,57 4,38 3,54 4,65 Pertambangan Penggalian -0,75 1,66 5,91 5,10 5,39 2,77 0,58 Industri Ekstraktif -6,11 4,28 -1,95 46,76 Industri Manufaktur 5,28 4,51 6,00 1,67 5,80 2,61 5,59 LGA dan Bangunan 7,17 5,91 5,03 7,39 8,27 6,38 11,55 Perdagangan Jasa 7,16 6,64 6,51 6,60 8,64 6,03 10,59 Jasa Pemerintahan Umum 6,16 4,10 6,39 7,17 5,68 4,61 10,47 -10,00 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 P e rt u m b u h a n