10 Terdapat empat faktor yang menyebabkan negara masuk dalam jebakan
pendapatan menengah, yaitu: i rasio investasi rendah; ii pertumbuhan sektor manufaktur lambat; iii diversifikasi industri terbatas; dan iv kondisi pasar kerja
yang buruk. Selanjutnya, Chief Economist Asian Development Bank ADB, Changyong Rhee dalam konferensi pers peluncuran buku Diagnosing the
Indonesian Economy: Toward Inclusive and Green Growth di Jakarta, Senin 26 Maret 2013, mengatakan bahwa Indonesia harus melakukan transformasi
struktural untuk mencapai sukses menjadi negara berpendapatan tinggi. Salah satu upaya yang harus dilakukan adalah mengurangi ketimpangan ekonomi antar
pulau
1
.
2.3.3. Perubahan Struktural dan Pertumbuhan yang Berkualitas
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses terjadinya peningkatan pendapatan total dan pendapatan per kapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari pertumbuhan ekonomi economic growth, pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan
ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi di negara-negara berkembang,
seperti Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan, seperti masih tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan, ketimpangan struktural, dan
terjadinya degradasi sumberdaya alam dan lingkungan. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di Indonesia dinilai kurang berkualitas. Pertumbuhan yang
berkualitas the quality of growth merujuk pada pertumbuhan ekonomi yang secara spesifik dapat menurunkan tingkat kemiskinan secara cepat, memperkecil
ketimpangan struktural, pelestarian terhadap lingkungan hidup, dan terjadinya keberlanjutan pertumbuhan ekonomi itu sendiri. Untuk mengukur pertumbuhan
yang berkualitas digunakan beberapa indikator, yaitu: 1 encompassing long-term growth, 2 poverty and distribution, dan 3 six indicators of environmental
pollution Thomas et al. 2000.
2.3.4. Peran Sektor Pertanian dalam Perubahan Struktur Ekonomi
Menurut Hayami dan Ruttan 1971, perubahan struktur sektor pertanian yaitu perubahan pola komposisi produksi, urutan produksi, dan perubahan
sumberdaya yang digunakan. Dalam proses pertumbuhan ekonomi, pangsa sektor pertanian baik dalam PDB maupun dalam kesempatan kerja menurun sejalan
dengan peningkatan pendapatan per kapita. Proses pertumbuhan PDB juga disertai pertumbuhan sektor pertanian yang meningkat dengan cepat bersamaan dan
bahkan
mendahului pertumbuhan
PDB. Sektor
industri mempunyai
ketergantungan yang erat dengan sektor pertanian. Perkembangan sektor industri akan disertai dengan penurunan keuntungan jika tidak didukung oleh
perkembangan sektor pertanian. Hal ini disebabkan sektor industri tidak menghasilkan bahan makanan. Sektor industri tidak dapat berkembang tanpa
didukung perkembangan sektor pertanian. Menurut Rostow 1960 dalam Todaro dan Smith 2006, sektor pertanian yang handal merupakan prasyarat bagi
pembangunan sektor industri dan jasa. Pengamatan empiris menunjukkan bahwa
2
Dikutif dari www.bisnis.com, pada tanggal 17 Januari 2014
11 sebagian besar negara hanya dapat mencapai tahapan tinggal landas menuju
pembangunan ekonomi berkelanjutan yang digerakkan oleh sektor industri dan jasa setelah didahului oleh kemajuan di sektor pertanian.
Pemikiran dari John Mellor 1966, dalam dua bukunya yang terkenal dapat dijadikan salah satu landasan pemikiran pembangunan nasional secara jangka
panjang. Buku pertama yang berjudul The Economics of Agricultural Development memuat pernyataan yang terkenal, yakni The faster agriculture
grows, the faster its relative size declines. Ungkapan yang terasa paradoksal tersebut ditulis kembali pada awal buku kedua yang berjudul Agriculture on the
Road to Industrialization Mellor 1995. Mellor berupaya menjelaskan makna pertumbuhan sektor pertanian dan hubungan kausalitasnya dengan transformasi
struktural dan pertumbuhan agregat suatu perekonomian. Hipotesisnya adalah semakin tinggi pertumbuhan sektor pertanian, semakin tinggi pula pertumbuhan
sektor non-pertanian. Dengan demikian, untuk mencapai transformasi struktural terutama dalam perekonomian dengan komponen pertanian besar pada tahap awal
pembangunan, diperlukan peningkatan pendapatan, pengeluaran pertanian, dan peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian secara pesat sehingga dapat
memacu lebih lanjut perubahan struktural dalam distribusi lapangan kerja pada waktunya.
Para pemikir ekonomi pembangunan telah lama menyadari bahwa sektor pertanian memiliki peranan yang besar dalam perekonomian suatu negara,
terutama pada tahap-tahap awal pembangunan Lewis 1954; Johnston dan Mellor 1961; Kuznets 1964. Sektor pertanian yang tumbuh dan menghasilkan surplus
yang besar merupakan prasyarat untuk memulai proses transformasi ekonomi. Pada masa awal transformasi ekonomi, sektor pertanian berperan penting melalui
beberapa cara. Sektor pertanian yang tumbuh cepat akan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan penduduk di perdesaan yang pada gilirannya dapat
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor non pertanian. Permintaan yang tumbuh tidak saja terjadi bagi produk-produk
untuk konsumsi akhir, tetapi juga produk-produk sektor non pertanian yang digunakan petani sebagai input usahatani ataupun untuk investasi Tomich et al.
1995.
Lebih jauh lagi, pertumbuhan sektor pertanian akan mendorong pembangunan agroindustri. Agroindustri yang ikut berkembang adalah industri
yang mengolah bahan baku primer yang dihasilkan sektor pertanian, seperti industri pangan, tekstil, minuman, obat-obatan, dan industri bahan bakar nabati.
Di bagian hulu, agroindustri yang ikut tumbuh adalah industri yang menyediakan input penting bagi pertanian, seperti industri pupuk, obat dan pestisida, maupun
industri mesin pertanian. Berkembangnya agroindustri juga mengakibatkan semakin tumbuhnya infrastruktur perdesaan dan perkotaan serta semakin
meningkatnya kemampuan manajerial sumberdaya manusia. Pengalaman Korea dan Taiwan menunjukkan bahwa sektor pertanian dan agroindustri yang tumbuh
kuat dapat menjadi sarana penting bagi berkembangnya aktivitas-aktivitas di sektor non pertanian, seperti industri kimia, mesin, ataupun logam Otsuka dan
Reardon 1998.
Sektor pertanian memiliki peran penting dalam proses transformasi ekonomi di suatu negara. Sektor pertanian mempengaruhi aktivitas sektor non pertanian
melalui tiga cara, yaitu: i produksi, ii konsumsi, dan iii keterkaitan pasar tenaga kerja. Pada sisi produksi, pertumbuhan sektor pertanian memerlukan input